CAMPUR ADUK

Wednesday, January 31, 2018

JAWABAN HATI

Siang hari di  pinggiran kali bungur. Dono terdiam sambil menunggu pancingannya. Selang berapa saat Indro pun dateng ikut memancing bersama Dono. Dengan sabar Dono dan Indro memancing agar umpannya dimakan ikan.

"Ngomong-ngomong Dono......bagaimana usaha dagang mu Dono?," tanya Indro.

"Ya...lumayan.......untuk melanjutkan hidup penuh dengan kompetisi...," jawab Dono.

"Saya juga...sama...Dono......., tapi kenapa kita masih membujang terus jodoh kapan dateng ya?" curhat Indro.

"Indro....urusan kamu dengan Saskia gak ada kejelasan.........," saut Dono.

"Mau gimana.............kalau cewek menolak...?" kata Indro.

"Di tolak sama cewek. Sakit juga ia. Ribet juga ya dengan perasaan ini," kata Dono.

"Ia Dono................," ujar Indo.

Pancingan di tarik ikan dengan ligat Dono menariknya.

"Yes...ikan betok," kata Dono.

"Beruntung Dono...dapet ikan...di air kali yang penuh dengan sampah rumah tangga," kata Indro.

"Maklumin aja...adat kebisaan budaya kita....gak bisa hilang......malas...membuang sampah pada tempatnya," kata Dono

Dono menaruh ikan yang di dapetnya di dalam ember. Lalu memasang umpan kembali di pancingan. Dilemparkan tali pancing ke air kali yang keruh.

"Oh...ngomong-ngomong bagaimana urusan kamu dengan Wulan anak tetanga depan rumahmu?" tanya Indro.

"Wulan.........sudah punya pacar," jawab Dono dengan tegas.

"Jadi punya...pacar........ Jadi kamu gagal mendapatkan hati Wulan?" tanya Indro.

"Ya....mau bilang apa? ....Wulan anak orang kaya dan saya anak orang miskin.....," kata Dono.

"Tapi...Dono...urusan cinta..tidak mengenal kaya atau miskin," masukan Indro.

"Iya.....tidak mengenal kaya atau miskin. Tapi saya sadar dengan diri saya. Saya menyukainya tetap harta penghalangnya. Jadi saya pria  yang jujur pada diri sendiri, tidak membohongi diri saya," kata Dono.

"Saya juga lah lebih baik jujur bahwa saya menyukai Saskia...., tapi mau kita apa kalau ceweknya menolak? jadi cinta bertepuk sebelah tangan. Sakitnya tuh di sini di dalam hati ku," kata Indro.

"Ayu Ting-Ting.....," saut Dono.

"Salah...nilai anda di kurangin 100 point. Yang benar Cita Citata," kata Indro.

Umpan pun di makan ikan. Pancingan Indro pun bergerak. Tanpa pikir panjang Indro menarik pancingannya dengan kuat dan cepat.

"Dapet.........ikan lele," kata Indro.

"Hebat ...kamu Indro...dapet ikan lele," pujian Dono.

"Indro..gitu dong," kata Indro menepuk dadanya.

Ikan lele di taruh di dalam ember. Segera Indro memasang lagi pancingan dengan umpan. Dilemparkan tali pancing ke kali. Dengan sabar Indro lagi menunggu umpannya di makan ikan.

"Ngomong-ngomong...cewek itu pandai berbohong dengan perasaannya......ya...?" tanya Dono.

"Kalau di pikir dengan baik...ya benar juga sih. Cewek itu pandai berbohong urusan perasaannya. Banyak cerita cewek mengejar cowok tajir demi mengubah nasipnya agar jadi orang kaya," kata Indro.

"Kalau begitu...benar.....dong...kalau Wulan itu membohongi dirinya," kata Dono.

"Kok..kamu bisa berpendapat begitu Dono?" tanya Indro.

"Kemarin saya tidak sengaja....melihat di berpacaran. Tapi saya melihat cukup lama di depan halaman saya. Sontak di bangun dari duduknya karena di perhatikan.," kata Dono.

"Dono...itu sih..namanya risih.......tahu kalau pacaran di lihatin orang," kata Indro.

"Kalau...risih dilihatin orang.........pacaran kok di tempat terbuka...lebih baik tempat tertutup saja...agar sekalian aja..........hubungan di luar nikah," kata Dono.

"Ya...bener juga.......," saut Indro.

Lagi-lagi umpan Dono dimakan ikan. Dengan cepat dan tanggap Dono menarik pancingannya.

"Sip......ikan mas.......dan cukup besar juga......ya," kata Dono.

"Hebat-hebat..ikan mas........," saut Indro.

Dono pun menaruh ikan mas di dalam ember. Lalu Dono memasang umpan di tali pancingan. Segera di lemparkan tali pancing ke kali.

"Dono........jadi............. sebenarnya...kisah cinta mu dengan Wulan ini..........ingin kamu lanjutkan atau tidak?" tanya Indro.

"Mau.....Indro...tapi...kalau...Wulannya sudah ada pacar...ya..biarin aja. Toh kalau jadi sama pacarnya saya ikhlaskan. Kadang saya berpikir......janda pun saya terima," kata Dono.

"Wah.....Dono...kamu pria yang penyabar...untuk menghadapi cewek. Kebanyakan cewek seneng cowok yang penyabar...seperti kamu. Karena urusan rumah tangga lebih banyak langgengnya," kata Indro.

"Saya punya..prinsip...dalam urusan cinta. Perasaan biar tumbuh seperti bunga. Tetap saya jaga sampai mati. Walau terkadang tidak bisa menggapai yang sesungguhnya tentang cinta. Hanya ikhlas.....menyertai saya," kata Dono.

"Prinsip ataukah puisi tentang kesetian cinta?" tanya Indro.

"Sebelas dua belas.....Indro," jawab Dono.

"Kalau begitu sih sama aja," saut Indro.

Hari mulai mendung, lalu hujan pun turun. Dono dan Indro beranjak dari pinggir kali dengan berlari membawa pancingan dan ember berisi ikan. Tidak jauh dari pandangan mereka ada sebuah gubuk. Dono dan Indro iyup di dalam gubuk. Dengan sabar Dono dan Indro menunggu hujan berhenti. Waktupun berpihak pada Dono dan Indro. Hujan pun berhenti. Dono dan Indro keluar dari gubuk berjalan menuju rumah karena hari sudah menjelang magrib. Dono dan Indro pisah di tengah jalan. Saat sampai rumah Dono melihat Wulan di depan rumah dengan pacarnya. Sontak Wulan membuang mukanya kembali dan membawa pacarnya masuk.

"Ya...bener...Alloh menunjukkan sesuatu......tentang kebenarannya........cinta ku bertepuk sebelah tangan juga. Kaya dan miskin..............sebab musababnya.  Bener kata Bapak dan Ibu nasehatnya. Cari pasangan hidup yang sederajat dengan harta dan ilmu," celoteh Dono.

Dono pun masuk ke dalam rumah. Segera membereskan ikan hasil pancingannya di dapur. 

"Cinta itu memang menyakitkan...deritanya pun seperti lautan kehidupan. Kebanyakan sia-sia mengharapkan cinta anak orang kaya. Lebih baik mengejar Wulan penjual gorengan dan kopi di pasar," celoteh Dono.

Dono terus mengolenin ikan hasil pancingan sampai di masak goreng. Selang berapa saat masakannya jadi. Lalu Dono menghidangkan bersama sambel terasi dan tumisan kangkung. Dono menyantap masakannya di meja makan dengan tenang.

"Andai saja...saya makan bersama orang ku cintai....maka hidup saya jauh lebih berarti lagi," celoteh Dono.

Dono meneruskan makannya sampai  perutnya kenyang. Setelah selesai Dono membereskan semuanya sampai waktu azan magrib di kumandangkan. Dono bergegas ke mesjid untuk sholat magrib bersama umat yang taat beribadah.

BELAJAR MENGAJI

Sehabis sholat magrib di rumah. Dono menyiapkan kitab Al Qur'an dan Hadist di masukkan ke dalam dan beserta pulpen. Lalu Dono menyandangnya tas di bahunya. Berangkatlah Dono ke mesjid untuk mengaji. Dengan berjalan kaki Dono menuju mesjid. Tapi setiap kali lewat rumah orang yang di sukai hati Dono bergetar.

"Apa bener ini kah cinta?" gerutu Dono di pinggir jalan.

Dono langsung dengan keputusan yang mantap melanjutkan tujuannya untuk mengaji. Dono pun merasakan perasaan yang aneh lagi. Kemudian membalikkan badan melihat rumah di mana orang yang di sukai tinggal. Ternyata pintu rumah terbuka. Keluarlah sesosok gadis yang sukai Dono.

"Wulan........ternyata jodoh ku," celoteh Dono.

Dono kembali meneruskan perjalannya menuju mesjid. Tiba-tiba di tengah jalan di hampiri oleh Indro dengan motor bututnya.

"Dono...naik.....Dono," perintah Indro.

"Ya...," jawab Dono.

Dono pun naik motor Indro. Dengan cepat Indro menggegas motor bututnya. Indro membawa motornya dengan hati-hati ke mesjid. Selang beberapa saat sampai di mesjid.  Indro langsung berhenti diparkiran. Dono langsung masuk ke mesjid begitu dengan Indro mengikuti dari belakang. Dengan mata kepalanya Dono teman-temannya telah berkumpul di dalam mesjid. 

"Pengajian udah di mulai," celoteh Dono dengan suara kecil.

Dono duduk diantara para pemuda yang soleh beserta Indro. Dengan santai Dono mengeluarkan kitab Al Qur'annya. Mulai pengajian di pandu oleh Kyai Hartono sampai menjelang sholat isya. Selang beberapa saat pengajian pun selesai. Indro melangkah maju azan tanda sholat isya mau di laksanakan. Dono telah membereskan semua peralatan mengajinya di masukan ke dalam tas dan di taruh di pinggir dinding mesjid agar tidak menghalangi orang sholat. Beranjak dono dengan pemuda-pemuda yang soleh untuk wudu. Dengan penuh santun Dono dan pemuda-pemuda soleh antri dengan untuk mengambi wudu. Setelah mengambil wudu Dono langsung melaksanakan sholat isya besama jamaah yang sudah siap menjalankan di imamin oleh Kyai Hartono.

Sholat berjalan dengan penuh khusus sampai selesai. Dono pun berdoa selesai sholat isya meminta petunjuk dengan perjalan hidupnya. Kyai Hartono mulai memberikan nasehat sehabis sholat  isya dan sekalian menjelaskan  akan menjalankan sholat gerhana. 

"Oh..iya....beritanya......tadi saya tonton di rumah tentang gerhana bulan total," celoteh Dono dengan suara kecil

Dono pun bersiap-siap dengan para jamaah yang lain untuk melasanakan sholat gerhana. Pelaksanaan sholat gerhana pun dengan penuh khusuk sampai selesai. Telah melaksanakan sholat gerhana Dono pun berdoa. Lalu bergegas untuk pulang ke rumah. Tidak lupa mengambil tasnya yang di taruh di pinggir  dinding mesjid. Keluarlah Dono dengan menyandang tasnya di bahunya. Dengan berjalan kaki Dono menuju pulang ke rumah. Lalu Dono melihat ke langit untuk memastikan gerhana bulan.

"Ternyata..gerhana bulan...........masa Alloh...," celoteh Dono.

Indro pun dateng menghampiri Dono yang sedang berdiri memandang langit. 

"Ayo  Dono..kita pulang," ajakan Indro.

"Iya...," jawab Dono.

Dono pun naik motor Indro. Dengan hati-hati Indro membawa motor bututnya. Selang berapa lama sampai di rumah. Indro menghentikan motornya tepat di halaman depan rumah Dono.

"Terima kasih ya... Indro," kata Dono.

"Iya...sama-sama," jawab Indro.

"Hati-hati di jalan ya Indro," nasehat Dono.

"Iya...," jawab Indro.

Indro dengan membalik arah langsung melajukan motor bututnya denga penuh kehati-hatian. Terlihat dari jauh Dono melihat Wulan sedang duduk berdua dengan seorang pemuda. Dengan cukup lama Dono memperhatikan sampai Wulan bangun dari duduknya. Lalu Dono bergegas masuk ke dalam rumah.

"Ternyata...saya khawatir...saja....dan juga Wulan tergerak di perhatikan saya......ya sudah ikhlasin saja. Alloh Maha Berkehendak. Kalau jodoh gak kemana?" celoteh Dono.

Dono pun masuk ke dalam rumah langsung menaruh tas yang berisi Al Qur'an dan Hadist di kamarnya. Lalu duduk di ruang tengah dan menyetel TV. Tiba-tiba perasan Dono pun gelisah lagi. Bergerak Dono melihat Wulan dari balik jendela kaca rumahnya.

"Ternyata benar..........Wulan mengajak pacarnya bicara di dalam rumah," kata Dono.

Dono langsung kembali ke ruang tamu untuk menonton TV. Dipilihlah Dono acara TV hari ini. Lalu Dono berhenti pada acara TV yang menarik tentang bulan purnama.

"Benar-benar..bulan purnama indah..., tapi kenapa serigala jadi-jadiannya gak ada ya?" celoteh Dono yang nyeleneh.

Dengan santainya Dono menyaksikan berita tentang gerhana bulan sampai habis. Lalu di gantilah cenel oleh Dono dengan menggunakan remot TV.  Satu acara yang cukup menarik di tonton Dono adalah Film. Dengan asiknya Dono menonton Film sampai larut malam. Waktu tidur pun dateng. Dono pun rebaan di lantai dengan beralaskan tiker pandan. Lalu tidur dan tidak lupa mematikan TV.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK