Malam yang tenang dan keadaan lingkungan baik gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya film laga, seperti biasa Budi duduk di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Nyanyi dan main gitar saja!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Ku pergi hanya sebentar sajaBukannya untuk menjauhimuMencoba cari bagaimana baiknya untuk berduaSetelah kuputuskan kembali tuk pulangMencari yang terkasihTetapi kau bukan dirimu lagiKau telah jauh berubahAtaukah kau sudah temukan yang baruTolong jangan kau katakan kau sukaJangan-jangan kau pikirkan egomu sajaAku masih disiniBiar kau tahu betapa sulitnya akuSelama ini cintai kamuAku masih denganmuCobalah kau ingat kembaliMasa masa indah dengankuDan jujur apakah semua kini terlambat wo woAtaukah kau sudah temukan yang baruTolong jangan kau katakan kau sukaJangan-jangan kau pikirkan egomu sajaAku masih disiniBiar kau tahu betapa sulitnya akuSelama ini cintai kamuAku masih denganmuTolong jangan kau katakan kau sukaJangan-jangan kau pikirkan egomu sajaAku masih disiniBiar kau tahu betapa sulitnya akuSelama ini cintai kamuAku masih denganmu"
***
Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Chien Fu, seorang anak yatim piatu yang diadopsi oleh sekolah kung fu, ya bekerja terlalu keras sebagai petugas kebersihan saat diintimidasi dan dianiaya oleh guru kung fu sebagai karung tinju berjalan. Juru masak sekolah, Ah-Wu, adalah satu-satunya simpatisan dia. Chien berteman dengan seorang pengemis tua dengan menawarinya makanan dan tempat tinggal. Tanpa sepengetahuan Chien, pengemis tua itu sebenarnya adalah Pai Cheng-tien, salah satu ahli kung fu gaya Ular yang masih hidup. Pai sedang melarikan diri dari klan Eagle Claw, ya yang dengan kejam membunuh semua master gaya Ular saingannya. Dia disergap oleh siswa Eagle Claw Su Chen dan seorang pembunuh yang menyamar sebagai misionaris Kristen dan terluka. Setelah dianiaya sekali lagi, Chien kemudian menemukan Pai dan membantunya pulih. Pai setuju untuk memberinya lebih banyak pelajaran, dengan syarat dia tidak memanggilnya "sifu" ("tuan"), karena mereka adalah teman. Namun alasan sebenarnya adalah merahasiakan hubungan Chien dengannya dari para pengejarnya.
Chien mempraktikkan pelajaran dan belajar agar tidak disakiti oleh guru sekolah yang kikuk. Ketika sekolah diserang oleh sekolah Mantis, ya semua orang takjub karena Chien dengan mudah mengalahkan tuan mereka menggunakan gaya ular. Salah satu pengembara yang lewat yang menyaksikan pertarungan tersebut adalah pemimpin tertinggi Klan Elang, Sheng Kuan, yang langsung mengenali gaya tersebut dan memutuskan untuk membuntuti Chien.
Chien bertemu Shang Kuan, yang bertanya tentang pengemis tua itu, mengklaim bahwa dia adalah rekan Pai. Sebagai unjuk 'bukti', dia dengan mudah menangkis serangan Chien. Chien menyadari bahwa gaya bertarung Ularnya tidak sebanding dengan gaya yang dilakukan oleh orang asing tersebut, dan dengan demikian menciptakan gaya baru dari menyaksikan kucing peliharaannya membunuh seekor ular kobra.
Kemudian para konspirator Eagle Claw melacak Pai, yang berhasil membunuh Su Chen. Dia kembali ke Chien untuk bersembunyi, tetapi kemudian ditunjukkan bahwa Ah-Wu juga merupakan konspirator Cakar Elang saat dia memasukkan racun ke dalam teh mereka. Chien bergegas menjemput Sheng Kuan, tapi merasakan bahaya, Pai melarikan diri, dengan musuhnya mengejar. Saat Chien bergegas mengejar mereka, dia akhirnya mengetahui kebenaran di balik konspirasi setelah mengalahkan misionaris palsu tersebut, dan akhirnya menantang Sheng Kuan untuk bertarung sendirian setelah Pai dijatuhkan. Tampaknya berada dalam posisi yang kurang menguntungkan di fase awal, Chien menggunakan teknik 'Cakar Kucing' barunya—yang tidak dapat dilawan oleh Sheng Kuan—untuk ditanggung, dan membunuhnya. Ketika Ah-Wu muncul setelah pertarungan dan mengungkapkan kesetiaannya yang sebenarnya, Chien dan Pai berpura-pura kalah, dan kemudian, setelah melukai Wu secara fatal, mengungkapkan bahwa mereka secara kebetulan menghindari menelan racun tersebut.
Setelah itu, kedua temannya pergi untuk menyempurnakan teknik baru Chien, memberinya nama tituler.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu. Di meja ada sebuah pedang di atas buku gambar gitu.
"Pedang!" kata Eko.
Eko mengambil pedang gitu.
"Pedang ini....buatan Budi dari kardus kan Budi?" kata Eko.
"Iya. Pedang yang di pegang Eko...pedang buatan aku dari kardus. Nilai kreatifitas gitu," kata Budi.
"Nilai kreatifitasnya Budi. Bagus...pedang ini," kata Eko.
"Terima kasih pujiannya Eko," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Pedang di pegang Eko. Ya apa Eko bisa menebaknya....pedang jagoan apa di serial Tv gitu?" kata Budi.
"Pedang....siapa ya?" kata Eko berpikir panjang gitu.
"Emmm," kata Budi.
"Pedang ini....berkaitan dengan jagoan di serial Tv. Siapa nama jagoan ya?" kata Eko berpikir dengan baik.
"Aku bantu untuk mengingatnya...nama jagoan di serial Tv. Tunggu sebentar aku ambilkan sesuatu!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Budi mengambil sebuah topeng di bawah meja, ya topeng di taruh di atas meja gitu.
"Topeng ini yang akan membantu Eko mengingat serial Tv, ya siapa jagoan yang megang pedang di tangan Eko!" kata Budi.
"Topeng!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yaaaa aku ingat topeng ini," kata Eko.
"Siapa nama jagoan yang make topeng ini?" kata Budi.
Eko mengambil topeng gitu.
"Aku tidak ingat," kata Eko.
"Ayolah diingat Eko!" kata Budi.
"Siapa ya?" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko memakai topeng dengan baik.
"Yaaa aku jagoannya!" kata Eko.
"Becandakan Eko?!" kata Budi.
"Yaaa deh. Becanda lah!!!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Aku tahu....nama jagoannya di serial Tv. Gavan!!!" kata Eko.
"Yaaa benar Eko. Gavan!!!" kata Budi.
"Aku.....menjadi Uchuu Keiji Gavan!!!" kata Eko.
"Keren Eko...menjadi Gavan dengan pake topeng dan megang senjata pedang," kata Budi.
"Mainan!!!" kata Eko.
Eko melepaskan topeng dan topeng di taruh di meja.
"Memang mainan...seperti anak-anak, ya jadi jagoan yang di sukai dari serial Tv. Happy-happy!!!" kata Budi.
"Anak-anak. Happy-happy!!!" kata Eko.
Eko menaruh pedang di meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
"Ada kemuan pasti bisa membuat sesuatu yang di sukai!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko mengambil buku gambar gitu.
"Apa yang di gambar Budi di buku gambar ya?" kata Eko.
"Buka saja buku gambar. Eko akan tahu sendiri apa yang aku gambar di buka gambar yang di pegang Eko!" kata Budi.
Eko membuka buku gambar. Ya yang di gambar Budi, ya Kamer Rider Ichigo, Kamen Rider Nigo, Kamen Rider V3, Kamen Rider Amazon, dan Kamen Rider Shadow Moon.
"Budi gambar Kamen Rider toh!!!" kata Eko.
"Iya. Aku buah gambar Kamen Rider di buku gambar!" kata Budi.
"Gambar Budi bagus!!!" kata Eko.
"Terima kasih pujiannya Eko!" kata Budi.
"Ada kemauan pasti bisa membuat sesuatu yang di sukai!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Eko menutup buku gambar dan buku gambar di taruh di meja dengan baik gitu.
"Acara Tv berkaitan dengan ekonomi!" kata Eko.
"Ekonomi dan ekonomi!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Budi mau cerita toh!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik gitu!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Owan dan Jhon berteman baik dan kerja di kafe, ya pemilik usaha kafe adalah Julian gitu. Ya Julian berteman baik sama Safira. Ya Safira kerja di minimarket. Ya Julian ada suka dengan Safira, ya Julian ingin jadian gitu. Ada cowok yang suka dengan Safira, ya cowok itu bernama Rafael gitu. Ya Rafael pemilik usaha restoran gitu. Rafael dan Julian bersaing ketat untuk bisa jadian sama Safira gitu. Julian kalah dari Rafael gitu. Ya Rafael jadian sama Safira. Ya Safira dan Rafael merencanakan pernikahan gitu. Mona pemilik usaha kafe, ya Mona mantan Rafael, ya ingin bersama gitu. Ya Mona merencanakan sesuatu untuk menggagalkan pernikahan Rafael dan Safira gitu. Rencana Mona berhasil, ya tidur dengan Rafael di hotel gitu. Safira sampai tahu hubungan Mona dan Rafael gitu. Ya Safira tidak jadi menikah sama Rafael gitu karena Safira kecewa sama Rafael gitu. Mona jadinya bersama Rafael dan menikah gitu. Julian yang tahu, ya Safira yang gagal menikah sama Rafael. Ya Julian segera pendekatan dengan baik sama Safira. Ya Safira membuka hati untuk Julian dan keduanya jadian dan menikah, ya bahagia gitu. Jhon dan Owan senang banget kisah cinta bahagianya Julian dan Safira gitu. Pari cewek yang menyukai Jhon, ya tetangga sebelah rumah gitu. Ya Pari kerja di pasar sebagai penjual buah gitu. Ya Jhon menganggap Pari teman saja gitu. Suatu hari, ya terjadi kemalingan di rumah Pari. Ya Jhon menolong Pari, ya menangkap maling dan maling di serahkan sama Jhon ke polisi Wendy dari Kepolisian Lapor Pak! gitu. Polisi Wendy membawa maling ke kantor polisi dan maling di penjara gitu. Pari masih berharap bersama Jhon, ya jadi sih inginnya sih cinta tidak bertepuk sebelah tangan gitu. Sebenarnya Jhon lagi suka dengan cewek cantik yang bernama Neetii. Ya Neetii cewek kaya karena orang tuanya dan Neetii masih menjalankan kuliah di Universitas gitu. Suatu hari, ya terjadi kejahatan di jalan tas Neetii di jamret gitu. Jhon menolong Neetii, ya dengan motor Jhon mengejar penjambret yang kabur pake motor gitu. Sampai di sebuah gang buntu, ya Jhon bertarung dengan dua penjahat gitu. Ya dua penjahat di kalahkan Jhon gitu. Ya dua penjahat di serahkan Jhon ke polisi Surya dari Kepolisian Lapor Pak! gitu. Polisi Surya membawa dua penjahat ke kantor polisi dan dua penjahat di penjara gitu. Jhon menyerahkan tas Neetii yang di jamret gitu. Neetii berterima kasih di tolong Jhon gitu. Jhon yang ingin bersama Neetii dengan ngaku-ngaku jadi orang kaya, ya minjem mobilnya Julian gitu. Memang sih, ya Jhon berhasil dekat sama Neetii gitu. Jhon dan Neetii sering jalan bareng dan sampai jadian gitu. Nama juga kebohongan jadi kaya, ya jadi Jhon ketahuan Neetii gitu. Hubungan Jhon dan Neetii jadinya putus gitu. Ya Jhon memutuskan fokus kerja dari pada mikirin cinta sama Neetii gitu. Sedangkan Owan tetap fokus kerja di kafe, ya hasil dari kafe...uangnya selalu di tabung dengan baik dengan tujuan untuk mengabulkan keinginan Ibu Owan, ya ingin naik haji. Ayah Owan telah lama meninggal gitu. Jhon masih berharap bersama Neetii karena cinta gitu. Sampai Jhon dapat kabar, ya bahwa Neetii menikah sama Burhan. Ya Burhan kerja di perusahaan PT. BULE, ya pemiliknya Bedu gitu. Karena Neetii menikah sama Burhan, ya Jhon lebih baik menerima cinta Pari gitu. Ya Pari senang bersama Jhon, ya jadi tidak cinta bertepuk sebelah tangan gitu. Jhon dan Pari, ya menikah dan bahagia. Owan senang kisah cinta Jhon dan Pari, ya bahagia gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Cerita yang bagus!" kata Eko.
"Sekedar cerita saja. Dunia ini ada yang lebih baik bercerita dari pada aku yang lebih baik itu, ya sinetron dan film berkaitan dengan ekonomi!" kata Budi.
"Aku paham omongan Budi!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Tokoh Jhon tidak bisa bersama Tokoh Neetii, ya jadi tokoh Jhon bersama tokoh Pari gitu," kata Eko.
"Begitulah ceritanya!" kata Budi.
"Lika liku kisah cinta...tokoh Jhon!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yaaa kalau begitu sih...main permainan Keluarga Somat dan Hantu saja Budi!" kata Eko.
"Oke. Main permainan Keluarga Somat dan Hantu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan Keluarga Somat dan Hantu gitu.
"Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun," kata Budi.
"Siklus hidup ini," kata Eko.
"Manusia hidup di dunia ini....merencanakan dengan baik masa depan yang diinginkan," kata Budi.
"Realitanya masih tetap. Rencana manusia," kata Eko.
"Kompetisi tetap sengit....dengan kemampuan kepintaran demi masa depan yang diinginkan tercapai," kata Budi.
"Perjuangan hidup ini. Demi mencapai apa yang diinginkan? Ya demi masa depan yang baik, ya diri dan keluarga. Pantang menyerah untuk mencapai apa yang diinginkan?" kata Eko.
"Memang perjuangan hidup ini!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan Keluarga Somat dan Hantu gitu.