CAMPUR ADUK

Sunday, December 30, 2018

MENANAM KEBAIKAN AKAN MENABOK KEBURUKAN DUNIA YANG BERGANTI TAHUN

Pagi yang cerah Dono langsung memegang cangkulnya dan langsung di ayunkan untuk mengolah tanah. Terus-menerus Dono mencangkul mengolah tanah. Sampai menjadi gundukan yang cukup tinggi. Barulah Dono menanam batang singkong yang dari awal telah di siapkan. Setelah beres semuanya. Dono pun bergerak mengambil air dari sebuah kolam tadah hujan. Dibawalah atas siram untuk menyirami tanaman yang baru di tanam.

"Huh.......selesai juga pekerjaan saya. Rasanya puas," celoteh Dono.

Dono langsung membereskan semua pekerjaannya semua alat pertanian di taruh di samping rumah. Dono pun mulai istirahat sambil minum teh yang mulai dingin buatannya sendiri.

"Segarnya.....teh ini," celoteh Dono.

Indro pun datang langsung duduk di sebelah Dono. Segeralah Indro minum teh manis untuk menghilangkan rasa hausnya dari capek berolah raga di hari  yang libur menjelang tahun baru.

"Eeeeemm...segarnya teh ini." kata Indro.

"Indro..ngomong-ngomong jadi ikut acara di mesjid saat tahun baru?" tanya Dono.

"Jadilah...Dono. Kan di undang apalangi di minta oleh pengurus mesjid untuk meramaikan mesjid," kata Indro.

"Mengaji dan mengaji. Lebih baik menanam kebaikan di dunia dan akherat untuk selamat dalam menjalankan hidup ini," kata Dono.

"Menanam kebaikan. Sama seperti pekerjaan kamu Dono. Menanam singkong. Ada kebaikannya di dalamnya. Hidup harus menanam kebaikan agar menabok semua keburukan di muka bumi. Kalau kita menanam keburukan maka kehancuran yang datang," kata Indro.

"Iya juga. Kebaikan itu penting dalam menjalankan hidup. Entah kapan ujian dari malapetaka di dunia ini. Kita hidup selalu di hantui oleh keburukan yang akan datang di tahun ini dan tahun berikutnya. Kalau tidak menanam benih kebaikan makan tidak akan selamat dari ujian keburukan dunia ini," kata Dono.

"Itulah pentingnya kebaikan. Sama aja kamu menanamkan pemahaman kamu di dalam tulisan Blog kamu demi orang yang membaca tulisan kamu. Agar kebaikan itu lah yang akan menyelamatkan dirimu, keluargamu dan kaummu yang selalu berjalan di jalan Alloh SWT," kata Indro.

"Jalan keluarga saya dan kamu adalah berdakwa. Maka terus menerus menyampaikan ayat-ayat Alloh SWT walau satu ayat. Agar kebaikan dunia ini datang pada seluruh umat manusia dan menabok keburukan dunia. Seperti kesusahan, kekurangan, kesulitan dan malapetaka atau musibah. Semuanya datang dari Alloh SWT dan kembali ke Alloh SWT untuk satu tujuan saya muslim yang sabar menjalankan segala ujian apapun," kata Dono.

"Benar-benar ...ahli surga. Yang paham arti keselamatan diri sendiri, keluarga dan saudara seiman tak lupa menyelamatkan kaum yang lain untuk di berikan pemahaman yang baik dan benar agar selamat menjalankan hidup ini yang penuh dari ujian atau cobaan yang telah di tetapkan Suratan Takdir Illahi." kata Indro.

"Amin. Semoga kamu juga mendapatkan safaatnya agar lebih bijaksana dalam menjalankan hidup," kata Dono.

"Amin."

Indro pun menyelesaikan minum tehnya dan beranjak dari duduknya.

"Mau kemana kamu Indro?" tanya Dono.

"Saya mau beres-beres diri ada urusan kerjaan sama teman baru deh ke mesjid mengaji di malam tahun baru," kata Indro.

"Ohhhh..begitu," saut Dono.

Indro langsung pergi mandi dan berganti pakaian. Sedangkan Dono menyelesaikan minum tehnya baru membereskan semuanya. Tapi tidak langsung membersihkan diri alias mandi karena abis bertani di samping rumah. Dono lagi nunggu gantian dengan Indro yang beres-beres diri. Dono menjalankan niatnya yaitu mengambil leptopnya di kamarnya. Mulailah Dono mengetik di ruang tamu menceritakan keadaan dirinya  dan memberikan pemahaman dari Indro untuk meningkatkan kualitas tulisannya. Terkadang Dono berhenti mengetik dan memperhatikan tingkah laku lingkungannya menjelang pergantian tahun. 

"Ternyata sama saja," celoteh Dono.

Dono kembali mengetik kembali dan menceritakan suasana kehidupannya yang aman dan damai. Walau terkadang Dono membaca berita lewat jaringan internet untuk melihat perubahan dunia. Ternyata Dono mendapatkan kesimpulan yang lebih baik.

"Menanam kebaikan di dunia ini akan menyelamatkan diri dari keburukan dunia," celoteh Dono langsung di ketiknya yang akurasi dan ditel.

Dono merasa nyaman sekali. Sampai Kasino pun pulang dari urusan pekerjaanya. Masuklah Kasino ke dalam rumah langsung duduk bersama Dono.

"Letihnya hari ini. Repot ngurusin permasalahan yang harus di selesaikan," kata Kasino yang mengeluh.

"Namanya hidup. Perlu makan dan minum. Di dapatkan dengan usaha yang keras bukan malas-malasanya," kata Dono.

"Itulah hidup Dono. Kadang kita mencari rezeki di kota kelahiran kita kadang di kota yang lainnya. Tidak ada yang tahu rahasia rezeki itu. Kadang sudah di usahakan pun tak dapat itulah maka pinter-pinter mencari solusi dalam menjalankan hidup," kata Kasino.

"Bener-bener ironis mencari rezeki di dunia ini," saut Dono.

"Itu lah ironisnya hidupnya. Jauh dari keluarga besar demi masa depan yang masih semu. Tapi harus di jalankan demi hidup. Sama seperti orang yang merantau dari Jawa Timur ke Jakarta. Demi masa depan. Tapi terjadilah kepadatan penduduk yang terlihat semerautnya sistem semuanya. Berlomba-lomba manusia untuk bisa makan dan minum beserta tempat tinggal yang layak di Jakarta. Demi masa depan," kata Kasino.

"Masa depan mau ke mana tergantung kita membawanya. Jika di jalankan baik maka kebaikanlah yang datang. Jika dijalankan keburukan maka keburukanlah yang datang. Hidup adalah pilihan," kata Dono.

"Pilihlah dengan baik agar hidup mu selamat dunia akherat," saut Kasino.

"Dunia dan akherat......amin ya Kasino."

"Amin....."

Kasino pun bergerak dari duduknya langsung ke kamar setelah mendapatkan dokumen penting. Dono pun santai mengetik untuk menyelesaikan tulisannya. Kasino pun pamitan pergi lagi untuk urusan pekerjaannya yang belum selesai. Sedangkan Indro pun juga pamitan dengan Dono untuk menyelesaikan pekerjaannya baru pergi ke mesjid untuk mengaji. Dono terus mengetik sampai selesai tulisannya. Lalu langsung di save agar tidak hilang hasil kerjanya. Dono langsung menyimpan leptopnya di kamarnya dan berganti pakaian setelah membersihkan diri alias mandi. 

Setelah itu Dono pun pergi ke rumah Wulan untuk menyelesaikan urusan pekerjaan juga yang di buat  Dono dan Wulan untuk mengatasi perubahan zaman yang berganti tahun 2018 menjadi 2019.


Karya: Dono

CINCIN EMAS AJAIB FERONICA

Pada saat aku sedang pergi ke  taman aku menemukan....

"Apaan tuh?" tanyaku kepada diriku sendiri.

Aku pun berlari dan mengambil benda itu ternyata itu adalah cincin emas.

"Waawwww...canik banget cincinnya!!" kataku bahagia.

Aku ini adalah sebatang kara orangtuaku hilang karena terjadi Tsunami di kotaku, kakakku bilang ingin mencari makanan seminggu yang llau tapi dia belum pulan juga. Sementara aku tidak punya tempat tinggal aku hanya tinggal di masjid. Dan namaku adalah Ziiyah Feronnica Welonnia. Biasa dipanggil Feronnica.

"Aku pakai ah!" kataku.

CLING!! timbullah cahaya dan aku pun kaget, tapi menurutku itu hanya hal biasa. Pada saat aku sampai di Taman aku duduk di kursi tamannya.

"Semoga aku bisa bertemu kakakku lagi!" kataku berharap tiba-tiba CLING!!.

"Feron!!" kata seseorang memanggilku.

Aku pun melihat ke belakang. Ternyata itu adalah kakak.

"Kakak!!!" kataku sembari lari memeluk kakak.

"Kakak kemana aja?" tanyaku.

"Kakak juga gak tahu Nic!" kata kakak.

"Kita makan yuk!!" kataku.

Aku pun melihat ke belakang. Ternyata itu adalah kakak.

"Tapi kaka gak punya makanan!" kata kakak.

Tenang aja aku punya ini Jeng!! Jeng!! Jeng!!

"Cincin Ajaib Feronnica!!" kataku.

"Buat apaan?" kata kakak.

"Gini kita tinggal aja, Aku ingin makanan!!" kataku.

CLING!! Munculah makanan dan kami memakannya.

Lalu kami meminta Rumah, Mobil, Makanan dan Uang, semuanya telah dikabulkan oleh Cincin Emas Ajaib Feronnica.

"Feron kamu lepas cincin emas itu gih!!" kata kakak.

"Gak mau!!" jawabku marah.

"Kalau kamu terus meminta semua yang kamu inginkan berarti kamu itu gak mau berusaha semenjak ada cincin itu kamu juga jarang Sholat!" kata kakak.

"Baiklah aku akan membuang cincin itu!" kataku.

CLING!! Cincin itu menghilang dan kami pun hidup dengan aman.


Karya: Fadiyah.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK