Waktu pun berlalu begitu cepat. Acara pengajian pun selesai dengan kebaikan. Awin keluar dari mesjid dengan berjalan kaki menuju rumahnya. Saat sendirian di tengah jalan sambil memandangin bintang di langit. Awin bertemu dengan temannya yang bernama Yitno. Langsung bersalaman keduanya tanda jalan silaturahmi keduanya baik. Lalu keduanya pun melepaskan jabatan tangannya. Awin dan Yitno pun duduk di sebuah warung yang sudah tutup untuk berbincang.
"Ngomong-ngomong gimana urusan mu dengan Chika?" tanya Yitno.
"Oh.....Chika...sudah lama meninggal," jawab Awin dengan penuh kesenduhan.
"Inalilahi wainailahi rojiun............ saya sebagai teman turut bersedih....kamu kehilangan orang yang kamu sukai," kata Yitno.
"Iya.......saya tahu...umur keputusan Alloh SWT," kata Awin.
"Namanya umur siapa yang tahu? hanya Alloh SWT yang tahu. Jadi Chika meninggal di usia mudakan," kata Yitno.
"Iya.......umur 23 tahun........, di mana ia ingin menikah di usia muda. Tapi kehendak Alloh SWT yang menentukan jawabannya. Ia telah tutup usia," kata Awin.
"Yang sabar.......ya..Awin........ inilah bentuk ujian dalam menjalanin hidup. Apa yang kita inginkan belum tentu bisa kita dapatkan?," kata Yitno.
"Jelas........lah...semua itu. Saya bersabar untuk mencari karier yang baik untuk kelangsungan hidup. Eh.....orang saya sukai telah meninggal dunia. Rasa kehilangan inilah gak ada obatnya. Banyak gadis mencoba untuk masuk ke dalam hati ini sebagai pengganti yang baik. Tetap tidak bisa," kata Awin.
"Mungkin kamu terlalu cinta," saut Yitno.
"Mungkin juga....tetapi sebenarnya saya sudah mengikhlaskan Chika dari dulu. Saya membuka diri sama seperti dulu ketika Chika masuk ke dalam hati saya. Yaitu mengalahkan ego saya," kata Awin.
"Bener juga......Awin. Kebanyakan gadis tidak bisa mengalahkan ego kamu. Tapi saya pun punya ego juga tetap saja kalah dengan orang yang saya sukai. Padahal kita adalah cowok yang setia. Seperti saya yang setia dengan istri saya bernama Mira dan di karunia buah hati yang cantik jelita bernama Putri," kata Yinto.
"Alhamdulilah........Alloh SWT selalu menyertai kamu Yitno...yang selalu mematuhi perintahnya dan menjauhi larangannya," kata Awin.
"Alhamdulilah hirobil alamin .....Alloh SWT beserta saya," kata Yitno.
Yitno dan Awin pun menghentikan pembicaraan karena hari makin larut sekali. Yitno terus menjauh dari Awin berjalan menuju rumahnya. Sedangkan Awin terus melangkah pasti menuju rumahnya.