Tono, ya keluar rumahnya dengan sepedah. Mulailah Tono mengayuh sepedahnya di jalan Mahar Martanegara kota Cimahi. Dikayuhnya sepedah dengan baik oleh Tono, ya sambil menikmati keadaan lingkungan penuh dengan hiruk pikuk ulah masyarakat setempat yang melakukan kegiatan setiap hari demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sampai di bengkel motor yang punya temannya Tono, Teguh.
"Asalamualaikum, siang Teguh," kata Tono dengan penuh keakraban.
"Waalaikumsalam," jawab Teguh.
Teguh dan Tono, ya duduk bersama di bangku kayu.
"Tono, hari ini kamu engak kerja?" tanya Teguh.
"Enggak kerja. PHK," kata Tono yang niat bercanda.
"PHK. Kaya orang kerja di perusahaan aja," kata Teguh.
"Iya deh, cuma kerja di rumah makan. Aku minta libur sehari. Tujuannya refesing aja," kata Tono.
"Hari gini libur. Padahal lebih baik kerjakan. Nyibukin diri agar tidak jenuh dengan keadaan. Hasilnya kita kerja bisa bayar ini dan itu," kata Teguh.
"Aku paham. Oh iya, gimana kabarnya Amanda. Adik mu, Teguh," kata Tono.
"Amanda. Giliran Amanda ada, kamu cuwek bebek. Giliran Amanda, tidak ada...kamu cariin. Kalau suka terus terang aja. Keburu di gaet orang Jakarta," kata Teguh.
"Jadi, Amanda...merantau ke Jakarta. Emangnya Amanda ke Jakarta ngapain?" kata Tono.
"Ngapain, ya," kata Teguh yang berpikir panjang.
"Teguh, kenapa lama ngomongnya. Jangan Amanda sudah nikah dengan orang Jakarta ya?" kata Tono.
"Gimana ya," kata Teguh.
"Aku telat menyatakan suka sama Amanda," kata Tono yang murung.
"Kasihan kamu, Tono. Aku bohong tahu. Amanda ada di rumah, ngapain ia kebengkel. Di sini kan tempat kerja," kata Teguh.
"Tukang ngibul. Mainin perasaan orang aja," kata Tono.
"Orang atau manusia," saut Teguh.
"Manusia deh," kata Tono dengan tegas.
"Manusia toh!!!!" kata Teguh.
"Emangnya Amanda, suka sama aku?" tanya Tono.
"Amanda sih tidak pernah cerita, kalau dirinya suka sama kamu, Ton," kata Teguh.
"Berarti cuma perkiraan kamu aja Teguh," kata Tono.
"Ya, begitulah," kata Teguh.
"Ok, aku akan menyatakan suka aku sama Amanda," kata Tono.
"Sipp. Baru itu cowok sejati," kata Teguh.
Obrolan keduanya berhenti, karena ada pelanggan yang ingin benerin motornya di bengkel Teguh. Ya Tono pergi dari situ dengan sepedahnya untuk ke rumah Amanda. Dengan santai Tono mengayuh sepedahnya ke rumah Amanda. Belum sampe ke rumah Amanda, sudah bertemu dengan Amanda di pinggir jalan, ya Amanda mau menuju rumahnya. Tono, ya menghampiri Amanda. Jadi Tono jalan bersama dengan Amanda menuju rumahnya, ya Tono tidak menaiki sepedahnya.
"Amanda," kata Tono.
"Iya Akang. Akang....kok enggak kerja?" tanya Amanda.
"Libur," kata Tono.
"Libur atau di pecat," kata Amanda.
"Libur!!!" tegas Tono.
"Oh, begitu," kata Amanda.
Tono, ya ingin menyatakan suka sama Amanda tetapi tetap saja tidak bisa di omongin. Maka itu Tono, ya ngomong ini dan itu, sekedar obrolan saja. Amanda, ya biasa sih ngobrol asik sama Tono sampai di rumah. Ternyata ada Beno di rumah Amanda, ya nunggu di teras depan tujuannya untuk menyatakan perasaannya semikian kali.
"Amanda kamu sama Tono?" tanya Beno.
"Iya, ketemu Akang Tono di jalan," kata Amanda.
Beno pun berusaha ngobrol berdua dengan Amanda untuk menyatakan cintanya. Ya Amanda mengikuti maunya Beno untuk ngobrol berdua. Tono berusaha ingin tahu apa yang di obrolin Beno dan Amanda?! Padahal yang di takutin Tono adalah Beno menyatakan cinta sama Amanda. Eeee, ternyata prasangka Tono bener dan berusaha menghalanginya. Amanda bicara terus terang ke Beno "Aku tidak bisa menerima cinta Akang Beno".
"Kenapa?" tanya Beno.
"Aku ingin sendiri, ya masih banyak hal yang ingin aku gapai," alasan Amanda.
Beno pun murung dengan omongan Amanda. Tono di dalam hatinya senanglah banget omongan Amanda yang menolak Beno. Jadi Beno memutuskan pergi dengan penuh rasa kecewa. Tono pun biasa ngobrol sama Amanda di teras rumah. Sampai Tono berkata "Amanda, kalau Akang nyata in cinta sama Amanda...di terima enggak ya?!"
Amanda, ya terkejut omongan Tono dan berkata "Di tolaklah, Akang Tono belum punya apa-apa?!".
"Di tolak," kata Tono dengan penuh kemurungan.
Tono pun mulai mengerti maksud omongan Amanda.
"Akang belum punya apa-apa?! Kalau Akang punya ini dan itu dan juga mencukupi kebutuhan Amanda, jadi Amanda mau sama Akang atau tidak ya!!!" kata Tono.
"Ya, kalau Akang punya ini dan itu. Amanda terimalah," kata Amanda dengan jujur.
"Kalau begitu sih lama...amat nunggu di terimanya," kata Tono.
"Enggak juga. Amanda...menerima dari tadi," kata Amanda.
"Jadi....Amanda menerima cinta Akang!" kata Tono.
"Iya," kata Amanda.
Tono, ya senang banget cintanya di terima Amanda. Semenjak itu, Tono bersemangat kerja di rumah makan karena sebuah janji cinta di sepakatin demi masa depan lebih baik dari hari ini. Sampai uang tabungan Tono terkumpul di gunakan untuk modal usaha bikin rumah makan juga karena emang sih dapet ilmunya di rumah makan. Bertahun-tahun bersabar dan terus kerja keras dalam usaha, ya akhirnya berhasil sih. Tono pun menikahi Amanda. Teguh senang melihat Tono dan Amanda bersatu. Beno, ya tidak bisa mendapatkan cinta Amanda...akhirnya Beno pun memutuskan untuk berusaha mendapatkan cinta Ijah dan berhasil.
CAMPUR ADUK
Thursday, May 14, 2020
METAMORFOSIS
Tatang setiap pagi membuka warung di pinggir jalan, maklum rumahnya memang di pinggir jalan Jogonegaran kota Yogyakarta. Ada saja belanja di warung Tatang, ya semua itu demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tejo, ya teman Tatang main ke warung ya Tatang dengan motor tuanya di parkir di pinggir gitu. Tejo, ya duduk di depan warung bersama Tatang.
"Tatang, gimana penjualan hari ini?" tanya Tejo.
"Iya lumayan sih. Kadang pasang, kadang surut. Sesuai kebutuhan daya beli masyarakat di perhitungkan dari kebutuhannya," kata Tatang.
"Berarti sama aja dengan aku. Ya jualan juga di depan rumah," kata Tejo.
"Tumben kamu main ke sini?" tanya Tatang.
"Kaya gak tahu aku saja. Aku nunggu in Lastri lewat sini," kata Tejo.
"Lastri lagi...Lastri lagi. Di tolak berkali-kali tetap ngejar Lastri. Kaya tidak ada cewek lain aja," kata Tatang.
"Cinta matinya sama Lastri," kata Tejo.
"Cobalah cari cewek lain yang mau sama kamu," saran Tatang.
"Siapa yang mau dengan aku?" kata Tatang.
"Tukiyem, teman mu saat kamu duduk di bangku SMP...sekarang sudah jadi gadis yang cantik banget," kata Tatang.
"Tukiyem, pangkilan namanya Iyem setahu aku ia anak ya... gak banget gitu. Masa sekarang jadi cantik ya, kaya bermetamorfosis dari ulat jadi kupu-kupu yang cantik," kata Tejo.
"Ngapain aku bohong sih. Tuh lihat di seberang jalan anaknya," kata Tatang sambil menunjuk ke arah Tukiyem berdiri di pinggir jalan.
Tejo, ya mengucek-ngucek matanya untuk melihat Tukiyem di seberang jalan.
"Waaw...cantiknya," kata Tejo.
Tukiyem terpancarkan aura kecantikannya yang luar biasa. Lastri lewat situ bersama Dadang, cowok keren dan kaya...pacarnya Lastri. Tejo, ya mengabaikan Lastri, jadi menyeberang jalan untuk mendekati Tukiyem, ya tujuanya ngobrol gitu. Tatang cuma duduk saja di depan warung melihat ulah Tejo bersama Tukiyem di seberang jalan.
Lastri, ya melihat Tejo bersama cewek yang cantik....jadi kesel gitu.
"Kita putus," kata Lastri.
"Lastri, kenapa aku di putus in? Padahal kita baru jadian," kata Dadang.
"Bodok amat," kata Lastri.
Lastri pun berjalan cepat, ya Dadang mengejar Lastri karena cinta gitu. Tatang melihat Lastri bertengkar dengan pacarnya, jadinya...ya Tatang geleng-geleng kepala dan berkata "Cinta, ulahnya anak muda".
Tejo pun ngomong baik-baik dengan Tukiyem "Iyem, aku suka kamu".
Tukiyem terkejut omongan Tejo karena sekian lama tak berjumpa...Tejo langsung membuka hatinya untuk diri Tukiyem.
"Aku, merasa kamu, Tejo..mau mempermainkan aku," kata Tukiyem.
"Aduh, Kayanya aku salah ngomong. Blak-blakkan. Ok, aku minta maaf Iyem dengan pernyataan aku. Sebaik aku teman aja dengan kamu. Aku permisi....ya," kata Tejo.
Tejo pun bergerak mau menyeberang. Tukiyem terketuk hatinya karena Tejo mau menjauh, jadi segera di pegang tangan kanan Tejo dan berkata "Jangan pergi!".
"Maksudnya..ini Iyem?" tanya Tejo.
"Iya, Iyem juga suka Tejo," kata Iyem dengan terus terang.
"Jadi, kita jadian," kata Tejo.
"Iya," kata Iyem.
Tejo pun senang, ya membawa Tukiyem menyeberang jalan menuju Tatang yang duduk di depan warungnya.
"Tatang, bener omongan kamu. Bahwa Iyem suka sama aku," kata Tejo.
"Kita ini bersahabat dari SMP, ya wajar aku mengerti kalian berdua. Aku ucapkan selamat hubungan kalian berdua," kata Tatang.
Tejo pun membawa Tukiyem jalan-jalan dengan motornya berkeliling kota Yogyakarta. Tatang, ya tetap di warungnya menunggu orang-orang yang belanja di warungnya dengan penuh kesabaran.
"Tatang, gimana penjualan hari ini?" tanya Tejo.
"Iya lumayan sih. Kadang pasang, kadang surut. Sesuai kebutuhan daya beli masyarakat di perhitungkan dari kebutuhannya," kata Tatang.
"Berarti sama aja dengan aku. Ya jualan juga di depan rumah," kata Tejo.
"Tumben kamu main ke sini?" tanya Tatang.
"Kaya gak tahu aku saja. Aku nunggu in Lastri lewat sini," kata Tejo.
"Lastri lagi...Lastri lagi. Di tolak berkali-kali tetap ngejar Lastri. Kaya tidak ada cewek lain aja," kata Tatang.
"Cinta matinya sama Lastri," kata Tejo.
"Cobalah cari cewek lain yang mau sama kamu," saran Tatang.
"Siapa yang mau dengan aku?" kata Tatang.
"Tukiyem, teman mu saat kamu duduk di bangku SMP...sekarang sudah jadi gadis yang cantik banget," kata Tatang.
"Tukiyem, pangkilan namanya Iyem setahu aku ia anak ya... gak banget gitu. Masa sekarang jadi cantik ya, kaya bermetamorfosis dari ulat jadi kupu-kupu yang cantik," kata Tejo.
"Ngapain aku bohong sih. Tuh lihat di seberang jalan anaknya," kata Tatang sambil menunjuk ke arah Tukiyem berdiri di pinggir jalan.
Tejo, ya mengucek-ngucek matanya untuk melihat Tukiyem di seberang jalan.
"Waaw...cantiknya," kata Tejo.
Tukiyem terpancarkan aura kecantikannya yang luar biasa. Lastri lewat situ bersama Dadang, cowok keren dan kaya...pacarnya Lastri. Tejo, ya mengabaikan Lastri, jadi menyeberang jalan untuk mendekati Tukiyem, ya tujuanya ngobrol gitu. Tatang cuma duduk saja di depan warung melihat ulah Tejo bersama Tukiyem di seberang jalan.
Lastri, ya melihat Tejo bersama cewek yang cantik....jadi kesel gitu.
"Kita putus," kata Lastri.
"Lastri, kenapa aku di putus in? Padahal kita baru jadian," kata Dadang.
"Bodok amat," kata Lastri.
Lastri pun berjalan cepat, ya Dadang mengejar Lastri karena cinta gitu. Tatang melihat Lastri bertengkar dengan pacarnya, jadinya...ya Tatang geleng-geleng kepala dan berkata "Cinta, ulahnya anak muda".
Tejo pun ngomong baik-baik dengan Tukiyem "Iyem, aku suka kamu".
Tukiyem terkejut omongan Tejo karena sekian lama tak berjumpa...Tejo langsung membuka hatinya untuk diri Tukiyem.
"Aku, merasa kamu, Tejo..mau mempermainkan aku," kata Tukiyem.
"Aduh, Kayanya aku salah ngomong. Blak-blakkan. Ok, aku minta maaf Iyem dengan pernyataan aku. Sebaik aku teman aja dengan kamu. Aku permisi....ya," kata Tejo.
Tejo pun bergerak mau menyeberang. Tukiyem terketuk hatinya karena Tejo mau menjauh, jadi segera di pegang tangan kanan Tejo dan berkata "Jangan pergi!".
"Maksudnya..ini Iyem?" tanya Tejo.
"Iya, Iyem juga suka Tejo," kata Iyem dengan terus terang.
"Jadi, kita jadian," kata Tejo.
"Iya," kata Iyem.
Tejo pun senang, ya membawa Tukiyem menyeberang jalan menuju Tatang yang duduk di depan warungnya.
"Tatang, bener omongan kamu. Bahwa Iyem suka sama aku," kata Tejo.
"Kita ini bersahabat dari SMP, ya wajar aku mengerti kalian berdua. Aku ucapkan selamat hubungan kalian berdua," kata Tatang.
Tejo pun membawa Tukiyem jalan-jalan dengan motornya berkeliling kota Yogyakarta. Tatang, ya tetap di warungnya menunggu orang-orang yang belanja di warungnya dengan penuh kesabaran.
Subscribe to:
Posts (Atom)
CAMPUR ADUK
MUMBAI XPRESS
Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...
CAMPUR ADUK
-
1. Asal Usul Pangeran Jayakusuma Alkisah cerita, ada sebuah kerajaan yang besar di daerah Timur dengan rajanya yang bernama Prabu Braw...
-
Sekurang-kurangnya sepuluh atau lima belas orang, laki-laki dan perempuan, berdiri dalam satu deretan panjang, berbaris dari belakang dan...
-
Pagi indah sekali di Baturaden. Matahari bersinar cerah menimpa pohon-pohon ceramah yang kelihatan hijau berkilat. Puncak Gunung Slamet m...