CAMPUR ADUK

Thursday, April 24, 2025

QUIZ SHOW

Malam hari, ya di langit ada bulan dan bintang gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang cerita seputar ruang lingkup sosial masyarakat Palembang di chenel TVRI Palembang gitu....seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. 

Isi cerita yang di baca Budi :

Pada tahun 1958, pertanyaan dan jawaban yang akan digunakan untuk siaran terbaru acara kuis populer NBC Twenty-One dipindahkan dari brankas bank yang aman ke studio. Daya tarik utama malam itu adalah warga Queens Herb Stempel, ya juara bertahan, yang menjawab dengan benar setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Akhirnya, baik jaringan maupun sponsor perusahaan program tersebut, tonik tambahan Geritol, mulai khawatir bahwa peringkat persetujuan Stempel mulai mendatar, dan memutuskan bahwa acara itu akan mendapat manfaat dari bakat baru.

Produser Dan Enright dan Albert Freedman terkejut ketika instruktur Universitas Columbia Charles Van Doren putra dari keluarga sastra terkemuka, mengunjungi kantor mereka untuk mengikuti audisi untuk acara yang berbeda dan tidak terlalu sulit oleh produser yang sama, Tic-Tac Dough. Menyadari bahwa mereka telah menemukan penantang yang ideal untuk Stempel, mereka menawarkan untuk mengajukan pertanyaan yang sama selama acara yang dijawab dengan benar oleh Van Doren selama audisinya. Dia menolak, tetapi ketika dia mendekati 21 poin kemenangan di acara itu, dia ditanyai salah satu pertanyaan dari audisinya. Setelah beberapa saat ragu-ragu secara moral, dia memberikan jawaban yang benar. Stempel sengaja melewatkan pertanyaan yang mudah dan kalah, padahal dia dijanjikan masa depan di televisi jika dia melakukannya.

Dalam minggu-minggu berikutnya, rentetan kemenangan Van Doren membuatnya menjadi selebriti nasional, tetapi ia dengan enggan menyerah di bawah tekanan dan membiarkan Enright dan Freedman mulai memberinya jawaban. Sementara itu, Stempel, setelah kehilangan uang hadiahnya karena bandar judi yang tidak bermoral, mulai mengancam tindakan hukum terhadap NBC setelah berminggu-minggu berlalu tanpa kembali ke televisi. Ia menemui Jaksa Wilayah New York County Frank Hogan, yang mengadakan sidang juri agung untuk menyelidiki tuduhannya.

Richard Goodwin, seorang pengacara Kongres muda, ya mengetahui bahwa temuan dewan juri agung telah disegel dan melakukan perjalanan ke New York City untuk menyelidiki rumor tentang acara kuis yang dicurangi. Mengunjungi sejumlah kontestan, termasuk Stempel dan Van Doren, ia mulai curiga bahwa Twenty-One adalah operasi yang diatur. Kepribadian Stempel yang tidak stabil merusak kredibilitasnya, dan tidak ada orang lain yang tampaknya bersedia untuk mengonfirmasi bahwa acara itu telah diatur. Karena takut Goodwin akan menyerah dalam penyelidikan, Stempel mengaku bahwa ia diberi jawaban yang benar selama ia tampil di acara itu, dan bersikeras bahwa Van Doren pasti terlibat juga. Mantan kontestan lain memberi Goodwin serangkaian jawaban yang ia kirimkan ke dirinya sendiri dua hari sebelum penampilannya di acara kuis, yang menurut Goodwin sebagai bukti yang menguatkan.

Van Doren yang dirundung rasa bersalah sengaja kalah, tetapi NBC menawarinya kontrak yang menguntungkan untuk tampil sebagai koresponden khusus di acara Today pagi. Komite Pengawasan Legislatif DPR mengadakan sidang, di mana Goodwin menyampaikan buktinya tentang korupsi acara kuis tersebut. Stempel bersaksi di sidang tersebut tetapi gagal meyakinkan komite, dan baik kepala jaringan NBC Robert Kintner maupun eksekutif Geritol Martin Rittenhome menyangkal mengetahui adanya kecurangan pada Twenty-One. Atas panggilan Goodwin, Van Doren bersaksi di hadapan komite dan mengakui perannya dalam penipuan tersebut. Setelah sidang ditutup, ia mengetahui dari wartawan bahwa ia telah dipecat dari Today dan bahwa dewan pengawas Columbia akan meminta pengunduran dirinya.

Goodwin yakin bahwa ia hampir menang melawan Geritol dan NBC, tetapi menyadari bahwa Enright dan Freedman tidak akan membahayakan masa depan mereka sendiri di dunia televisi dengan menentang bos mereka. Ia diam-diam menyaksikan kesaksian produser, membebaskan sponsor dan jaringan dari segala kesalahan, dan bertanggung jawab penuh atas kecurangan acara tersebut. Dengan perasaan jijik, ia melangkah keluar dan melihat Van Doren, yang bertukar pandang dengannya sebelum masuk ke dalam taksi.

***

Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja. 

"Emmm," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik di depan rumah Budi. Yaaa Eko melihat dengan baik di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng seperti biasa isinya air panas dan piring yang ada singkong goreng gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

"Daun kering," kata Budi. 

"Apa maksud Budi...daun kering?" kata Eko. 

"Orang tua di umpamakan seperti daun kering gitu," kata Budi. 

"Ooo mengumpamakan orang tua seperti daun kering toh!" kata Eko. 

"Orang tua, ya perilakunya ada yang baik dan buruk," kata Budi. 

"Hidup ini, ya orang tua....perilakunya ada yang baik dan buruk," kata Eko. 

"Orang tua yang mempelajari pemahaman agama dengan baik, ya berusaha dengan baik berjalan dengan baik demi diri, keluarga, ya dan orang tua," kata Budi. 

"Orang tua yang memahami agama yang di yakini," kata Eko. 

"Bagi orang tua yang tidak memahami agama, ya tingkahnya cenderung buruk ini dan itu....jadi menyusahkan keluarga dan juga orang lain," kata Budi. 

"Orang tua yang jauh dari agama, ya jadi tidak memahami agama yang di yakini sih," kata Eko. 

"Orang tua asam garam dunia ini," kata Budi. 

"Ya tentang orang tua....asam garamnya dunia karena lebih dulu lahir dan menjalankan hidup ini dengan cara baik dan buruk," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Sedangkan daun muda," kata Budi. 

"Daun muda...apa Budi?" kata Eko. 

"Daun muda yang aku maksud, ya generasi muda gitu," kata Budi. 

"Ooo daun muda....maksudnya generasi muda toh," kata Eko. 

"Generasi muda, ya perilakunya antara baik dan buruk," kata Budi. 

"Hidup ini.....tentang generasi muda...perilakunya antara baik dan buruk," kata Eko.

"Generasi muda yang memahami agama yang di yakini, ya memutuskan dengan baik jalan di jalan baik demi diri, keluarga, ya dan orang lain," kata Budi. 

"Ya generasi muda yang memahami agama yang di yakini, ya berjalan di jalan baik," kata Eko. 

"Sedangkan generasi muda yang jauh dari agama, ya berdasarkan data di lapisan masyarakat, ya pergaulan kaula muda....cenderung sih...perilakunya buruk ini dan itu," kata Budi. 

"Memang sih..generasi muda yang jauh dari agama, ya tingkahnya cenderung sih...buruk ini dan itu," kata Eko. 

"Di pergaulan kaula muda, ya jika ada generasi muda yang buruk tingkahnya...lebih baik menjauh kan Eko?" kata Budi. 

"Ya lebih baik menjauh sih dari generasi muda yang tingkahnya buruk karena bisa kena rugi, ya seperti di tipu dan di curi ini dan itu," kata Eko. 

"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Main kartu remi saja Eko!" kata Budi. 

"Okey main kartu remi saja!" kata Eko. 

Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya kartu remi di kocok dengan baik dan kartu remi di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan gitu. 

"Emmm," kata Budi.

"Menurut cerita orang sih. Dapat daun enak sih," kata Eko.

"Dapat daun muda enak. Lalapan daun muda, ya Eko?" kata Budi.

"Daun muda yang di maksud Budi, ya daun muda yang bisa di makan jadi lalapan. Yang aku maksud dengan daun muda adalah istri muda. Seorang cowok tua, ya bapak-bapak yang statusnya duda karena istrinya sudah meninggal, ya cowok tua itu menikah lagi dan dapet cewek yang cantik banget, ya di sebut daun muda gitu," kata Eko. 

"Daun muda yang maksud Eko adalah istri muda toh. Bisa saja....cowok tua yang punya istri, ya menikah lagi dengan cewek yang cantik di sebut daun muda kan Eko?" kata Budi. 

"Bisa sih...Budi....cowok tua yang punya istri, ya dengan alasan ini dan itu jadi cowok tua menikah cewek muda, ya daun muda gitu," kata Eko. 

"Selera cowok tua mendapatkan daun muda....seperti makanan kan Eko?" kata Budi. 

"Omongan Budi bener sih," kata Eko. 

"Hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Budi. 

"Memang hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko. 

"Kalau cerita daun muda di ceritakan film atau sinetron...bagus kan Eko?" kata Budi. 

"Yaaa bagus sih...cerita daun muda di ceritakan di film dan sinetron. Ceritanya penuh dengan konflik ini dan itu," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya asik main kartu remi, ya cangkulan gitu. 

"Emmm," kata Eko. 

"Hidup ini....orang-orang tetap menjalankan dengan baik urusan agama yang di yakini," kata Budi. 

"Realitanya memang begitu," kata Eko.

"Contohnya : agama Katolik....yaaa berkembang dengan baik, ya berjaya dengan nilai-nilai dari ajaran agama...tetap di jalan baik demi kebaikan ini dan itu," kata Budi. 

"Contohnya...berdasarkan berita Tv," kata Eko. 

"Memang sih...berdasarkan berita Tv sih!" kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

"Kompetisi terjadi juga antara agama satu dengan lainnya dengan tujuan ini dan itu," kata Budi. 

"Realitanya memang begitu sih," kata Eko.

"Yang terpenting adalah Toleransi berjalan dengan baik," kata Budi. 

"Menang sih....yang terpenting adalah Toleransi!" kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Emmm," kata Eko. 

Eko dan Budi tetap asih sih main kartu remi dengan baik gitu, ya main cangkulan gitu. 

CAMPUR ADUK

THAT CHAMPIONSHIP SEASON

Malam hari, ya keadaan lingkungan sekitar rumah Budi tenang dan baik gitu. Setelan nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang seni da...

CAMPUR ADUK