CAMPUR ADUK

Tuesday, September 1, 2020

MENGUBAH NASIF DENGAN KEPINTARAN

Doni sedang asik duduk di depan rumahnya sambil baca koran. Bayu yang bawa layangan lewat rumahnya Doni, ya mampir.

"Assalamualaikum," kata Bayu.

"Waalaikumsalam. Bayu silahkan duduk," jawab Doni.

"Iya, Don," kata Bayu.

Bayu pun duduk di samping Doni.

"Biasanya kamu kerja Don, sekarang di rumah?" tanya Bayu.

"Keadaan sekarang. Tapi tidak jadi terlalu beban buat ku. Aku garap lahan di belakang. Daun pisang ku di beli orang. Ya lumayan hasilnya untuk beli beras," kata Doni.

"Oooo begitu," kata Bayu.

"Sedangkan kamu Bayu...tidak kerja. Main layangan aja!" kata Doni.

"Kerjaan ku kan buat layang-layang untuk di jual. Lumayan hasilnya untuk beli beras," kata Bayu.

"Hidup aku dengan kamu Bayu tidak jauh beda. Berusaha mencari rezeki dengan kepintaran...agar dapur ngebul," kata Doni.

"Iya sih. Kalau kamu jualan daun pisang sih ada terus yang membeli karena permintaan pasar. Kalau aku yang jualan layangan, ya kala musim layangan. Saat tidak musim layangan, ya aku jadi kuli batu. Hidup seperti ini. Aku jalani dengan penuh keikhlasan banget demi dapur ngebul. Iya untungnya aku belum nikah. Jadi beban ku tidak terlalu berat," kata Bayu.

"Aku juga belum nikah juga. Bukan takut nikah. Biaya untuk diri sendiri sekarang ini, ya cukup saja dan juga bisa bantu orang tua. Harapan sih ada untuk mengubah nasif. Kalau begitu Bayu aku beli layangan mu satu," kata Doni.

"Laris manis dagangan ku," kata Bayu.

Bayu pun menyerahkan layangan ke Doni, dan Doni pun menyerahkan uang ke Bayu dengan harga pasaran sekarang.

"Doni, gimana kabar berita tentang bantuan pemerintah untuk orang miskin?" tanya Bayu.

"Aku sih baca beritanya sih. Ya kalau dapet di syukurin, kalau tidak dapet....ya berusaha lagi. Jalan tidak di situ saja. Seperti kita ini. Terus berusaha di kala berita ini dan itu....ya tentang ekonomi tidak jelas ini dan itunya," kata Doni.

"Jadi jangan terlalu berharap toh. Hanya terus berusaha mengubah nasif dengan jalan kepintaran kita," kata Bayu.

"Benar sekali," kata Doni menegaskan omongan Bayu.

Terdengar suara adzan. Doni dan Bayu menghentikan obrolannya. Keduanya pun memutuskan untuk ke mesjid terdekat, ya melaksanakan kewajiban sebagai muslim yang baik...sholat tepat waktunya.

WIRO SABLENG VS SI BUTA DARI GOA HANTU

Wiro yang dirinya merasa laper, ya ke warung makan untuk makanlah. Tahu-tahu ada dua orang di hajar sama seorang pendekar buta karena memang bikin ulah membuat perkara dengan pendekar buta. Dua penjahat pun meninggalkan tempat tersebut dengan lari tunggang langgang.

"Hebat, pendekar buta itu," kata Wiro dengan suara samar.

Pendekar buta kembali asik makan di warung. Wiro, ya masuk warung untuk makan dan minum. Wiro pun duduk dan berkata "Pak pesan makan dan minuman yang murah saja!"

"Iya," saut Bapak pemilik warung.

Bapak pemilik warung pun menyiapkan pesanan dengan cepat dan segera di sajikan di orang yang memesan.

"Waktunya makan," kata Wiro

Wiro menikmati makan dan minumnya. Pendekar buta meninggalkan warung setelah membayar pada Bapak pemilik warung. Wiro yang penasaran tentang pendekar buta, ya bertanya Bapak pemilik warung "Pak pendekar buta itu siapa?"

"Pendekar buta itu di kenal dengan nama besar ya Barda, si buta dari goa hantu," kata Bapak pemilik warung.

"Oooo. Barda, si buta dari goa hantu," kata Wiro.

Wiro pun kembali menikmati makan dan minum. Selang berapa saat. Wiro keyang juga. Wiro segera membayar makan dan minumannya kepada Bapak pemilik warung. Wiro berjalan menuju tujuaannya. Saat di kaki bukit. Terjadi pertarungan yang hebat. Pendekar buta bertarung dengan banyak orang yang memang tidak suka dengan pendekar buta. Wiro, ya menonton pertarungan tersebut.

Pendekar buta, ya mengalahkan satu persatu lawannya sampai tidak berdaya lagi. Wiro senang melihat pertarungan yang memenangkan adalah pendekar buta dari goa hantu. Wiro pun ingin menjajal kemampuannya bertarung menghadapi pendekar buta, jadi menghadang pendekar buta dan berkata "Maaf pendekar buta. Aku Wiro Sableng ingin dapat bimbingan dari anda. Sudikah anda mengajari aku...beberapa jurus silat."

"Aku tidak ingin bertarung dengan mu," kata Barda.

"Kalau begitu terpaksa aku memaksa mu untuk bertarung dengan ku," kata Wiro.

Wiro pun menyerang pendekar buta dengan teknik silatnya. Pendekar buta, ya bisa membaca setiap gerakan lawannya dengan pendengarannya yang tajam. Pertarungan makin sengit banget. Wiro sampai mengeluarkan ilmu tenaga dalam, ya pukulan matahari. Perdekar buta pun bisa menghindari serangan tenaga dalam Wiro. Dengan cepat pendekar buta menyerang dengan pukulan tongkatnya. Wiro menahan serangan pendekar buta dengan kapal mautnya 212.

Wiro pun berkata "Terima kasih atas pelajarannya."

"Kau pemuda yang baik," kata Barda.

Barda pun meninggalkan tempat tersebut, ya melanjutkan perjalanannya. Wiro yang senang dapet pelajaran dari pertarungan hebat melawan pendekar buta yang terkenal dengan julukan ya si buta dari goa  hantu. Wiro pun melanjutkan perjalanannya.

POCONG

Tuyul lagi senang dapet uang dari nyopetlah. Pocong pun muncul dan berkata "Senang banget....Tuyul dapet uang, padahal yang biasa dengan kebiasaanmu itu...nyopet."

"Iya senenglah aku dapet duit. Kalau aku tidak dapet duit, aku di hukum sama Tuan ku yang sakti," kata Tuyul.

"Tuan mu....Dukun ya?" kata Pocong.

"Iya Pocong. Udah ngobrolnya. Aku harus cepat pulang. Sudah di tungguin Tuan aku," kata Tuyul.

"Iya," saut Pocong.

Tuyul pun bergerak cepat dan menghilang, ya menuju rumah Tuannya. Pocong melompat dan melompat. Eeeee Pocong melihat seekor Babi yang sedang gesek-gesek di dinding tembok rumah orang kaya dan berkata "Babi ngepet itu adalah manusia berusaha ingin cepat kaya dengan ilmu Babi ngepet."

Babi berhasil ngepet, ya langsung bergerak meninggalkan tempat tersebut dan menghilang. Pocong pun meninggalkan tempat tersebut dengan melompat dan melompat sampai pos hansip. Ada dua warga di pos hansip sedang nonton Tv dengan asiknya, ya acara dangdutan. Pocong teringat ketika masih hidup, ya sering nonton dangdut dan nyanyi lagu dangdut yang ia sukai. Tapi karena kebodohan dirinya Pocong semasa hidup, ya make narkoba....jadi mati muda deh. Pocong pun menyesal.

Pocong sudah jadi makluk gaib, ya masih kepingin nonton dangdutan, jadi ikutan gitu dengan dua warga di pos hansip.

"Toto....kok lama-lama ada bau yang enggak nie," kata Bono.

"Bau badanmu...Bono, kali. Belum mandi," kata Toto.

"Masa?!" kata Bono.

Bono pun mencium bau tubuhnya.

"Tidak ada bau busuk pada ku," kata Bono.

"Maaf bau busuk itu dari aku," kata Pocong.

Bono terkejut suara yang bicara di belakang dan juga Toto. Keduanya menoleh ke belakang dan melihat sosok Pocong.

"Pocong," teriak Bono dan Toto.

Bono dan Toto yang takut dengan pocong, ya segera pergi dari pos hansip dengan lari tunggang langgang.

"Aduh....teman asik nonton Tv acara dangdutan, kabur. Aku lupa kalau aku ini pocong, kerjaannya nakutin manusia hidup. Bodok ah. Yang penting dangdutan sampai pagi," kata Pocong.

Pocong pun asik nonton Tv di pos hansip sampai waktu berganti, ya pagilah dan Pocong pun menghilang.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK