Malam yang gelap bertabur bintang di langit gitu. Setelah nonton Tv yang acara film yang tema cinta, ya seperti biasa sih...Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi saja aku!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Wise men say
Only fools rush in
But I can't help falling in love with you
Shall I stay?
Would it be a sin
If I can't help falling in love with you?
Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be
Take my hand
Take my whole life, too
For I can't help falling in love with you
Like a river flows
Surely to the sea
Darling, so it goes
Some things are meant to be
Take my hand
Take my whole life, too
For I can't help falling in love with you
For I can't help falling in love with you"
***
Budi selesai bernyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Emmm....baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada tahun 1971, George Khan adalah seorang Muslim Pakistan yang telah tinggal di Inggris sejak tahun 1937. Ia memiliki seorang istri di Pakistan. Ia dan istri keduanya Ella, seorang wanita Katolik Roma Inggris keturunan Irlandia, telah menikah selama dua puluh lima tahun dan memiliki tujuh orang anak: Nazir, Abdul, Tariq, Maneer, Saleem, Meenah (satu-satunya anak perempuan) dan Sajid. George dan Ella mengelola sebuah toko ikan dan keripik yang popular.
Sementara George terobsesi dengan Perang Pembebasan Bangladesh tahun 1971 (terutama karena khawatir terhadap keluarga pertamanya yang tinggal di dekat zona konflik) dan mengatur pernikahan untuk anak-anaknya, anak-anak itu sendiri, yang lahir dan dibesarkan di Inggris, semakin melihat diri mereka sebagai orang Inggris dan menolak pakaian, makanan, agama, dan budaya Pakistan. Setelah George tidak mengakui Nazir karena menolak perjodohannya, ia segera mulai membuat rencana untuk menikahkan anak-anaknya yang lain untuk menjaga citranya.
Dalam perjalanan ke Bradford, George diperkenalkan kepada Tn. Shah, seorang Muslim Pakistan yang ingin menikahkan kedua putrinya yang tidak menarik. George mengatur secara rahasia agar putra keduanya dan ketiganya, Abdul dan Tariq, menikahkan mereka, meskipun Ella merasa khawatir, percakapan itu didengar oleh anak bungsunya, Sajid. Selama pertengkaran, Sajid mengungkapkan perjodohan itu kepada saudara-saudaranya; Tariq, putra yang paling memberontak yang menjalin hubungan dengan Stella Moorhouse (yang kakeknya adalah pendukung Enoch Powell dan repatriasi), menjadi marah dan menodai pakaian pengantin yang dibeli George.
Putra yang paling patuh, Maneer, dipergoki George saat mencoba membereskan kekacauan itu dan dipukuli ketika dia menolak memberi tahu George siapa yang bertanggung jawab; Ella campur tangan dan juga dipukuli. Tariq pergi ke Eccless dan melacak Nazir, yang sekarang menjadi desainer topi dan menjalin hubungan homoseksual, yang kembali untuk menghadapi George atas tindakannya. Namun, setelah melihat memar di tubuh Ella dan Maneer, ia menjadi takut penampilannya akan membuat George semakin marah dan memperburuk situasi bagi saudara-saudaranya dan ibunya. Ella mendesaknya untuk pergi, jadi ia menuruti keinginannya dan melarikan diri sebelum George melihatnya. Tariq dan George terlibat pertengkaran sengit tentang perjodohan tersebut. Sementara Tariq bersikeras bahwa ia orang Inggris, George membantahnya, dengan menyatakan bahwa komunitas Islam lebih menerima. Tariq dengan enggan setuju untuk mengikuti pernikahan tersebut, tetapi dengan menantang menyatakan bahwa ia akan mengikuti contoh ayahnya dengan juga memiliki istri kedua orang Inggris.
Tuan dan Nyonya Shah datang bersama putri-putri mereka untuk bertemu keluarga George. Ella tetap tenang meskipun Nyonya Shah bersikap merendahkan dan kasar, tetapi keadaan menjadi kacau ketika terjadi perkelahian memperebutkan patung vagina yang dibuat Saleem sebagai proyek untuk sekolah seni, dan dia tidak sengaja menjatuhkannya ke pangkuan Nyonya Shah. Marah, Nyonya Shah menghina seluruh keluarga George dan diusir dari rumah oleh Ella bersama suami dan putrinya. George yang marah menyerang Ella tetapi dihentikan oleh Abdul dan anak-anak lainnya cukup lama hingga dia melihat bagaimana tindakannya telah membuat seluruh keluarganya menentangnya, dan meninggalkan rumah itu dengan malu untuk mencari pelipur lara di tokonya. Setelah kejadian itu, George dan Ella berbaikan sambil minum teh sementara anak-anak bermain di jalan.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Eko belum datang kalau begitu aku main game Tetris!" kata Budi.
Budi mengambil game Tetris di bawah meja gitu dan di main dengan baik game Tetris, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Cukup lama sih...Budi main game Tetris gitu. Yaaa akhirnya Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Ya Budi berhenti main game Tetris dan game di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik dekat Budi gitu.
"Langsung saja Budi main permainan kartu gaplek!" kata Eko.
"Okey...main permainan kartu gaplek!" kata Budi.
Budi mengambil permainan kartu gaplek di bawah meja gitu, ya kartu gaplek di kocok dengan baik dan di bagikan dengan baik gitu. Eko dan Budi main kartu gaplek dengan baik gitu.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh, ya silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Pasha anaknya Andre dan Ayu. Ya Pasha menjalankan perusahaan PT. SENTOSA dengan baik gitu. Memang sih hoby Pasha olahraga silat gitu. Jhon anaknya Surya dan Dita gitu. Ya Jhon menjalankan perusahaan PT. MANDIRI dengan baik gitu. Pasha dan Jhon berteman dengan baik dari masa kuliah sampai kerja di perusahaan masing-masing, ya kedua urusan bisnis bersaing gitu sampai urusan kisah cinta dengan cewek cantik bernama Neetii gitu. Yaaa Neetii kerjaannya seorang model gitu. Persaingan cinta, ya Jhon memenangkan Neetii dengan baik gitu. Di sebuah desa, ya ada cewek cantik bernama Adisty gitu. Ya Adisty anaknya Andhika dan Hesti gitu. Ada cowok yang menyukai Adisty, ya cowok itu bernama Rangga gitu. Rangga dan Adisty jadinya pacaran gitu. Ya Rangga ingin ada perubahan dalam hidupnya, ya jadi merantau ke kota gitu. Di desa Adisty seperti biasa menjalankan kehidupan dengan baik, ya membantu kerjaan orang tua gitu. Rasa rindu dan kangen pada Adisty ingin bertemu dengan Rangga gitu. Jadi Adisty memutuskan untuk ke kota untuk menemui Rangga gitu. Sampai di kota, ya ternyata Adisty mendapatkan kenyataan bahwa Rangga telah menikah dengan seorang janda kaya bernama Jasmin gitu. Kehidupan Rangga bahagia bersama Jasmin. Adisty kecewa dengan Rangga gitu. Ketika Adisty mau pulang ke desa, ya dompet di jambret dua orang preman yang bawa motor gitu. Kebetulan Pasha berada di tempat kejadian penjambretan gitu jadi Pasha mengejar dua preman dengan motor yang di kendarai Pasha gitu. Adisty bersedih dengan keadaannya, ya jadi di tolong sama orang baik bernama Lucinta Luna gitu. Pasha berhasil menangkap dua preman gitu. Memang sih ada cerita pertarungan antara Pasha dan dua preman gitu. Pasha melapor ke polisi Kepolisian Lapor Pak! gitu. Segera polisi datang ke tempat keberadaan Pasha gitu. Dua preman di bawa polisi untuk di penjara gitu. Pasha ke tempat cewek yang dompet di jambret, ya Pasha ingin mengembalikan dompet pada cewek tersebut tapi ternyata cewek itu tidak ada gitu. Pasha menyimpan dengan baik dompet tersebut gitu. Adisty yang di tolong Lucinta Luna, ya jadinya Adisty tinggal di tempat Lucinta Luna gitu. Ya kerjaan Lucinta Luna salon gitu. Adisty kerja di tempat Lucinta Luna dengan tujuan ngumpulin uang untuk pulang ke desa dan juga nilai pengalaman hidup di kota gitu. Lucinta Luna sampai tahu tentang urusan cinta Adisty dengan Rangga yang memilih menikah dengan janda kaya bernama Jasmin gitu. Ya Lucinta Luna mengerti kesedihan Adisty gitu dan Lucinta Luna memberikan masukan baik sama Adisty untuk melupakan Rangga karena masih banyak cowok di dunia ini gitu. Pasha bertemu dengan Adisty bersama Lucinta Luna berada di kafe gitu. Ya Pasha memulangkan dompet pada Adisty gitu. Yaaa Adisty senang dompet kembali gitu. Pasha dan Adisty jadinya teman baik gitu. Lucinta Luna senang dengan kedekatan Adisty dengan Pasha gitu. Pasha menyukai Adisty gitu, ya jadi Pasha membuat makan malam yang romantis di restoran gitu, ya untuk Adisty gitu. Ya Adisty terlihat cantik dengan pakaian yang di beli Pasha, ya belinya pada Ivan Gunawan, ya desainer terkenal gitu. Makan malam yang romantis berjalan baik gitu. Tapi ada masalah gitu. Jhon menemui Pasha gitu. Ya Jhon yang membayar orang yang jago bertarung gitu. Orang yang jago bertarung bernama Alex gitu. Jhon mengajak taruhan sama Pasha, ya jika Pasha menang maka Pasha membeli perusahaan Jhon. Jika jagoan Jhon menang, ya Pasha tidak boleh membeli perusahaan Jhon. Pasha setuju dengan taruhan Jhon, ya karena Pasha tahu bahwa perusahaan Jhon mau bangkrut gitu. Pasha bertarung dengan Alex gitu. Pertarungan itu sengit banget gitu. Adisty memutuskan pulang ke rumah Lucinta Luna gitu. Pertarungan antara Pasha dan Alex yang menang Pasha gitu. Pasha tidak membeli perusahaan Jhon, ya Pasha membantu Jhon untuk keluar dari kesulitan, ya agar perusahaan Jhon tidak bangkrut gitu. Jhon senang punya teman baik seperti Pasha gitu. Pasha yang benar-benar cinta Adisty, ya jadi Pasha menemui Adisty di rumah Lucinta Luna gitu. Ternyata Adisty tidak ada di rumah Lucinta Luna, ya Adisty telah pulang ke desa gitu. Pasha pun ke desa untuk menemui Adisty gitu. Sampai di desa, ya tepatnya di rumah Adisty gitu, ya Pasha bertemu Adisty. Ya Pasha menyatakan cinta sama Adisty dan cinta Pasha di terima Adisty gitu. Keduanya bahagia dan ada rencana menikah gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Lika liku kisah cinta tokoh Adisty!" kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko, ya asik main permainan kartu gaplek gitu.
"Hidup ini tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini tetap sama Budi!" kata Eko.
"Yaaa hidup ini....pilihan manusia yang menjalankan hidup ini!" kata Budi.
"Realitanya memang masih begitu sih.....hidup ini pilihan manusia yang menjalankan hidup ini," kata Eko.
"Agama yang di yakini manusia dan menjalankan aturan agama dengan baik, ya pilihan manusia," kata Budi.
"Realitanya memang begitu urusan agama, ya pilihan manusia untuk menyakini agama yang di yakini dan menjalankan aturan dengan baik," kata Eko.
"Di negara lain ajaran agama Konghucu, ya bilang sih...mayoritas gitu," kata Budi.
"Memang realitanya memang di negara lain....agama Konghucu bisa di bilang mayoritas," kata Eko.
"Bagi yang menyakini ajaran agama Konghucu, ya tujuannya untuk membimbing dirinya di jalan baik sesuai ajaran agama Konghucu demi diri, keluarga dan orang lain karena beda agama dan hidup berdampingan dengan tujuan rukun saja urusan hubungan manusia gitu," kata Budi.
"Memang sih realitanya begitu sih...bagi yang memahami ajaran agama Konghucu demi kebaikan ini dan itu," kata Eko.
"Realita hidup ini....antara baik dan buruk perilaku manusia. Ya jadi di negara lain yang mayoritas ajaran agama Konghucu, ya tetap Undang-Undang ada untuk mengatur manusia gitu. Bagi yang melanggar peraturan di hukum dengan baik. Contohnya : berita Tv yang ini dan itu di negara lain yang mayoritas ajaran agama Konghucu," kata Budi.
"Ya realitanya memang begitu sih!" kata Eko.
"Di negara ini...ajaran agama Konghucu, ya minoritas!" kata Budi.
"Yaaa realitanya begitu sih. Jadi aku dan Budi, ya tidak ada masalah kan urusan ajaran agama Konghucu...mayoritas dan minoritas, ya kan Budi?" kata Eko.
"Memang tidak ada masalah sih. Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi, ya tetap asik main permainan kartu gaplek gitu.