Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi saja. Menghibur diri!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Emmm. Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Cerita ini menceritakan kisah seorang jurnalis jujur Vikas Pande dari Ghazipur di timur Uttar Pradesh yang pindah ke Delhi untuk menjalankan sebuah surat kabar, dan segera mengungkap pembunuhan politik, dan dalam prosesnya, menjadi mangsa sistem yang korup dan hubungan antara politisi dan baron media. Cerira ini dimulai dengan pembunuhan seorang MLA lokal Bhaleram di rumah sirkuit Ghazipur. Penjaga rumah sirkuit hilang. Vikas Pande adalah editor eksekutif yang jujur dan tak kenal takut dari surat kabar New Delhi Times dan sedang dalam proses mengungkap skandal minuman keras ilegal yang menewaskan ratusan orang. Sementara itu, ada perebutan kekuasaan yang terjadi antara kepala menteri petahana Trivedi dan MLA ambisius Ajay Singh untuk jabatan kepala menteri.
Ajay Singh adalah pria berbahaya dan terkait dengan semua jenis kegiatan ilegal seperti perdagangan narkoba, penyelundupan, pemerasan, penjarahan, dll. Bisnisnya dikelola oleh letnan kepercayaannya, Iqbal. Iqbal ditangkap dalam kasus pembunuhan Bhaleram. Dia adalah penyebab kerusuhan yang sering terjadi di Ghazipur. Vikas pergi ke Ghazipur untuk meliput kerusuhan dan bertemu dengan penduduk setempat. Di sana, dia menemukan banyak bukti yang menunjukkan bahwa Ajay Singh entah bagaimana terkait dengan pembunuhan tersebut.
Di sisi lain, istri Vikas, yang berprofesi sebagai pengacara, didekati oleh seorang pria tua yang putrinya hilang dari rumah mertuanya, dan mereka mengklaim bahwa putrinya sudah gila. Dia sedang memperjuangkan kasus tersebut.
Dalam sidang pengadilan yang menegangkan, Iqbal menyatakan bahwa ia tidak bersalah dan Ajay Singh telah melakukan kejahatan tersebut. Berita ini menjadi berita utama di New Delhi Times. Ajay Singh sangat cemas dan memanggil Vikas. Vikas menghadapinya secara langsung dan menuduhnya melakukan pembunuhan. Dalam kemarahannya, Ajay Singh mengungkapkan bahwa ia telah menyuap Bhaleram dan 13 anggota dewan legislatifnya dan jalannya menuju kursi kepala menteri hampir terbuka. Oleh karena itu, ia tidak punya motif untuk membunuhnya. Ajay Singh terus-menerus menekan CM, namun CM secara ajaib lolos dari setiap jebakan. Vikas juga diancam oleh para penjahat agar berhenti mengejar kasus pembunuhan tersebut, yang semakin memotivasinya.
Dia mengumpulkan semua fakta dan menulis sebuah artikel yang mengaitkan Ajay Singh dengan pembunuhan tersebut, tetapi tidak memiliki bukti konkret. Meskipun enggan menerbitkan artikel tersebut, atasannya akhirnya mengabulkan tuntutannya dan menerbitkannya. Suatu hari, lelaki tua yang sebelumnya telah mendekati istri Vikas untuk putrinya yang hilang, datang untuk mengucapkan terima kasih atas usahanya. Terungkap bahwa putrinya ditemukan di rumah sakit jiwa, di mana staf dan pejabat polisi disuap untuk menyatakan bahwa putrinya tidak sehat secara mental. Lelaki tua itu selanjutnya mengungkapkan bahwa penjaga rumah sirkuit tersebut diterima di rumah sakit jiwa. Vikas segera menemui penjaga tersebut. Penjaga itu adalah seorang lelaki tua yang mengatakan kepadanya bahwa dia tidak sakit mental dan mengungkapkan semua kejadian hari itu. Pada hari yang menentukan itu, putranya - yang sebenarnya adalah mata-mata Trivedi - mengunjunginya. Kesepakatan itu terjadi dengan Ajay Singh tetapi begitu mereka pergi, Bhaleram dibunuh oleh preman Trivedi.
Vikas menyadari bahwa semua bukti itu ditanam oleh Trivedi untuk melibatkan Ajay Singh dan mengendalikannya. Ia sedih karena telah diperalat oleh Trivedi, tetapi kemudian temannya Anwar menghiburnya dengan mengatakan bahwa orang yang telah ia ungkapkan setidaknya pantas mendapatkan apa yang telah ia lakukan.
***
Budi selesai membaca cerpen, ya buku di tutup dengan baik dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Eko belum datang juga. Kalau begitu sih....baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik gitu. Di koran, ya cerita beritanya bagus-bagus sih dari berita pemerintahan luar negeri, berita pemerintahan dalam negeri, berita olahraga, berita kriminal luar negeri dan dalam negeri gitu, berita artis luar negeri dan dalam negeri, dan lain-lain gitu. Yaaa Budi cukup lama baca berita di koran sih. Eko datang juga ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi gitu. Ya Budi selesai baca koran dan koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu.
"Langsung saja Budi main permainan catur!" kata Eko.
"Okey.....main catur!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja gitu. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur gitu. Keduanya main catur dengan baik gitu.
"Hidup ini....masih sama kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa memang hidup ini....masih sama Budi!" kata Eko.
"Ngomongin orang kaya di Lampung dasar warisan ini dan itu," kata Budi.
"Realitanya memang begitu tentang orang kaya di Lampung dan juga di propinsi lainnya gitu," kata Eko.
"Antara baik dan buruk perilaku manusia!" kata Budi.
"Realitanya memang begitu sih....hidup ini antara baik dan buruk perilaku manusia!" kata Eko.
"Orang-orang kaya, ya masih menunjukkan kekayaannya dengan baik yang ini dan itu," kata Budi.
"Realitanya begitu sih...orang-orang kaya kelakukannya menunjukkan kekayaannya dengan baik," kata Eko.
"Sombong, egois, dan pelit kelakuan orang-orang kaya," kata Budi.
"Yaaa orang-orang kaya yang jauh dari pemahaman agama, ya jadinya orang-orang kaya kelakukannya....sombong, egois dan pelit," kata Eko.
"Ketika ada tetangga yang miskin mengalami kesusahan, ya mana mau menolong orang-orang kaya yang sombong, egois, dan pelit," kata Budi.
"Orang-orang kaya yang buta segala, ya mana mungkin nolong orang miskin yang mengalami kesusahan," kata Eko.
"Orang-orang kaya seperti itu, ya ada pula di dalam struktur kerjaan pemerintahan," kata Budi.
"Yaaa kalau orang-orang kaya seperti itu ada di dalam struktur pemerintahan berarti seperti biasa kan...permainan kerabat ini dan itu dengan tujuan ini dan itu, ya jadi menutupi kelakuan ini dan itu," kata Eko.
"Permainan kerabat ini dan itu. Berarti di negara lain juga, ya permainan kerabat juga urusan kerjaan di pemerintahan," kata Budi.
"Yaaa bisa jadi sih, ya permainan kerabat di negara lain juga!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya asik main permainan catur gitu.
"Ngomong-ngomong Budi, ya apa Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Pasha yang kerja dengan baik di kota di sebuah tempat kerjaan bengkel mobil, ya pemiliknya Andre gitu. Ya Andre memang sedang dekat dengan Ayu gitu. Yaaa kerjaan Ayu adalah penyanyi kafe gitu. Hubungan Andre dan Ayu di jalankan dengan baik, ya masih proses penjajakan dengan baik gitu. Andre tertarik juga pada cewek cantik bernama Amanda gitu. Yaaa Amanda kerja toko kue milik Dita gitu. Ya Dita dan Surya menjalankan rumah tangga dengan baik, ya bahagia bersama anak tercinta Eca Aura gitu. Yaaa Eca Aura menjalankan sekolah SD gitu. Andre dan Amanda hubungan baik, ya teman gitu. Ya Andre jadinya benaran menyukai Ayu dan Amanda gitu. Setelah di pikiran dengan baik, ya siapa cewek yang di sukai Andre? Ya Andre sedang mendengarkan sebuah lagu Only You dan berkata "Only You". Ya pada akhirnya Andre memilih Ayu gitu. Ya Ayu memang menyukai Andre gitu. Ya Andre menyatakan cinta sama Ayu, ya Ayu menerima Andre gitu. Hubungan kisah cinta Ayu dan Andre di jalankan dengan baik gitu. Pasha dapat kabar dari Ibunya yang berada di desa, ya bahwa Ayah meninggal dunia gitu. Pasha meninggalkan kota, ya kembali ke desa gitu. Sampai di desa, ya di rumah Pasha gitu. Ya Pasha menerima dengan baik Ayah meninggal gitu. Ya Ayah Pasha di makamkan dengan baik gitu. Pasha memutuskan tinggal di desa saja, ya karena Ibunya gitu. Pasha di desa, ya kerjaannya menggarap sepetak sawah demi hidup ini, ya harus di jalankan dengan baik gitu. Adisty anak Andhika dan Hesty gitu. Ya kerjaan Andhika lurah gitu. Pasha menyukai Adisty karena Adisty membimbing anak sekolah SD dengan baik, ya karena Adisty kerjaannya seorang guru SD gitu. Rangga orang kaya yang terpandang gitu. Ya Rangga suka dengan Adisty, ya Rangga berusaha dengan baik untuk dekat dengan Adisty gitu. Pasha yang suka dengan Adisty, ya pendekatan dengan baik dengan cara jadi ojek untuk Adisty karena memang Pasha membawa motor gitu. Adisty suka dengan Pasha, ya menerima tawaran Pasha untuk naik motor Pasha gitu. Pasha terus menjalankan rencana dengan baik, ya jadi teman baik untuk Adisty gitu. Rangga tidak suka dengan kedekatan Pasha dengan Adisty gitu. Sampai Rangga membuat fitnah pada Pasha, ya bahwa kerjaan Pasha di kota tidak benar gitu. Warga mendatangi rumah Pasha gitu. Ya Pasha menjelaskan dengan baik, ya kerjaan Pasha di kota baik, ya kerja di bengkel mobil dan pemiliknya adalah Andhika gitu. Setelah di jelaskan baik sama Pasha, ya warga meninggalkan rumah Pasha gitu. Pasha dan Adisty tetap dekat dengan baik gitu. Rangga yang menyukai Adisty, ya jadi Rangga memutuskan untuk melamar Adisty gitu. Pasha yang tahu bahwa Adisty mau di lamar Rangga, ya Pasha memutuskan untuk melamar Adisty gitu. Adisty bingung dengan lamaran Rangga dan Pasha gitu. Andhika sebagai Ayah Adisty, ya Andhika memutuskan dengan baik, ya untuk menyelesaikan urusan Pasha dan Rangga dengan pertarungan silat. Siapa yang menang dalam pertarungan silat, ya menikah dengan Adisty gitu?. Rangga dan Pasha setuju pertarungan silat gitu. Pertandingan silat pun di jalankan sama Pasha dan Rangga gitu. Ya Pasha memang belajar silat dari kecil sampai dewasa, ya masih di latih dengan baik jurus-jurus silat gitu. Rangga memang belajar silat dari kecil sampai dewasa, ya jadi menguasai jurus-jurus silat dengan baik. Pertarungan silat antara Pasha dan Rangga sengit banget gitu. Sampai akhirnya Pasha menang gitu. Rangga yang kalah dari Pasha, ya Rangga kesal sih tidak bisa menikah sama Adisty gitu. Andhika merestui Pasha untuk menikahi Adisty gitu. Ya Adisty senang sih menikah dengan Pasha, ya karena memang yang di sukai Adisty adalah Pasha gitu. Pernikahan pun di jalankan Pasha dan Adisty, ya bahagia gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Only You, yaaaa tokoh Andre memutuskan memilih tokoh Ayu dengan baik!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kisah cinta tokoh Pasha dan tokoh Adisty," kata Eko.
"Begitulah ceritanya," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik main permainan catur gitu.