Budi dan Eko duduk di depan rumahnya Eko, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan gorengan lah.
"Hari ini HUT RI ke 77," kata Budi.
"Kenyataannya begitu," kata Eko.
"Masa kita sekolah. Pasti upacara untuk memperingati HUT RI," kata Budi.
"Masa masa di didik dengan baik sama guru di sekolah. Harus menghargai perjuangan para pahlawan yang membangun negeri. Kalau negeri tidak di perjuangkan dengan baik, ya kita belum tentu lahir dan menikmati hidup di dunia ini," kata Eko.
"Maka itu. Kita harus berterima kasih pada para pahlawan yang memperjuangkan negeri ini sampai HUT RI ke 77," kata Budi.
"Berterima kasih dengan baik. Ya menundukkan kepala kepada para pahlawan yang memperjuangkan negeri dengan baik," kata Eko.
"Menundukkan kepala. Terima kasih atas perjuangan pahlawan," kata Budi.
"Eemmm," kata Eko.
"Ada orang yang berkata "Sampai juga di hari ini HUT RI ke 77. Tuhan masih memberikan umur panjang pada ku. Menikmati hidup ini"...," kata Budi.
"Orang yang ngomong itu orangnya seperti apa?" kata Eko.
"Orang itu seorang pemuda. Ya di dalam dirinya ada kecacatan di dalam dirinya," kata Budi.
"Orang yang punya kekurangan di dalam dirinya. Orang-orang seperti itu, ya orang yang kuat. Karena Tuhan menguji orang-orang itu dari kekurangannya," kata Eko.
"Kebanyakan mereka yang kekurangan di dalam dirinya, ya menerima keadaan dirinya dan penuh kesabaran dengan baik," kata Budi.
"Kita yang sempurna mengucapkan terima kasih karena telah mengharumkan nama Indonesia di mata dunia dengan kejuaraan olahraga. Kita bangsa Indonesia di hargai dan hormati dengan baik sama bangsa lain," kata Eko.
"Ya memang kita harus berterima kasih pada mereka semua yang mengharumkan nama Indonesia dengan baik," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Untuk extrimnya. Senjata bisa di buat. Data-data bisa di kumpulkan. Jika berbuat ulah meruntuhkan negeri ini dari dalam maupun luar negeri. Maka akan di hancurkan dengan baik. Darah yang mengalir di dalam diri darah para pahlawan negeri ini," kata Budi.
"Satu lagi lebih extrim. Darah yang mengalir dari darah komunis," kata Eko.
"Masa lalu dan masa depan masih saling berkaitan," kata Budi.
"Emmmmm," kata Eko.
"Cuma sekedar obrolan lulusan SMA saja. Yang penting itu mengisi negeri ini dengan nilai-nilai yang baik," kata Budi.
"Memang mengisi negeri ini memang dengan nilai-nilai yang baik. Demi kebaikan bersama. Seperti masa anak-anak zaman kita dulu, ya ikut lomba ini dan itu. Merayakan HUT RI. Masa sekarang, ya tetap di rayakan dengan baik, ya anak-anak merayakan HUT RI ke 77," kata Eko.
"Orang tua, ya ikut merayakan HUT RI ke 77. Jadinya meriah lah. Lomba ini dan itu," kata Budi.
"Emmmm," kata Eko.
"Ya kalau begitu. Main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Eko dan Budi menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik lah. Sedangkan Abdul yang tidak main ke rumah Eko, ya Abdul di rumahnya, ya tepatnya di ruang tengah, ya lagi asik nonton Tv dengan acara upacara HUT RI ke 77.
"Bagus acara Tv-nya," kata Abdul.
Abdul menonton acara Tv dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan makan gorengan lah.