Siang begitu tenang di kediaman Dono di pinggiran kota Jakarta. Dono telah sibuk memberes-beres bajunya dan masukkan ke dalam tas sekalian leptop yang di sering gunakan kerjaannya. Indro langsung masuk rumah dan lupa mengucap salam "Asalamualikum."
Dono yang lagi santai duduk di ruang tamu sambil minum kopi dan baca komik Detektif Conan langsung menjawab " Waalaikum salam."
Indro langsung duduk di ruang tamu.
"Don jadi kamu ke Batam?" tanya Indro.
"Jadi..ada urusan kerjaan sekalian keluarga di kota Batam," penjelasan Dono.
"Lama......kamu di Batam...Don."
"Ya..paling satu minggu..aja..Indro. Kamu baik-baik di rumah ya....jangan nangis di tinggal saya......," kata Dono.
"Iya....Don," saut Indro yang berpura-pura nangis.
"Kebiasan hiperbola....Indro."
"Yo.i. Saya anter Don ke bandara," kata Indro.
"Iya. Tapi nanti jam 3.00 WIB," kata Dono.
"Kalau gitu masih lama Don...."
"Yo.i. Saya lagi nyantai minum kopi nie. sambil baca buku komik Detektif Conan," kata Dono.
"Komik Detektif Conan. Saya juga suka. Drama cintanya misteri jalan hidupnya misteri dan teknik infestigasinya sesuai dengan realita kenyataan seperti kepolisian untuk menangani kasus," penjelasan Indro.
"Kan....memang bekerja dengan kepolisian untuk menangani kasus yang tersembunyi atau susah untuk di ungkapkan," tambahan Dono.
"Memang bener sih Don. Tapi kalau di realita kenyataan tentang kasus di berita keriminalitas banyak yang tidak terungkap," kata Indro.
"Ya..karena susah untuk mengungkapkannya kebenaran yang di sembunyikan. Contohnya kemalingan di rumah ini. Pake polisi untuk menangkap penjahat. Eeee penjahatnya gak ketangkep. Akhirnya di ikhlaskan barang yang telah di curi. Alias sial. Selang waktu ada kebijakan dari RT dan RWnya untuk di adakan siskambling. Ya...sama aja. Saya juga yang mencari penjahatnya jadi polisi. Capek urusannya. Kalau di cari bener-bener...ternyata..tetangga sendiri. Makanya maling teriak maling di mana-mana dan berbalut menjadi orang suci di masyarakat padahal kerjaannya maling," cerita Dono.
"Bener Don....artinya kerja polisi itu banyak yang tidak bisa menangani kasus sampai selesai. Contohnya tentang penyiraman pada wajah Novel pake air keras....anggota KPK. Eeee..sampai sekarang beritanya..ya..gitu-gitu aja. Gak ada kejelasan alias nihil," kata Indro.
"Namanya juga..manusia walaupun sudah berkelompok. Bukan seperti Superhero kaya di komik-komik yang bisa menyelesaikan semua kasus dengan baik," kata Dono.
"Iya juga ya. Andai di Indonesia ini ada Superhero. Tapi Superhero yang angkat cerita yang masih saya inget sih seperti SARAS 008, Gundala Putra Petir, dan Jagoan Instan. Gatot Kaca dan masih banyak lagi," kata Indro.
"Masih inget...aja cerita Superhero Indonesia. Padahal untuk bersaing di industri dengan negara maju yang terus menerus mengeluarkan cerita Superhero yang bagus dan menarik dari ide cerita sampai pembentukan toko utama yang diangkat menjadi Pahlawan. Saya pun terhibur banget seperti Kamen Raider, Superman, Spiderman.....dan masih banyak lagi," kata Don.
"Iya..saya sama..Don. Kalau begitu saya balik dulu ke kerjaan ya. Nanti kira-kira jam 2 saya anter ke bandara," kata Indro.
"Saya..tunggu....Indro," kata Dono.
"Asalamualaikum," salam Indro.
"Waalaikum salam," jawab Dono.
Indro bergegas ke tempat kerjaannya membantu Kasino di kedai makanannya. Dono kembali santai minum kopi sambil baca komik. Tiba-tiba Hp berdering segera Dono mengangkatnya.
"Halo...Asalamualaikum."
"Waalaikum salam. Mas Dono mau ke Batam. Kok Rara gak di ajak..sih."
Dono pun sedikit berpikir dan mulai menjawab "Maaf Rara yang mana ya? Penyanyi dangdut atau Rara yang mas Dono cintai dengan penuh jiwa dan raga. Kalau saya cintai sih pasti saya ajak kalau urusan cuma main kalau ini urusannya kerjaan..ya...gak di ajak lah."
"Iiii..... mas Dono ribet lagi. Rara yang mas Dono cintai dengan sepenuh jiwa dan raga. Bukan Rara penyanyi dangdut. Kalau urusan kerjaan Rara sudah tahu. Pasti gak diajak," kata Rara yang jengkel.
"Marah..ya..dek," kata Dono.
"Gak.....Sebel...aja," saut Rara.
"Kan becanda. Guyon....dek," kata Dono.
"Guyon mas Dono keterlaluan......Rara di samakan dengan Rara penyanyi dangdut. Saya tidak suka," kata Rara yanng kesel.
"Marah.....ya. Mas Dono takut..di putusin sama...adek Rara," kata Dono.
"Enggak..ding. Cuma becanda. Guyon. Tapi cantikkan mana Rara atau Rara penyanyi dangdut," kata Rara.
Dono terkejut dengan omongan Rara dan mulai menjawabnya "Gimana ya.....sama-sama cantiknya. Cuma yang paling cantik Rara lah. Kan bisa menaklukkan hati pria yang siap menjaga, melindungi, dan mencintai kamu setiap detik, menit, dan jam."
"Yes....Rara pemenang hatinya..mas Dono," kata Rara.
"Eeeeemm...Dasar Anak Kecil. Dasar jodoh gak jauh-jauh dari sifat saya," kata Dono.
"Yo.i. Udah dulu ya mas Dono. Rara ada kerjaan. Peluk dan cium untuk mas Dono tersayang. Jangan lupa hati-hati di jalan banyak doa perlindungan agar selamat. Asalamualikum," kata Rara.
"Waalaikum salam," jawab Dono sambil mematikan sistem pembicaraan pada Hpnya.
Dono kembali santai di ruang tamu sambil minum kopi dan baca komik Detektif Conan.
Karya: No