Budi dan Eko duduk di bawah pohon yang rindang di pinggir pantai. Keduanya menikmati minum teh gelas dan juga roti yang murah meriah gitu.
"Dia dekat aku senang. Dia jauh aku merindu," kata Budi.
Eko mendengarkan omongan Budi dengan baik, ya aneh gitu karena Budi jomlo dan kata-kata yang di omongin itu biasa di gunakan orang yang punya kekasih hati.
"Budi berkata seperti itu. Apakah Budi punya pacar?" kata Eko.
"Aku memang tidak punya pacar. Masih jomlo. Tapi kata-kata yang aku omongin itu. Ya bentuk cerita sih," kata Budi.
"Bentuk cerita toh. Kayanya kena dengan aku sih. Kata-kata di omongin Budi. Purnama dekat dengan aku, ya aku senang. Purnama jauh dari aku, ya aku merindukan dengan baik gitu. Ya apalagi aku sedang berada di pantai bersama Budi, ya menikmati keadaan pantai. Aku merasa merindukan Purnama dengan baik, jauh sih keberadaan Purnama. Ya Purnama di rumahnya, ya mungkin Purnama merindukan aku juga gitu," kata Eko.
"Kasmaran cerita Eko dan Purnama. Bikin aku iri saja," kata Budi.
"Kalau Budi ingin merasakan cinta seperti aku. Ya Budi tinggal putuskan saja, ya dari dua cewek yang menyukai Budi, ya salah satu cewek yang menyukai Budi di pilih dengan baik lah!" kata Eko.
"Kalau urusan aku sih. Ya kapan-kapan saja, ya aku putuskan?. Yang penting itu aku harus menggapai impian aku dulu dengan baik. Dari keadaan miskin jadi kaya," kata Budi.
"Sebagai teman yang baik. Aku mengerti maunya Budi," kata Eko.
"Kalau begitu permainan seandainya. Berdasarkan kata-kata yang aku omongin, ya dia dekat aku senang. Dia jauh aku merindu," kata Budi.
"Seandainya. Permainan Budi," kata Eko.
"Ceritanya pake nama tokoh siapa ya?" kata Budi.
"Erwin saja!. Tokoh ceweknya nama artis Tiara saja!. Ceritanya realita kehidupan saja!" kata Eko.
"Boleh juga nama tersebut. Aku cerita. Erwin anak baik gitu. Orang tua Erwin, ya keluarga miskin, ya karena bukan orang solo asli, ya pendatang gitu dari Bali saja. Erwin dan orang tuanya, ya beragama Islam gitu. Karena Erwin beragama Islam, ya belajar agama dari orang tua dan guru mengaji yang bernama Pak Toha. Sekolah dari tingkat SD sampai SMA, ya berprestasi gitu. Karena prestasi, ya Erwin mendapatkan beasiswa, ya jadi sekolah selesai sampai tingkat SMA. Semua berkat nasehat orang tua dan guru mengaji, ya agar pendidikan Erwin lancar dan mendapatkan masa depan yang baik. Saat kuliah, ya Erwin kuliah di Yogyakarta. Pendidikan kuliahnya Erwin di jalankan dengan baik gitu, ya Erwin berusaha dengan baik dapet beasiswa gitu. Usaha Erwin berhasil dapet beasiswa kuliah. Sekitar semester 6, ya Erwin mulai merasa jatuh cinta sama Tiara teman kuliah gitu. Ya Tiara, ya cewek Yogyakarta gitu. Erwin sebenar suka Tiara dari semester 1, ya karena alasan Erwin dari keluarga miskin, ya Erwin fokus kuliah gitu dan juga Tiara juga orang kaya, ya ada silsilah dari darah bangsawan dari kerajaan di Yogyakarta. Sebenarnya Tiara menyukai Erwin dari semester 1, ya tapi malu kalau cewek menyatakan cinta atau menunjukkan perasaan suka pada cowok yang baik. Ketika Tiara dekat dengan Aslan teman kuliah lah dan juga Aslan anak orang kaya, ya Bapak Pengusaha. Ya Erwin mulai gelisah, ya takut kehilangan Tiara. Erwin dekat dengan Meli, ya teman kuliah gitu. Meli ingin jadian banget sama Erwin karena Erwin pinter gitu. Erwin juga membuka hati pada Meli tapi karena Tiara yang berkesan paling pertama. Erwin benar-benar dengan keputusannya, ya menyatakan cinta sama Tiara. Cinta Erwin di terima Tiara. Dampaknya Erwin konflik dengan Aslan dan juga Meli kecewa karena tidak bisa bersama Erwin. Erwin menjalankan kuliahnya dengan baik, ya sampai sarjana, ya begitu juga dengan Tiara. Erwin pun lansung kerja di perusahaan setelah lulus Sarjana di tempat perusahaan Bapaknya Aslan. Erwin dan Aslan masih konflik berkaitan dengan Tiara, ya sampai-sampai di tempat kerja gitu. Aslan ingin menjatuhkan Erwin gitu. Bapaknya Aslan profesional dalam kerjaan, ya jadi tahu permainan Aslan menjatuhkan Erwin dalam kerjaan gitu. Erwin bisa di bilang dapat kepercayaan dalam kerjaan karena kepintaranya. Erwin menjalankan hubungan dengan Tiara, ya berjalankan dengan baik. Terkadang Erwin pulang ke rumah di Solo, ya untuk bertemu dengan orang tua dan teman baik. Teman baik Erwin itu? Ya Budi saja!. Erwin duduk dengan baik di teras depan rumah dengan Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong gorengan. Yang di obrolin Erwin dan Budi, ya cerita kehidupan lingkungan orang-orang Solo. Sampai Erwin terpikirkan kata-kata yang baik tentang Tiara "Dia dekat aku senang. Dia jauh aku merindu". Budi paham omongan Erwin tentang kisah cinta yang baik. Tiara pun di rumahnya, ya terpikirkan kata-kata yang sama dengan Erwin. Kata orang tua "Kalau jodoh itu satu kata satu hati satu jiwa. Kisah Adam Hawa". Kisah cinta Erwin dan Tiara, ya sampai menikah lah....," kata Budi.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Ngomong-ngomong kenapa Yogyakarta untuk daerah kota cerita kisah cinta?" kata Eko.
"Berita di Tv tentang pernikahan anaknya Presiden Joko Widodo!" kata Budi.
"Oooooo mengikuti fenomena berita di Tv toh. Sama halnya dengan berita di Tv tentang sepak bola, ya Piala Dunia di Qatar," kata Eko.
"Omongan Eko bener banget!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Permainan seandainya selesai!" kata Budi.
"Ok. Begitu aku mancing saja!" kata Eko.
"Aku di sini saja, ya mau baca buku saja!" kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
Eko beranjak dari tempat duduknya bersama Budi, ya membawa pancingan. Budi mengambil buku di dalam tas. Eko mencari tempat yang terbaik untuk memancing, ya dapet gitu tempat terbaik gitu untuk memancing. Eko berharap dapat ikan dari hasil memancing gitu. Budi telah memilih cerpen yang mau di baca, ya jadinya Budi baca cerpen dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada musim panas tahun 1962, Scott Smalls, siswa kelas lima yang cerdas dan pemalu, pindah ke pinggiran kota Los Angeles, ya tempat ibunya mendorongnya untuk berteman di lingkungan sekitar. Dia mencoba untuk bergabung dengan sekelompok anak laki-laki yang bermain bisbol setiap hari di tempat pasir lokal, tetapi merasa malu dengan ketidakmampuannya untuk menangkap atau melempar bola. Upaya belajar bermain lempar tangkap dengan ayah tirinya, Bill, mengakibatkan mata lebam. Meski demikian, dia diundang untuk bergabung dengan tim oleh pemimpin dan pemain terbaik mereka, Benny Rodriguez, yang mengajarinya keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk bermain game. Dia mampu belajar dengan cepat dan mendapatkan rasa hormat dari semua orang.
Ketika penangkap Hamilton "Ham" Porter melakukan home run ke halaman belakang yang berdekatan, Smalls mencoba untuk mengambil bola tetapi dihentikan oleh anak laki-laki lain, yang memberitahunya tentang "Binatang", Mastiff Inggris yang besar dan sangat teritorial yang dimiliki anak laki-laki itu. imajinasi telah berubah menjadi "makhluk gorila-anjing raksasa" pemakan anak-anak. Banyak bola bisbol yang dipukul ke halaman selama bertahun-tahun semuanya telah diklaim oleh Beast, yang dirantai oleh pemiliknya, Tuan Mertle.
Suatu hari yang sangat panas, anak laki-laki mengunjungi kolam komunitas. Michael "Squints" Palledorous naksir penjaga pantai, Wendy Peffercorn, dan berpura-pura tenggelam agar dia melakukan resusitasi mulut ke mulut, lalu menciumnya. Wendy menendang tim sandlot keluar dari kolam. Sementara Squints menyadari apa yang dia lakukan salah dan membuat Wendy terlihat marah, dia sangat gembira saat Wendy tersenyum dan melambai padanya saat dia pergi. Pada Hari Kemerdekaan, tim memainkan permainan malam di bawah cahaya kembang api, dan Smalls mengamati bahwa meskipun bagi mereka yang lain bisbol hanyalah sebuah permainan, "bagi Benjamin Franklin Rodriguez, bisbol adalah kehidupan." Kemudian, mereka ditantang untuk bermain melawan lokal Tim Little League, yang mereka kalahkan dengan mudah. Untuk merayakannya, mereka mengunjungi pameran, di mana mereka mencoba mengunyah tembakau yang diperoleh Bertram Grover Weeks, lalu naik Trabant ; kombinasi tersebut menyebabkan mereka jatuh sakit dan muntah di sekujur tubuh mereka dan orang lain.
Suatu hari, Benny memukul bola bisbol satu-satunya tim dengan sangat keras sehingga dia menjatuhkan penutupnya. Dengan Bill pergi untuk urusan bisnis di Chicago, Smalls meminjam dari ruang trofi sebuah bola bisbol yang ditandatangani oleh pemain legendaris Babe Ruth. Karena tidak mengetahui sejarah bisbol, Smalls tidak menyadari nilai bola tersebut, dan melakukan home run pertamanya, mengirimkannya ke halaman Beast. Ketika anak laki-laki lain mengetahui tanda tangannya, mereka mendidik Smalls tentang Babe Ruth dan melakukan beberapa upaya untuk mengeluarkan bola dari halaman dengan menggunakan perangkat pengambilan darurat, dengan masing-masing menjadi lebih maju dari yang terakhir, tetapi masing-masing dihancurkan oleh Beast. . Malam itu, Benny bermimpi di mana arwah Babe Ruth menasihati Benny untuk mengambil bolanya sendiri. "Pahlawan dikenang," kata Babe, "tapi legenda tidak pernah mati. Ikuti kata hatimu, Nak, dan kamu tidak akan pernah salah."
Keesokan harinya Benny, mengenakan sepasang PF Flyers baru , melewati pagar dan "mengacar" Beast untuk mengambil bola, tetapi anjing itu memutuskan rantainya dan melompati pagar untuk mengejar. Itu mengejar Benny melalui kota, meninggalkan jejak kehancuran, dan akhirnya mereka kembali ke tempat pasir. Benny melompat kembali ke halaman Tuan Mertle, tetapi Binatang itu menabrak pagar, yang jatuh di atasnya. Smalls dan Benny mengangkat pagar untuk membebaskan anjing itu, yang menunjukkan rasa terima kasihnya dengan menjilati wajah Smalls secara menyeluruh dan membawa mereka ke tumpukan bola bisbolnya. Mereka bertemu Tuan Mertle, yang ternyata adalah pemain bisbol dan teman baik Babe Ruth (yang dia sebut dengan nama aslinya, George), tetapi kehilangan penglihatannya setelah di pukul di kepala oleh bola cepat. Dia dengan baik hati menukar bola yang sudah dikunyah dengan yang ditandatangani oleh semua orang New York Yankees tahun 1927 (dikenal sebagai Murderers 'Row), dan meminta mereka untuk berkunjung setiap minggu untuk berbicara bisbol dengannya.
Smalls memberikan bola ini kepada Bill, dan hubungan ayah-anak mereka membaik, meskipun Bill melarang Smalls selama seminggu karena mengambil bisbol bertanda tangannya tanpa izinnya. Anak laki-laki terus bermain bisbol di lapangan pasir, dengan Beast – yang bernama asli Hercules – sebagai maskot mereka.
Selama beberapa tahun berikutnya, anak-anak sandlot berpisah. Hanya tiga yang melanjutkan karir yang berhubungan dengan bisbol pro: Kenny DeNunez, pelempar, bermain bisbol triple-A untuk sementara waktu, tetapi tidak pernah mencapai Liga Utama, jadi dia sekarang memiliki bisnis dan melatih tim Liga Kecil yang dimainkan putranya sendiri. pada; Eksploitasi Benny dengan Beast memberinya julukan "the Jet", dan dia terus bermain untuk Los Angeles Dodgers ; dan sejak Smalls menjadi komentator olahraga yang meliput permainan Dodgers, mereka dapat mempertahankan persahabatan mereka hingga dewasa. Film kemudian pindah ke hari ini dengan Smalls yang sekarang sudah dewasa melakukan play-by-play untuk game Dodgers di mana Rodriguez masuk sebagai pelari darurat di base ketiga di inning kesembilan, dan segera mencuri rumah untuk memenangkan permainan. Film diakhiri dengan perayaan Rodriguez di lapangan bola dan Smalls di kotak pers saling memberikan tanda jempol yang sama yang telah mereka gunakan sejak kecil.
***
Budi selesai baca buku, ya buku di taruh di dalam tas. Ya Budi mengambil pancingan untuk memancing lah. Eko telah lama mancing, ya dapet ikan lah. Ya Eko terus memancing dengan baik lah. Budi mencari tempat yang terbaik untuk memancing, ya dapetlah tempat yang baik untuk memancing.
Saat memancing Budi berkata "Yogyakarta tempat yang bagus, ya dengan nilai adat istiadat".
Budi fokus mancing dengan harapan dapat ikan lah.