Dono sedang sibuk membuat sesuatu di kamarnya yang dapat memukaw semua orang di bidang teknologi. Saat serius-seriusnya Dono menerima pesan singkat dari Hpnya. Dono meninggalkan pekerjaannya dan mencari Hp yang di taruh di atas TV. Ternyata pesan dari Wulan. Dono langsung menelpon Wulan.
Wulan langsung mengangkat telpon Dono.
"Halo mas...Dono."
"Dek..lagi..ngapain. Kok tumben ngirim pesan singkat gitu aja."
"Cuma kangen aja. Sekalian mengingatkan mas Dono yang sibuk mengerjakan proyek masa depan."
"Oh cuma kangen toh. Gimana acara musiknya di pantai charita?"
"Acaranya meriah banget. Mas Dono sibuk sih gak bisa menemani adek di sini. Ya jadi nonton sendirian garing deh. Untung aja ada teman-teman. Jadi acaranya luar biasa. Tidak membosenkan."
"Syukur deh. Kamu bahagia."
Saat asik-asiknya berbincang-bincang lewat telepon. Cuaca mulai berubah. Angin bertiup sangat kencang sekali. Hujan pun turun sangat lebat. Bumi pun bergetar. Air laut mulai naik menuju pinggir pantai.
Gelombang besar langsung menghantam area di sekitar pinggir pantai. Termasuk sebuah tenda yang berada di pinggir pantai yang mengadakan acara musik. Wulan berada di situ bersama teman-teman. Tak sempat melarikan diri. Seketika hancur berantakan dan terbawa oleh air laut.
Hubungan telpon pun terputus. Yang terkenang oleh Dono adalah kata Wulan "Saya sayang mas Dono."
Dono sedikit terkejut. Dono terus memastikan keadaan Wulan lewat Hp. Tapi ternyata usaha Dono sia-sia. Walaupun sudah berteriak keras-keras. Lalu Dono melihat acara Tv pun berubah mengabarkan kejadian bencana tsunami di daerah Banten dan sekitarnya. Dono pun terkejut sekali dengan berita itu. Khawatiran Dono makin tinggi. Lalu Dono keluar dari rumahnya untuk mencari kepastian tentang berita tsunami lewat jaringan teman-temannya.
Ternyata berita itu benar. Dono lebih khawatir dengan keberadaan Wulan yang mengikuti acara musik di pinggir pantai di daerah bencana tsunami. Saat kenyataan yang sebenarnya. Dono sampai di tempat acara musik yang di tonton Wulan dan teman-temannya. Terkapar mayat-mayat di dalam rumah sakit. Dono pun melihat Wulan terbaring tidak bernyawa lagi.
Air mata Dono tumpah. Orang yang cintai dan di sayanginya meninggal Dunia. Mau gak mau Dono mengikhlaskan kepergian Wulan. Dengan segera Dono dan keluarga Wulan mempercepat pemakaman Wulan, tapi sebelumnya Wulan di sholatin di mesjid. Semuanya Ikhlas menerima kepergian Wulan.
Setelah kepergian Wulan. Dono merasa ada yang ganjil. Sampai di area terjadi bencana tsunami melihat sosok yang kasap mata. Dono melanjutkan pekerjaannya dengan sekuat tenaga. Sampai hal yang paling riskan. Dono membutuhkan sumber energi yang luar biasa untuk mengaktifkan alat yang di buatnya.
Tuhan pun mengabulkan doa Dono. Sebuah batu meteor yang pernah jatuh ke bumi di pajang musium. Dono pun berencana untuk menggunakan batu tersebut. Walau pada awalnya di larang oleh Kasino yang menjaga musium. Tapi demi keinginan Dono yang luar biasa untuk membuktikan alatnya yang dibuat berfungsi dengan baik. Akhirnya Kasino memberikan bongkahan kecil dari batu meteor yang di simpannya.
Dono pun sangat senang dan berterima kasih dengan teman baiknya. Di dalam kamar Dono mulailah pembuktian. Batu meteor di taruh di sebuah alat berbentuk jam dan di pakai Dono di tangan kirinya. Lalu Dono mulai mengaktifkan alat buatannya dengan sumber energi dari batu meteor. Alat buatan Dono berfungsi dengan baik. Energi keluar dari alat yang di pakai Dono. Melingkari dirinya. Dono terlindungi energi tersebut dan mulai menjelajah dunia waktu. Sampailah pada waktu sebelum Wulan meninggal.
Dono pun berusaha mencegah kematian Wulan dan membuktikan sosok kasap mata. Dono pun bergerak menuju tempat Wulan yang mengikuti acara musik di pinggir pantai. Sampai di sana Dono bertemu dengan Wulan dan segera membawa pergi. Tapi ternyata banyak yang menguji Dono lewat teman-teman Wulan. Seakan-akan tidak bisa dicegah. Akhirnya Wulan pun tetap mengikuti acara musik tersebut bersama teman-temannya. Lagi-lagi Dono melihat makluk kasap mata tersebut dan mengejarnya. Ternyata Dono malah di hempaskan oleh makluk kasap mata dan berkata "Kembalilah ke zamanmu.....jangan mengubah takdir yang di tetapkan Tuhan."
Dono seketika kembali ke zamannya dan berada di kamarnya. Rasa takut itu mencekam dalam diri Dono.
"Jangan-jangan malaikat maut....," kata Dono dengan sekujur tubuhnya merinding.
Dono pun sadar dan menaruh alat buatannya yang menjelajah waktu di simpan di tempat yang aman. Lalu Dono bergerak menuju makamnya Wulan.
Di makamnya Wulan. Dono meluapkan rasa penyesalannya yang luar biasa. Tetap saja Dono tidak bisa mengubah apa yang telah di tetapkan oleh Tuhan bahwa takdir hidup dan mati makluk hidup di muka bumi ini telah diatur dalam suratan takdir Alloh SWT.
Karya: No
Karya: No