Dono duduk di taman sambil melihat keadaan lingkungan sekitar. Pandangan Dono tertuju pada anak kecil yang sedang bermain dengan gembira sekali.
"Masa depan," kata Dono.
Roh muncul di sebelah kanannya Dono.
"Anak-anak adalah harapan bagi orang tuanya demi masa depan anak itu sendiri. Anak-anak harus di bimbing dengan baik agar memiliki akhlak yang baik untuk menciptakan kebaikan, jika gagal maka kehancuran itu di mulai," kata Roh.
Dono mengerti perkataan Roh. Dono pun senang melihat anak-anak yang bermain dengan gembira ria seperti dirinya yang bermain dengan teman-teman. Indro abis beli es dugan, ya ke tempat Dono duduk di taman. Indro pun duduk di sebelah Dono sambil memberikan plastik berisi es dugan ke Dono "Es dugan untuk mu!"
Dono mengambil plastik berisi es dugan dari tangan Indro dan berkata "Terima kasih Indro."
"Sama-sama," kata Indro.
Indro dan Dono menikmati minum es dugan sambil melihat keadaan lingkungan. Ya anak-anak bermain gembira di taman.
"Anak yang bermain itu, kaya diri ku masih kecil, ya Don!" kata Indro.
"Indro kapan jadi anak-anak ya. Setahu aku sudah dewasa gitu?!" kata Dono niatnya becanda.
"Sekarang dewasa, ya dulu anak kecillah. Biasa proses pertumbuhan gitu!" kata Indro.
"Ya aku mengerti!" kata Dono.
"Oooo iya Don. Aku bermimpi tentang artis yang di sukai, ya bisa bertemu apa tidak?!" kata Indro.
"Maunya Indro?!" kata Dono.
"Sebenarnya mau bertemu sih!" kata Indro.
"Oooo mau bertemu. Tapi jarak dan waktu itulah tidak memungkinkan," kata Dono.
"Iya...juga ya. Jarak dan waktu tidak memungkinkan ya. Jadi kemungkinan hanya mimpi semu saja!" kata Indro.
"Kemungkinan terbesar, ya mimpi semu sih," kata Dono.
"Aku memang sadar cuma mimpi semu saja. Tapi apakah bisa jadi kenyataan tuh mimpi?!" kata Indro.
"Penasaran dengan mimpi mu Indro, jadi kenyataan atau tidak. Sebenarnya bisa jadi kenyataan sih. Apakah Indro siap dengan ujian dari mimpi itu?!" kata Dono.
"Ada ujian ya Don?" kata Indro.
"Kalau tuh artis yang di mimpi Indro adalah jodohnya Indro gimana?!" kata Dono.
"Iya juga ya. Kalau jodoh. Berarti doa dan zikir ku di kabulkan Alloh SWT. Ujian ini yang terlalu berat. Kalau artis itu gadis sih, ya mudah aku menjalankannya. Kalau artis itu sudah punya pasangan, ya bingung juga ujiannya," kata Indro.
"Maka itu, lebih baik abaikan saja tuh mimpi itu. Sebagai mimpi yang semu aja!" kata Dono.
"Iya juga ya lebih baik sebagai mimpi semu saja. Ikhasin saja, walau bisa jadi jodoh!" kata Indro.
"Memang harusnya seperti itu bersikap," kata Dono menegaskan omongan Indro.
"Ayo pulang, yuk. Ngobrol dan santai di tamannya udahan!" kata Dono.
"Ayok!!!" kata Indro.
Dono dan Indro beranjak dari duduknya di taman, ya berjalan menuju arah rumah. Anak-anak yang bermain di taman, ya di jembut sama Ibu-ibunya. Es dugan habis di minum Dono dan Indro, ya plastiknya di buang ke tong sampah di pinggir jalan. Selang berapa saat Dono dan Indro sampai di rumah. Keduanya, ya nonton Tv di ruang tengah untuk menonton acara Tv yang bagus gitu. Kasino, ya sibuk kerja di tempat kerjaannya dan bekerja sama dengan baik bersama Selfi.
"Don acara Tv-nya bagus....ya?!" kata Indro.
"Iya, bagus. Keceriaan anak-anak yang ini dan itu," kata Dono.
"Yang buat acara Tv pinter ya. Membuat acaraTv tema tentang anak-anak yang penuh dengan keceriaan," kata Indro.
"Iya, memang pinter yang membuat acara Tv-nya. Malahan aku jadi bingung. Ini cerita bisa di tulis di Blog. Mau di taruh di mana ya, cerita misteri apa cerita anak ya?!" kata Dono.
"Cerita misteri aja Don. Anak-anak itu sebenarnya misteri tentang kehidupannya. Didik baik-baik dari kecil, ya dewasa jadi buruk. Didik biasa-biasa...ya kacau gitu alias liar, eee dewasanya jadi orang yang bijak banget dalam menjalankan kehidupan ini. Yang tidak didik dari kecil, ya dewasanya kehancuran segalanya," kata Indro.
"Memang sih misteri proses perjalan dari anak-anak jadi dewasa. Ada sesuai dengan rencana dan ada yang tidak sesuai dengan rencana. Ujian kehidupan manusia di muka bumi ini. Maka itu anak-anak harus di bimbing dengan baik, ya sama orang tua dan guru yang bijak. Jadi ceritanya lebih baik di taruh di misteri aja ah!" kata Dono.
"Itu lebih baik!" kata Indro.
Keduanya pun fokus nonton Tv yang acaranya bagus banget.