Bobo telah selesai membuat pistol dari kayu dan pelurunya karet, ya segera pergi ke rumah Andi dengan membawa mainan plastik tentara. Sampai di rumah Andi, ya terlihat Andi sedang asik main tembak-tembakan pada pistol karetnya untuk menjatuhkan mainan plastik tentara yang di jejer dengan baik di lantai. Ya Bobo ikutan juga gitu main tembak-tembakan, sampai Heru dateng ke tempat Andi.
Di jejerkan mainan plastik tentara, ya sepuluh. Bobo pun sedang memegang pistol karet yang ia buat sendiri. Di tembakin oleh Bobo maninan plastik tentara satu persatu sampai jatuh semuanya.
"Aku penembak jitu," kata Bobo.
"Bobo, kalau di tembak dari jarak sejengkal sih....otomatis kena semuanya," kata Andi.
"Ya...deh. Jarak tembaknya aku atur lagi, jadi satu meter," kata Bobo.
"Masih kurang Bobo, ya tambah satu meter lagi!" kata Andi.
"Jauh amat nanti susah menembak mengenai sasarannya," kata Bobo.
"Ya....usahakan kena sasarannya!" kata Andi.
"Baiklah," saut Bobo.
Bobo pun mulai menembak mainan plastik tentara yang di jejer sepuluh gitu. Ya....Bobo banyak gagal mengenai mainan plastik tentara.
"Gagal terus. Cuma kenanya empat," kata Bobo.
"Ketahuan kamu tidak penembak jitu, jika jaraknya jauh," kata Andi.
"Iya," saut Andi.
"Sekarang giliran aku!" kata Andi.
"Silakan!!!!" kata Bobo.
Andi pun bersiap untuk menembak dengan pistol karet yang di buatnya sendiri. Ya mainan plastik tentara sudah di jejer sepuluh gitu. Di tembakkin mainan plastik tentara dengan serius oleh Andi sampai kena. Ternyata Andi cuma bisa lima yang kena sampai mainan plastik tentara terpental terkena karet, ya roboh lah.
"Ternyata aku....bisanya lima, lebih dari Bobo sih..
.satu," kata Andi.
"Iya....deh kamu hebat lebih satu dari aku!" pujian Bobo.
"Yo....i," saut Andi.
Heru dateng ke rumah Andi, ya membawa pistol karet yang lebih panjang bentuknya dari Bobo dan Andi dan juga membawa mainan plastik tentara.
"Bobo, Andi.....ayo kita bertaruh mainan plastik tentara!" kata Heru menantang.
"Baiklah, berapa taruhannya?" kata Andi.
"Sepuluh mainan plastik tentara. Karena pertaruhan peluru karetnya ya.....sepuluh juga," kata Heru.
"Taruhan yang cukup banyak," kata Bobo.
"Aku....setuju," kata Andi.
"Gimana dengan kamu..
Bobo?" tanya Heru.
"Iya....setujuh, sepuluh....kan," jawab Bobo.
"Ayo mulai. Permainannya!!!!" kata Heru.
Heru pun menjejerkan sepuluh mainan plastik tentara dan setelah itu suitan dengan Andi dan Bobo untuk menentukan siapa yang akan mulai permainannya. Ya ternyata Andi duluan, lalu Heru dan terakhir Bobo.
Andi bersiap menembak mainan plastik tentara dari jarak dua meter. Dengan serius banget Andi menembak sasaran, ya dengan di jatah peluru karetnya sepuluh berarti tidak boleh gagal nembak. Ya....akhirnya Andi hanya bisa tujuh. Ya gantian dengan penembak berikutnya Heru. Dengan serius Heru menembak mainan plastik tentara. Akhirnya sih Heru hanya bisa sembilan saja.
"Sembilan lebih dari Andi. Tapi sayang satu gagal," kata Heru.
Giliran Bobo untuk menembak mainan plastik tentara dengan penuh serius banget. Usaha Bobo berhasil menembak sepuluh mainan plastik tentara.
"Aku berhasil. Aku pemenangnya," kata Bobo yang senang banget.
"Aku...kalah," kata Andi.
"Aku juga kalah," kata Heru.
"Ini taruhannya Bobo, sepuluh mainan plastik tentara," kata Heru sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.
"Terima kasih," kata Bobo.
"Iya....aku serahkan sepuluh....mainan plastik tentara ke kamu Bobo," kata Andi sambil memberikan mainan plastik tentara ke tangan Bobo.
"Terima kasih.....," kata Bobo.
Hari pun mulai sore, ya mengakhiri permainan hari ini. Ya Bobo dan Heru ya pulang ke rumah masing-masing dan pamitan dengan Andi. Sampai di persimpangan jalan, ya Bobo dan Heru pisah jalan. Sampai lah Bobo di rumah.
"Aku pulang Ibu," kata Bobo.
"Iya, saut Ibu yang sibuk melipet baju dedek bayi.
Bobo pun segera ke kamarnya menaruh mainannya di meja belajar, ya setelah keluar dari kamar untuk mandi. Setelah tubuh Bobo harum, ya habis mandi. Seperti biasanya Bobo mengerjakan PRnya di kamarnya dengan penuh serius.
CAMPUR ADUK
Wednesday, January 22, 2020
MAIN GASING
Bobo yang masuk rumah, ya segera berganti pakaian gitu, lalu makan dan setelah itu masuk kamar lagi untuk mengerjakan PR. Hanya sebentar saja sih Bobo selesai mengerjakan PRnya. Ya berniat mau main gitu ke rumah Andi.....untuk bermain gasing yang baru di belinya seusai pulang sekolah.
"Ibu, Bobo mau main ke rumah Andi. Untuk main gasing," katanya.
"Iya, Bobo mainlah....tetapi jangan pulangnya sore-sore!" kata Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
Bobo pun keluar dari rumah. Ibu ya biasa sibuk momong dedek bayi, ya sambil ini dan itu beres rumah dan juga masih sempet nyantai nonton Tv......pastinya berita.
Bobo berjalan menuju rumahnya Andi. Ya sampai juga di rumahnya Andi. Sedang Andi asik main gasing gitu di teras rumahnya.
"Andi, ayo kita adu gasing!" kata Bobo.
"Ayo," kata Andi.
"Tetapi mana Heru?" kata Bobo.
"Heru bentar lagi dateng kesini!" kata Andi.
Andi pun masuk ke dalam rumahnya dan mengambil baskom yang besar banget, ya di bawa ke teras rumah sih.
"Ayo kita adu gasing," kata Andi menaruh baskom yang besar di lantai.
"Loh... pake baskom yang ukuran besar?" tanya Bobo.
"Katanya....adu gasing," kata Andi.
"Iya sih. Tapi kan adu....gasingnya yang cuma lamanya gasing berputar, jadi gak pake baskom," kata Bobo.
"Gak serulah.....Bobo kalau hanya lamanya gasing berputar. Yang serunya di adu aja. Saat gasing masuk ke dalam baskom kan nanti berbenturan gitu dari proses pergerakan gasing berputarnya," penjelasan Andi.
"Iya-iya.....kaya di film kartunnya. Pasti bayangan roh pada gasing muncul," kata Bobo.
"Gak mungkinlah roh gasing muncul. Itu cuma cerita film kartun, ya hayalan saja," kata Andi.
"Sudahlah ayo......main!" kata Bobo.
"Ayo!!!" kata Bobo.
Bobo dan Andi mulai adu gasingnya, ya terbuat dari plastik gitu. Alat pemutar pada gasing di tarik dengan kuat dan cepat. Gasing jatuh di baskom yang besar, ya berputar dan berbenturan dan kembali lagi berbenturan.
"Gasing ku yang pasti menang," kata Bobo.
"Gasing ku lah...yang pasti menang," kata Andi.
Bobo dan Andi lagi asik melihat gasing yang masih berputar dan beradu ketika kerdekatan. Heru dateng juga ke rumah Andi, ya bawa gasing.
"Teman-teman...aku ikut main gasing," kata Heru.
Andi dan Bobo...kaget melihat gasing yang di bawa Heru.
"Kok, gasing kayu," kata Bobo.
"Iya, gasing kayu....dengan ukuran besar," kata Andi.
"Inikan...gasing tradisional," kata Heru.
"Iya sih gasing tradisional. Tapi kan kalau di adu...gasing ku hancur," kata Andi.
"Kalau di adu dengan kayu melawan plastik, ya plastik ya hancur," kata Bobo.
"Adu...lama berputar saja!!!!" kata Heru.
"Kalau adu lama berputar sih gak ada masalah sih. Mau gasing kayu mau pun gasing plastik....sih," kata Andi.
"Iya gak ada masalah," saut Bobo.
"Tapi....tunggu dulu deh. Jangan-jangan gasing kamu....itu gasing tengkorak, kaya di film-film gitu," kata Andi.
"Hiii serem," saut Bobo.
"Bukan lah," kata Heru.
Gasingnya Bobo menang dan tetap bertahan, ya masih berputar gitu. Sedangkan gasing Andi berhenti. Ya mulai lah adu gasing lagi, tapi tidak pake baskom yang besar. Gasing Andi berputar cepat, ya namanya gasing zaman sekarang sih bercahaya dan bunyi lagi, ada lagunya. Gasingnya Bobo....ya berputar, tetapi ya biasa-biasa aja karena beli yang murah harganya sesuai dengan uang jajannya. Gasingnya Heru uang terbuat dari kayu dan sebenarnya itu gasing mainan Kakeknya Heru saat ia masih muda, ya sekarang di mainkan dengan baik. Di tunggu lama banget adu lamanya gasing berputar, ya akhirnya gasingnya Bobo dan Andi kalah dengan gasingnya Heru yang terbuat dari kayu.
"Aku memang," kata Heru yang senang.
Ya kembali di adu lagi sih gasing untuk membuktikan pemenang sejatinya. Eeee berkali-kali....gasing Heru menang. Bobo dan Andi muram durja karena kalah.
Hari sudah sore, ya mengakhirilah permainan gasing. Bobo pulang bersama Heru ya menuju rumah masing-masing. Sedang Andi membereskan semua benda yang di gunakan untuk main gasing. Saat melewati rumah yang tua gitu, ya terdengar suara bayi, tapi tidak ada orang sama sekali di situ....ya termasuk bayi juga.
Bulu kuduk Bobo berdiri dan berkata "Setan".
"Hussss!!!! Ngomong apa kamu Bobo?!!" kata Heru.
"Setan....
Heru. Ada suara bayi tapi gak ada orangnya. Sepi tahu keadaan di sini!!!" kata Bobo.
"Jangan takut Bobo...ini cuma mainan...Paman Eko, yang membuat Kincir dari kayu sebagai sumber energi untuk menghidupkan suara mainan yaitu suara bayi. Setiap angin bertiup, ya suara bayi pun berbunyi," penjelasan Heru sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah kincir yang terbuat dari kayu.
"Oh....cuma mainan. Itu namanya iseng," kata Bobo.
"Iseng-iseng, tapi kreatif Paman Eko," pujian Heru.
"Iya...sih kreatif," kata Bobo.
Bobo dan Heru melanjutkan perjalanan. Sampai di persimpangan, ya pisah jalannya menuju rumah masing-masing. Bobo segera cepat sampai ke rumah, dengan berjalan cepat. Sampai juga di rumah, ya masuk rumah sih.
"Ibu...aku pulang," kata Bobo.
"Iya," saut Ibu.
Bobo pun segera menaruh gasingnya di dalam kamarnya, ya tepatnya di atas meja belajar. Lalu Bobo keluar dari kamar untuk mandi. Baru setelah itu makan malam bersama Ibu dan Ayah, ya dedek bayi yang masih minum susu pake botol.
"Ibu, Bobo mau main ke rumah Andi. Untuk main gasing," katanya.
"Iya, Bobo mainlah....tetapi jangan pulangnya sore-sore!" kata Ibu.
"Iya, Ibu," kata Bobo.
Bobo pun keluar dari rumah. Ibu ya biasa sibuk momong dedek bayi, ya sambil ini dan itu beres rumah dan juga masih sempet nyantai nonton Tv......pastinya berita.
Bobo berjalan menuju rumahnya Andi. Ya sampai juga di rumahnya Andi. Sedang Andi asik main gasing gitu di teras rumahnya.
"Andi, ayo kita adu gasing!" kata Bobo.
"Ayo," kata Andi.
"Tetapi mana Heru?" kata Bobo.
"Heru bentar lagi dateng kesini!" kata Andi.
Andi pun masuk ke dalam rumahnya dan mengambil baskom yang besar banget, ya di bawa ke teras rumah sih.
"Ayo kita adu gasing," kata Andi menaruh baskom yang besar di lantai.
"Loh... pake baskom yang ukuran besar?" tanya Bobo.
"Katanya....adu gasing," kata Andi.
"Iya sih. Tapi kan adu....gasingnya yang cuma lamanya gasing berputar, jadi gak pake baskom," kata Bobo.
"Gak serulah.....Bobo kalau hanya lamanya gasing berputar. Yang serunya di adu aja. Saat gasing masuk ke dalam baskom kan nanti berbenturan gitu dari proses pergerakan gasing berputarnya," penjelasan Andi.
"Iya-iya.....kaya di film kartunnya. Pasti bayangan roh pada gasing muncul," kata Bobo.
"Gak mungkinlah roh gasing muncul. Itu cuma cerita film kartun, ya hayalan saja," kata Andi.
"Sudahlah ayo......main!" kata Bobo.
"Ayo!!!" kata Bobo.
Bobo dan Andi mulai adu gasingnya, ya terbuat dari plastik gitu. Alat pemutar pada gasing di tarik dengan kuat dan cepat. Gasing jatuh di baskom yang besar, ya berputar dan berbenturan dan kembali lagi berbenturan.
"Gasing ku yang pasti menang," kata Bobo.
"Gasing ku lah...yang pasti menang," kata Andi.
Bobo dan Andi lagi asik melihat gasing yang masih berputar dan beradu ketika kerdekatan. Heru dateng juga ke rumah Andi, ya bawa gasing.
"Teman-teman...aku ikut main gasing," kata Heru.
Andi dan Bobo...kaget melihat gasing yang di bawa Heru.
"Kok, gasing kayu," kata Bobo.
"Iya, gasing kayu....dengan ukuran besar," kata Andi.
"Inikan...gasing tradisional," kata Heru.
"Iya sih gasing tradisional. Tapi kan kalau di adu...gasing ku hancur," kata Andi.
"Kalau di adu dengan kayu melawan plastik, ya plastik ya hancur," kata Bobo.
"Adu...lama berputar saja!!!!" kata Heru.
"Kalau adu lama berputar sih gak ada masalah sih. Mau gasing kayu mau pun gasing plastik....sih," kata Andi.
"Iya gak ada masalah," saut Bobo.
"Tapi....tunggu dulu deh. Jangan-jangan gasing kamu....itu gasing tengkorak, kaya di film-film gitu," kata Andi.
"Hiii serem," saut Bobo.
"Bukan lah," kata Heru.
Gasingnya Bobo menang dan tetap bertahan, ya masih berputar gitu. Sedangkan gasing Andi berhenti. Ya mulai lah adu gasing lagi, tapi tidak pake baskom yang besar. Gasing Andi berputar cepat, ya namanya gasing zaman sekarang sih bercahaya dan bunyi lagi, ada lagunya. Gasingnya Bobo....ya berputar, tetapi ya biasa-biasa aja karena beli yang murah harganya sesuai dengan uang jajannya. Gasingnya Heru uang terbuat dari kayu dan sebenarnya itu gasing mainan Kakeknya Heru saat ia masih muda, ya sekarang di mainkan dengan baik. Di tunggu lama banget adu lamanya gasing berputar, ya akhirnya gasingnya Bobo dan Andi kalah dengan gasingnya Heru yang terbuat dari kayu.
"Aku memang," kata Heru yang senang.
Ya kembali di adu lagi sih gasing untuk membuktikan pemenang sejatinya. Eeee berkali-kali....gasing Heru menang. Bobo dan Andi muram durja karena kalah.
Hari sudah sore, ya mengakhirilah permainan gasing. Bobo pulang bersama Heru ya menuju rumah masing-masing. Sedang Andi membereskan semua benda yang di gunakan untuk main gasing. Saat melewati rumah yang tua gitu, ya terdengar suara bayi, tapi tidak ada orang sama sekali di situ....ya termasuk bayi juga.
Bulu kuduk Bobo berdiri dan berkata "Setan".
"Hussss!!!! Ngomong apa kamu Bobo?!!" kata Heru.
"Setan....
Heru. Ada suara bayi tapi gak ada orangnya. Sepi tahu keadaan di sini!!!" kata Bobo.
"Jangan takut Bobo...ini cuma mainan...Paman Eko, yang membuat Kincir dari kayu sebagai sumber energi untuk menghidupkan suara mainan yaitu suara bayi. Setiap angin bertiup, ya suara bayi pun berbunyi," penjelasan Heru sambil menunjukkan jari telunjuknya ke arah kincir yang terbuat dari kayu.
"Oh....cuma mainan. Itu namanya iseng," kata Bobo.
"Iseng-iseng, tapi kreatif Paman Eko," pujian Heru.
"Iya...sih kreatif," kata Bobo.
Bobo dan Heru melanjutkan perjalanan. Sampai di persimpangan, ya pisah jalannya menuju rumah masing-masing. Bobo segera cepat sampai ke rumah, dengan berjalan cepat. Sampai juga di rumah, ya masuk rumah sih.
"Ibu...aku pulang," kata Bobo.
"Iya," saut Ibu.
Bobo pun segera menaruh gasingnya di dalam kamarnya, ya tepatnya di atas meja belajar. Lalu Bobo keluar dari kamar untuk mandi. Baru setelah itu makan malam bersama Ibu dan Ayah, ya dedek bayi yang masih minum susu pake botol.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...