CAMPUR ADUK

Saturday, August 18, 2018

GASING TENGKORAK

Seorang dukun yang bernama Pak Atok  keluar dari rumah malam-malam menuju sebuah kuburan tua pada malam jum'at kliwon. Pak Atok membawa sebuah pacul ke kuburuan untuk membongkar sebuah kuburan. Dengan susah payah membokar kuburan di saat hujan turun lebat sekali. Pak Atok terus menggali sampai mendapatkan tengkorak kepala dari pemilik kuburuan tersebut. Usaha Pak Atok berhasil mendapatkan batok kepala manusia.

Segera pulanglah Pak Atok ke rumahnya yang gubuk. Pak Atok mulai ritualnya dengan menghancurkan batok kepala manusia di tumbuk pada lumpang sampai halus. Setelah itu batok kepala menjadi halus di taruh di sebuah altar persembahan sampai 7 hari. Pak Atok mulai mencari kayu jati di tengah hutan dengan perhitungan yang baik. Dengan susah payah Pak Atok mencari kayu jati di tengah hutan. Sampai ketika melihat makluk gaib yang buruk rupa di atas pohon jati.

Pak Atok tidak gentar menghadapi makluk gaib. Dengan merampal mantra dan melempar sebuah benda yang berbentuk serbuk putih  dari kantong hitam di bawa Pak Atok. Dengan segera di lempar serbuk putih ke pohon jati. Makluk gaib langsung kesakitan akibat serangan dari Pak Atok dan akhirnya menghilang. Pak Atok mulai menebang pohon jati sampai tumbang. Setelah itu mengambil bagian pohon jadi di tengah batang. Pak Atok berhasil mendapatkan batang pohon jati yang terbaik.

Pulanglah Pak Atok ke rumahnya dengan membawa batang pohon jati. Sampai di rumah Pak Atok mulai membuat sebuah mainan kesukaannya dari pohon jati. Dengan susah payah Pak Atok membuat bahan kerajinan pada masa kecilnya yaitu gasing. Tapi niat Pak Atok adalah menciptakan gasing magis. Jadi gasing dibuat menjadi 2 bagian atas dan bawah. Setelah 7 hari bubuk batok kepala yang di taruh di altar persembahan di masukkan pada bagian bawah gasing yang sengaja ada celahnya dan setelah itu di tutup rapat pada atas gasing. 

Kemudian Pak Atok mengelemnya dengan kuat dengan getah hutan yang di raciknya agar tidak lepas antara bawah gasing dengan atasnya. Setelah selesai Semuanya Pak Atok memandikan gasing dengan bunga 7 rupa yang di temukan di tengah hutan selama 7 hari. Ritual pembuatan gasing  berhasil di selesaikan Pak Atok dengan baik dan di taruh di altar persembahan selama 7 hari pembuatan tali untuk memutar gasing. Mulai Pak Atok mulai membuat tali untuk memutar gasing. Pak Atok menyulam benang dari kapas dengan baik dan kuat. Setelah menjadi tali yang panjang dan bagus Pak Atok mulai merendam tali di air yang berisi kembang 7 rupa selama 7 hari. 

Waktu pun tiba Pak Atok mulai mengambil tali yang sudah di rendam di air kembang 7 rupa. Setelah itu di jemur sampai kering. Pada malam yang gelap sekali Pak Atok mulai menggulung benang pada gasing. Lalu di lemparkan ke tanah gasing dengan sangat kuat. Gasing berputar dengan sangat cepat sekali. Pak Atok pun sebagai tuan dari pemilik gasing menyuruh gasing untuk terbang di udara. Gasing pun mengikuti perintah dari Pak Atok dengan baik.

Pak Atok senang sekali dengan gasing buatannya. Mulailah Pak Atok ikut kejuaraan gasing tradisional di daerah tempat tinggalnya. Pertandingan gasing cukup sengit di kejuaran gasing tradisional. Pak Atok berhasil mengalahkan juara bertahan yang bernama Pak Amit. Pak Atok senang sekali usaha keras berhasil memenangkan pertandingan gasing tradisional. Terkadang Pak Atok pun mendapatkan pekerjaan yang cukup menjanjikan bayarannya untuk menghancurkan keluarga kepala desa dalam pemilihan kepala desa selanjutnya. Gasing buatan Pak Atok menunjukkan wujut aslinya yang jahat yaitu membinasahkan kepala desa sampai mati. 

Sampai masa pun berganti. Pak Atok menutup usianya tetapi menurut cerita anaknya bernama Lestari. Kematian Pak Atok tidak wajar sekali yaitu kepalanya hancur berantakan. Lestari melihat Bapaknya dengan punya ilmu hitam sangat sedih sekali. Untung saja ada orang yang baik hati yang memusnahkan ilmu Pak Atok sebelum di kuburkan. Waktu terus berjalan dengan semestinya. Lestari menikah dengan seorang pemuda yang baik hati dan melahirkan anak gadis yang cantik bernama Lili. 

Lestari pun mewariskan harta peninggalan mainan Bapak Atok ke cucunya. Dengan senang sekali Lili memainkan gasing. Suatu ketika Lili melihat acara di kampungnya yaitu orkes dangdut. Semenjak itu Lili mulai mengasah diri untuk menjadi penyanyi dan Ibunya mendukung. Lili tumbuh dewasa dan merataulah ke kota setelah lulus SMA dan tidak lupa membawa gasing kesayangannya. 

Entah kenapa perjalan hidup Lili mulus begitu saja untuk menjadi penyanyi yang terkenal. Tapi Lili selalu berpikir positif saja dengan pencapaiannya di usia muda menjadi penyanyi terkenal. Sampai suatu ketika Lili mengadakan tur konser dari album terbarunya yang di berinama "Bunga Lili Yang Cantik." Tapi ternyata Lili mulai mengalami kejenuhan dalam hidupnya. Suatu ketika saat manggung Lili kehilangan ke sadarannya dan jatuh. Tapi jiwa ke duanya terbangun dari tidurnya dan mengantikannya.

Lili bangkit dari kejatuhannya dan mulai menyanyi lagunya. Sampai semua orang terpukau dengan suara merdu dari Lili. Setelah selesai manggung Lili mulai melanjutkan tur konser berikutnya ke kota lain dengan menggunakan pesawat pribadi dan di temanin menejernya bernama Alex. Lili pun memutuskan untuk istirahat ke sebuah vila yang cukup megah dan menghentikan tur konser. Tapi Alex awalnya tidak mau menerima permintaan Lili karena sudah kontrak kerja.

Tapi Lili terus meyakinkan Alex agar mengatur segalanya untuk menghendel semua permasalahan dari kontrak kerja untuk tur konser. Lili pun di antar Alex  vila yang indah dan aman. Alex pun mengatur semua yang ada di tempat kediaman Lili. Dengan perasaan yang tenang Lili mulai berdiam diri di rumah yang bak istana yang megah. Menjalankan hidupnya seperti orang yang normal. Tetap saja Lili tidak sadar dengan jiwa ke duanya bangkit dari tidurnya. Setiap malam Lili bermain gasing di ruang tengah sambil menabur kembang 7 rupa. Sampai para pembantu yang mengurus rumah menjadi ngeri dengan ulah Lili tiap malam. Hidup Lili terbagi menjadi dua. Kalau pagi sampai malam menjadi Lili sejati, tapi ketika waktu tidur tiba Lili menjadi jiwa yang ke dua yang selalu bermain gasing. 

Sampai suatu ketika Lili mulai sadar dengan keanehan dirinya. Lili menemukan sebuah kata-kata mengancam pada secarik kertas dan dinding kamar mandi. Lili menjadi bingung sekali. Ketakutannya makin menjadi-jadi. Sampai-sampai menelpon Alex untuk di bawa ke piskiater. Tapi ternyata tetap hasilnya nihil. Lili pun terbukti normal. Lili terus melanjutkan waktunya untuk istirahat yang cukup lama. 

Ketika suatu malam Lili terbangun dari tidurnya. Lili bergerak menuju ruang tengah dan tak sengaja Lili melihat bayangan yang mengikutinya. Lili pun ketakutan sekali. Lari masuk ke dalam kamar. Tapi ternyata gasing yang di berikan oleh Ibunya berputar dengan sendirinya dan roh keluar dari gansing tersebut.

Lili makin ketakutan dan mencari Hp  untuk menelpon Alex. Gasing terus mengikuti Lili di sertai roh. Ketika Hp ketemu langsung Lili menelpon Alex segera dateng. Alex pun yang khawatir dengan Lili dengan cepat membawa mobil ke tempat kediaman Lili. Lili makin frustasi dengan ketakutannya pada roh yang menghantuinya. Kemudian mengambil sebuah pajangan di dinding yang terbuat dari besi dan di pukulkan pada gasing.

Tapi ternyata gasing yang di pukul Lili cuma bayangannya saja. Gasing  melayang di udara sambil menunjukan roh yang sangat menyeramkan pada Lili. Seketika Lili langsung pingsan. Alex pun sampai di kediaman Lili. Terlihat oleh mata Alex dengan jelas sekali Lili pingsan di lantai. Alex langsung menggendong Lili dan di bawa ke rumah sakit. 

Seminggu lebih Lili di rumah sakit dan tidak sadarkan  diri. Lalu Ibu Lestari pun datang  setelah di telpon oleh Alex untuk melihat keadaan anaknya. Berdasarkan cerita Alex mengenai Lili, Ibunya langsung mengerti keadaan anaknya yang sakit dan mencari sebuah kotak kayu yang berisi gasing di lemari baju Lili. Dengan segera Ibu Lestari membawa gasing ke belakang rumah  dan di geletakan begitu saja. Lalu Ibu Lestari membawa kampak dan membelah gasing menjadi dua. 

Gansing pun mengeluarkan serbuk putih. Setelah itu gansing yang terbelah menjadi dua di buang Ibu Lestari ke aliran sungai yang tidak jauh dari vila tempat kediaman Lili. Roh yang terjebak di gansing akhirnya terbebas. Lili pun terbangun dari tidur panjangnya. Ibu Lestari senang dengan keadaan anaknya yang mulai sehat dan Alex pun senang melihat kebahagian Ibu dan anak. Lili kembali melanjutkan tur konser musik dan temani oleh Ibunya yang tersayang. 

MALAIKAT CINTA

Langit terlihat cerah sekali. Dono keluar dari dalam mesjid selesai melaksanakan sholat jumat sebagai kewajibannya muslim yang baik. Saat berjalan di pinggir jalan raya menuju rumahnya Dono mendengar teriakan dari atas motor. Dono menoleh kebelakang. 

"Indro," kata hati Dono.

Indro pun menghampiri dan berhenti tepat di depan Dono dengan motor metiknya. 

"Ayo..naik cepetan!" perintah Indro.

"Iya," saut Dono.

Dono pun naik motor metik dan duduk di jok belakang. Lalu Indro mulai menancap gas motornya. Lalu di tengah perjalan Indro bertanya kepada Dono "Mau  kemana ini?." Dono sedikit terkejut dengan ocehan Indro. Tetapi karena Dono berpikir tenang dan bersih menjawablah "Mau pulang ke rumah." 

Indro pun senang mendengar omongan Dono.

"Ok..saya anter sampai rumah," kata Indro.

Selang berapa saat sampai di depan rumah. Indro langsung memberhentikan motor metik tepat di jalur masuk pekarangan rumah.

"Sudah ..sampai di rumah dengan selamat," kata Indro.

"Iya....terima kasih atas Indro," kata Dono.

"Sama-sama. Kalau begitu saya terus dulu ada urusan kerjaan," kata Indro.

"Ia.., " saut Dono.

Indro membawa motor metiknya dengan sangat cepat tapi santai. Dono bergegas masuk ke dalam rumah. Terlihat Ibu Dono sedang bersih-bersih halaman belakang. Dono pun tidak lupa mengucap salam "Asalamualaikum." Ibu Dono mendengar suara salam dari anaknya yang baru pulang sholat jumatan dan menjawab "Waalaikum salam."

"Ibu ..Dono pulang," kata Dono.

"Iya....... Kalau mau makan siang. Ibu siapin di meja makan," kata Ibu Dono sambil menyapu halaman belakang.

"Iya Ibu," kata Dono sambil masuk ke dalam rumah.

Dono langsung menuju meja makan dan membuka tudung saji.

"Wah..Ibu masak sayur asem, sambel terasi dan tahu goreng. Lezat banget ini masakan Ibu," kata Dono. 

Dono langsung bergegas mengambil piring dan sendok di rak piring. Lalu langsung bergerak ke meja makan dan duduk dengan santai. Dono mulai menaruh semua makan yang di sajikan Ibu.Tiba-tiba kucing melompat ke atas meja makan dan mengambil tahu goreng di piring Dono. Sontak Dono terkejut langsung menurunkan kucing dari atas meja ke lantai semen.

"Dasar kucing nakal," kata Dono sambil memberikan tahu goreng yang sudah di gigit kucing.

Dono mulai makan siang dengan santai di meja makan. Tapi namanya Dono bukan fokus makan di meja makan eh malah pindah ke ruang tengah sambil menyetel Tv. Dono pun duduk sambil nonton Tv. Terlihat Dono acara berita tentang Pemilu Presiden Republik Indonesia. Dono sedikit antusias menontonnya sambil memasukan makan ke dalam mulutnya.

"Wah..jadi kita Pemilu Presiden. Antara juara bertahan Joko Widodo dengan penantangnya Prabowo. Kaya gelar tinju Internasional saja," kata Dono.

Dono terus asik menonton Tv sambil makan. Tiba-tiba Dono tersedak makan. Menaruh piring makan Dono di meja, lalu bergerak mengambil minum di meja makan.

"Ahhhh..segarnya," kata Dono.

Ibu Dono pun masuk ke dalam rumah dan melihat anaknya yang sedikit aneh.

"Kenapa kamu Dono?" tanya Ibunya.

"Tersedak Ibu makan," jawab Dono.

"Kurang hati-hati cara makan kamu. Keasikan nonton Tv  sih sampai terdesak seperti itu," kata Ibu.

"Iya..," kata Dono.

Ibu Dono seteleh menegur anaknya langsung masuk kamar untuk istirahat. Dono kembali ke ruang tengah melanjutkan makan siang sambil nonton Tv. Terlihat oleh mata Dono pemberitaan yang lagi heboh tentang Pemilu Presiden Republik Indonesia. Dono terus mengamati semuanya ocehan orang-orang yang memberitakan acara tersebut. 

Piring pun kosong. Makan habis di lahap Dono. Lalu beranjaklah Dono dari tempat duduk untuk mengambil minum di meja makan. Setelah selesai semuanya seperti biasa Dono mencuri piring kotor dan gelas habis makannya. Baru piring bersih dan gelas bersih di taruh di rak piring.  Dono mulai masuk ke kamar mengambil leptopnya. Bergerak Dono keluar dari kamar sambil membawa leptopnya ke ruang tengah. 

Dono mulai mengetik di leptopnya menyelesaikan tugas kuliahnya tentang "Implementasi Pemilu Presiden Republik Indonesia Dengan Masa Kerja 2019-2024." Dengan cepat Dono mengumpulkan berkas yang ada di dalam file leptopnya. Dan terkadang Dono membuka data kiriman dari teman-temannya lewat gmail. Terkadang Dono menambahkan data-data pemberitaan di berapa jaringan media antara baik dan buruknya.

Dono terus serius mengerjakan makalahnya sampai selesai dan leptop di taruh begitu saja di meja ruang tengah. Setelah itu Dono mulai bergegas berbenah diri untuk pergi ke kampus dan tidak lupa membawa leptop yang berisi tugas kuliahnya. Dono pun berpamitan dengan Ibunya untuk pergi kuliah. Baru keluar dari depan rumah. Eh temannya Dono pun sudah setembai di depan rumah yang bernama Kasino.

"Ayo..Dono..buruan!" kata Kasino.

"Iya," saut Dono.

Dono langsung naik motor metik Kasino dan duduk di jok belakang. Dengan santai Kasino membawa motor metiknya menuju kampus. Tapi ternyata di tengah jalan Kasino malah mampir dulu ke warung Mila si penjual kopi yang enak banget.

Dono hanya bisa mengikuti ulah Kasino yang nyeleneh.  Lalu Mila pun menyajikan kopi pesanan Dono dan Kasino. Dengan santai Dono dan Kasino menyeruput kopi panas buatan Mila.

"Enak...enak..enak..banget," kata Kasino yang lebai demi Mila pujaan hatinya.

Dono yang mendengar perkata Kasino sedikit aneh. Tetapi Dono tidak memungkiri kehebatan dari Mila meracik kopi jadi enak. Lalu Dono pun mengucap untuk memuji kopi buatan Mila yaitu "Enak ..kopi buatan kamu."

Mila pun menjawab "Terima kasih atas pujian kalian berdua tentang kopi buatan saya."

Saat lagi asik Dono ngopi di warung Mila. Wulan sudah di belakang Dono. Kasino pun melihat Wulan sedikit kikuk. Mila pun menawarkan kepada Wulan "Mau makan atau minum bak Wulan."

"Wulan," kata Dono terkejut sekali.

Dono pun menoleh kebelakang. 

"Dek..Wulan," kata Dono.

"Saya..gak ikut-ikutan," saut Kasino sambil asik minum kopi yang enak.

Wulan duduk di samping Dono.

"Bak Mila seperti biasa pesanannya!" kata Wulan.

"Iya..bak Wulan," saut Mila.

Mila mulai menyiapkan pesanan Wulan teh anget jeruk nipis. Sedang Dono lagi bingung Wulan yang lagi cembetut. 

"Mas..Dono..bisa tolong Wulan gak!" kata Wulan membujuk.

"Bisa.. Apa yang bisa Mas Dono tolong?" kata Dono dengan lembut.

"Saya ada masalah dengan tugas kuliah. Jadi tolongin bantuin Wulan menyelesaikannya. Karena hari ini mau di kumpul," kata Wulan.

"Iya..Mas Dono bantuin. Mana leptopnya!" kata Dono.

Wulan pun mengeluarkan leptop dari tasnya dan di taruh di meja. Dono langsung mengetik di leptop dengan cepat untuk menyelesaikan makalah tentang "Strategi Kemenangan Dalam Pemilu Presiden Republik Indonesia Masa Kerja 2019-2024." Dono dengan serius mengumpulkan data-data yang telah ada di susun rapih. Wulan pun hanya santai duduk menikmati teh angt jeruk nipis buatan Mila yang enak. Sedangkan Kasino asik ngobrol dengan Mila.

Keringet pun bercucuran di tubuh Dono. Tugas kuliah Wulan selesai dengan baik. Wulan pun senang sekali dengan hasil kerja Dono. Tapi Dono sakit kepala karena mengerahkan seluruh ilmunya tertuang di sebuah tulisan. 

"Sudah selesai dek Wulan," kata Dono.

"Mana," saut Wulan sambil memeriksa hasil kerja Dono.

"Kamu yang kerja keras buat tugas Wulan. Ehhhh Wulannya yang dapet nilai dari dosennya," kata Kasino.

"Demi cinta," saut Dono.

"Terima kasih mas Dono," kata Wulan.

Kasino pun membayar apa yang di minum dan di makan oleh dirinya dan teman-temannya di warung Mila. Sedangkan Mila sebagai penjual makan dan minuman senang sekali dengan bayaran Kasino yang selalu  di bayar lebih. Dono dan Wulan pun beranjak dari warung Mila dengan berjalan kaki menuju kampus sambil membicarakan tentang perasaan mereka berdua. Kasino yang tidak mau berurusan dengan orang yang kasmaran langsung bergerak cepat ke kampus dengan motor metiknya.

ROH JAHAT

Pagi yang cerah sekali. Seorang anak kecil bernama Laras dateng ke sekolahnya. Tapi sampai di sekolah Laras di ejek teman-temannya dengan perkataan "Hantu." Laras hanya diam membisu dan bergerak masuk ke dalam kelas. Saat mau duduk di tempat biasa Laras belajar ternyata meja belajarnya di coret-coret dengan perkata" Hantu dan Setan." Laras tetap tidak mengrubis semua ejekan temannya dan duduk dengan santai. Pelajaran pun di mulai. Guru pun masuk ke kelas. Lalu Laras dan anak-anak yang lain mengeluarkan buku pelajarannya.

Awal suasana tenang sekali. Guru yang bernama Lisa mulai mengoceh tanda pelajaran di mulai. Tapi ocehan mulai kasar mengintimidasi Laras. Tetap saja Laras diam seribu bahasa. Guru Lisa pun marah menunjukkan wujud yang sangat seramkan  seperti setan. Laras terkejut sekali dan bangun. Guru Lisa mendekati Laras dengan cepat dan tetap mengintimidasi Laras. Karena ketakutan sekali Laras mengambil payung kesayangannya berwarna kuning, lalu segera di bukanya. 

Sontak guru Lisa yang hantu menghilang karena ada mantra pelindung yang tertulis di payung. Laras pun selamat dari godaan hantu jahat. Tetapi karena ulah Laras semua teman-temannya ketakutan dan menjauhinya. Sampai guru yang asli muncul.

"Laras kenapa kamu?" tanya guru Lisa.

Laras hanya diam dan meneteskan air mata di balik payung berwarna kuning yang terbuka. Setelah itu pendidikan pun di lanjutkan sampai selesai. Laras  pun meninggalkan sekolahnya dengan berjalan kaki melewati pinggiran kali. Muncul lagi hantu Lisa mendekati Laras dengan meledek dan mengintimidasi sampai ketakutan. Laras berusaha menghindar lari menjauh, tetapi tetap di hadang oleh hantu Lisa. 

Laras tidak bisa lari lagi dan menggunakan payungnya untuk mengusir hantu Lisa. Ternyata hantu Lisa lebih kuat dan memegang payung Laras dan berkata "Jangan meremehkan saya." Laras makin ketakutan dan melepaskan payungnya dan berlari menjauh. Lagi-lagi hantu Lisa mengejar Laras  sampai terpojok. Dateng sesosok yang berbaju jas hitam dengan membawa payung hitam. Pemuda tersebut mendekati Laras dan menghentakan payung hitam ke tanah. Terjadilah reaksi energi yang langsung memusnahkan hantu Lisa. Laras pun selamat dari hantu penasaran dan bergerak mendekati pemuda berjas hitam. Laras pun tidak lupa mengambil payung yang tergeletak di tanah.

"Om kenapa bisa menggunakan kekuatan untuk menghusir hantu?" tanya Laras sambil menghentakan payung kuningnya ke tanah.

"Maksudnya sepeti ini," kata pemuda berjas hitam sambil menghentakan payungnya ke tanah dan terjadilah reaksi energi untuk penghusir hantu penasaran.

"Iya..seperti itu," kata Laras.

"Saya seorang penghusir hantu penasaran yang mengganggu manusia," kata pemuda berjas hitam.

"Oh iya nama Om siapa?" tanya Laras.

"Nama saya Tong samcong," kata pemuda jas hitam.

"Nama Om Tong samcong. Nama saya Laras," katanya.

"Laras..nama yang bagus dan cantik sesuai dengan orang yang lugu dan manis," kata Tong samcong.

"Om bisa mengajarkan saya. Untuk mengusir hantu penasaran yang terus menggangu saya," kata Laras.

"Bisa... saya ajarkan," kata Tong samcong.

"Hore..saya..belajar ilmu untuk mengusir setan jahat yang menggangu saya selama ini. Agar saya tidak di ejek lagi oleh teman-teman," kata Laras.

"Anak yang lucu," saut Tong samcong.

Laras dan Tong samcong meninggalkan daerah pinggiran kali dan berjalan menuju rumahnya Laras. Sampai di rumah Laras mulai berlatih dan belajar untuk bisa mengusir roh jahat dengan bimbingan Tong samcong sebagai guru penghusir roh jahat.

TRANSAKSI

Malam yang larut di tengah kota Malang. Dono keluar dari mesjid bersama Ibunya yang Linda. Dengan langkah kecil Ibu dan anak di muka bumi ini sampai ke rumah yang gubuk. Dono membuka pintu rumah dengan kunci. Seperti biasa Ibu memperhatikan selokan depan rumahnya dan berkata "Dono siapa yang buang sampah pelastik di selokan depan rumah." Dono mendengar suara Ibunya berceloteh mau masuk rumah gak jadi dan malah menghampirinya. Dono pun bicara kepada Ibunya "Biasa Ibu kalau gak orang lewat ya......tetangga kita yang tidak suka dengan kita dengan alasan satu malas membuang sampah pada tempatnya  dan ke dua sengaja menunjukkan dirinya..... rumahnya...bersih tetapi sampah di buang di selokan tetangganya jadinya sok suci.

"Ohhhh," saut Ibu.

"Ya..udah besok pagi Dono bersihin selokan yang penuh sampah," kata Dono.

"Jangan sampai lupa ya," saut Ibu.

"Beres," saut Dono.

Ibu Linda bergerak masuk ke dalam rumah. Dono ikut masuk rumah. Tapi Dono mundur lagi dan teringat dengan pekerjaan yang di tunda siang hari. Lalu Dono bergerak menuju samping rumah dan mengambil batang bambu yang ujungnya di ikatkan bendera merah putih. Dono membawa bambu ke depan rumah dan langsung  memasang bambu dekat pohon mangga. Bendera merah putih perkibar di tiup oleh angin malam. Dono seperti biasanya menunjukan penghargaannya pada sang saka merah putih sambil berkata "Hormat gerak." Dono langsung melakukan gerakan menghormat pada bendera merah putih.

Setelah melakukan penghormatan pada bendera merah putih Dono bergerak masuk ke dalam rumah  dan menaruh kitab Al Quran dan Hadist yang berada pada tas ranselnya dan di taruh di atas meja. Tiba-tiba motor berhenti di depan rumah. Dono ingin menutup pintu rumah.Terlihatnya si Kasino turun dari motor dan mendekati Dono.

"Asalamualaikum.......," kata Kasino dengan lantang.

"Walaikum salam wahai sahabat lama. Ada angin apa membawa mu  main ke rumah saya yang gubuk ini?" kata Dono.

"Biasa Dono...ngobrol," kata Kasino langsung duduk di kursi depan rumah.

"Oh.....ngobrol .....saya kira in..mau nawarin saya  kerjaan," kata Dono sambil duduk di sebelah Kasino.

"Jangan membicaraan kerjaan Dono saya lagi pusing," kata Kasino.

"Kenapa?" tanya Dono.

"Saya..nganggur......," kata Kasino.

"Wah..kalau kamu nganggur..saya bagaimana?..gak dapet kerjaan dong," kata Dono.

"Masih nyeleneh aja Dono..............kamu kan punya kerjaan  ngebon," kata Kasino.

"Iya..sih tapi..biasanya dapet kerja tambahan dari kamu. Lumayan bisa beli sepatu bola," kata Dono.

"Eeeeee........saya kirain uangnya untuk Ibu kamu. Ehhhhh..malah untuk hoby kamu yang main sepak bola," kata Dono.

"Namanya juga hoby," saut Dono.

Tiba-tiba Kasino memperhatikan bendera merah putih yang berkibar  dan  memperhatikan lingkungan sekitar dengan jelas sekali.

"Dono....kamu sudah masang bendera merah putih depan rumah kamu?," tanya Kasino.

"Iya. Kan sebenar lagi perayaan 17 Agustusan.... kemerdekan Indonesia," kata Dono.

"Itu sih saya..tahu.., tapi kenapa di lingkungan kamu belum masang ya?," kata Kasino.

"Ahhhh..itu sih ...berdasarkan kesadaran masing-masing orang di tiap rumah di lingkungan sini," kata Dono.

"Oiiiia juga. Pada hal saya belum masang bendera merah putih depan rumah," kata Kasino.

"Eeeeee.....sami mawon......," kata Dono.

Lalu tiba-tiba hpnya Kasino berbunyi di dalam saku celananya. Obrolan Dono dan Kasino terhenti begitu saja. Kasino sibuk dengan telpon telponannya. Dono jenuh melihat Kasino yang berbicara panjang lebar lewat Hpnya. Dono masuk ke dalam rumah dan mengambil tas ransel yang berisi Al Quran dan Hadist di atas meja. Dono pun bergerak menuju kamarnya.

Di dalam kamar Dono membuka tas ransel dan menaruh Al Quran dan Hadist di rak buku sedangkan tas ransel di taruh di atas meja belajar begitu saja. Kasino pun menyelesaikan pembicaraannya lewat Hpnya dan mulai berteriak dengan suara kecil memanggil nama Dono.

Sontak Dono pun mendengar panggilan Kasino, lalu bergeraklah Dono dari kamarnya menuju depan rumah.

"Ada apa Kasino?" tanya Dono.

"Ada kerjaan malam ini," kata Kasino.

"Kerjaan apa malam-malam begini?," tanya kembali Dono.

"Biasa..transaksi jual beli motor bekas..... lumayan Dono...rezeki malam ini," kata Kasino.

"Kalau transaksinya berhasil saya bisa beli sepatu bola," kata Dono.

"Ah..itu beres...yang penting ikut saya!" kata Kasino.

"Ok beres itu," saut Dono.

Kasino langsung bergerak menuju motornya sedangkan Dono menutup pintu rumahnya. Baru Dono duduk di jok motor bersama Kasino. Dengan perasaan senang Kasino membawa motornya ke rumah orang yang mau membeli motor bekas. Selang berapa saat sampai di tujuan Dono dan Kasino. Terlihat orang yang mau bertransaksi dengan Dono dan Kasino di depan rumahnya. Mulailah pembicaraan yang cukup alot sama pembeli motor bekas. Karena Kasino kawakan dengan urusan jual beli barang bekas akhirnya transaksi berhasil dengan gemilanng dengan pembayaran di muka oleh si pembeli. Kasino langsung menyerahkan motornya ke si pembeli. Dono pun terkejut sekali dengan ulah Kasino yang menyerahkan motornya.

Kasino masih sibuk menghitung uang dari transaksi jual beli. Lalu Dono mendekati Kasino.

"Kasino..jadi motor kamu di jual?" tanya Dono.

"Iya.... Kenapa?" kata Kasino.

"Saya kirain..motor bekas di dari link kamu," tanya Dono kembali.

"Memang ia saya tawarin motor bekas link saya. Ya..itu yang saya pakai dan saya jual," kata Kasino.

"Jadi...tuh..motor barang jualan kamu?" tanya Dono.

"Ya....iya..lah Dono....itu motor barang jualan saya. Kaya gak tahu saya. Nih uang untuk kamu beli sepatu sepak bola," kata Kasino.

"Alhamdulilah..........Kasino...rezeki saya malam ini....... Saya jadi beli sepatu sepak bola yang baru," kata Dono.

"Ayo..kita pulang!" ajakan Kasino.

"Ayo," saut Dono.

Kasino dan Dono pun pergi meninggalkan rumah si pembeli motor bekas dengan berjalan kaki di malam yang larut sampai menemukan tukang ojek di pinggiran gang. 

MENYAKINKAN HATI

Pagi hari yang cerah sekali terlihat dari balik kaca di sebuah pesawat menuju kota Batam. Doni dengan santai bersabar di dalam pesawat sampai mendarat di bandara. Waktu yang di tunggu pun datang juga. Pesawat sampai di bandara kota Batam. Doni pun turun dari pesawat bersama penumpang yang lain tapi tidak lupa membawa tas ransel yang di taruh di atas kabin pesawat. 

Doni melihat dengan mata terbuka bandara kota Batam yang luas sekali dan banyak pesawat yang parkir di dalam bandara. Doni dengan lugunya menghidupkan Hpnya dan memfoto semua pesawat terbang dengan sedikit narsis. Doni terus keluar dari bandara menunggu jemputan datang. Tetap saja banyak orang yang mencari makan menawarkan taksinya ke Doni. Dengan santai dan lembut menolak tawaran taksi di bandara. 

Cukup lama menunggu Doni di bandara. Seorang teman memanggil Doni dengan lantang "Doni....." Sontak Doni menghampiri sahabat yang tidak lama jumpa yang bernama Irwan. Doni pun meninggalkan bandara dengan motor metik yang di bawa Irwan. Dengan senangnya Doni melihat kota Batam. Sedangkan Irwan dengan hati-hati membawa motornya sampai ke sebuah perumahan di Batu Aji. Perjalan cukup jauh sekali sampai bokong Doni panas di jok motor metik. 

Sabarnya Doni berbuah manis sekali. Sampailah di sebuah kontrakan di area perumahan kawasan Batu Aji. Irwan langsung memasukkan motor ke dalam rumah. Doni melihat kontrakan dengan penuh penasaran sambil mondar-mandir.

"Jadi ini kontrakan kita?," tanya Doni.

"Yoi. Ayo masuk ke dalam Doni," kata Irwan.

Doni langsung masuk ke dalam kontrakan dan langsung beristirahat di kamar. Sedangkan Irwan langsung membuat kopi yang enak. Selang beberapa saat di sajikan di lantai oleh Irwan. Doni pun duduk bersama Irwan lesehan di lantai yang tidak bertikar.

"Doni...maklum di kontrakan saya. Karena saya di sini cari peruntungan sama dengan kamu," kata Irwan sambil ngopi.

"Iya saya tahu. Saya ke sini coba-coba sapa tahu berhasilkan di kota yang lagi proses pertumbuhan ekonominya," kata Doni.

"Bener..itu Doni..hidup penuh dengan optimis seperti saya awalnya dateng ke kota ini. Tapi lama-lama juga bosen Doni. Alasannya banyak orang bilang kota Batam menjanjikan untuk berhasil seperti kota Jakarta. Tapi kenyataannya persaingan sangat ketat sekali di kota ini. Yang pintar berhasil sama merantau ke kota Jakarta. Dan juga di sini banyak orang yang kecewa dengan kota Jakarta ya larinya ke kota Batam demi mencari hidup agar sukses menjadi orang kaya," kata Irwan bercerita.

"Tapi ngomong-ngomong orang dateng di kota Batam benar gak jadi sukses?," tanya Doni mengutip dari ocehan Irwan yang belum nyambung.

"Banyak yang sukses dan banyak juga yang gagal," kata Irwan penjelasan sekian kalinya.

"Bener-bener agak susah mengalahkan kota ini," kata Doni.

"Susah mengalahkan kota ini agar menjadi orang sukses dan kaya. Banyak orang bilang sih awalnya mereka berhasil di kota Batam bisa beli rumah di perumahan di daerah ini karena banyak perusahan lagi membutuhkan karyawan. Itu karena masih kebijakan Presiden SBY. Kalau sekarang di zaman kebijakan Jokowi. Ah..boro-boro kerja di perusahaan malah jadi pedagang," kata Irwan.

"Sekarang kerja kamu apa Irwan?," tanya Doni.

"Buruh pabrik. Pahit....banget. Tapi demi hidup di jalanin di kota Batam yang penuh dengan harapan. Oh iya berkas lamaran kamu nanti saya masukin ke perusahan saya. Ya siapa tahu langsung kerja? Jauh -jauh nganggur kan gak enak di lihatnya," kata Irwan.

"Iya..saya sudah siapkan berkas lamaran kerjanya," kata Doni.

Irwan menghabiskan kopinya dan segera menaruhnya gelasnya di dapur. Doni pun menyelesaikan minum kopinya dan gelasnya di taruh di dapur langsung di cuci. Irwan berganti pakaian  dan pergi untuk kerja, tapi tidak lupa membawa berkas lamaran Doni. Dengan terburu-buru Irwan membawa motor metiknya ke tempat kerjanya. 

Doni pun dengan santai dan bersabar di daerah yang baru. Doni terus berintraksi dengan tetangga kanan dan kiri setiap harinya saat Irwan lagi bekerja sebagai buruh pabrik galangan. Hampir 2 minggu Doni ngangur. Berkas lamaran yang di ajukan Irwan di perusahaannya tidak kunjung ada kabarnya. Doni sedikit resah dengan keadaannya. Karena itu Doni terus bergaul dengan warga sekitar sampai akrab banget. Irwan pun membiarkan Doni seperti itu setiap hari untuk menghilangkan kejenuhannya. 

Sampai suatu ketika Doni mendapatkan kerjaan hanya sebagai kuli membuat pager rumah. Doni sangat beruntung sekali usahanya setiap hari berintraksi membuahkan hasil yaitu pekerjaan. Walau Doni tahu hasilnya tidak banyak tapi cukuplah. Hampir sebulan lebih Doni tekun kerja kerasnya sebagai kuli bangunan. Sang pemilik kontrakan pun menagih uang kontrakan. Saat itu Irwan lagi mengalami kesulitan keuangan habis mengirim uang untuk orang tuanya yang sakit di kota Yogyakarta. Doni pun tidak mau dianggap numpang enak di kontrakannya Irwan. Dengan usahanya menjadi kuli bangunan yang tidak seberapa membayar uang kontrakan.

Terkadang Doni pun membeli beras sekarung untuk persedian selama sebulan. Irwan sangat senang dengan kerja keras Doni yang ulet dan gesit. Terkadang Doni sering telpon-telponan dengan orang yang di cintainya  setiap malam yang mencari peruntungan di kota Jakarta yang bernama Aulia. Irwan pun sering menemani Doni saat telpon-telponan dengan asik minum kopi dan menikmati malam yang bertabur bintang di depan teras rumah.

Kegiatan itu terus berlangsung sampai suatu ketika Doni mengambil sikap yang sedikit berbeda dan Irwan pun tidak tahu. Doni mengirimkan berkas lamarannya sendiri ke sebuah perusahan. Dengan sabar Doni menunggu jawaban dari berkas lamarannya. Tapi waktu menunjukkan kebenarannya. Rezeki Doni pun tidak ada nyantol kerja di perusahan. 

Doni terus saja usahannya lagi. Pekerjaan sebagai kuli bangunan pun selesai juga Doni mulai mengangur lagi. Mulai Doni agak bingung lagi. Tapi dengan banyaknya masukkan orang-orang di lingkungan sekitar termasuk temannya Irwan Doni mulai berjualan. Dengan perhitungan yang cukup sepekulasi yang tinggi Doni membuka usahanya di depan rumah kontrakan. 

Awalnya sehari penuh tidak ada yang membeli dagangannya Doni yaitu jualan kelontongan. Tetap Doni bersabar dengan usahanya. Keesokan harinya mulai satu persatu tetangganya membeli barang dagang Doni. Dengan penuh rasa syukur Doni selalu mengucap "Alhamdulilahhirobil alamin." Doni terus optimis dengan usahanya. Walau banyak informasi yang di dapetkannya setiap hari tentang pertumbuhan ekonomi de zaman kebijakan Jokowi tidak menjanjikan. Doni terus berpikir objektif. Maka itu Irwan senang dengan pembawaan Doni.

Namanya juga rezeki gak kemana. Doni akhirnya berkas lamarannya di terima pada hal sudah menunggu hampir setengah tahun di kota Batam. Doni pun bekerja di perusahan yang akan meningkatkan taraf ekonominya. Usaha dagangnya pun di tutup sementara waktu. Setiap pagi Doni ke kantor dengan pakaian rapih. Irwan senang dengan kegigihan Doni yang pantang menyerah mencari rezeki di kota Batam.

Doni terus bekerja yang rajin di perusahan yang cukup ternama. Sampai pada akhirnya Doni bisa mengambil rumah. Irwan senang dengan keberhasilan temannya. Doni dan Irwan tidak ngontrak lagi. Kehidupan mereka berdua naik level. Doni terus bekerja dan sambil belajar menganalisa kerjaannya. Waktu terus berjalan semestinya. Irwan perlahan-lahan pun berhasil juga. Doni pun senang dengan keberhasilan Irwan. Tapi yang namanya hidup tidak bisa di ramalkan arah tujuannya. Doni mengalami kecewaan yang mendalam dirinya. Orang yang di cintainya ternyata tidak kuat menjalani hubugan jarak jauh. Aulia menikah di Jakarta dengan orang bernama Nazar. Berdasarkan pengakuan Aulia bahwa dia telah berbadan dua sebelum akad nikah. Doni pun tidak habis pikir dengan lingkungan di daerah Jakarta. 

Terkadang Irwan pun banyak memberikan banyak masukan kepada Doni mengenai kerasnya hidup di kota Jakarta dan pergaulannya. Doni akhirnya mengerti dan mengikhlaskan orang yang di cintainya di miliki orang lain. Doni terus berjuang di kota Batam bersama Irwan. Sampai suatu ketika Doni mendapatkan pengganti Aulia yaitu seorang gadis cantik  bernama Tina keturunan orang cina yang baik budi pekertinya.

Doni menjalankan hubungan percintaannya dengan Tina dengan baik. Sampai waktunya Doni memberanikan diri melamar Tina untuk menikah. Sedangkan Tina awalnya agak sedikit bingung karena statusnya keturunan cinanya. Tapi namanya cinta Doni meyakinkan hatinya Tina untuk menjalankan hidup bersama dengan penuh kebaikkan. Irwan sebagai temannya Doni selalu mendukung dari belakang begitu juga dengan ke dua orang tua Doni. 

KEBERSAMAAN

Siang hari yang cerah sekali. Lina turun dari kereta api yang membawanya ke sebuah kota besar di Jakarta. Dengan langkah pasti Lina berjalan menuju keluar stasiun mencari orang yang akan menjemputnya. Sedangkan Lisa baru dateng ke stasiun. Lisa pun bingung mencari sepupunya mondar-mandir di dalam stasiun kereta api. Ternyata Lina lagi duduk santai di luar stasiun kereta api. Lisa akhirnya berhasil melihat Lina yang termenung duduk di atas kopernya. Dengan cepat Lisa mendatengin Lina sambil berteriak "Hey Lina."

Lina pun mendengar panggilan Lisa langsung beranjak dari duduknya dan berkata " Lisa." Lalu Lisa memeluk Lina dengan penuh bahagia. Setelah itu Lisa melepaskan pelukan kasih sayangnya dan berkata "Maaf telat menjemputnya karena ada sedikit masalah." Lina pun mengerti dengan omongan Lisa yang meminta maaf kepadanya. Lina memaafkan Lisa dengan  berkata "Iya saya maafkan."

"Terima kasih Lina," saut Lisa.

Lisa dan Lina berjalan keluar dari stasiun kereta api dengan berjalan  menuju sebuah mobil yang di parkir cukup jauh. Saat di parkiran untuk mengambil mobil Lisa dan Lina melihat seorang tukang parkir yang tidak sempurna alias cacat. Dengan tanggapnya Bapak tua  yang tidak punya kaki mengarahkan mobil dan motor keluar dari parkiran. Lina yang baru dateng ke kota Jakarta, perasaannya terenyuh sekali melihat Bapak tukang parkir. Tapi sebaliknya Bapak tukang parkir tidak merasa dirinya cacat yaitu sempurna. 

Bapak tua yang cacat dengan kuat menghadapi ujian di dalam menjalan hidup di dunia penuh ke pahitan. Lina pun mendatengin Bapak tukang parkir. Lalu mengeluarkan uang dari dompetnya. Tanpa melihat warna dari uang Lina memberikan uang kepada Bapak tua tukang parkir. 

"Ini uang untuk Bapak, " kata Lina.

Sedangkan Lisa sudah di dalam mobil dan tahu kebiasaan sepupunya yang ringan tangan. 
Bapak tua tukang parkir terkejut sekali di datengin Lina dan di beri uang.

"Uang..apa ini nak?" tanya Bapak tua tukang parkir.

"Uang ini sedikit rezeki saya untuk Bapak," kata Lina.

"Terima kasih dengan kebaikkan anak," kata Bapak tua tukang parkir.

"Iya..sama-sama," saut Lina. 

Setelah berbuat kebaikan Lina langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Lisa.
"Oh Lisa ..koper saya sudah di masukin ke dalam mobil?" tanya Lina.

"Itu mah beres sudah di taruh di belakang," jawab Lisa.

"Kalau begitu kita berangkat!" peritah Lina.

"Beres..bos," saut Lisa.

Mobil pun di bawa Lisa keluar dari parkiran dan di arahkan oleh Bapak tua. Melajulah Lisa membawa mobilnya dengan baik di jalan raya. Selang berapa saat sampailah di rumah Lisa. Mobil langsung di parkir di halaman rumah oleh Lisa dengan baik. Lisa dan Lina keluar dari mobil.

"Akhirnya sampe juga," kata Lina.

Lisa mengeluarkan koper dari dalam mobil dan di berikan ke Lina.

"Sudah berapa lama ya kamu tidak main ke sini?" tanya Lisa.

"Ya.....sudah cukup..lama. Pada saat itu saya masih SMP dan sekarang saya baru lulus sarjana jurusan pisikologi," kata Lina.

"Cukup..lama juga ya. Tapi ada yang kangenin kamu loh. Setiap saat nanya in loe," kata Lisa.

"Siapa?" tanya Lina.

"Ayah dan Ibu," kata Lisa.

"Paman dan Bibi. Saya kirain ada yang lain," kata Lina.

"Apa gak salah denger saya? kaya orang kebel kawin," kata Lisa.

"Ya....gak gitu. Cuma aja nama juga cewek kan. Cepet kawin lebih baik biar ada yang melindungi dan membibing," kata Lina.

"Oh..maksudnya itu toh. Saya kira in....alasan cewek jaman sekarang berani bertindak duluan karena takut gak laku alias perawan tua. Ya sudah lah kita masuk ke dalam rumah," kata Lisa.

"Ayo," saut Lina.

Lisa dan Lina masuk ke dalam rumah. Lalu Lisa memberikan kamar yang biasa di tempatin oleh Lina. Terlihat kamar yang bersih dan rapih sekali Lina pun menyukai sekali. Lina pun mulai istirahat di dalam kamar. Sedang Lisa ke dapur untuk membuat makan malam. Ketika waktunya Lina keluar dari kamar dengan penampilan yang cantik dan rapih. Lisa sudah menyajikan makan di meja makan. Baru duduk di kursi Lina. Orang tua Lisa pun baru pulang dari bekerja. Lina langsung menghampiri Paman dan Bibinya bersalaman kepada ke duanya.

Paman dan Bibinya senang dengan Lina yang datang berkunjung ke rumah mereka. Lina kembali ke ruang makan sedangkan Paman dan Bibi berganti pakaian di kamar mereka. Selang berapa lama mereka menunggu di meja makan Lina bersama Lisa barulah Paman dan Bibinya duduk satu meja makan. Dengan cerianya mereka berempat menyantap makan malam buatan Lisa sampai perut kenyang. Setelah itu Lina membantu Lisa membersihkan setelah makan malam di dapur. Sedangkan Paman dan Bibi Lina duduk di ruang tamu sambil menonton acara ke sukaan mereka.

Setelah selesai urusan bersih-bersih di dapur. Malam masih panjang Lisa mengajak Lina untuk keluar malam dengan izin orang tuanya. Dengan menggunakan motor metik kesayangan Lisa di bawalah Lina berjalan-jalan  di kota besar menikmati angin malam. Sampailah di sebuah mal Lisa membawa Lina tapi tidak lupa memarkirkan motornya di tempat parkir yang di sediakan oleh mal. Lisa mengajak kebiasaan Lisa ke Lina belanja dan bermain. Keduanya sangat bahagia sekali di dalam mal. Tiba-tiba Lina tidak sengaja di tabrak oleh seorang pemuda yang ganteng  dan hampir jatuh. Tetapi pemuda ganteng langsung menyambut dengan pelukkan yang mersa seperti tarian tenggo. Terjadilah moment yang paling romantis. Pandangan dua anak muda di antara banyak orang. 

Lisa pun melihat kemersaan ke Lina dan pemuda yang ganteng saling pandangan mata dan berkata "Hayo...........mulaikan.....jatuh cinta." Lina mendengar omongan Lisa terkejut begitu juga dengan pemuda yang ganteng. Langsung ke duanya kembali posisi yang rapih dan pura-pura bersih-bersih. Lina langsung ke sebelah Lisa dan berkata "Omong apa kamu?" Lisa pun menjawab "Cuma celetukan." Pemuda yang ganteng pun sedikit salah tingkah alias kikuk dan berkata "Maaf saya telah menabrak kamu."

Lina pun menjawab "Tidak apa-apa!"

Lisa pun memperhatikan dengan seksama wajah pemuda ganteng. Ternyata Lisa mengenalnya dan berkata "Mas Joni kan."

"Lisa..kan," saut Joni.

"Wah..kebetulan banget ke temu di mal. Lagi pacaran ya," kata Lisa yang nyablak.

"Ah..bisa aja .....Lisa. Mamas lagi kosong kok gak ada pacar," kata Joni.

"Loe bukan kemarin masih jalan denga Mira kan?" tanya Lisa.

"Sudah putus sama Mira. Mamas di putusin. Karena Mira Ketahuan selingkuh. Tapi Mira ngeles. Bukan saya yang putusin Mira eh malah Mamas di putusin," kata Joni.

"Ah..itu sih biasa teknik itu. Agar tidak sakit hati aja. Kalau di putusin sakitnya bukan main alasan yang di putusin banyak salahnya. Kalau kita yang memutusin duluan bicara menunjukkan benar banyak. Pada hal ya gak juga," kata Lisa yang ribet.

"Maksudnya?" tanya Joni.

"Gengsi...," saut Lina.

"Iya..gengsi.....gak ketulungan kayak cewek senengnya di tembak cowok duluan karena alasan malu. Tapi kalau di pikirin malu gak dapet jodoh. Cowoknya lebih banyak cuwek banget kaya bebek gak ngerti perasaan cewek kalau ceweknya yang bener. Ceweknya kebelinger sih ya..selingkuh juga. Kaya Mira gak tahu malu. Satu belum selesai cari gebetan yang lain. Sok kecantikan banget.....alasan masih muda dan laku lagi," kata Lisa.

"Ya..udah..gak usah bicara itu panjang lebar. Lebih baik Mamas ajak nonton film bioskop dengan judul filmnya Wiro Sambleng. Mau gak?" kata Joni.

"Wiro Sableng. Kenapa film laga sih? kaya gak ada film yang romantis," kata Lisa.

"Maksudnya Malaikat Cinta," kata Lina.

"Lina...itu sih sinetron Malaikat Cinta. Yang saya mau Siapa Takut Jatuh Cinta the Movie," kata Lisa mulai nyeleneh.

"Buat sendiri....," saut Lina dan Joni.

"Gitu aja senewen. Ayo nonton Wiro Sableng biar penontonnya  jadi sableng kaya tokoh utamanya," kata Lisa.

"Gitu dong..bukan dari tadi banyak cerita," kata Joni.

Joni membawa Lisa dan Lina nonton film bersama di dalam mal. Kecerian ke tiganya terlihat sekali. Joni pun dapet menghilangkan rasa sakit hatinya di putusin oleh Mira. Lisa dan Lina senang di traktir oleh Joni. Akhirnya waktu juga yang memisahkan Joni dari Lisa dan Lina. Joni pulang dari mal dengan mobilnya dan Lisa dan Lina dengan motor metik. Sampai di rumah Lina dan Lisa tidur bersama di kamar. Keduanya sangat keletihan sekali dan tidurnya nyeyak sekali.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK