Eko dan Budi duduk di pos kamling, ya setelah dari warung. Keduanya menikmati minum teh gelas dan makan gorengan.
"Cewek ada yang baik dan buruk," kata Budi.
"Perilakunya, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang perilakunya!" kata Budi.
"Semua tergantung orang tuanya, ya dari sisi pemahaman agama apakah paham atau tidak?" kata Eko.
"Memang sisi agama penting!" kata Budi.
"Cewek kadang di didik dengan baik sama orang tuanya. Karena pergaulan yang ini dan itu, ya berubah menjadi cewek yang susah di atur," kata Eko.
"Pergaulan yang buruk berdampak buruk," kata Budi.
"Orang-orang yang berbuat buruk di mana-mana, ya lewat pergaulan ini dan itu. Ya tidak paham agama," kata Eko.
"Ya agama tidak di jalankan sama orang-orang yang buruk," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Sampai-sampai cewek jatuh pada pelacuran. Ya karena cowok yang buruk," kata Budi.
"Karena keadaan apa karena kebodohan?" kata Eko.
"Ya kalau jatuh karena keadaan, ya berarti cewek di paksa untuk jadi pelacur. Kalau karena kebodohan, ya itu sih menjatuhkan diri untuk jadi pelacur," kata Budi.
"Sekedar obrolan lulusan SMA, ya kan Budi?" kata Eko.
"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA. Ya obrolan cerita film atau sinetron," kata Budi.
Budi dan Eko, ya selesai minum teh gelas dan gorengan. Plastik kresek dan plastik gelas, ya di buang ke tong sampah. Budi dan Eko, ya meninggalkan pos kamling, ya berjalan menuju rumah Budi.
"Hidup banyak lebih baik dari kita, ya kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini memang banyak lebih baik dari kita. Ya orang-orang yang di maksud, ya orang kaya. Sedangkan kita, ya orang miskin yang berusaha dengan baik jadi mampu," kata Eko.
"Kita terus berjalan di jalan kebaikan," kata Budi.
"Baik untuk kita, ya keluarga dan orang lain. Kalau orang-orang yang berjalan keburukan, ya mentingkan dirinya enak, ya orang lain menderita," kata Eko.
"Pikiran orang-orang yang berjalan di jalan buruk, ya pikirannya di kendaliin setan," kata Budi.
"Serem banget. Di kendaliin setan, ya orang-orang yang berjalan di jalan buruk!!!" kata Eko.
"Kita lebih baik menjauhi diri, ya dari orang-orang yang berbuat keburukan ini dan itu, ya lewat pergaulan ini dan itu," kata Budi.
"Pergaulan buruk, ya memang harus di jauhkan. Orang-orang itu, ya haram halal di makan," kata Eko.
"Kekacauan pun di buat oleh orang-orang yang buruk. Yang ini lah yang itu lah, ya lewat pergaulan ini lah dan itu lah. Ya katanya surga, ya menurut orang-orang buruk apa yang mereka lakukan, ya pada hal asli neraka penderitaan," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya sampai di rumah Budi. Keduanya duduk di teras depan rumah Budi.
"Hidup ini harus berhati-hati!" kata Eko.
"Memang hidup harus berhati-hati. Karena orang-orang yang buruk, ya melakukan kejahatan ini dan itu," kata Budi.
"Polisi segera membereskan semua orang-orang buruk yang melakukan kejahatan di mana-mana, ya berdasarkan laporan masyarakat," kata Eko.
"Orang-orang yang buruk di penjara sama polisi karena kejahatannya. Lingkungan jadi aman deh!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kalau begitu aku bercerita pake wayang, ya sekedar bercerita!" kata Budi.
"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko.
Budi mengambil wayang yang di taruh di kursi. Wayang di mainkan Budi dengan baik, ya bercerita dengan baik pula lah. Eko menonton pertunjukkan wayangnya Budi dengan baik.
Isi cerita yang ceritakan Budi :
Kisah tersebut diceritakan oleh Barbie kepada adik perempuannya, Kelly, yang merasa insecure dengan kemampuan melukisnya.
Rapunzel adalah seorang wanita muda dengan rambut panjang sepanjang lantai yang hidup sebagai pelayan penyihir jahat Gothel, yang tinggal di sebuah rumah ajaib terpencil di hutan. Dia menemukan persahabatan di Penelope, seekor naga muda dan Hobie, seekor kelinci yang cemas. Dia menghabiskan waktunya melukis gambar tempat-tempat yang dia impikan ketika dia bebas suatu hari nanti ; Gothel tidak menyetujui hal ini, menuduh Rapunzel tidak berterima kasih kepada penyihir karena dianggap menyelamatkannya dari pengabaian saat masih bayi.
Suatu hari, Rapunzel dan teman-temannya secara tidak sengaja membuka jalan rahasia ke ruang bawah tanah di mana Rapunzel menemukan hadiah dari orang tua kandungnya : sikat rambut perak yang di ukir dengan pesan yang menegaskan cinta mereka untuk Rapunzel ; ini membuat Rapunzel mempertanyakan cerita Gothel. Melalui sebuah terowongan, Rapunzel dibawa ke kerajaan di luar, di mana dia menyelamatkan Putri Katrina dari jebakan dengan bantuan kakak laki-lakinya, Pangeran Stefan. Dia mengatakan padanya bahwa jebakan itu dibuat oleh Raja Wilhelm, penguasa kerajaan lawan yang memiliki perseteruan berkelanjutan dengan ayah Stefan, Raja Frederick. Rapunzel pergi dengan tergesa-gesa tanpa mengetahui nama Stefan untuk menghindari Gothel mengetahui kepergiannya. Namun, musang peliharaan Gothel, Otto, yang mengikutinya, memberi tahu majikannya bahwa Rapunzel bertemu dengan seorang pria. Ketika Rapunzel bersikeras dia tidak tahu siapa dia, lukisannya dihancurkan dan kamarnya berubah menjadi menara tinggi dengan ayah Penelope, Hugo, ditugaskan untuk memastikan dia tidak pergi. Saat Rapunzel tidur, sikat rambut secara ajaib berubah menjadi kuas.
Ketika Rapunzel mencoba menggunakan kuas, sebuah mural kerajaan secara ajaib muncul di dindingnya yang berfungsi sebagai portal. Rapunzel menggunakannya untuk bertemu Stefan lagi, meskipun dia bersikeras dia tidak pernah memberitahu namanya karena takut Gothel. Stefan memberinya undangan ke pesta topeng malam itu. Kembali ke menara, Rapunzel melukis dirinya sendiri dengan kostum yang indah. Sayangnya, Otto menggesek undangan Rapunzel dan membawanya ke majikannya. Gothel memotong rambut Rapunzel, menghancurkan kuas, dan menghancurkan portal kerajaan. Ketika Rapunzel sekali lagi tidak bisa memberikan nama Stefan, Gothel menaruh mantra di menara untuk tidak pernah melepaskan tahanan yang terbaring.
Dengan bantuan teman-temannya, Rapunzel lolos dari menara karena dia tidak pernah berbohong tentang tidak mengetahui nama Stefan. Di pesta dansa, Stefan diserang oleh Gothel yang menyamar memakai rambut Rapunzel ; Raja Wilhelm juga menyusup ke kastil dan menuduh Frederick menculik putrinya bertahun-tahun yang lalu—sumber perselisihan ; Gothel mengungkapkan bahwa dia adalah orang yang mengambil putri Wilhelm, Rapunzel, karena cintanya yang tak berbalas untuknya, menginginkan kerajaan untuk saling menghancurkan. Rapunzel tiba dan Wilhelm mengenalinya sebagai putrinya. Rapunzel menipu Gothel untuk berlari ke lukisannya tentang menara, di mana dia dipenjara secara permanen karena kebohongannya.
Rapunzel bertemu kembali dengan orang tua kandungnya dan menikahi Stefan. Perseteruan berakhir dan kedua kerajaan bersatu. Pada akhirnya, Kelly merasa lebih baik dan mulai melukis setelah Barbie mengingatkannya bahwa kreativitas adalah keajaiban sejati dalam seni.
***
Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga gitu. Budi menaruh wayang di kursi kosong. Eko memuji pertunjukkan wayangnya Budi, ya begitu juga dengan cerita Barbie, ya bagus gitu.
"Kalau main permainan seandainya," kata Budi.
"Oooo permainannya Budi toh!!!" kata Eko.
"Cewek yang kerjaannya, ya artis mau sama aku apa tidak ya?" kata Budi.
"Kalau Budi kaya, ya mau ceweknya. Kalau Budi miskin, ya tidak mau lah," kata Eko
"Iya juga ya. Kaya pasti mau cewek. Kalau miskin, ya cewek tidak mau. Hidup susah itu menderita," kata Budi.
"Hidup ini, ya tidak makan cinta saja. Harta itu di gunakan dengan baik, ya untuk hidup ini bercukupan," kata Eko.
"Ya kenyataan tetap kenyataan. Aku masih berusaha dengan baik, ya mengubah nasif. Aku juga masih jomlo. Walau sebenarnya, ya ada cewek yang mau dengan aku, ya cewek sederajat dengan aku dan cewek itu karakternya baik, ya perilakunya," kata Budi.
"Diam-diam. Budi ada penggemarnya. Cewek yang menyukai Budi. Bagus lah itu. Berarti Budi itu, ya ganteng lah dan keren karena ada penggemar setia yang menyukai Budi," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya melanjutkan acara main kartu remi dengan baik lah.