CAMPUR ADUK

Sunday, October 31, 2021

BENTUK KRITIK

Budi dan Abdul duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum teh gelas dan juga roti lah yang harganya terjangkau dengan kantongnya Budi lah.

"Kritik," kata Budi.

"Ada apa dengan kritik?!" kata Abdul.

"Berita di Tv sih. Tentang lukisan mural, ya berbentuk kritik kan," kata Budi.

"Tentang kritik itu," kata Abdul. 

"Apakah bentuk kritik kan kita bisa di terima, ya Abdul. Kita cuma lulusan SMA?!" kata Budi. 

"Emangnya Budi kritik dengan bentuk apa?!" kata Abdul.

"Bentuk papan catur. Ya hidup ini kan baik dan buruk, ya hitam dan putih," kata Budi.

"Lagian hanya lulusan SMA, ya mau kritik. Apa di denger dan juga di pahami dengan baik....sama orang-orang pendidikannya tinggi dan juga mendapat gelar ini dan itu. Kadang ada gelarnya di dapatkan dari luar negeri ini?!" kata Abdul.

"Kalau itu kan mana aku tahu. Cuma lulusan SMA. Aku cuma bentuk mengemukakan pendapat berdasarkan UUD 1945 yang di akui di dalam sampai luar negeri, ya dunia gitu," kata Budi.

"Memang sih. UUD 1945, ya boleh mengeluarkan pendapat ini dan itu. Tetap kita ini hanya lulusan SMA," kata Abdul. 

Abdul mengambil roti di piring, ya di buka plastiknya dan di makan roti lah. 

"Tujuan kritik itu....kata orang yang gelar sajana sih, ya kritikan itu untuk membangun jadi lebih baik. Masalahnya apakah kritikan itu di terima atau di tolak?!" kata Budi. 

"Contoh sederhana saja : nasehat dari ahli agama kepada umat, ya berdasarkan di kitab ajaran. Kadang bentuknya mengkritik ini dan itu. Ada yang menerima. Ada yang tidak menerima, ya bisa di bilang masa bodok. Padahal tujuannya nasehat ahli agama, ya membimbing dan mengarahkan pada kebaikan," kata Abdul. 

Abdul mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik teh gelas lah. 

"Iya juga ya. Nasehat saja ada yang bentuk kritik ini dan itu. Ada yang menerima dan ada juga tidak," kata Budi. 

Budi mengambil teh gelas di meja, ya di minum dengan baik. Abdul menaruh teh gelas di meja. 

"Emmmm," kata Abdul. 

Budi menaruh teh gelas di meja. 

"Kata Eko sih. Hitam bisa jadi putih. Dan putih bisa jadi hitam. Ya tidak sekedar hitam tetap lah hitam. Putih tetap lah putih," kata Budi. 

"Omongan Eko benerlah. Kan bangunan penjara masih ada. Untuk menghukum manusia yang melanggar aturan karena berbuat kejahatan, ya merugikan orang. Yang melakukan kejahatan bisa siapa saja. Contoh : pencuri. Ada pencuri dari anak- anak sampai orang dewasa. Ada di luar sistem kerja sampai di dalam sistem kerja. Baik swasta sampai pemerintahan," kata Abdul. 

"Berita di Tv kan di jelaskan semuanya," kata Budi. 

"Memang berita di Tv, ya di jelaskan semuanya. Sedangkan kita, ya sekedar obrolan saja!" kata Abdul. 

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok. Main catur!" kata Abdul. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun bidak catur dengan baik di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.

GAME ULTRAMAN

Faul dengan menggunakan sepedahnya ke rumah Hari. Ya Hari teman baik ya Faul, ya sama-sama anak-anak SD kelas 3. Sampai di rumah Hari, ya Faul menaruh sepedahnya di halaman depan rumah Hari. Ya Hari memang sudah menunggu Faul, ya janjian main game PlayStasion di rumah Hari lah. Hari dan Faul masuk ke dalam rumahnya Hari. 

"Isi rumah Hari rapih dan juga bagus," kata Faul. 

 "Ibu rajin mengatur dan membersihkan rumah, ya aku dan Ayah ikutan juga lah," kata Hari. 

"Ooooo begitu," kata Faul. 

Faul dan Hari sampai di ruang tengah. Ya keduanya duduk dengan baik. Hari memang sudah menghidupkan Tv dan juga PS. 

"Kita main game apa?!" kata Faul. 

"Main game Ultraman. Karena aku suka Ultraman," kata Hari. 

"Aku juga suka Ultraman. Ibu membeliin aku boneka Ultraman karena nilai-nilai pelajaran ku, ya hasilnya bagus," kata Faul. 

"Faul punya boneka Ultraman. Ya sama aja dengan ku. Kapan-kapan Kita main bersama main boneka Ultraman, ya Faul?!" kata Hari. 

"Iya. Kapan-kapan..kan?!" kata Faul. 

"Iya. Kapan-kapan? Sekarang lagi mau main game Ultraman di PS!" kata Hari. 

"Kalau begitu main game Ultraman!" kata Faul. 

"Ayooo!!!!" kata Hari. 

Hari dan Faul memegang stick game. Keduanya memilih karakter Ultraman yang ingin di mainkan. Hari memilih karakter Ultraman Orb untuk di mainkan. Faul memilih karakter Ultraman Belial untuk di mainkan. Permainan pun di mulai, ya battle. 

Hari dengan menggunakan Ultraman Orb, ya menyerang. Faul yang menggunakan Ultraman Belial, ya menyerang juga sih. Pertarungan sangat sengit banget. Sampai akhirnya Ultraman Orb yang di mainkan Hari menang. 

"Aku kalah," kata Faul. 

"Ayo main lagi. Faul bisa milih karakter yang lain. Pastinya Faul bisa menang dengan karakter yang lain," kata Hari. 

"Kita lanjut main gamenya," kata Faul. 

Faul memilih karakter Ultraman Zero. Sedangkan Hari memilih karakter Ultraman Leo. Permain game battle di mainkan dengan baik sama Hari dan Faul. Pertarungan sengit antara Ultraman Zero dan Ultraman Leo. Sampai akhirnya yang menang Faul dengan karakter Ultraman Zero. 

"Aku kalah," kata Hari. 

"Jadi kedudukan kita satu sama kan....Hari?!" kata Faul. 

"Iya," kata Hari. 

"Mainnya lanjut apa tidak?!" kata Faul. 

"Lanjut!" kata Hari. 

Hari dan Faul lanjut main game Ultramannya. Permainan game yang di mainkan Faul dan Hari, ya memang menghasilkan buat anak-anak sih. Sampai waktunya, ya Faul untuk pulang ke rumah. Permainan game Ultraman di PS, ya berakhir sih. Faul pulang ke rumahnya dengan mengendarai sepedahnya. Hari pun membereskan main game PS-nya, ya setelah itu Hari ke kamarnya untuk belajar lah. 

Hari mengulas pelajaran sekolah dengan baik, ya tujuannya pintar dan juga naik kelas ke kelas 4 dan tidak ingin tinggal kelas karena nilai pelajaran buruk, ya kebanyakkan main dari pada belajar. 

Selang beberapa saat, ya Faul sampai di rumahnya. Sepedah di taruh di ruang tamu sama Faul. 

"Waktunya aku belajar, ya setelah aku main menghibur diri ku," kata Faul. 

Faul masuk ke dalam kamarnya, ya belajar lah. Dengan baik Faul mengulas pelajaran sekolah dengan tujuan Faul jadi anak pintar lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK