CAMPUR ADUK

Thursday, February 17, 2022

MENJIJIKAN

Eko dan Budi duduk di rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah.

"Orang kaya," kata Budi.

"Ada apa dengan orang kaya. Budi punya masalah dengan orang kaya?" kata Eko.

"Sebenarnya tidak ada masalah dengan orang kaya sih. Cuma....?" kata Budi.

"Cuma apa?" kata Eko.

"Cuma...kebanyakan orang kaya, ya ingin di hormati terus menerus," kata Budi.

"Memang sih. Kebanyakan orang kaya ingin di hormati. Ya semua itu dasarnya kekayaan orang kaya. Apa lagi orang kaya yang punya kedudukan di pemerintahan ini dan itu, ya di bilang jabatan," kata Eko.

"Kata ini pasti akan terucap di mulut ku karena jengkel pada orang kaya yang ingin di hormati....'Menjijikan'....," kata Budi.

"Ada kotoran, ya Budi?" kata Eko.

"Ada sih!" kata Budi.

"Di mana? Biar aku buang tuh kotoran! Sampai Budi berkata...'Menjijikan'....," kata Eko.

"Tuh...di tong sampah!" kata Budi, ya sambil menunjukkan tangannya ke arah tong sampah.

"Ooooo di tong sampah toh...kotoran itu. Benar-benar menjijikan," kata Eko.

"Becanda kan Eko?" kata Budi.

"Ya memang becanda lah. Bahan obrolan. Kan kita hanya lulusan SMA," kata Eko.

"Obrolan lulusan SMA. Kadang serius jadi becanda. Becanda, ya jadi serius," kata Budi.

"Keadaannya begitu," kata Eko.

"Main catur saja...Eko!" kata Budi.

"Ok...main catur!" kata Eko.

Budi beranjak dari duduknya, ya ke dalam rumah untuk mengambil papan catur di meja ruang tamu. Eko, ya menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Budi yang telah mengambil papan catur di meja di ruang tamu, ya Budi membawanya dengan baik ke depan rumah. Duduklah Budi dengan baik di sebelah Eko, ya sambil menaruh papan catur di meja lah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas meja. Keduanya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. Selang sekitar setengah jam main catur, ya antara Budi dan Eko. Ya Abdul sampai di rumah Budi. Abdul memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul pun duduk bersama Eko dan Budi, ya sedang main catur. 

"Menjijikan," kata Abdul. 

Budi dan Eko, ya terkejut dengan omongan Abdul dengan kata 'Menjijikan', Budi dan Eko, ya setengah jam lalu membicarakan kata 'Menjijikan'. 

"Abdul...ada masalah?" kata Eko. 

"Abdul. Kalau ada masalah, ya ceritalah...seperti biasanya!" kata Budi. 

"Masa aku bertemu dengan orang yang seger buger di jalankan, ya kerjaannya cuma jadi pengemis, ya bisa di bilang penipu lagi. Maka aku jengkel banget dan berkata 'Menjijikan' karena tingkah laku orang itu," kata Abdul. 

"Pengemis, ya bisa di bilang penipu kalau keadaan orang itu seger buger. Memang menjijikan oleh orang itu," Budi. 

"Nama juga manusia. Ada yang rajin. Ada yang males, ya kaya pengemis itu lah," kata Eko. 

"Kotoran harus di bersihkan," kata Abdul. 

"Memang kotoran harus di bersihkan. Bau busuk," kata Budi. 

"Yang di omongin ini kotoran apa pengemis?" kata Eko. 

"Kotoran di jalan lah," kata Abdul. 

"Ooooo ganti topik. Aku sih ikut alur pembicaraan Abdul. Jangan-jangan perumpaan saja," kata Budi. 

"Urusan ini dan itu di lapisan masyarakat, ya ada orang yang menanganinya dengan baik dan juga di gaji lagi," kata Eko. 

"Sebenarnya tidak ingin menginggung siapa pun sih. Cuma obrolan lulusan SMA," kata Abdul. 

"Memang obrolan lulusan SMA," kata Budi. 

"Kalau begitu. Ini main catur di lanjutkan mainnya apa tidak, ya Budi? Karena ada Abdul!" kata Eko. 

"Ya karena ada Abdul. Main catur berhentilah. Main kartu remi lah!" kata Budi. 

"Ok..lah main kartu remi!" kata Eko. 

Eko dan Budi membereskan permainan caturnya, ya papan catur di taruh di bawah meja sama Budi. Budi mengambil kartu remi di bawah meja, ya segera di kocok dengan baik dan di bagikan. Permainan kartu remi, ya di mainkan dengan baik sama Budi, Eko dan Abdul. 

MELEPAS LAJANG

Malam yang tenang di kediaman Budi. Ya Budi duduk santai di depan rumah sambil menikmati minum kopi dan juga gorengan lah. Budi mulai memainkan gitarnya dengan baik, ya menyanyikan lagu gitu.

Lirik lagu yang di nyanyikan Budi :

"Mungkin sudah saatnya

Kan ku akhiri masa kesendirian

Mempersiapkan hati tuk melamarmu

Terimalah diriku

Mungkin saat ini

Ku akan melepas masa lajangku

Kan ku persunting dirimu

Jadilah pasanganku

Dan hidup menua bersamaku

Terimalah cintaku

Mungkin sudah saatnya

Kan ku akhiri masa kesendirian

Mempersiapkan hati tuk melamarmu

Terimalah cintaku

Mungkin saat ini

Ku akan melepas masa lajangku

Kan ku persunting dirimu

Jadilah pasanganku

Dan hidup menua bersamaku

Terimalah cintaku

Mungkin saat ini

Ku akan melepas masa lajangku

Kan ku persunting dirimu

Jadilah pasanganku

Dan hidup menua bersamaku

Mungkin saat ini

Ku akan melepas masa lajangku

Kan ku persunting dirimu

Jadilah pasanganku

Dan hidup menua bersamaku

Terimalah cintaku"

***

Selesai menyanyikan lagu, ya Budi pun berhenti main gitarnya. Budi menaruh gitar di bangku kosong. 

"Gorengan," kata Budi.

Budi mengambil gorengan di piring, ya yang di ambil tahu isilah. Budi memakan tahu isi dengan baik.

"Kata berita di Tv sih. Tahu di buat dari kedelai. Harga kedelai, ya ini dan itu deh beritanya," kata Budi.

Budi terus menikmati tahu isi, ya sampai habis di makan. Budi mengambil gorengan lain lah, ya pisang goreng gitu. Budi menikmati makan pisang goreng yang enak. Eko sampai juga di rumah Budi, ya segera memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi lah. Eko pun duduk di sebelah Budi, dengan baik dan segera mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum lah kopi tersebut.

"Eko. Itu kan kopi aku," kata Budi.

"Aku haus," kata Eko sambil menaruh gelas kopi yang habis di minum.

"Kalau begitu aku buatin kopi dulu," kata Budi.

Budi beranjak dari tempat duduknya, ya ke dalam rumah langsung ke dapur untuk membuat kopi. Eko memilih gorengan di piring. 

"Mantang goreng aja!" kata Eko.

Eko mengambil mantang goreng di piring, ya di makan dengan baik tuh mantang goreng. 

"Enak mantang goreng ini," kata Eko.

Budi pun selesai membuat kopi, ya kopi di bawa ke depan rumah. Di depan rumah, ya gelas yang berisi kopi di taruh di meja.

"Kopinya...Eko!" kata Budi.

Budi pun duduk dengan baik. Eko selesai makan matang goreng, ya mengambil gelas berisi kopi yang di baru di buatin Budi. Eko menikmati minum kopinya. Budi mengambil bakwan goreng di piring dan segera di makannya dengan baik. 

"Enak kopinya," kata Eko sambil menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Jelas enak....kopi Lampung," kata Budi.

"Karena kita tinggal di Lampung, ya jadinya kopi Lampung, ya Budi?!" kata Eko.

"Ya.....gitu juga sih, ya berdasarkan tinggal di Lampung. Sebenarnya memang kopi Lampung, ya mereknya kopi Lampung," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja dan meminumnya dengan baik.

"Biasanya kopi apa?" kata Eko.

Budi selesai minum kopi, ya gelas berisi kopi di taruh di meja.

"Biasanya sih....merek kopi yang ada iklan di Tv," kata Budi.

"Berarti Budi telah menikmati jenis kopi dengan merek yang terkenal, ya sampai yang tidak terkenal. Bisa di bilang kopi tidak terkenal itu, ya membeli kopi dari warga kampung yang produksi sendiri gitu," kata Eko.

"Nama juga menikmati merek kopi ini dan itu," kata Budi.

"Kepuasaan bagi orang-orang yang menyukai minum kopi," kata Eko.

"Emmmm," kata Budi.

"Hari ini keadaannya tenang, ya tidak hujan gitu," kata Eko.

"Ya begitulah," kata Budi.

"Emmmmm," kata Eko.

"Melepas lajang," kata Budi.

"Apa apa dengan kata-kata....melepas lajang, ya Budi?" kata Eko.

"Aku memang habis menyanyikan lagu dengan judul 'Melepas Lajang'. Aku berpikir dengan baik, ya ketika waktunya aku akan melepas lajang, ya menikah gitu," kata Budi.

"Urusan lagu di kaitan ke urusan pribadi. Emangnya Budi sudah punya cewek yang di ajak nikah?" kata Eko.

"Memang aku belum punya cewek yang di ajak nikah. Cuma bahan obrolan lulusan SMA dan juga rencana di masa depan," kata Budi.

"Bahan obrolan lulusan SMA dan juga rencana di masa depan toh. Tapi apakah persiapan Budi untuk rencana masa depan, ya menikah dengan cewek yang di sukai, ya Budi sudah cukup ini dan itunya?" kata Eko.

"Ini dan itunya sudah cukup, ya belumlah Eko. Aku kan masih berusaha dengan baik, ya agar urusan rumah tangga ku berjalan dengan baik," kata Budi.

"Kalau begitu sih sama dengan aku. Masih berusaha dengan baik dengan tujuan kebahagian urusan rumah tangga. Ya maklum dari keadaan keluarga miskin. Beda dengan keberadaan keluarga orang kaya, ya anak orang kaya.....mudah menikah ini dan itu karena orang tuanya menyiapkan segalanya demi kebahagian anaknya," kata Eko.

"Begitulah realitanya," kata Budi.

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Eko.

"Ok...main catur!" kata Budi.

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja, ya papan caturlah. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Kalau aku pikir dengan baik. Apa aku memilih teman semasa SMA ya?!" kata Budi.

"Teman semasa SMA yang di sukai Budi. Cewek apa cowok?" kata Eko.

"Cewek lah Eko!" kata Budi.

"Cewek. Teman semasa SMA. Siapa ya? Siapa Budi?!" kata Eko.

"Namanya Diana," kata Budi.

"Oooooo Diana toh. Budi suka Diana, ya teman semasa SMA," kata Eko.

"Ya memang aku suka Diana sih. Ya tapi aku di tolak sama Diana, ya sampai tiga kali gitu. Alasan Diana sih nolak aku, ya Diana mau fokus sekolah dari pada pacaran," kata Budi.

"Ya aku inget sih. Budi di tolak Diana tiga kali. Alasannya juga aku inget banget. Tapi kan aku kan sudah memberikan masukkan dengan baik. Ya ikhlasin saja Diana itu. Budi fokus dengan sekolah SMA," kata Eko.

"Memang aku menerima masukkan Eko dengan baik. Ya fokus sekolah SMA, ya sampai selesai. Setelah lulusan sekolah SMA, ya aku tidak ada kabar tentang Diana lagi, ya karena Diana kan aslinya bukan orang daerah Bandar Lampung sih, ya Diana orang Kotabumi. Di sini Diana, ya ngekos gitu," kata Budi.

"Kalau tidak salah aku dapet info sih.....saat lulusan SMA. Diana merencanakan melanjutkan sekolahnya, ya kuliah ke Universitas gitu. Universitas yang mana aku tidak tahu? Ya sampai sekarang aku pun tidak tahu info tentang Diana lagi," kata Eko.

"Apakah aku masih ada jodoh dengan Diana, ya bertemu lagi dan berusaha mendapat hatinya gitu, ya Eko?" kata Budi.

"Mungkin masih ada jodoh. Yang penting itu. Budi tetap berusaha dan berdoa dengan baik. Ya agar apa yang di rencanakan Budi, ya jadi tercapai semuanya," kata Eko.

"Aku terima masukkan Eko, ya seperti biasanya dengan baik," kata Budi.

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan. Memang keadaan lingkungan tenang sih.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK