“Andai ada pawang hujan,” kata Budi.
“Pawang hujan untuk apa?” kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
“Pawang hujan untuk menolak hujan yang turun dari langit. Keadaan yang tadinya hujan jadi cerah lagi,” kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
“Tujuannya pawang hujan ada untuk nolak hujan toh. Emmmm. Kalau aku ingat banget, ya ada sih pawang hujan di daerah sini. Tapi tetap tidak bisa menolak hujan. Ya keadaan tetap hujan, ya berarti ilmu gagal gitu,” kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
“Pawang hujannya tidak bisa nolak hujan. Keadaan tetap hujan,” kata Budi.
“Emmmmm,” kata Eko.
“Ilmu pawang hujannya sama apa enggak Eko…..dengan pawang hujan yang di beritakan di Tv?” kata Budi.
“Pawang hujan yang di beritakan di Tv. Ilmu, ya beda sih dengan pawang hujan yang ada di sini,” kata Eko.
Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik bakwan goreng lah.
“Ooooo ilmunya beda toh,” kata Budi.
“Kalau aku ingat sih….cerita film atau sinetron Monkey King, ya Sun Go Kong tentang pertandingan menurunkan hujan antara Biksu Tong dan juga Pendeta Siluman. Ya Pendeta Siluman, ya sakti sih. Pendeta Siluman bisa mengatur cuaca dengan baik dengan ilmunya, ya jadi bisa menurunkan hujan dengan ritual yang di jalankannya dengan baik. Berarti Pendeta Siluman, ya bisa menolak hujan, ya Pendeta Siluman di sebut pawang hujan juga sih. Sedang Biksu Tong, ya di bantu Sun Go Kong untuk menurunkan hujan dengan bantuan para Dewa pengatur cuaca. Ketika pertandingan di jalankan di hadapan raja. Sun Go Kong, ya mengatur permainan dengan ilmunya dengan bantuan para Dewa pengatur cuaca, ya agar Pendeta Siluman….gagal dalam menurunkan hujan. Biksu tong, ya berhasil menurunkan hujan dengan baik. Jadinya Biksu Tong menang dalam pertandingan menurunkan hujan, ya bantuan Sun Go Kong dan juga para Dewa pengatur cuaca,” kata Eko.
“Cerita menurunkan hujan. Antara Biksu Tong dan Pendeta Siluman. Cerita yang bagus sih,” kata Budi.
“Memang cerita Sun Go Kong bangus,” kata Eko.
Eko selesai makan bakwan goreng, ya mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
“Mutan yang bisa mengatur cuaca. Strom. Film X-Man,” kata Budi.
Budi mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik bakwan goreng lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
“Memang sih. Film X-Man. Mutan yang bisa mengatur cuaca, ya Strom,” kata Eko.
“Strom yang mampu mengatur cuaca, ya berarti bisa menurunkan hujan dan juga, ya bisa menolak hujan…..di sebut pawang hujan,” kata Budi.
Budi selesai makan bakwannya, ya mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopinya lah.
“Pawang hujan,” kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
“Aku punya cerita tentang pawang hujan,” kata Budi.
“Budi punya cerita tentang pawang hujan. Ya silakan Budi bercerita. Aku siap menjadi pendengar yang baik!” kata Eko.
“Baiklah aku cerita. Seorang cewek yang belajar dengan baik ilmu-ilmu ritual ini dan itu dari gurunya yang katanya gurunya hebat ilmu ritual ini dan itu. Cewek itu tetap menjalankan kehidupannya, ya seperti biasanya sih kerjaannya pedagang. Kadang ada orang-orang yang percaya dengan ilmu yang di pelajarin cewek itu. Maka itu cewek itu pun dapet kerjaan untuk membuat ritual-ritual ini dan itu, ya sampai dengan menolak hujan saat acara besar sih di lapangan sih. Cewek itu menjalankan kerjaan di acara pernikahan dan juga ada acara kuda lumping di lapangan gitu. Cewek itu mengatur ritual-ritual agar tidak hujan gitu. Cewek itu dengan baik menjalankan ritualnya. Ternyata hujan pun tidak bisa di tolak sih. Cewek itu gagal menolak hujan, ya membuat keadaan cuaca tidak cerah lah. Cewek itu murung karena gagal dengan ilmunya untuk menolak hujan. Cewek itu akhirnya tidak ingin menjalankan kerjaannya lagi jadi pawang hujan. Cewek itu, ya menjalankan kerjaannya seperti biasa dagang demi hidup ini. Ada orang-orang yang masih percaya dengan kemampuan tuh cewek sebagai pawang hujan yang hebat. Cewek itu mendapatkan kerjaan lagi untuk menolak hujan di acara konser musik yang di adakan di lapangan. Cewek itu sebenarnya tidak ingin menjalankan kerjaannya jadi pawang hujan, tapi karena keadaan butuh uang untuk hidup ini. Cewek itu menerima kerjaan jadi pawang hujan lagi. Cewek itu menjalankan kerjaanya dengan baik, ya ritual-ritual di jalankan dengan baik untuk menolak hujan di acara konser musik di lapangan gitu. Acara musik berjalan dengan baik. Tiba-tiba awan hitam telah ngumpul dan mau hujan. Cewek itu berusaha dengan baik dengan ritual-ritualnya agar hujan di tolak dan keadaan cuaca cerah lagi gitu. Air hujan mulai turun rintik-rintik. Ada seorang pemuda di tengah penonton yang sedang nonton konser musik di lapangan. Memang pemuda itu punya ilmu menolak hujan, ya bisa di bilang pawang hujan yang tidak menjalankan ritual ini dan itu. Pemuda itu membaca doa dengan baik untuk hujan di tolak dan keadaan cuaca jadi cerah lagi. Pemuda itu berhasil dengan doanya untuk menolak hujan. Cewek yang kerjaannya pawang hujan yang di bayar sama peyelenggara konser musik, ya merasa dirinya berhasil menolak hujan, ya keadaan cuaca menjadi cerah lagi. Penyelenggara konser musik seneng dengan kerja cewek yang kerjaannya pawang hujan tersebut….berhasil menolak hujan dan keadaan cuaca cerah gitu. Acara konser berjalan dengan baik, ya sampai selesai. Cewek itu berkata “Keberuntungan aku hari ini bisa menolak hujan. Entah esok hari…apa aku bisa menolak hujan di saat acara yang di adakan di lapangan?”. Setelah acara konser musik. Cewek itu menjalankan kehidupannya seperti biasa sebagai pedagang dan ia terkenal karena berhasil dengan ilmunya menolak hujan, ya di sebut pawang hujan gitu. Sampai cewek itu mendapatkan kerjaan lagi di acara pernikahan saja sih di lapangan gitu karena memang rumahnya yang punya hajat dekat dengan lapangan. Cewek itu menjalankan ritual-ritualnya dengan baik, ya untuk menolak hujan. Ternyata cewek itu gagal menolak hujan, ya keadaan cuaca tidak cerah lah. Cewek itu berkata “Kemarin-kemarin aku berhasil menolak hujan karena keberuntungan aku saja. Sekarang aku gagal menolak hujan”. Cewek itu menerima keadaan tidak bisa menolak hujan. Sampai acara pernikahan selesai. Cewek itu, ya seperti biasa menjalankan kehidupannya sebagai pedagang untuk hidup ini. Sedangkan jadi pawang hujan, ya cewek itu…..jadi jenuh dengan kegagalannya yang gagal menolak hujan. Begitu lah ceritanya,” kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
“Cerita yang bagus. Tentang pawang hujan,” kata Eko.
“Emmmm,” kata Budi.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
“Main catur saja!” kata Eko.
“Ok main catur!” kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan lah. Ya keadaan masih hujan sih.