Malam hari. Setelah nonton Tv yang acara menarik dan bagus di Magna Chennel, yaaa seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Geeta Devi adalah salah satu menantu dari keluarga terkemuka dan kaya, yang sayangnya telah menjadi janda. Masih muda dan menarik, ia menyerah pada tipu daya salah satu pria di lingkungan itu, Lalit Ramji, dan mulai tinggal bersamanya. Ia memiliki seorang putri, Apsara, dan ketiganya digambarkan sebagai keluarga yang bahagia.
Suatu hari, Lalit menghilang tanpa penjelasan, dan sejak saat itu, kehidupan ibu dan anak yang ditelantarkan itu terus memburuk. Apsara terpaksa meninggalkan sekolah ketika masa lalu orang tuanya diketahui oleh pihak sekolah; tanpa penghasilan, tuan tanah mereka terpaksa membiarkan mereka pergi, dan mereka harus pindah ke koloni gubuk. Geeta mulai bekerja sebagai pembantu untuk mencari nafkah dan menghidupi putrinya. Salah satu tema yang menyentuh hati dalam film ini adalah hubungan Apsara dengan ayahnya, yang kepadanya cinta semunya ia pertahankan dengan keyakinan seperti anak kecil dan, pada akhirnya, sangat tidak dapat dibenarkan.
Mengetahui bahwa Lalit kini menjadi politisi sukses, Apsara membujuk ibunya untuk pergi ke New Delhi untuk menemuinya karena ia yakin ayahnya akan menyelamatkan mereka dari kondisi buruk mereka. Ditolak, sang ibu kembali, dan setelah kehilangan semua harapan dan keyakinan pada kebaikan manusia, ia mulai minum alkohol. Tak lama kemudian, ia meninggal dunia dan meninggalkan putrinya yang berusia 16 tahun sendirian.
Anak perempuan itu mengambil pekerjaan ibunya sebagai pembantu di rumah seorang duda selama 15 tahun. Dia tampak benar-benar peduli dengan kesejahteraan gadis itu dan perlahan-lahan mendapatkan kepercayaannya dan akhirnya meminta dia untuk tinggal bersamanya meskipun perbedaan usia. Setelah beberapa keengganan awal, gadis itu akhirnya menerima dan mulai tinggal dengan Om Puri, dan sebentar gadis muda itu dikembalikan ke kehidupan yang aman bebas dari keinginan. Pelindungnya kemudian meninggal karena serangan jantung. Kerabatnya menuduh gadis itu melakukan pembunuhan dan dia ditahan dan diinterogasi oleh polisi. Setelah beberapa bulan, dia dibebaskan karena kurangnya bukti. Dibiarkan sendiri, dia bekerja untuk sementara waktu sebagai pelacur.
Di Mumbai, dia tinggal di stasiun kereta api bersama tiga anak jalanan lainnya, bahkan memperoleh status kepemimpinan di antara mereka. Suatu hari, dia mengetahui bahwa ayahnya akan datang ke kota itu dari Delhi dan akan memberikan sebuah konferensi. Dia memutuskan untuk hadir dan selama konferensi berlangsung, dia berdiri dan mulai berteriak kepada ayahnya bahwa dia adalah putrinya. Lalit mengabaikan panggilannya dan dia dikawal keluar oleh polisi dan ditinggalkan beberapa mil jauhnya di jalan.
Ia kemudian menyadari bahwa ibunya benar dan bahwa ayahnya benar-benar telah meninggalkan mereka untuk menghadapi nasib mereka. Menghadapi kekejaman yang dapat ditunjukkan oleh kehidupan, ia terus berjalan, meratapi nasibnya dengan keras dan mencerca kehidupan, ketika salah satu antek ayahnya menyelinap di belakangnya, dan membunuhnya dengan brutal. Cerita berakhir dengan kematiannya di atas rumput.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi. Di meja ada anglo kecil di atasnya ada tekok kaleng berisi air panas gitu.
"Langsung saja Budi main kartu gaplek!" kata Eko.
"Okey main kartu gaplek gitu!" kata Budi.
Budi mengambil kartu gaplek di bawah meja, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan kartu gaplek di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.
"Emmm," kata Budi.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Peter yang kaya karena punya perusahaan PT. SINDO, ya Peter punya istri dua gitu. Istri pertama Peter adalah Gwen gitu. Istri kedua Peter adalah Tamara gitu. Rumah tangga yang di jalankan Peter dengan dua istrinya di usahakan dengan baik akur gitu. Alvin anaknya Peter dan Gwen gitu. Mohan anaknya Peter dan Tamara gitu. Gwen mendidik Alvin dengan cara gaya seperti orang kaya pada umumnya, ya jadi Alvin menjadi pemuda yang kerjaan bergaul dengan teman-teman yang suka bersenang-senang sampai balap mobil dan balap motor gitu. Sampai Peter pusing dengan kelakukan Alvin yang tingkah semaunya gitu. Tamara yang paham agama karena lulusan pesantren jadi Tamara mendidik dengan baik Mohan dengan pemahaman agama Islam, ya tujuannya terbentuk dengan baik akhlak baik Mohan gitu. Alvin dan Mohan memang beda Ibu, ya karena Ayah hubungan persaudaran Alvin dan Mohan baik gitu. Ya Alvin dan Mohan memang masih menjalankan kuliah dengan baik di Universitas, ya keduanya beda Universitas gitu. Ya Alvin kuliahnya kebanyakan males gitu, ya lebih banyak main dengan teman-temannya dengan tujuan happy-happy gitu. Alvin berpacaran dengan cewek bernama Jennifer gitu. Ya Jennifer menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. William dan Aini orang tua Jennifer gitu. Mohan memang menyukai teman kuliah yang bernama Aqeela gitu. Ya Aqeela anaknya Zidan dan Galuh. Ya Zidan seorang ustad gitu. Aqeela berpenampilan dengan baik seperti cewek muslimah gitu. Teman baik Aqeela, ya Mentari gitu. Bumi dan Pertiwi adalah orang tua Mentari gitu. Penampilan Mentari seperti cewek muslimah gitu. Mohan yang suka dengan Aqeela, ya Mohan berteman baik dengan Aqeela dengan tujuan Mohan menikah dengan Aqeela gitu. Teman baik Mohan adalah Fattah gitu. Ya Fattah menjalankan kuliah dengan baik di Universitas gitu. Romeo dan Yasmin adalah orang tua Fattah gitu. Fattah suka dengan Aqeela gitu karena Aqeela cantik dan baik gitu. Mohan yang berteman baik sama Fattah jadi Mohan jadi tahu deh kalau Fattah suka dengan Aqeela gitu. Mohan dan Fattah bersaing dengan baik untuk bisa jadian sama Aqeela. Ya sebenarnya Aqeela ingin fokus kuliah gitu tapi karena Fattah dan Mohan menyukai Aqeela jadi Aqeela memutuskan dengan baik untuk memilih antara Fattah dan Mohan gitu?. Ternyata Mohan lebih di senangi sama Ayah Aqeela karena pemahaman agama Mohan gitu. Aqeela suka sih dengan Fattah, ya berharap sih dengan Fattah tapi karena kedua orang tua Aqeela suka dengan Mohan, ya jadi Mohan lah yang di pilih Aqeela gitu. Mohan yang paham agama, ya jadi lebih baik menikah dari pada pacaran dengan Aqeela gitu. Aqeela memang paham agama juga sih, ya memang sih lebih baik menikah dari pada pacaran dengan Mohan gitu. Kalau Aqeela menikah dengan Mohan, ya Aqeela akan lebih cenderung urusan suami dan juga anak dari pada urusan kuliah gitu jadi Aqeela meminta Mohan untuk menikahi Aqeela setelah lulus kuliah gitu. Mohan mengikuti permintaan Aqeela demi kebaikan keduanya gitu. Suatu terjadi kecelakan mobil karena Alvin mabuk gitu. Memang sih Alvin keadaannya baik-baik gitu dan mobil hancur parah gitu. Peter memang sayang sih dengan Alvin, ya yang membuat marah Peter adalah tingkahnya Alvin yang kerjaan mabuk-mabukan sampai kecelakan mobil gitu. Alvin mulai merenungkan kebodohan sampai kecelakaan mobil gitu. Ya Alvin berkata "Untung aku masih hidup kalau aku mati karena kecelakaan mobil membuat Ayah dan Ibu bersedih termasuk juga Jennifer". Alvin menyadarkan kesalahan gitu, ya jadi Alvin ingin menjadi baik gitu. Ya Alvin belajar pemahaman agama dari Mohan gitu, ya tujuannya Alvin jadi baik gitu. Ya Mohan membimbing Alvin dengan baik untuk paham agama, ya agar akhlak baik Alvin terbentuk dengan baik gitu. Ya usaha Alvin jadi baik sungguh-sungguh gitu. Ayah dan Ibu senang Alvin menjadi baik termasuk Jennifer gitu. Ya Alvin lebih fokus kuliah dengan baik dan ada rencana menikah dengan Jennifer setelah lulus kuliah gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.