CAMPUR ADUK

Saturday, February 3, 2018

PUTRI YANG BAIK HATI

Tikus berlari dengan cepat di sebuh kerumunan orang. Telihat Putri di atas panggung yang megah. Memanjat pangung dengan cepat. Lalu sebuah mulut menerkam Tikus.  Dengan cepat Tikus menghindari terkaman dari mulut Kucing.

"Hampir saja," kata Tikus.

"Dasar....sial....... Kamu bisa menghindari serangan saya," kata Kucing.

Kucing menyerang Tikus dengan penuh agresipnya. Cakar yang tajam terus diarahkan oleh Kucing ke Tikus. Menghindar cepatlah Tikus serangan mematikan Kucing. Tikus pun berusaha menjauh dari Kucing. Berlari sekuat tenaga. Lagi-lagi Tikus di serang Kucing Hitam dengan cakar yang mematikan. Dengan tanggap Tikus menghindari serangan Kucing Hitam.

"Sial...saya di buru dua Kucing sekaligus," kata Tikus sambil berlari.

Tikus pun masuk sebuah lubang kecil di balik dinding.

"Akhirnya saya selamat," kata Tikus.

Dua Kucing terus mencoba mengorek-ngorek lubang dengan cakarnya. Tapi Tikus tidak bisa terjangkau oleh dua Kucing.  Lalu dua Kucing mencari cara untuk mencari Tikus. Kucing berlari dengan cepat ke area yang lain. Tikus yang tahu dua Kucing pergi melihat dari balik lubang dinding.

"Saya aman........dari makluk buas...," kata Tikus.

Tikus dengan cepat berlari menuju tuannya. Terlihat Putri sedang duduk di pangung yang megah menunggu giliran menyanyi. Tapi tiba-tiba Kucing Hitam tepat di hadapan Tikus.

"Mau ke mana lagi?," kata Kucing Hitam.

Tikus berusaha untuk mundur. Tetapi di belakangnya ada Kucing lagi.

"Mau lari ke mana lagi?" kata Kucing.

"Sial...saya tidak bisa lari.....," kata Tikus.

Putri pun melihat Tikus kesayangannya. Dengan cepat mengambil Tikus dengan tangannya. 

"Hay binatang lucu......," kata Putri.

Tikus merasa senang selamat dari dua Kucing. Tikus pun mulai merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Terus mengeliat-geliat. Putri melihat binatang piaraannya yang lucu terlihat sakit. Putri sangat khawatir sekali. 

"Saya...harus pergi...dari tuan saya....kayanya kutukan saya mulai berakhir," kata Tikus.

Tikus pun melompat dari tangan Putri jatuh ke lantai pangung yang megah. Tiba-tiba berubahlah Tikus menjadi sosok seorang pangeran yang gagah perkasa. Dua Kucing pun terbengong. Putri pun menjadi sok. Apalagi semua orang di pangung yang besar dan megah. Tikus pun mulai mendekati Putri.

"Saya berterima kasih kamu telah banyak menolong saya.......selama ini," kata Tikus.

"Jadi...kamu...ini....siapa sebenarnya?" tanya Putri.

"Saya adalah seorang pangeran dari kerajaan sihir yang di kutuk oleh penyihir jahat yang ingin mengambil kekuasaan di kerajaan saya," cerita Tikus.

"Bukan kamu ini Ridho kan........," kata Putri.

"Bukan saya bukan Ridho atau Risky," kata Tikus.

"Tapi tampang kamu...sama dengan Ridho dan Risky," kata Putri.

"Saya bernama Richat.....dari Dunia Cermin," katanya.

"Richat.....bukannya Tikus," kata Putri yang masih bingung.

"Saya akan membuktikannya," kata Richat.

Richat mengunakan kemampuan sihirnya membuat orang tidur dalam keadaan berdiri. Lalu Richat menghapus semua ingatan tentang Richat adalah seekor Tikus. Putri melihat kebolehan Richat dengan sihir hebatnya. Putri pun yakin dengan kehebatan Richat. Karena Putri sudah percaya kehebatan sihir Richat. Dengan cepat Richat membangun semua orang. 

"Kita lanjutkan nanti pembicaraan kita," kata Putri.

"Tapi saya ingin berterima kasih karena kamu adalah orang yang paling baik," kata pujian Richat.

"Saya...mau bernyanyi... Masalahnya saya masih kerja," kata Putri.

"Oh...begitu... saya duet dengan kamu...wahai Putri yang cantik," kata Richat.

"Terserah...kamu............," kata Putri.

Putri dan Richat bernyayi berdua di pangung yang megah diiringi dengan arasemen musik yang heboh. Dengan sedikit sihir semua di bikin lebih heboh oleh Richat. Semua orang terkagum-kagum dengan kehebatan sulap Richat. Putri pun senang dengan hubungan baik dengan pangeran. Richat bahagia karena berhasil kembali menjadi manusia dan terbebas dari kutukan penyihir jahat.  

KATA-KATA WULAN

Siang hari yang cukup panas di kota Jakarta. Dono sedang berjalan menuju rumah Mpok Tati. Selang berapa lama sampailah di rumah Mpok Tati di kontrakan kecilnya. Dono hendak mengetuk pintu rumah Mpok Tati. Tapi ternyata Mila anak Mpok Tati membuka pintu rumah. Dengan membawa sebuah bungkusan.

"Mas Dono.......disuruh Ibukan untuk mengantarkan pesanan kue ke rumah Wulan tetangga Mas Dono,"  kata Mila.

"Iya.......," jawab Dono.

Mila langsung menyerahkan bukusan berisi kue ke Dono. Dengan baik Dono menyambutnya.

"Oh...Mila... Mas boleh nanya gak tentang sesuatu masalah Wulan,"  kata Dono.

"Masalah tentang Wulan," saut Mila.

"Kamukan dekat dengan Wulan kan. Apa bener Wulan putus dengan pacarnya sekarang," kata Dono.

"Bener....Mas. Pernyataan Wulan pacarnya selingkuh. Wulan mendapatkan buktinya lewat teman-temannya," kata Mila.

"Oh...begitu," saut Dono dengan berpikir.

"Jangan-jangan Mas Dono...... Suka dengan Wulan," kata Mila.

"Suka bolehlah, tapi mencintainya nanti dulu......," kata Dono yang lugu.

"Siapa bilang cinta.............?" kata Mila.

"Jadi saya gak nyambung toh," kata Dono.

"Iya.....gak nyambung. Tapi itu urusan Mas Dono. Suka atau tidaknya. Cinta atau tidak cinta," kata Mila sedikit ribet.

"Loh suka dan cinta kan bedanya tipis... Kalau urusan hubungan pria dan wanita," kata Dono.

"Bedanya jauh Mas Dono. Dari sebuah kata dan makna pun jauhhhhh....banget," kata Mila.

"Ya..udah...kalau begitu saya mau mengantarkan kue ini," kata Dono.

"Ya...hati-hati di jalan," jawab Mila.

Mila langsung masuk ke dalam rumah. Dono pun berjalan menuju rumah Wulan dengan melewati gang kecil dan sempit. Selang berapa saat sampai di rumah Wulan. Dono pun mengetuk rumah Wulan di barengin dengan salam " Asalamualaikum." Dengan sabar Dono menunggu di teras depan rumah Wulan. Keluarlah sesosok gadis pujaan hatinya. Dono pun terbengong. Lagu cinta pun terngiyang-ngiyang di kepalanya. Wulan pun menjawab " Waalaikum salam." Dono pun kembali ke dunia kenyataan.

"Ada perlu apa Abang Dono ke sini?," tanya Wulan dengan ketus sekali.

"Saya..mau mengantarkan kue," kata Dono.

Dono pun memberikan kue Wulan. Dengan baik Wulan mengambil kue yang di bungkus rapih.

"Masuk....dulu," kata Wulan mempersilakan Dono.

"Ya....," jawab Dono.

Wulan dan Dono masuk ke dalam rumah. Tanpa basa-basi Dono duduk di sofa yang bagus baget. Sedangkan Wulan membawa kue masuk ke ruang tengah dan di taruh di atas meja makan. Wulan pun mengambil uang dari dompetnya. Bergerak Wulan dan duduk di sebelah Dono.

"Abang ini..uang bayaran kuenya," kata Wulan yang mulai lembut.

"Iya," saut sambil mengambi uang dari Wulan.

Dono pun memasukan uang ke dalam saku celananya. Tiba-tiba Wulan pun mulai lebih dekat duduknya dengan Dono. Sontak Dono hanya diam saja.

"Saya suka kamu," kata Wulan.

Dono lebih terkejut lagi dengan omongan Wulan. Hanya diam seribu bahasa Dono. Wulan pun langsung berubah menjauh dari Dono.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Dono.

"Iya," jawab Wulan.

Dono pun keluar dari rumah Wulan. Dengan segera Wulan menutup pintu rumahnya. Di perjalanan Dono berpikir keras dengan omongan Wulan. Lalu Dono terdiam 100 langkah dari rumah Wulan.

"Bener-bener cewek pandai membohongi perasaannya. Baru putus sudah mencari cowok lain hanya untuk menutupi idialisnya saja," celoteh Dono.

Dono berjalan lagi menuju rumah Mpok Tati. Selang berapa saat sampai di rumah Mpok Tati. Terlihat Mila yang membereskan cucian yang di jemur di halaman depan.

"Mila ini uang dari kuenya," kata Dono.

"Iya..Mas Dono," saut Mila sambil mengambil uang dari Dono.

"Mila ... Saya boleh minta tanggapan Mila tentang sesuatu yang ganjal menurut saya ," kata Dono.

"Boleh.... masalah apa  Mas Dono?" tanya Mila.

"Tadi .....saya bertemu dengan Wulan. Eh di bilang ..... Saya suka kamu," kata Dono.

"Itu mah....Mas Dono jadi pelarian perasaan Wulan. Pengganti pasangan," kata Mila.

"Pelarian dari sebuah perasaan yang bimbang. Jujur atau bohong," kata Dono.

"Mas...Dono...semua cewek...kalau putus dari cowoknya kacau. Apalagi kalau gak punya pasangan lebih kacau lagi. Biasanya tuntutan umur untuk menikah," kata Mila.

"Bingung...ah," saut Dono.

"Ya...bingunglah...orang Wulannya dalam posisi galau," kata Mila.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Dono.

"Entar...dulu......upahnya kan belum Mila kasih," katanya.

"Oh...iya....," kata Dono.

Mila memberikan upah untuk Dono karena telah membantu mengantarkan pesan kue ke rumah Wulan. Dono dengan senang mengambil uang yang di beri oleh Mila. Walau nilai uang sedikit. Dono tetap bersyukur dengan rezekinya hari ini.  Dono pun pergi meninggalkan rumah Mpok Tati. Dan Mila masuk ke dalam rumah dengan membawa pakaian yang sudah cukup kering. Dengan santainya Dono berjalan menuju mesjid.

"Lebih..baik saya istikharoh...saja.......... Siapa tahu bener omongan Wulan?" celoteh Dono sambil jalan.

Azan pun di kumandangkan. Dono tepat sampai di depan mesjid. Masuklah Dono beserta para warga yang lain ke dalam mesjid untuk melaksanakan sholat asar.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK