CAMPUR ADUK

Wednesday, November 3, 2021

MAKAM ORANG KAYA

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati makan gorengan dan minum minuman sirup rasa melon. 

"Eko. Orang kaya itu kerjaan membangun rumahnya, ya Eko. Terus jadi gedong bertingkat?!" kata Budi. 

"Orang kaya yang mana?!" kata Eko. 

"Orang kaya yang ada di seberang jalan sana," kata Budi. 

"Ooooo orang kaya itu. Nama juga orang kaya. Ya iya sih membangun rumahnya," kata Eko. 

"Ada orang kaya. Telah membangun rumahnya, ya sebagus mungkin. Ketika Waktunya perumahan ekonomi, ya rumahnya di robohkan yang gedung itu di jadikan ruko," kata Budi. 

"Kalau itu sih tuntutan hidup," kata Eko. 

"Kalau di pikir dengan baik. Kenapa orang kaya meninggal tidak di kuburkan di rumahnya yang di bangun gede banget kaya gedong gitu. Malahan di kubur di kuburan tempat umum?!" kata Budi. 

"Iya juga ya. Sebaiknya orang kaya kalau meninggal di kuburkan di rumah yang ia bangun kaya gedong, ya dari pada di kuburan tempat umum. Orang kaya banyak sombong dengan kekayaannya, ya lebih baik di kubur di rumahnya, karena orang kaya cinta dengan hartanya itu," kata Eko. 

"Gila harta dunia ternyata tidak bisa di bawa mati," kata Budi. 

"Orang kaya sombong kan, ya gila harta dunia. Ketika mati, ya hartanya jadi rebutan anaknya. Orang kaya sombong di kuburkan di kuburan tempat umum. Sedangkan rumahnya yang gedong, ya di jual anaknya karena tuntutan ekonomi," kata Eko. 

"Ya begitulah kehidupan. Harta tidak bisa di bawa mati, ya harta jadi rebutan orang-orang yang masih hidup," kata Budi. 

"Cerita orang kaya yang makamnya besar banget, ya salah satu sih Piramida, ya makamnya raja sih," kata Eko. 

"Ya memang lah Piramida makamnya para raja," kata Budi. 

"Tanah seluas itu di bangun Piramida, ya tujuannya hanya jadi makam raja," kata Eko. 

"Nama juga peradaban masa lampau," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Film pun di buat dengan baik, ya di kaitkan dengan Piramida, ya misteri lah. Mumi," kata Budi. 

"Film itu bagus," kata Eko. 

Eko mengambil gelas minuman di meja, ya di minum dengan baik. 

"Memang sih film tentang mumi itu bagus. Misteri banget pokoknya," kata Budi. 

Budi mengambil gelas minuman di meja, ya di minum dengan baik minuman. Eko menaruh gelas minuman di meja. 

"Piramida itu di bangun sama Jin ya?!" kata Eko. 

Budi menaruh gelas minuman di taruh di meja. 

"Kok Piramida di bangun sama Jin. Kaya cerita Candi Prambanan di bangun sama Jin?!" kata Budi. 

"Cerita misteri. Lebih baik Piramida di bangun Jin lah," kata Eko. 

"Di film, ya Piramida di bangun sama alien, ya makluk luar angkasa yang kecerdasaannya sangat tinggi gitu," kata Budi. 

"Kalau kenyataan sih. Piramida, ya di bangun sama manusia," kata Eko. 

"Kenyataan tetap kenyataan. Piramida, ya di bangun sama manusia," kata Budi. 

"Zaman dulu. Manusia di samakan derajatnya kaya binatang, ya budak," kata Eko. 

"Ya nama juga zaman dulu. Manusia hidup menderita banget, ya jadi budak sih," kata Budi. 

"Kalau sekarang, ya budak ya gak ada lah," kata Eko. 

"Emmm," kata Budi. 

"Main catur saja!" kata Eko. 

"Ok," kata Budi. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik.  

MAIN KARTU BERGAMBAR

"Aku ingin beli mainan. Tapi mainan apa ya?!" kata Hari. 

Hari berpikir dengan baik, ya sambil berjalan menuju toko yang menjual mainan. 

"Beli mainan kartu bergambar Ultraman saja ya!" kata Hari. 

Hari melanjutkan perjalannya menuju toko mainan. Tahu-tahu Hari berpapasan dengan Putri. 

"Putri" kata Hari. 

"Hari. Mau kemana?!" kata Putri. 

"Mau beli mainan kartu bergambar," kata Hari. 

"Ooooo beli mainan kartu bergambar," kata Putri. 

"Putri dari beli apa?!" kata Hari yang melihat keresek plastik yang di bawa Putri. 

"Putri abis beli buku, penggaris dan juga pulpen," kata Putri. 

"Alat-alat untuk sekolah," kata Hari. 

"Hari udahan ngobrolnya. Putri harus cepat pulang karena ada urusan dengan Mama," kata Putri. 

"Iya," kata Hari. 

Hari berjalan lagi menuju toko. Putri berjalan dengan baik, ya menuju arah rumahnya lah. Sampai di toko mainan, ya hari masuk ke dalam toko lah, ya Hari melaksanakan keinginannya membeli kartu bergambar Ultraman dan juga Para monsternya juga lah. Setelah itu, ya Hari keluar dari toko lah dengan memegang kartu bergambar Ultraman dan monster lah. Hari berjalan menuju rumahnya. 

"Kartu bergambar Ultraman dan juga monster ini di taruh di album, ya di koleksi atau aku mainkan saja ya?!" kata Hari. 

Hari melihat kartu bergambar Ultraman dan monster, ya satu persatu sambil berjalan dengan baik. Tiba-tiba angin bertiup kencang banget sampai menerbangkan kertas koran yabg tadinya tergeletak di kursi di pinggir jalan. Koran itu terbang dan mengenai Hari, ya menutup wajahnya Hari. 

Hari mengambil koran di wajahnya. Angin jadi tenang, ya bertiup sepoy-sepoy gitu. Koran pun di buang di tempat sampah sama Hari. Hari tidak sadar salah satu kartu bergambar Ultraman, ya jatuh di jalan. Hari terus berjalan menuju rumah, ya setelah membuang koran di tempat sampah. 

Sampai di rumah Hari. Ridwan sudah menunggu Hari di depan rumah, ya duduk gitu. 

"Ridwan main ke rumah aku. Main kartu bergambar atau main lain?!" kata Hari. 

"Main kartu bergambar. Aku telah bawa kartu bergambar, " kata Ridwan. 

Hari memang melihat bawaan Ridwan, ya kartu bergambar sih, ya cukup banyak sih dan juga kartu bergambar banyak jenisnya lah gambarnya. 

"Ok kita main. Main teplek kartu apa mengumbul kartu, ya dengan taruhan kartu bergambar yang kita sepakati?!" kata Hari. 

"Main teplek kartu saja. Taruhannya yang kalah menyerahkan kartunya, ya satu," kata Ridwan. 

"Sepakat," kata Hari. 

Hari dan Ridwan main teplek kartu di depan rumah. Permainan, ya menyenangkan di mainkan keduanya. Sampai Waktunya, ya kedua selesai main. Ridwan pulang ke rumahnya, ya menang dari Hari sih permainan teplek kartu. Hari kalah dalam permainan, ya tidak ada masalah yang penting kartu yang mau di koleksi, ya tidak di mainkan alias tidak pertaruhkan. 

Hari mau menyimpan kartu bergambar di album, ya koleksi gitu. Hari sadar kehilangan salah satu kartu yang ingin di koleksi. 

"Kartu bergambar Ultraman yang mau di koleksi hilang saat di jalan atau aku jadikan taruhan dalam permainan teplek sama Ridwan ya?!" kata Hari. 

Hari terus berpikir dengan baik, ya sambil menaruh kartu bergambar di album. 

"Kayanya hilang. Besok aku beli lagi aja kartu bergambar Ultraman," kata Hari. 

Setelah itu menaruh kartu Bergambar di album, ya Hari belajar dengan baik di kamar, ya mengulas pelajaran yang di dapatkan di sekolah SD karena memang Hari masih SD kelas 3. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK