CAMPUR ADUK

Monday, December 14, 2020

SIKLUS KEHIDUPAN

Indro yang main game di Hp-nya di ruang tamu, ya berhenti main ya dan berkata "Budaya....Budaya."

Kasino sedang baca buku mendengar omongannya Indro dan berhenti baca buku, ya berkata "Buaya?" 

"Budaya, Kasino!" kata Indro yang tegas banget. 

"Ya aku kirain buaya. Karena beritanya tentang buaya, lagi heboh," kata Kasino. 

"Buaya....makluk predator, ya dari dulu sampai sekarang tidak berubah," kata Indro. 

"Iya aku paham itu. Ooooo iya. Ada apa dengan budaya?!" kata Kasino. 

"Budaya itu yang menciptakan adalah nenek moyang kan?" kata Indro. 

"Memang iya yang menciptakan budaya itu nenek moyang. Jadi generasi, ya cuma meneruskan apa yang telah di buat nenek moyang," kata Kasino. 

"Ada budaya yang nilai ke sombongan di suku jadi hal kebodohanku saja kan?!" kata Indro. 

"Kalau di pikir baik-baik, ya iya sih. Kaya contohnya : harga diri dengan nama bahasa daerah masing-masing. Nilai kesombongan dan juga keegoisan dari suku jadinya budaya gitu turun menurun. Yaaa....kebodohan yang sia-sia yang terwariskan turun menurun," kata Kasino. 

"Jadi benar sia-sia alias tidak ada gunanya," kata Indro. 

"Manusia selalu hidup itu kebanyakan sia-sianya," kata Kasino. 

"Kadang selalu menunjukkan keriaan saja. Harus di buat sederhana, eeee malah bermewah-mewahan. Pada awalnya memang sederhana kan?!" kata Indro. 

"Segala hal memegang awalnya sederhana. Contohnya : pernikahan saja. Ya awal peradaban sekedar alias sederhana. Sekarang bermewah-mewahan untuk menunjukkan keriaan itu alias kesombongan saja. Dulu nama pernikahan, tidak di hitung biaya. Sekarang, ya nama pernikahan di hitung biaya yang ini dan itu, jadinya mahal," kata Kasino. 

"Kadang lebih baik hidup di zaman dulu dari pada zaman sekarang. Segala hal di hitungan uang...yang ini dan itu jadi mahal," kata Indro. 

"Memang sih enak zaman dulu. Sekarang biaya hidup, ya mahallah. Bayar listrik, bayar air, biaya kendaraan mobil dan motor dan terakhir kebutuhan sehari-harinya, ya sembako," kata Kasino. 

"Benar-benar hidup ini mahal," kata Indro. 

"Mau di kata apa kenyataan seperti itu?!" kata Kasino. 

"Padahal jika peradaban tidak buat berkembang tidak akan ada masalah yang berkepanjangan kan, Kasino?!" kata Indro. 

"Memang sih. Kalau peradaban tidak di buat berkembang, ya tidak akan bermasalah berkepanjangan. Contohnya : pabrik motor dan mobil. Kalau tidak ada pabrik motor dan mobil, ya jadinya tidak ada masalah gaji karyawan yang ini dan itu, kecelakaan, tilang kendaraan yang jadi polemik ini dan itu, pencurian kendaraan, keegoisan atau kesombongan dari penggunaan kendaraan, Lahan parkir kendaraan, kemacetan yang ini dan itu dan masih banyak lagi," kata Kasino. 

"Memang ia sih kemudahan ini dan itu, tapi masalahnya berlarut-larut seperti itu. Ya lebih baik tidak berkembang saja!" kata Indro. 

"Kalau tidak berkembang, ya pengangguran lagi. Masalah yang paling sulit di atasi karena banyaknya manusia lahir di muka bumi ini yang harus hidup dengan bekerja ini dan itu," kata Kasino. 

"Pengangguran lagi. Semua karena manusia terus mengembangkan ini dan itu demi hidup. Zaman dulu di abaikan saja, ya di geletakkan saja. Contohnya :  batu saja. Sekarang, setelah batu di buat jadi patung ini dan itu, ya di sembah dan jual oleh manusia demi memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Indro. 

"Ya kenyataannya seperti itulah kenyataannya. Dulu di abaikan sekarang, ya di manfaatkan dengan baik," kata Kasino. 

"Dunia ini mau kemana arahnya?!" kata Indro. 

"Mana aku tahukah!" kata Indro. 

"Jadi tidak jelas banget. Hanya mengikuti perkembangan yang ada. Contohnya : agama Islam yang berkembang pesat dengan ini dan itu, ya di ikuti manusia. Begitu juga dengan agama lainnya," kata Indro. 

"Kan menguntungkan untuk hidup kalau mengikuti perkembangan ini dan itu. Kaya pedagang. Yang di sukai manusia dan populer, ya itulah yang di jual pedagang. Jadi untung-untung," kata Kasino. 

"Siklus kehidupan cuma seperti itu saja," kata Indro. 

"Ya kenyataan tetap kenyataan kan?!" kata Kasino. 

"Iya. Aku lanjut main game aja deh!" kata Indro. 

"Ya," kata Kasino. 

Kasino melanjutkan baca bukunya. Indro main game di Hp-nya dengan asik. Sedangkan Dono, ya masih sibuk mengetik di leptopnya di kamarnya. 

ANAK SETAN

Kasino dan Indro sedang nonton Tv di ruang tengah, ya film horor yang di tonton di chenel yang menayangkan film horor gitu. Dono di ruang tamu sedang mengetik di leptopnya. 

"Film yang kita tonton ini serem juga, ya?!" kata Indro.

"Iya, serem!" kata Kasino.

"Tokoh utamanya di rasukin Roh jahat alias setan gitu. Jadi ganas gitu," kata Indro.

"Aktingnya luar biasa penjiwaannya. Jadi suasana mencekam gitu," kata Kasino.

"Kalau dunia kenyataan, apa ada yang terjadi seperti di dunia film horor gitu?!" kata Indro.

"Ada sih. Tapi malah lebih parah kalau dunia kenyataan itu," kata Kasino.

"Lebih parah. Apa yang parah ya gitu?!" kata Indro.

"Kelahiran anak-anak setan," kata Kasino. 

"Iiiii serem kelahiran anak-anak setan. Kok bisa?!" kata Indro.

"Bisalah. Cowok dan ceweknya di rasukin Roh jahat alias setan tidak sadar. Ketika tuh cowok dan cewek berhubungan badan, ya hubungan suami istri. Anak pun jadi tuh sampai lahir. Ketika didik dengan baik, ya anaknya bandel banget tidak nurut kata orang tua. Jadilah anak setan," penjelasan Kasino.

"Ooooo ternyata. Banyak anak bandel-bandel yang susah didik itu, ya anak setan toh. Sampai dewasa, ya menciptakan kejahatan di mana-mana toh," kata Indro.

"Ya kenyataan seperti itu. Kalau tidak percaya omongan ku, ya boleh tanya ke Dono yang bisa bicara dengan Roh!" kata Kasino.

"Aku sih percaya aja sih. Ya tidak perlu tanya Dono untuk menjelaskan apa benar atau tidaknya?! Kenyataan sih banyak berita kriminalitas ini dan itu. Ya contohnya : penembakan ini dan itu, ya berita yang lagi heboh sekarang gitu," kata Indro.

"Syukurlah kalau percaya. Jadi banyak-banyak berdoa agar tidak di rasukin Roh jahat alias setan agar tidak terlahir anak-anak bandel yang kelakuannya kaya setan, ya sampai dewasa tuh anak bikin ulah terus.....kejahatan yang ini dan itu," kata Kasino.

"Iya aku mengerti, banyak-banyak berdoa," kata Indro.

Keduanya jadi fokus lagi nonton film horor yang bagus gitu. Dono di ruang tamu, ya sedang mengetik di leptopnya dengan baik. Sampai film horor berakhir di tonton Kasino dan Indro.

"Film horornya bagus banget," kata Indro.

"Iya, ending ceritanya bagus!" kata Kasino.

"Lanjut lagi ke film horor yang lain!" kata Indro.

"Ronde ke dua. Boleh juga!" kata Kasino.

Keduanya pun melanjutkan nonton film horor yang kedua, ya lebih menyeramkan lagi gitu. Dono menyelesaikan mengetik di leptopnya dan hasilnya di simpan dengan baik. Dono pun main game di leptopnya, ya game horor gitu...Zombi!!!.

NGOBROL

Dono sedang duduk di ruang tamu sambil baca buku. Indro nonton Tv di ruang tengah. Saat iklan pindah duduknya Indro ke ruang tamu dan duduk di sebelah Dono. 

"Dono," kata Indro. 

"Apa?" kata Dono menghentikan baca bukunya. 

"Alien itu ada apa enggak?" kata Indro. 

"Maunya?" kata Dono. 

"Ada!" kata Indro. 

"Ya ada!" kata Dono. 

"Jadi alien itu ada. Wujudnya seperti apa Don. Apa sama dengan di film-film?" kata Indro. 

"Wujudnya alien di film kan bisa-bisanya manusia saja!" kata Dono. 

"Memang iya sih. Jadi wujudnya seperti apa Don?" kata Indro. 

"Kaya manusia wujudnya alien," kata Dono. 

"Jadi sama aja dengan manusia dong!" kata Indro. 

"Memang sama dengan manusia. Planet ke tiga adalah bumi ini kan, jadi manusia itu alien," kata Dono. 

"Ooooo iya...ya. Secara tidak sadar ya. Bahwa manusia itu tinggal di planet ke 3 yang namanya bumi. Jadi manusia itu bisa di bilang alien lah," kata Indro. 

"Kenyataannya seperti itu. Karena banyak tidak sadar saja kan!" kata Dono. 

"Memang sih. Kenyataannya seperti itu, bahwa manusia itu alien," kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang di bicarakan lagi?!" kata Dono. 

"Ada sih Don!" kata Indro. 

"Apa?" kata Dono. 

"Ada enggak data tentang PNS yang sombong yang ini dan itu?!" kata Indro. 

"Ada sih. Nama juga manusia. Bodoh dengan kesombongannya karena gila dengan kemegahan dunia, ya memiliki harta ini dan itu sih!" kata Dono. 

"Berarti ada dong!" kata Indro. 

"PNS yang sombong yang ini dan itu, ya lebih baik tidak kerja di dalam kantor lah. Samain kedudukan dengan tukang rumput yang berusaha nyari rumput untuk kambingnya dan hasil rezekinya pun dari jual kambing.....berkala berdasarkan kepentingan masyarakat yang membutuhkan daging kambing untuk dagang atau untuk hajatan ini dan itu," kata Dono. 

"Jadi lebih baik PNS itu kerja di lapangan dari pada di kantor, ya Don?!" kata Indro. 

"Lebih baik di lapangan lah kerja tuh PNS dari pada di kantor, ya berlagak jadi bos jadinya sombong!" kata Indro. 

"Apalagi make fasilitas Negara ini dan itu, ya terlihat semuanya kesombongannya," kata Dono. 

"Jadi lupa diri. Lebih baik PNS itu di sama kan kedudukan dengan tukang rumput ya. Itu lebih baik sih!" kata Indro. 

"Ada bahan obrolan yang di bicarakan lagi?!" kata Dono. 

"Ada!" kata Indro. 

"Apa itu?" kata Dono. 

"Tentang berita tentang Teroris ini dan itu?" kata Indro. 

"Ooooo berita itu, ya bagus aja sih beritanya dan proses penanggulangan Teroris ini dan itu..... bagus lah. Kaya di film-film!" kata Dono. 

"Ooooo kaya di film-film, jadi bagus toh. Kalau begitu sudah ah ngobrolnya!" kata Indro. 

"Iya," kata Dono. 

Dono melanjutkan baca bukunya. Indro kembali ke ruang tengah untuk nonton Tv. Indro asik nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget. Kasino selesai mengerjakan kerjaannya dan keluar dari kamarnya, ya segera ke ruang tengah untuk nonton Tv. 

"Berita tentang penembakan ini dan itu," kata Kasino. 

"Iya. Beritanya tentang penembakan ini dan itu," kata Indro. 

"Kaya di film-film saja!" kata Kasino. 

"Beritanya memang kenyataannya seperti itu," kata Indro. 

"Dunia kacau," kata Kasino. 

"Bisa di bilang gitu sih!" kata Indro. 

Keduanya pun kembali fokus nonton Tv. Dono, ya tetap baca buku di ruang tamu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK