Dono duduk di ruang makan sambil baca artikel di jaringan internet di leptopnya.
"Corona lagi Corona lagi topik yang di beritakan. Jenuh juga ya," kata Dono.
Dono tetap membacanya untuk tahu perkembangan artikel yang beritakan tentang Corona yang ini dan itu. Indro sedang asik nonton Tv bersama Kasino di ruang tengah.
"Berita tentang kriminalitas ini terjadi di beberapa daerah ya," kata Indro.
"Iya," kata Kasino.
"Kejahatan selalu mengintai kita di mana-mana. Seperti teman makan teman.....tuh. Cerita kriminalitasnya yang di tayangkan Tv sekarang," kata Indro.
"Akhlaknya masih kacau. Teman di makan," kata Kasino.
"Akhlaknya memang masih kacau. Tapi kalau dunia kenyataan sih. Memang iya sih pergaulan yang menciptakan akhlak berubah. Contohnya : seorang pemuda yang tidak minum arak, eeee ketemu dengan temannya, ya pemuda yang minum arak dan juga agamanya beda lagi. Jadinya ya terpengaruh sih dengan keadaan, ya minum arak gitu. Ya teman itu pun mencuri uang temannya tersebut, hubungan perteman itu hanya berpura-pura saja. Teman makan teman," kata Indro.
"Kalau cerita kenyataan seperti itu sih banyak di mana-mana. Orang terlalu sering terkena pergaulan yang bebas, ya tampa aturan itu. Di lihat dari lingkungan juga sih, ya sukunya dan agamanya," kata Kasino.
"Berarti bener dong. Beberapa kabar di mana-mana lebih baik berteman dengan suku sendiri, ya keluarga.....agar aman sih," kata Indro.
"Ya.....bener sih harus suku sendiri. Tapi kan ada suatu penyakit kegilaan di pikiran manusia, ya seperti ini : aku senang kau celaka. Maksudnya? Satu suku sendiri aja bisa saling mencelakai juga, di lihat dari latar belakang sosial budaya perkembangan dari suku tersebut dari dulu sampai sekarang tentang pisikologis bawaan," kata Kasino.
"Penyakit manusia yang bisa mencelakai suku sendiri. Contohnya : Jawa menjatuhkan Jawa. Sama halnya cerita kriminalitas. Orang Jawa kaya, ya di curi hartanya sama orang miskin Jawa juga. Atau orang miskin Jawa, ya di aniyaya dengan orang kaya Jawa," kata Indro.
"Seperti itulah keadaan jika terjadi kriminalitas di lingkungan sendiri yang tidak di duga-duga. Padahal suku sendiri, ya kaum sendiri, kadang masih ada hubungan kerabat gitu. Maka itu kata lebih baik suku sendiri, ya belum tentulah jawabannya," kata Kasino.
"Akhlaknya manusia yang harus di benarkan, ya!" kata Indro.
"Ya memang harus di benar itu akhlak. Kewajiban bagi ahli agama yang membenarkan akhlak manusia, untuk menekan kriminalitas yang terjadi di lingkungan," kata Kasino.
"Berita seputar kriminalitas, ya sebagai contoh saja," kata Indro.
"Memang benar. Berita seputar kriminalitas....ya sebagai contoh saja. Agar manusia belajar tidak berbuat keburukan yang bisa mencelakai diri sendiri dan orang lain," kata Kasino.
"Kenyataan tetap kenyataan. Memang semua manusia memahami sebagai contoh tuh berita kriminalitas. Kenyataan aslinya. Ya manusia yang akhlak buruk masih berkeliaran untuk membuat kerusakan di mana-mana," kata Indro.
"Kan....ada penegak hukum," kata Kasino.
"Polisi. Penegak hukum itu sih, kadang ya telah menangulangi persoalan di masyarakat. Contohnya : pencurian," kata Indro.
"Emang iya sih. Telat menanggulanginya. Maka itu. Polisinya adalah bagi setiap warga masyarakat yang mencegah kejahatan di mana-mana," kata Kasino.
"Pahlawan di masyarakat ternyata. Kalau begitu sih. Tidak di gaji. Beda dengan polisi yang di gaji, makan gaji buta....tuh polisi. Jika kejahatan di masyarakat di tanggulangi pahlawan yang memberantas kejahatan, ya kemungkinan besar sih aman sih. Contohnya : pencurinya tetangga sendiri yang menangkap pencuri tetangga sendiri, ya warga sekitar. Pahlawan yang menanggulangi kejahatan di lingkungan sendiri, warga sendiri. Agar lingkungan aman," kata Indro.
"Kenyataan memang kenyataan seperti itulah," kata Kasino.
"Ya sudahlah Kasino tidak perlu di bahas lagi. Fokus nonton aja!" kata Indro.
"Iya," kata Kasino.
Kasino dan Indro, ya fokus nonton Tv yang berita tentang kriminalitas yang ini dan itu. Dono menghentikan baca artikel tentang Corona ini dan itu. Mulai Dono mulai mengetik di leptopnya.
"Seperti biasanya seputar keadaan di rumah saja...ceritanya," kata Dono.
Dono terus mengetik di leptopnya, ya menceritakan keadaan rumah yang ini dan itu.