Seusai urusan kerjaannya, Awin pun hendak langsung pulang ke rumah. Saat pengkolan samping sekolahan SD ada penjual bakso, Pak Udin namanya. Awin mampirlah ke jualan baksonya Pak Udin.
"Pak biasa, tiga bungkus baksonya!" kata Awin.
"Iya, nak. Bapak siapkan," kata Pak Udin.
Awin menunggu dengan sabar di dalam kedai bakso Pak Udin.Ya Pak Udin sibuk membungkus baksonya. Satu persatu pelanggan dateng membeli baksonya Pak Udin yang terkenal.
"Udah malem gini, masih laris aja baksonya Pak Udin. Padahal sudah berjalan cukup lama jualan bakso Pak Udin. Saat itu aku masih SD kelas 2," kata Awin tapi di dalam hati.
Pak Udin selesai membungkus bakso pesan Awin dan segera Awin membayar pesanan baksonya ke Pak Udin dengan uang pas dan tak lupa mengucapkan "Terima kasih" sama Pak Udin.
Ya Pak Udin pun menjawabnya "Sama-sama".
Awin pun segera bergerak ke rumahnya. Sampai di rumah memang tidak ada orang, ya cuma Awin sendiri.
"Belum pada pulang orang rumah," kata Awin.
Awin pun segera makan baksonya sambil menonton Tv. Sedang kan dua bungkus di taruh di meja begitu saja.
"Bakso ini memang enak. Tapi memang kalah kenak baksonya Pak Sony. Padahal cuma perbedaan dari rasa bakso aja," kata Awin.
Awin terus menikmati baksonya.
"Apa aku jualan bakso aja ya? Tapi sudah banyak yang jualan bakso. Agak susah juga ya kalau lulusan SMP nyari kerjaan. Untung saja aku dapet kerjaan jadi kuli bangunan. Ya lumayan nyambung hidup," kata Awin.
Awin terus menikmati makan baksonya sambil nonton Tv. Saat acara Tv menayangkan megahnya istana dengan makan yang enak-enak. Awin terpukau pada tontonan yang di tontonnya.
"Kaya. Aku ingin kaya seperti raja. Hidup mewah dan makan yang enak-enak. Tapi kenyataannya aku cuma kuli bangunan. Ya untung bisa hidup dan terbebas dari kemiskinan. Nanti dulu. Kalau aku tidak kerja lagi. Ya miskin lagi. Nasif di garis kemiskinan. Mau jadi orang kaya tapi gak ada jalan. Hidup pas-pas banget," kata Awin.
Awin terus menikmati makan baksonya sampai kenyang dan setelah itu minum air putih yang menyegarkan tenggorokannya. Awin mencuci mangkok baksonya di belakang sekalian mandi karena gerah gitu pulang kerja. Maman dan Iwan pulang dari kerja dan saat masuk rumah tidak lupa mengucap salam " Assalamualaikum".
Awin selesai mencuci mangkok dan menaruh di rak piring dan juga mandi gitu biar seger, mendengar salam Maman dan Iwan dan segera menjawabnya "Waalaikumsalam".
"Ada bakso untuk kalian berdua!" kata Awin.
"Iya," kata Maman dan Iwan bersamaan.
Awin asik nonton Tv lagi. Maman dan Iwan, asik makan bakso, ya agak dingin saja karena Maman dan Iwan baru pulang dari kerjaan. Saat acara Tv berganti jadi sinetron percintaan yang biasa di tayangkan, Awin tetap menontonya tapi dalam diri berkata "Entah kapan aku bertemu jodoh ku? Ya kalau di pikir baik-baik sih, aku terlalu sibuk dengan kerja dan kerja untuk menyambung hidup. Tak pernah berpikir untuk pacaran atau mencari pasangan hidup. Ya sudahlah jalanin nasif orang miskin".
Maman asik makan bakso bersama Iwan sambil bercerita tentang kerjaan keduanya, ya nama juga nasif orang miskin....jadinya kerjaannya gak jauh dari Awin, ya kuli bangunan tetap di jalankan untuk menyambung hidup dan tidak pernah menyerah walau hidup pas pasan.
Awin terbawa suasana tontonan Tv, agak mengkhayal gitu.
"Pemain senetron itu, tokoh utama wanitanya cantik. Aku kepengen sih punya pasangan seperti itu. Kalau di hayalkan dapetlah. Kalau kenyataan mana mungkin. Aku miskin, tetap usaha ingin jadi kaya," kata Awin dengan samar agar tidak di dengar Maman dan Iwan.
Maman dan Iwan selesai makan bakso, ya biasa bukan orang kaya ada yang mencuci piring dan gelas kotor abis makan dan minum, alias pembantu gitu....jadinya, ya Maman dan Iwan mencuci mangkok di belakang gitu sekalian mandi karena gerah seharian bekerja jadi kuli bangunan demi menyambung hidup.
Awin pun melihat tokoh prianya membawa mobil mewah jemput tokoh wanitanya dan kepingin juga seperti adegan sinetron di tontonnya.
"Wiiii. Asik juga jadi orang kaya. Mobil mewah dan punya pacar cantik banget lagi dan kaya juga. Enak jadi orang kaya. Andai jadi orang kaya. Orang miskin cuma mengkhayal aja, kalau kenyataan ya mana mungkin. Gaji kuli pas pasan cukup nyambung hidup. Walau sudah berganti pemimpin di Indonesia untuk nilai reformasi ini dan itu. Ya tetap jalan nasif orang susah di ubah untuk jadi orang kaya, tetap miskin. Kalau di pikir baik-baik, kalah dengan orang-orang yang duluan sudah kaya dan peluang untuk jadi kayanya pun banyak gitu dari kerjasama sana dan sini," kata Awin dengan suara samar agar tidak kedengaran Maman dan Iwan.
Ketika azan terdengar dari mesjid. Awin menghentikan tontonan Tv dan segera pergi bergerak ke mesjid untuk sholat isya. Sedangkan Maman dan Iwan sholat isya berjamaah di rumah. Sampai di mesjid. Awin khusus menjalankan tugasnya sebagai muslim yang baik. Seusai sholat isya. Awin pun main ke rumah Joni, ya biasa sekedar ngobrol dan main catur aja.