CAMPUR ADUK

Saturday, January 5, 2019

KENANGAN MASA LALU

Siang cerah sekali yang tidak terlalu panas. Dono duduk di bawah pohon cemara sambil mengenjreng gitarnya dan melantunkan satu syair lagu.

"....Andai ku tahu
Kapan ti...ba a...jalku
Ku akan memohon
Tuhan tolong panjangkan umurku
.....Andai ku tahu
Kapan ti...ba masaku
Ku akan memohon
Tuhan jangan kau ambil nyawaku

....A...ku takut akan semua dosa dosaku
A...ku takut dosa yang terus membayangiku

.....Andai ku tahu
Malaikat -Mu Kan men....jemputku
Izinkan aku mengucap kata taubat Pada-Mu

....A...ku takut akan semua dosa-dosaku
A...ku takut dosa yan terus membayangiku
....Am...puni aku dari segala dosa dosaku
Am...puni aku menangis ku bertaubat pada-Mu

A...ku manusia yang takut neraka
Namun.....aku juga tak pantas di surga
Andai ku tahu
Kapan ti....ba ajalku
Izinkan aku mengucap kata taubat padamu."

Kasino pun datang menghampiri Dono dan langsung bertepuk tangan.

"Bagus-bagus........Dono sesuai banget antara permainan gitar dan vokal kamu," pujian Kasino.

"Ah...Kasino saya jadi malu. Ah......dengan pujian itu. Sayakan cuma iseng untuk menghilangkan rasa keresahan saja," ujar Dono dengan menunduk malu.

"Tapi..memang bagus. Usaha kamu membuahkan hasil bisa menguasai lagu tersebut. Teringat masa kuliah dulu. Berkelompok dan bermain gitar untuk menyanyikan lagu yang sedang hits dari jenis gendre apapun," kata Kasino.

"Namanya juga untuk menciptakan suasana keakraban saja. Ya...pada akhirnya terkenang juga," kata dono.

"Ada satu cerita di mana kamu Dono menembak cewek pake lagu Band Gigi yang 11 Januari tepatnya 11 Januari juga. Ternyata kamu berhasil meluluhkannya hati cewek tersebut," kata Kasino membuka lembaran masa lalu Dono.

"Maksud .....Wulan. Susah mendapatkan Wulan. Saya harus berjuang mengumpulkan semangat dan potensi saya untuk menembak dia. Itu pun bukan satu kali. Tapi berkali-kali. Berhasilnya karena lagu 11 Januari," sedikit cerita Dono.

"Kesungguhan mu lah yang menaklukkan hati Wulan," kata Kasino.

"Iya."

Dono mulai mengrenjeng gitarnya dan ingin menyanyikan syair lagu lagi. 

"Dono kemarin malam kamu ngajikan?" tanya Kasino.

"Iya, ada apa?" saut Dono dan menghentikan main gitarnya.

"Ada info gak?" tanya lagi Kasino.

"Info apa ya? Cuma ngaji aja kok. Ooooo....maksudmu dengan kebiasaan kawan-kawan kita yang membicarakan sesuatu dengan jenis topik apa pun yang sedang berkembang saja?!" kata Dono.

"Iya..itu saja," saut Kasino.

"Tunggu. Kayanya kamu ngorek-ngorek info saja kaya wartawan atau polisi saja," kata Dono.

"Gak seperti wartawan dan polisi yang selalu mencari info. Saya ingin tahu perkembangan di masyarakat saja," kata Kasino.

"Ohhhh. Kalau itu sih gak jauh beda dengan berita yang di sebarkan lewat media apa pun? Ya hasilnya sih tidak ada masalah tuh. Kawan-kawan kita pandai menyeleksi berita yang berkembang. Cuma satu yaitu pemberitaan saja tentang hoaks. Itu sih karena mereka tidak tahu proses pembuatan berita sampai di terbitkan. Cuma bisa membaca dan nonton di Tv. Cenderung persepsi mereka ya keluar jalur dari berita atau sama. Sedangkan masalah politik...sih. Gak ada masalah. Cuma heboh saja di beritakan lewat media saja. Toh masyarakat sudah siap untuk memilih sesuai hati nurani bukan Hanura. Nanti presepsinya partai lagi," penjelasan Dono.

"Ya..saya tahu hati nurani. Jadi pemilu 2019 positif bisa berjalan damai ya..Dono?" kata Kasino.

"Positif sih damai. Tapi nama juga urusan manusia. Di bilang aman nanti kacau. Di bilang kacau nanti aman. Yang benar sih.....dijaga dari segala sistem. Agar teratur, selaras, harmonis, terkendali, akhirnya aman dan damai......tentram," kata Dono.

"Terima kasih atas infonya ya ...Dono," kata Kasino.

"Benarkan ...kamu anggota pemerintahan," kata Dono.

"Maklum Dono...menjaga semuanya agar berhasil dan sukses," kata Kasino.

"Ya....saya sih gak ada masalah. Tapi ingat jangan mengkaitkan nama saya yang memberi info!" kata Dono.

"Itu beres Dono. Saya samarkan orang yang memberi info," kata Kasino.

"Kalau itu beres. Saya mau pergi kencan dulu sama Wulan," kata Dono.

"Saya juga ada urusan kerjaan. Cuma main ke sini saja sebentar. Tahu-tahu dapet hasil. sukses deh kerjaan saya," kata Kasino.

Dono pun masuk rumah dengan membawa gitarnya. Dalam rumah Dono berganti pakaian baru deh pergi ke rumah Wulan dengan motor. Sedangkan Kasino langsung ke tempat kerjaannya dengan menggunakan motor.


Karya: No 

MENUNTUT ILMU

Waktu berganti malam. Dono lagi asik nonton Tv. Tahu-tahu pintu di ketuk. 

"Asalamualaikum."

Dono pun mendengar salam langsung menjawab sambil bergerak membuka pintu "Walaikum salam."

Dono melihat Indro. Lalu Dono kembali duduk di depan pintu. 

"Dono ....Ibumu ada?" tanya Indro.

"Iya masih di belakang...Indro."

"Oh....begitu. Ohya Don...ada pengajian akbar..."

"Iya....."

"Dono masih nulis di Blog?" tanya Indro.

"Masih...Indro baru saja saya publikasikan."

"Jadi terus-menerus toh. Sebenarnya tema yang kamu ambil apa sih Dono?" tanya Indro.

"Ya seperti biasanyalah ....cerpen aja. Tapi sebenarnya saya ingin membuat artikel. Saya harus survei supaya beritanya benar-benar akurat," kata Dono.

"Jadi kaya wartawan dong kerjaan kamu Dono."

"Iya bisa jadi. Hampir rata-rata cerpen di ambil dari data lingkungan sekitar. Realita gitu. Tapi saya ubah menjadi tidak realita. Ya bisa saja di hiperbola. Seperti film atau sinetron...Indro."

"Oh. Seperti film dan sinetron...toh Dono."

"Semua jenis film belum tentu laku. Walau biayaya pembuatannya luar biasa. Karena biasanya kurang bisa membaca pasar. Penting kalau bisa membaca pasar. Maka hasil dari produksi film bisa cepat dapat keuntungan dengan waktu dekat. Bukan waktu yang cukup lama," penjelasan Dono.

"Kalau..... biayaya produksinya kecil. Pasti kemungkinannya hampir sama. Pandai melihat pasar juga. Kadang bisa luar biasa hasilnya kalau bisa memperhitungkan dengan benar minat masyarakatnya. 100 persen itu mah keuntungannya. Biayaya kecil eh untungnya selangit...ya..kan Dono."

"Itu tahu Indro."

Ibu Dono selesai dari kamar mandi dan masuk langsung di ke ruang tengah.

"Ada apa Indro?" tanya Ibu Dono.

"Ibu saya sakit. Mau kesini minta urut," kata Indro.

"Oh...bawa kesini saja," suruh Ibu Dono.

"Baiklah."

Indro pun bergerak untuk pulang menjemput Ibunya. Dono asik nonton Tv. Terdengar suara azan isyak langsung mengambil wudu di kamar mandi baru setelah itu sholat isyak di kamar. Setalah selesai sholat isyak. 

Ibunya menyuruh Dono mengambil tikar dan kasur di dalam kamarnya dan langsung di suruh gelar di ruang tengah.

"Untuk apa Ibu?" tanya Dono.

"Ya..untuk ngurut Ibunya Indro."

"Oh...."

Dono menyiapkan Al Quran dalam tasnya untuk bersiap-siap mengaji. Dono pun menunggu Indro sambil menonton Tv. Akhirnya orang di tunggu dateng juga. Indro membawa Ibunya masuk ke rumah Dono.

"Bude," panggilan Dono.

"Dono...Ibumu."

"Iya ...Bude..ada."

Ibu Dono pun langsung menghampiri Ibunya Indro untuk memijatnya di ruang tengah. Sedangkan Dono dan Indro pergi ke mesjid Al Huda dengan motor. Sampai di mesjid Al Huda. Dono dan Indro menunggu kawan-kawan yang sedang sholat isyak. Baru setelah itu berangkatlah Dono, Indro dan kawan-kawan dengan mobil ke mesjid Al Hikmah untuk mengadakan pengajian akbar.

Selang berapa saat sampai di mesjid Al Hikmah. Pengajian telah di mulai dari tadi. Dono, Indro dan kawan-kawan segera  masuk mesjid Al Hikmah setelah memarkirkan mobil. Dalam mesjid Al Hikmah penuh dengan manusia yang terus belajar tentang pemahaman Al Qur'an dan Hadist sampai waktu yang telah di tetapkan oleh pengurus mesjid Al Hikmah dalam pengadaan pengajian akbar. 

Barulah Dono dan kawan-kawan pulang dan langsung masuk mobil. Eeee ternyata Indro di cariin gak nongol-nongol. Hari sudah larut banget. Mau gak mau Dono menelpon Indro. Ternyata Indro di depan jalan nunggu. Segeralah Dono beserta kawan-kawan menghampiri Indro yang sedang menunggu di depan jalan.

Indro pun terlihat. Langsung masuk mobil. Semua teman-teman sudah khawatir kalau Indro pulang sendiri. Tapi Indro menjelaskan kedudukan permasalahannya. Tapi semua mengerti dengan kebiasaan Indro. Mobil berjalan sampai ke mesjid Al Huda. Setelah itu Keluarlah Dono, Indro dan kawan-kawan dari mobil yang di bawa oleh Joni. 

Baru deh dengan motor Indro membawa Dono pulang. Sampai di rumah. Ternyata Ibu Indro telah menunggu di kursi ruang tamu. Langsung begeraklah Ibu Indro ke motor Indro. Di bawalah motor dengan baik oleh Indro memberi kenyamanan pada Ibunya. Sedangkan Dono membereskan tas ngajinya baru deh istirahat dengan tenang. Sedang Ibu Dono tidur  duluan karena kecapean menjalankan aktivitas yang padat.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK