Dono duduk di ruang tamu, ya baca AL Qur'an dengan baik. Indro baru pulang dari urusan kerjaannya begitu juga Kasino, ya keduanya beres-beres diri...baru duduk bersama Dono di ruang tamu. Dono pun menghentikan baca AL Qur'an dan AL Qur'an pun di taruh di meja.
"Don, kok berhenti baca AL Qur'an-nya?" tanya Indro.
"Istirahatlah baca AL Qur'an," kata Dono.
"Oh, begitu...," kata Indro.
Indro dan Kasino, ya melihat satu kotak di atas meja.
"Don, kotak apa di atas meja?" tanya Indro.
Kasino sudah memegang kotak tersebut.
"Kotak itu berisi baju muslim untuk cewek," kata Dono.
Kasino membuka kotak itu untuk memastikan omongan Dono. Ternyata baju muslim untuk cewek dan juga masih baru dan Kasino berkata "Untuk siapa baju muslim ini?".
"Untuk...Rara," kata Dono.
"Oooo...untuk Rara toh," kata Kasino dan Indro bersamaan.
Dono ingin nonton Tv, jadi beranjak dari duduk dari ruang tamu.
"Tunggu...Don, niat kamu memberikan baju muslim ini untuk apa? Jangan-jangan kamu punya masalah dengan Rara jadi minta maafnya dengan memberikan hadiah baju muslim," kata Indro yang kepo banget.
Dono pun duduk kembali di tempat duduknya dan berkata "Niat aku nolong dan sodakoh. Sebenarnya sih aku tidak ingin membeli baju muslim itu, tapi demi menolong teman yang mengalami penurunan penjualan dengan gejala ini dan itu. Jadi aku belilah baju muslim untuk diri ku ada di taruh di kamar dan satu lagi, ya untuk Rara," kata Dono.
"Oh, niatnya nolong dan sodakoh toh. Bener juga pemikiran Dono. Jika ada orang yang mengalami kesulitan dalam hal urusan dagang...apalagi sampai hampir bangrut. Jadi lebih baik aku membeli barang orang tersebut agar usaha dagangnya tidak bangrut dan mengalami kenaikan penjualan," kata Indro.
"Berarti sama dengan orang-orang yang bersodakoh di publikasikan di Tv. Apa pendapat kalian berdua?" kata Kasino.
"Sama sih kedudukannya," kata Indro.
"Iya sama. Malahan lebih baik untuk nolong orang miskin yang membutuhkan. Harapan ku sebenarnya, jika seratus orang kaya membeli barang untuk menolong orang yang kesulitan kaya teman ku...usahanya penurunan penjualan dan hampir bangrut. Maka teman ku tidak akan bangrut dari usahanya," kata Dono.
"Seratus orang yang kaya beli barang di temannya Dono. Bener Don...kalau aku itung dengan baik...ya bisa tertolong temanmu," kata Kasino.
"Aku pikir baik-baik omongan kalian berdua.., ia bisa tertolong," kata Indro.
"Benerkan omongan aku. Maksud dari omongan ku ini ada tujuannya. Jika perbandingan masalah ini satu dan menjadi seratus dan juga seribu....maka kelipatan pembelian barangnya luar biasa kan. Gejala ini terjadi di ekonomi Indonesia.....maka pentingnya membeli barang apa pun demi membantu diri, keluarga, bangsa dan negara...untuk menolong orang yang mengalami gejala penurunan penjualan. Kuncinya hanya satu....bagi yang punya uang, baik orang biasa-biasa sampai orang kaya beli barang yang di sukai...jadilah peningkatan pertumbuhan ekonomi," kata Dono.
"Berarti sama aja dengan omongan Pak Joko Widodo, pentingnya daya beli masyarakat baik proses ekonomi tradisional dan moderen," kata Kasino.
"Daya beli masyarakat. Betul...betul," kata Indro yang menegaskan omongan kedua temannya.
"Pentingnya.....niat nolong dan sodakoh," kata Dono menegaskan semuanya.
"Seratus persen bener Dono," kata Indro yang mengacungkan jempol.
"Idem," kata Kasino.
Ketiganya menyelesaikan pembicaraan di ruang tamu dan pindah ke ruang tengah untuk nonton Tv dengan acara Tv yang bagus banget...yaitu bertemakan keislamian 'Syair Ramadhan'.