"Kambing jantan itu bertanduk, ya kan Eko?!" kata Budi.
"Ya iyalah kambing jantan itu bertanduk," kata Eko.
"Berarti tanduk itu ciri khas hewan jantan dan juga bisa di bilang mahkota raja, ya Eko?!" kata Budi.
"Tanduk cuma ciri khas hewan jantan yang benar!" kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Eko di buat serius banget. Padahal di buat sekedar mainan saja bolehkan. Bahwa tanduk itu mahkota raja," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Sekedar mainan saja, ya boleh lah. Bahwa tanduk itu mahkota raja," kata Eko.
Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Berarti ular bertanduk itu adalah raja ular, yang di maksud naga," kata Budi.
"Ooooooo ternyata tujuannya ke ular bertanduk, ya naga. Ya memang sih naga itu bertanduk, ya naga china," kata Eko.
"Ada cerita yang menarik, ya ada hubungan dengan naga sih," kata Budi.
"Ada cerita yang menarik yang ada hubungannya dengan naga. Kalau begitu ceritakan itu cerita yang menarik itu pada ku!" kata Eko.
"Baiklah aku ceritakan. Ceritanya seperti ini. Seorang anak laki-laki, ya memang yatim piatu setelah ayah dan ibunya meninggal di bunuh sama penjahat yang menginginkan sebuah keris sakti yang masih ada hubungan dengan seekor naga. Anak laki-laki itu di selamatkan sama kakek, ya guru dari orang tuanya. Anak laki-laki di latih dengan baik sama kakek sampai dewasa menjadi pemuda yang gagah. Pemuda telah menguasai ilmu bela diri dengan baik, ya kakek mengujinya dengan baik untuk memilih antara balas dendam atau mengikhlaskan semuanya, ya masa lalu yang buruk. Pemuda itu mendapatkan pencerahan dalam dirinya, ya mengikhlaskan masa lalu yang buruk, ya hidup dengan damai. Kakek pun memutuskan untuk mewariskan keris sakti itu pada pemuda itu. Kakek pun meninggal dunia. Setelah memakamkan kakek dengan baik, ya pemuda itu hidup tentang di desa. Penjahat tahu keberadaan pemuda pewaris keris sakti. Penjahat menyerang pemuda itu. Ya mau gak mau pemuda bertarung demi membela dirinya. Pertarungan sengit banget antara para penjahat dan pemuda itu. Pemuda itu pun kalah karena banyak sih musuhnya dan juga hebat-hebat. Pemuda itu di bawa ke pemimpin penjahat. Keris sakti pun jatuh di tangan pemimpin penjahat. Ya pemimpin penjahat pun jadi sakti karena memegang keris sakti dan juga dengan keris sakti, ya dapat mengendalikan naga yang tertidur di sebuah danau. Pemuda itu tidak mau menyerah dari keadaan. Pemuda itu terus bertarung melawan penjahat sampai berhadapan dengan pemimpin penjahat. Pertarungan perebutan keris sakti terjadi antara pemimpin penjahat dan juga pemuda itu. Ya pemuda itu pun berhasil mengalahkan pemimpin penjahat dan keris sakti kembali ke tangan pemuda itu. Pemuda itu pergi bersama naga menuju tempat yang tenang banget, ya jauh dari orang-orang yang menginkan keris sakti demi menjadi sakti dan juga jadi raja karena keris sakti dapet mengendalikan naga. Ya begitu lah ceritanya Eko," kata Budi.
"Ceritanya bagus," kata Eko.
"Cuma bagus aja tanggapannya Eko?!" kata Budi.
"Tanggapan bagus cukup kan!" kata Eko.
"Memang cukup sih....tanggapan bagus!" kata Budi.
"Yang aku cermati dengan baik cerita yang di ceritakan Budi. Pemuda itu didik dengan baik sama kakek, ya di beri pilihan antara balas dendam atau mengikhlaskan masa lalu yang buruk, ya hidup dengan damai. Kalau di film sih, ya pastinya balas dendam sih," kata Eko.
"Memang sih, ada film yang menceritakan urusan dengan penjahat. Ya antara balas dendam atau hidup damai, ya melupakan masa lalu yang buruk. Di film itu, ya balas dendam lah pemuda itu pada penjahat yang telah membunuh orang tuanya," kata Budi.
"Nama juga film, ya menceritakan sudut ini dan itu. Ya memang cerita menarik banget, ya yang nonton puas dengan hasil cerita yang bagus di tampilkan dengan baik," kata Eko.
"Memang sih. Banyak film yang ceritanya bagus-bagus, ya jadinya yang menonton puas dengan cerita yang di tampilkan dengan baik," kata Budi menegaskan omongan Budi.
"Lebih baik kita main catur saja Budi!" kata Eko.
"Ok...main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh dengan baik papan catur di atas meja. Budi dan Eko menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.