"Rasa ingin berduan dengan cewek. Kenyataan tetap kenyataan. Aku masih jomlo," kata Budi.
Tiba-tiba bintang jatuh terlihat di pandangan Budi. Ya Budi diam saja melihat fenomena tersebut dan juga tidak berdoa. Beda dengan orang-orang yang mempercayai tentang bintang jatuh, ya bisa mengabulkan ini dan itu kalau berdoa. Budi pun segera mengambil koran di meja, ya di baca dengan baik berita yang ada di koran lah. Eko ke rumah Budi, ya Eko mengendarai motornya dengan baik menuju rumah Budi. Singkat waktu, ya Eko sampai di rumah Budi dan memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Eko membawa seplastik yang isinya gorengan dan juga minuman kopi gelasan gitu. Eko menaruh seplastik yang isi makan dan minuman di meja. Eko berkata "Gorengan Budi!"
Eko mengambil gorengan di plastik, ya di makan dengan baik sih gorengan.
"Iya," kata Budi.
Budi menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja. Budi mengambil gorengan di plastik, ya di makan dengan baik gorengan lah.
"Eko," kata Budi.
"Apa?" kata Eko.
Eko mengambil minuman kopi gelasan di plastik, ya segera di minum dengan baik kopi gelasan itu.
"Banyak orang-orang status agamanya, ya cuma abal-abal kan?" kata Budi.
Budi mengambil minuman kopi gelasan di pelastik, ya segera di minum dengan baik kopi gelasan itu. Eko menaruh kopi gelasan di meja.
"Ya realita kehidupan ini, ya begitu lah. Banyak orang-orang yang status agamanya, ya cuma abal-abal. Tidak menjalankan aturan agama yang di yakininya," kata Eko.
Budi menaruh minuman kopi gelasan di meja.
"Maka itu banyak ahli agama terus mengajarkan agama dengan baik, ya lewat apa pun. Contohnya : media Tv lah. Untuk mengingatkan manusia yang meyakini agama yang di yakininya, ya di jalankan dengan baik," kata Budi.
"Siar agama, ya terus menerus di jalankan dengan baik. Demi kebaikan semuanya," kata Eko.
"Agama itu. Penggerak ekonomi kan?" kata Budi.
"Memang agama itu penggerak ekonomi. Contohnya : guru agama yang mengajar di sekolah, ya di bayar oleh pemerintah dan swasta. Dari gajinya guru, ya di belikan keperluan kebutuhan sehari-hari yang ini dan itu," kata Eko.
"Ekonomi berjalan dengan baik," kata Budi.
"Ya begitu lah," kata Eko.
"Eko kalau ketemu guru-guru kita di jalan. Ya apa Eko menghampirinya dan salam sama Bapak dan Ibu guru?" kata Budi.
"Kalau ingat sih. Aku ketemu guru SMA sih. Bapak itu sudah lupa dengan aku, ya karena kan banyak muridnya yang di ajar. Aku sebagai mantan murid yang baik, ya menghampirinya dan salam sama Bapak guru lah, ya Bapak guru kan seperti orang tua kita sendiri, ya mendidik aku menjadi orang yang berguna demi menjalankan kehidupan ini," kata Eko.
"Ya aku juga sih bertemu dengan guru-guru di SMA. Ya aku menghampirinya dan salam gitu. Tanda masih menghormati guru sih. Kalau tidak karena guru, ya aku bukan siapa-siapa. Karena ilmu semasa SMA di gunakan dengan baik, ya akhirnya aku kerja di perusahaan, ya walau hanya jadi buruh karena statusnya SMA," kata Budi.
"Di pikir dengan baik sih, yang hebat itu Abdul. Dengan ilmu SMA. Abdul menggunakan ilmunya dengan baik, ya membangun usaha, ya dagang di pasar gitu, ya kelontongan gitu. Hasil usahanya Abdul berjalan dengan baik karena Abdul memahami dengan baik ilmu ekonomi dan juga perubahan yang terjadi di masyarakat yang di pengaruhi oleh perkembangan teknologi, ya digitalisasi sih. Dasarnya Abdul semasa SMA, ya IPA," kata Eko.
"Memang aku akui. Abdul hebat dengan spekulasinya dalam membangun usaha. Aku, Eko, Abdul dan Erwin, ya anak IPA, ya semasa SMA," kata Budi menegaskan omongan Eko.
Eko pun bersenandung "A : Aku selalu belajar memahami kehidupan ini. B : Bermain dan bergembira. C : Cerita ini dan itu. D : Dia yang selalu membuat ku bahagia. E : Engkau adalah cinta sejati ku...."
"Eko pandai menyusun kata-kata yang menarik," kata Budi.
"Ya sekedar saja sih. Kita masih kelompok grub band semasa SMA," kata Eko.
"Setelah lulus SMA, ya aku, Eko, Abdul dan Erwin. Pada akhirnya memutuskan jalan masing-masing untuk mencari masa depan yang baik dengan cara masing-masing," kata Budi.
"Ya begitulah keadaan grub band kita," kata Eko.
"Main catur saja, kalau begitu Eko!" kata Budi.
"Ok...main catur!" kata Eko.
Budi, ya mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati makan gorengan dan juga kopi gelasan lah.