CAMPUR ADUK

Friday, January 24, 2020

CERITA ANAK KECIL

Tono sedang asik main kelereng dengan Bonbon, ya di lapangangan gitu. Bonbon kalah dalam permainan kelereng sama Tono, ya jadi murung gitu. Usai permainan keduanya Tono dan Bonbon, ya berjalan pulang menuju rumahnya....lewat Klenteng.

Semua orang menonton atraksi Naga di dalam Klenteng, sambil bertepuk tangan tanda bahagia melihat tontonan yang bagus. Tono dan Bonbon, ya tepuk tangan juga melihat atraksi Naga, bagus gitu.

"Naga itu Ular....ya?" tanya Bonbon.

"Iya," jawab Tono.

"Kenapa....Naga itu bertanduk....ya. Semua Ular tidak tanduknya?" tanya Bonbon.

"Kalau cerita di film sih. Ular Cobra yang bertapa ribuan tahun, lalu takdirnya di angkat oleh Dewa. Jadilah Naga," penjelasan Tono.

"Oh...begitu. Jadi Ular punya tanduk itu bisa di bilang Rajanya para Ular," kata Bonbon.

"Iya," saut Tono.

Atraksi Naga tambah heboh lagi, semua orang menyaksikannya.

"Kenapa orang-orang ini membuat acara atraksi Naga?" tanya Bonbon.

"Bonbon...., hari ini perayaan Imlek," jawab Tono.

"Perayaan Imlek toh. Tapi aku tidak dapat ampau?!" kata Bonbon.

"Ya....kamu kan bukan orang China," kata Tono.

"Tetapi kenapa orang China aja yang dapet ampau? Padahal si Awing bukan orang China dapet ampau...tuh," cerita Bonbon.

"Masa iya, Awing dapet ampau?!" kata Tono.

"Iya, karena Awing itu sudah di anggap keluarga sama orang China. Padahal ia Jawa tulen loe,"  kata Bonbon.

"Berarti Awing itu pandai menjalin silaturahmi dengan baik. Padahal agamanya Awing....Islam...kan?!" kata Tono.

"Memang...Islam. Orang Bapaknya guru ngaji. Awing itu selalu ingat nasehat Bapaknya "Berbuatlah kebaikan di mana-mana, malaupun itu agama lain"," cerita Bonbon.

"Oh...begitu. Ya sudahlah ayo pulang!" kata Tono.

"Iya," saut Bonbon.

Tono dan Bonbon meninggalkan Klenteng yang acara atraksi Naganya masih terus berlanjut.  Saat di jalan, ya Tono dan Bonbon bertemu dengan Bobo. Ala...kadarnya cuma "Hay saja". Tono dan Bonbon melanjutkan perjalannya ke rumah mereka masing-masing. Di persimpangan gang kecil, ya pisah sih Tono dan Bonbon menuju rumah masing-masing.

Bonbon sampai rumah, ya biasa sih bantu-bantu Ibu beres ini dan itu karena Ibu buka warung di depan rumah untuk tambahan rezeki, maklum Bapak Bonbon kerjaannya..cuma kuli di pasar.

MISTERI AJAL

Hujan pun berhenti juga. Suara anak kucing terdengar "Meong dan meong". Budi Hanya bisa diam saja di rumahnya, pada hal ingin pergi. Sesosok makluk mendatangi Budi.

Terkejut Budi dengan ke datangan makluk halus tersebut, sampai ia terduduk di lantai, padaha ia lagi mondar-mandir di ruang tamu.

"Orang kamu cintai lah meninggal," kata makluk halus.

Makluk halus terus bicara tentang kekasih Budi yang telah meninggal. Budi tidak ingin mendengarnya, sampai menutup telinga. Tapi tetap saja terdengar suara makluk halus, sampai-sampai menembus tubuh Budi.

Budi pun kesal, ya awalnya takut pada makluk halus. Berkata Budi "Berisik".

Makluk halus tidak menggrubis Budi, terus berkata "Kekasih mu telah meninggal".

Budi pun langsung teringat tentang kekasihnya, yang meninggal di pelukannya. Budi menangis dengan air mata yang deras sampai jatuh ke lantai tetesan air mata.

"Aku yang salah. Aku tidak bisa menjaga mu. Jika waktu itu aku tepat waktu.....pasti aku bisa menyelamatkan mu. Tidak memeninggal di bunuh....penjahat jalanan," kata Budi.

Budi pun sadar dengan keadaannya, dan makluk halus pun menghilang.

"Makluk halus itu adalah diriku. Aku berhalusinasi.....
melihat makluk yang astral tersebut," kata Budi.

Budi pun keluar dari rumahnya, tapi masuk lagi ke dalam rumah.

"Apa ajalku telah menjemputku," kata Budi.

Budi mulai menyadarinya dan makluk halus datang lagi.

"Kalau telah sadar dari keadaanmu. Aku adalah maut mu," kata makluk halus.

"Aku terima," kata Budi yang pasrah.

Budi pun jatuh ke lantai, meninggal dunia. Makluk halus pun menghilang.

Tono abangnya Budi melihat Budi yang tergeletak di lantai, ya langsung di periksa keadaan Budi....hidup atau mati.

"Inalilahiwainalilahirojiun," kata Tono.

Tono pun memanggil keluarga dan tetangga untuk membantu mengurus jenazah Budi.

***
Dodo selesai baca cerita pendeknya Saleh, ya buku yang di geletakkan Saleh di ruang tamu.

"Saleh....kenapa kamu membuat cerita....misteri kehidupannya seperti ini?" tanya Dodo.

"Ya....sebenarnya...cerita itu cerita teman baik ku yang meninggal. Ya ceritanya apa adanya seperti itu," penjelasan Saleh.

"Ceritanya...ganjil banget...tentang kematian si Budi sama juga dengan kekasihnya Budi. Ah..sudahlah cuma cerita," kata Dodo.

Dodo menutup buku yang di baca. Ya Dodo dan Saleh keluar dari rumahnya Saleh untuk pergi main ke rumah Somat yang cukup jauh gitu, makanya perginya pake motor. Saleh membawa motornya dengan baik ke tempat Somat, ya urusan kerjaaan gitu.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK