CAMPUR ADUK

Tuesday, May 9, 2023

GARO : RED REQUIEM

Setelah nonton Tv, ya acaranya sinetron yang bertema cinta, ya Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi gelasan dan makan gorengan gitu.

"Baca buku ah!" kata Budi.

Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik, ya di pilih-pilih cerpen yang ingin baca. Ya terpilih salah satu cerpen yang menarik, ya di baca dengan baik sama Budi.

Isi cerita yang di baca Budi :

Setelah peristiwa Beast of the Demon Night, Kouga menerima perintah baru untuk memburu dan membunuh Apostle Horror Karma. Pengikut Karma, Kurusu dan Shion, telah memikat berbagai gadis di dalam klub gotik (disebut Kejahatan) untuk mengirim mereka ke alam cermin Karma untuk di makan. Pendeta Makai Akaza, Shiguto, dan Rekka sedang melakukan pembunuhan horor untuk menyelamatkan seorang bayi ketika mereka menyadari bahwa anak itu sebenarnya adalah Rasul Horor Babel. Kouga datang untuk membantu membunuh iblis itu, tetapi Rekka ikut campur karena dia ingin mengalahkan Babel secara pribadi. Kouga mengesampingkannya dan mengenakan baju besinya untuk membunuh kengerian itu. Setelah pertempuran, semua orang memperkenalkan diri dan Kouga menjelaskan bahwa dia mengejar Karma; Rekka menyatakan Karma adalah targetnya dan tidak akan membiarkan siapa pun ikut campur dalam membalaskan dendam ayahnya (ksatria yang terbunuh). Namun, tidak ada yang dapat menemukan Karma meskipun kehadiran jahat yang mereka rasakan di sekitar kota.

Keesokan harinya, Kouga menemukan Rekka dan bertanya mengapa dia mengejar Karma. Rekka beralasan dia menjadi pendeta untuk menghilangkan kengerian seperti Karma, tapi Kouga merasa itu adalah pekerjaan ksatria. Rekka berpendapat bahwa itu adalah pemaksaan yang nyaman karena para pendetalah yang pertama kali melawan kengerian itu. Namun, Zaruba berpendapat bahwa para ksatria diciptakan karena para pendeta tidak cukup kuat untuk menangani kengerian sejak awal. Rekka secara ajaib membungkam Zaruba dan memperjelas bahwa dia memiliki kemampuan untuk menyegel kengerian dan badai.

Kouga kemudian pergi ke toko Akaza untuk meminta bantuan menemukan Karma, tetapi para pendeta tidak memiliki petunjuk untuk menemukannya. Bahkan jika mereka menemukannya, masih ada materi yang masuk ke dimensi cerminnya untuk membunuhnya. Untuk memasuki wilayahnya, Anda harus bunuh diri atau menggunakan Pedang Iblis Rubis, yang dimiliki Akaza. Kouga memutuskan untuk meninggalkan pedangnya dan mengamati Rekka dalam latihan. Kouga menyadari sikap defensif Rekka perlu diperbaiki dan itu memicu dia untuk menyerangnya; Kouga mengalahkannya untuk membuktikan keterbatasannya.

Pada malam hari, Kouga berkeliling kota sebelum Zaruba merasakan Shion saat dia akan memberikan Karma korban lain. Shion dibuat dan dia membuang wanita itu untuk melarikan diri dari Kouga. Melacak Shion ke Kejahatan, Kouga dan Zaruba menemukan penghalang yang didirikan di sekitar klub. Segera setelah Kouga menemukan jimat penghalang dan menghancurkannya, Rekka muncul dan memastikan bahwa seseorang mengkhianati mereka karena penghalang itu adalah karya seorang pendeta.

Begitu masuk, Kouga menemukan Shion memikat Rekka ke Karma menggunakan citra ayah Rekka. Sebelum Rekka bisa tertipu oleh tipuan Horor, Kouga menghancurkan cermin; Karma memasuki cermin bundar saat Shion mengusirnya dengan Rekka dalam pengejaran. Kouga bertarung dengan Kurusu, yang memungkinkan Karma untuk secara paksa mengendalikan beberapa pelindung untuk melawan Kouga dan Rekka. Saat Rekka membuat manusia yang kerasukan pingsan, Kouga memecahkan cermin untuk mematahkan cengkeraman Karma pada manusia. Dengan tidak ada yang tersisa untuk menahan musuh mereka, Kurusu mengambil wujud Horor aslinya untuk mengalahkan Kouga dan Rekka. Ketika Kouga mencoba untuk membawa baju besinya, Shion menyuruh baju besi Garo dikirim ke dunia cermin Karma. Tanpa Garo, Kouga tidak bisa menghentikan Kurusu untuk menyakiti Rekka. Namun, Akaza dan Shiguto tiba dengan pasukan ninja shikigami untuk mengusir Horror. Setelah pertempuran, Rekka mengetahui Akaza adalah pengkhianat dan ingin menyakitinya; Kouga turun tangan untuk mencegahnya menyakitinya.

Di toko, Kouga pulih dari luka-lukanya. Rekka merasa sangat bersalah dan membenci dirinya sendiri menjadi apa dia; Kouga menjelaskan dengan membuatnya tetap hidup, banyak orang lain akan diselamatkan oleh tangannya suatu hari nanti. Kouga menemukan Akaza dan mengetahui bahwa Karma mengeksploitasi keinginan pendeta untuk melihat istri dan putrinya yang telah meninggal; dia diberi cermin yang memungkinkan dia untuk melihat orang yang dicintainya sekali lagi, sebagai imbalan untuk menyembunyikannya. Meskipun dia tahu itu hanya ilusi, dia tidak bisa memaksa dirinya untuk membuang cermin dan berniat menerima konsekuensi dari tindakannya. Mengambil Pedang Rubis dari Akaza untuk mencegahnya melakukan misi bunuh diri, Kouga berniat untuk mendapatkan kembali armornya.

Akhirnya, tim menemukan lokasi baru Karma, tetapi mereka tidak menyadari bahwa itu adalah jebakan. Akaza bergabung dengan tim untuk membantu mereka mengalahkan Karma. Setelah menyegel bangunan untuk mencegah kejahatan melarikan diri, Kouga dan yang lainnya mencari Karma sambil menghadapi banyak hantu yang tercipta dari banyak korbannya. Saat Kouga berjuang untuk hidupnya melawan Kurusu, Rekka membunuh Shion sebelum menemukan cermin Karma dan mengingatkan yang lain tentang lokasinya.

Di lokasi cermin, Rekka dan Kouga melawan Kurusu. Rekka mengaktifkan Pedang Rubis untuk memasuki dunia cermin Karma dan mereka bertiga bertempur di dalam cermin Karma. Mampu memanggil zirahnya di dalam wilayah Karma, Garo kembali dan mengalahkan Kurusu. Namun, Karma muncul dan mengonfigurasi ulang panggung menjadi gurun neraka untuk pertempuran. Berjuang dalam wujud aslinya, Garo berjuang untuk mengalahkan Karma. Namun, Akaza mengorbankan nyawanya untuk menyeberang ke cermin untuk mengantarkan seruling Rekka. Dengan memainkan seruling, dia bisa memanggil semua roh yang terperangkap (termasuk ayahnya) yang telah dimakan Karma. Mereka menyatukan kekuatan mereka dan membentuk Dragon Formation Garo untuk mengalahkan Karma. Kembali ke dunia mereka, Kouga dan Rekka mengetahui bahwa Akaza mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan mereka. Patah hati atas kematian Akaza, tim berduka untuk Akaza.

Dengan kekalahan Karma, Kouga mengucapkan selamat tinggal pada Rekka dan Shiguto. Rekka berniat untuk tetap tinggal untuk menjaga kota bersama Shiguto. Sebelum pergi, Rekka memberi Kouga Naga Makai muda jika salah satu perlu menghubungi yang lain untuk meminta bantuan. Dalam perjalanan kembali ke wilayah mereka, memikirkan nama untuk Naga Makai muda, Zaruba memutuskan untuk memanggilnya "Kaoru", yang membuat Kouga kesal. Kisah Kouga berlanjut di Makai Flash Knight. 

***

Budi selesai baca cerpen, ya buku di tutup dan buku di bawah meja. 

"Eko dan Abdul belum datang juga," kata Budi.

Budi menikmati minum kopi gelasan dan makan gorengan.

"Baca koran saja!" kata Budi.

Budi mengambil koran di bawah meja, ya koran di baca dengan baik. Berita-berita di koran ceritanya memang menarik untuk baca gitu. 

"Berita partai politik. Kayanya rencana di balik rencana. Beritanya di buat seperti ini!" kata Budi.

Budi terus membaca berita di koran dengan baik banget. Ya bermacam-macam berita di koran gitu, ya di baca dengan baik gitu. Singkat waktu. Eko sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya di depan rumah Budi. Karena ada Eko, ya Budi berhenti baca koran dan koran di taruh di meja. Eko duduk dengan baik, ya sebelah Budi.

"Zaman dulu lebih mudah mendapatkan cewek yang di sukai, ya kan Eko?" kata Budi.

"Ya banyak cerita orang tua, ya zaman dulu. Mudah mendapatkan cewek yang di sukai. Karena zaman dulu, ya ceweknya biasa-biasa aja gitu. Beda dengan zaman sekarang, ya cewek zaman sekarang susah di dapatkan. Contoh : cerita Budi, ya di tolak cewek kaya. Pasti urusannya mengikuti perkembangan zaman. Harta dan tahta," kata Eko.

"Harta dan tahta," kata Budi.

"Budi sekarang telah mendapatkan cewek yang baik, ya berkat doa dan usaha Budi dengan jalan baik. Ya sederajat gitu. Tasya cewek yang di sukai Budi," kata Eko.

"Tasya, ya memang cewek yang aku sukai. Berkat doa dan usaha yang baik. Bener omongan Eko, ya dulu-dulu. Mendapatkan cewek itu, ya harus melihat keadaan diri. Pada akhirnya aku mendapatkan cewek yang aku sukai, ya yang sederajat dengan aku," kata Budi.

"Emmm," kata Eko.

Abdul datang ke rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Budi. Abdul duduk dengan baik, ya dekat Budi dan Eko.

"Abdul sudah datang. Jadi kita main kuis Jumanji," kata Budi.

"Kuis apa permainan?" kata Eko.

"Jumanji. Biasanya permainan!" kata Abdul.

"Jumanji permainan. Ya permainan yang mirip dengan permainan ular tangga. Karena aku punya ide kreatif, ya buat kuis Jumanji," kata Budi.

"Jangan-jangan karena acara Tv. Kuis ini dan itu, ya kan Budi?" kata Eko.

"Ooooo acara Tv. Memang bermacam kuis ini dan itu. Hal biasa kalau Budi mengikuti, ya apa acara di Tv?, ya buat mainan kuis. Ya kuis Jumanji," kata Abdul.

"Memang sih. Aku akui. Mengikuti, ya fenomena acara Tv. Kuis ini dan itu," kata Budi.

"Jadi main kuis Jumanjinya seperti apa?" kata Eko.

"Gimana main tuh kuis Jumanji?" kata Abdul.

"Ok. Aku terangin main kuis Jumanji," kata Budi.

Ya Budi mengambil koran di meja, ya di taruh di bawah meja. Budi mengambil permainan Jumanji di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Abdul melihat dengan baik, ya permainan Jumanji yang di taruh di meja.

"Ini kan permainan Jumanji," kata Eko.

"Permainan Jumanji," kata Abdul.

"Memang permainan Jumanji yang aku taruh di atas meja," kata Budi.

Budi mengambil sesuatu di bawah meja, ya lebaran karton yang ada gambar kotak dan nomornya, ya di taruh dengan baik di meja. 

"Lebaran karton, ya bergambar kotak dan ada nomor dari satu sampai enam. Tujuannya untuk apa?" kata Eko.

"Terangin Budi!" kata Abdul.

"Nanti Eko dan Abdul. Mainkan dadu dengan baik. Pastinya dadu yang di mainkan menunjukkan angka. Ya bidak yang akan melangkah pada permainan Jumanji. Sebelum melangkah, ya jawab pertanyaan berdasarkan angka dadu tersebut. Jika berhasil menjawab dari pertanyaan, ya Eko dan Abdul melangkahkan bidak dengan baik. Jika tidak berhasil menjawab pertanyaan, ya Eko dan Abdul, ya tidak boleh melangkahkan bidak," kata Budi.

Budi menaruh kartu pertanyaan di karton, ya yang bergambar kotak, ya ada nomornya satu sampai enam.

"Jadi menjawab pertanyaan. Baru bisa melangkahkan bidak toh," kata Eko.

"Kartu yang di tulis Budi itu, ya isi soalnya pertanyaan yang harus di jawab, ya tentang apa?" kata Abdul.

"Karena kita lulusan SMA. Ya tentang pelajaran SD sampai SMA," kata Budi.

"Pelajaran sekolah," kata Abdul.

"Pelajaran sekolah. Apa aku masih inget ya?" kata Eko.

"Bagi yang menang permainan Jumanji, ya ada babak bonusnya, ya seperti permainan kuis di Tv gitu," kata Budi.

"Main kuis. Pasti ada hadiahnya, ya kan Budi?" kata Eko.

"Hadiah apa Budi?" kata Abdul.

"Hadiah?" kata Budi.

Budi mengambil sesuatu di bawah meja dan di taruh di meja.

"Ini hadiahnya!" kata Budi.

"Mobil mainan," kata Eko, ya melihat dengan baik Eko dengan baik mobil mainan yang di taruh di meja.

"Mobil mainan. Ya mobil mainannya, ya hadiah dari ciki lagi," kata Abdul, ya melihat dengan baik Abdul, ya mobil mainan itu.

"Kuis permainan Jumanji. Cukup mainan mobil saja hadiahnya!" kata Budi.

"Aku sih inginnya sih bukan mainan mobilan. Uang gitu!" kata Eko.

"Uang itu. Lebih bermanfaat. Hadiahnya!" kata Abdul.

"Kalau uang sih. Sepuluh ribu saja!. Kan cuma mainan saja. Beda dengan acara di Tv, ya hadiahnya uang jutaan, bermacam-macam barang, ya sampai mobil," kata Budi.

"Sepuluh ribu. Untuk beli gorengan, ya cukup itu mah," kata Eko.

"Beli minuman yang murah meriah juga cukup," kata Abdul.

"Aku sudah siapin gorengan dan minuman dengan baik. Tinggal makan dan minum," kata Budi.

"Ok. Main kuis Jumanji!" kata Eko.

"Main kuis Jumanji!" kata Abdul.

"Ya mulai kuis Jumanjinya. Karena telah sepakat Eko dan Abdul. Main kuis Jumanji!" kata Budi.

Eko dan Abdul, ya mulai main permainan Jumanji. Budi membacakan pertanyaan dari angka dadu, ya Eko dan Abdul harus menjawab dengan baik, ya jika bidak mau di langkahkan gitu. Kuis permainan Jumanji, ya seru juga. Sampai yang menang kuis, ya berhasil babak bonus, ya Eko. Ya Eko berubah pikiran dengan baik, ya tidak milih uang tapi milih mainan mobilan karena memang cuma permainan kuis Jumanji gitu.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK