"Apa aku harus membuat cerita petualangan lagi?!" kata Dono.
Dono tetap berpikir panjang banget di depan leptopnya. Indro yang nonton Tv di ruang tengah, saat iklan di Tv.......ya pindah duduknya ke ruang makan. Indro melihat Dono yang diam di depan leptopnya sambil berpikir panjang banget. Indro duduk di sebelah Dono.
"Don, lagi ada masalah ya?!" kata Indro.
"Indro. Tidak ada masalah sih. Cuma saja aku ingin mengetik cerita tentang petualangan tapi apa harus aku mengetik ya?!" kata Dono yang bimbang.
"Biasa di tulis saja. Berdasarkan data yang di dapetkan di lingkungan dan juga di jaringan internet yang ini dan itu," kata Indro.
"Biasa begitu memang. Aku merasa males menceritakan petualangan itu," kata Dono.
"Karena ceritanya terlampau panjang banget gitu," kata Indro.
"Mungkin gitu," kata Dono.
"Kan bisa di buat singkat. Poinnya saja. Konflik yang penting saja. Kalau di ceritakan semuanya kaya novel itu mah," kata Indro.
"Iya juga," kata Dono.
"Mau mengetik cerita petualangan biasanya ada kaitan dengan reting baca. Aku lihat dulu di Blog mu Don!" kata Indro.
Indro langsung membuka jaringan Blog Dono.
"Kan bener. Ada kaitannya dengan reting baca. Maka Dono mau nulis cerita petualangan," kata Indro.
"Ya....mengetik biasanya aku semau aku apa yang ku inginkan sesuai suasana hati. Kalau nyesuaikan dengan reting baca, ya sebenarnya bisa aja sih. Jadi mengeluarkan cerita baru. Ya tentang petualangan ini dan itu saja. Data di dapatkan dari lingkungan dan juga jaringan internet saja!" kata Dono.
"Memangnya sudah ada bahan cerita yang mau di ketik?" kata Indro.
"Ada sih. Kaitannya dengan suatu daerah yang berkaitan dengan Pilkada ini dan itu, ya di sesuaikan dengan cerita kehidupan kita sehari-hari jadi petualangan ini dan itu," kata Dono.
"Ada bahan cerita yang sudah di konsep toh.Tinggal pelaksanaannya saja. Don, tetapi terlalu sering cerita tentang kita. Coba cerita tentang tokohnya cewek gitu. Di berita saja, ya film gitu. Tokoh utamanya cewek," kata Indro.
"Ini maksud film yang mana?!" kata Dono.
"Mulan," kata Indro.
"Mulan toh. Kalau aku balik sesuai dengan keinginan aku. M jadi W. Ya, jadinya Wulan gitu," kata Dono.
"Kalau begitu sih tidak jauh dari konsep yang Dono buat ini dan itu sih," kata Indro.
"Aku penulisnya. Ya aku yang menentukan ceritanya, ya termasuk tokohnya lah," kata Dono.
"Ya deh yang buat cerita memang Dono. Jadi di buat nggak tuh cerita petualangan?!" kata Indro.
"Jadi sih. Tokohnya...cewek ya. Mulan apa Wulan, ya sama aja buat ku," kata Dono.
"Ya sudah Don kerjakan sesuai keinginan mu!" kata Indro.
"Iya," kata Dono.
Dono pun mulai mengetik di leptopnya dengan baik. Indro kembali nonton Tv di ruang tengah. Kasino di dalam kamarnya sedang mengerjakan pekerjaannya. Kasino pun berhenti mengetik di leptopnya.
"Apa aku membuat cerita juga kaya Dono, ya? Paling aku publikasikan di Blog Dono saja!" kata Kasino.
Kasino berpikir dengan masak-masak dan di putuskan dengan baik.
"Aku nulis cerita juga. Tentang cerita cinta saja ah!" kata Kasino.
Kasino pun mengetik di leptopnya tentang cerita cinta. Dono masih mengetik di leptopnya di ruang makan dengan penuh keseriusan dengan baik banget. Indro dapet kabar singkat di Hp-nya dan di baca dengan baik.
"Haaa...Pak Yono meninggal. Inalilahi wainalilahi rojiun," kata Indro.
Indro langsung menelpon yang mengirim pesan singkat, ya Teguh. Nyambung sih ke Teguh.
"Halo Teguh. Pak Yono meninggalnya kenapa?" tanya Indro.
"Kabarnya karena kena Covid-19," kata Teguh.
"Yang bener. Apa cuma main saja?!" kata Indro.
"Iya deh cuma mainan saja. Yang benar itu Pak Yono memang punya penyakit bawaan, ya pernapasan dan sering kambuh dan tidak bisa tertanganin dengan baik, ya meninggal deh. Sekarang sih mayat lagi di proses dengan baik untuk di makamkan," kata Teguh.
"Kebiasan Teguh becandaan. Ok lah. Aku ngelayat ke rumah Pak Yono. Ketemu di rumah Pak Yono, ya Teguh!" kata Indro.
"Iya," kata Teguh.
Pembicaraan di telpon pun selesai antara Teguh dan Indro. Indro berbenah diri di kamarnya. Dono selesai mengetik di leptopnya.
"Indro mau kemana?" tanya Dono.
"Mau ngelayat. Pak Yono meninggal," kata Indro.
"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut melayat juga," kata Dono.
"Ya," kata Indro.
Indro duduk di ruang tamu. Dono berbenah diri di kamar. Kasino selesai mengetik di kamarnya dan di simpan hasil ketikan dengan baik, ya baru deh di matikan leptopnya. Kasino keluar kamar. Dono keluar dari kamarnya.
"Don mau kemana?" tanya Kasino.
"Mau ngelayat Pak Yono meninggal," kata Dono.
"Inalilahi wainalilahi rojiun. Aku ikut ngelayat juga," kata Kasino.
"Iya," kata Dono.
Kasino masuk kamarnya dan segera berbenah-benah diri. Dono menunggu Kasino di ruang tamu bersama Indro. Kasino selesai berbenah diri. Ketiganya pun pergi ke rumah Pak Yono dengan mobilnya Kasino untuk melayat. Singkat waktu. Sampai di rumah Pak Yono. Indro bertemu dengan Teguh di rumah Pak Yono. Jadi semua yang dateng ke rumah Pak Yono, ya mengikuti proses mayat Pak Yono di makamkan dengan baik di tempat pemakaman umum.
"Semua orang mengikuti anjuran pemerintah dengan baik, ya pake masker gitu. Urusan dengan kematian, ya harus menghormati orang telah meninggal kan," kata Indro.
"Iya, kenyataan harus begitu," kata Dono.
"Adanya cerita di lingkungan kenyataannya seperti ini adanya," kata Kasino.
Urusan memakamkan Pak Yono pun selesai dengan baik. Dono, Kasino dan Indro, ya pulanglah ke rumah dengan mobilnya Kasino.