CAMPUR ADUK

Friday, February 2, 2018

CERITA DONO

Selesai berjualan somai. Dono bergerak menuju di mana Indro berjualan. Dengan berjalan kaki Dono melewati gang-gang kecil di area perumahan yang padat merayap. Tiba-tiba Dono pun terkejut sekali. Melihat Wulan bertengkar dengan pacarnya di pinggir jalan. Dono pun melangkah mundur dan bersembunyi di gelapnya malam. Dengan seksama Dono melihat pertengkaran tersebut yang membuat hati Dono berdebar kencang. Pertengkaran itu pun makin parah. Pacar Wulan ingin menampar Wulan. Dono melihat geram sekali. Tetapi tetap sabar Dono menahan dirinya. Khawatiran Dono pun ada batasnya. Pacarnya Wulan tidak mampu menahan emosinya. Tangan pun mulai ingin benar-benar menampar Wulan.

Dono bertindak selayaknya seorang pahlawan. Lalu di peganglah tangan pacarnya Wulan dengan genggaman yang sangat kuat.

"Jangan main kasar....sama wanita," kata Dono.

"Lepaskan jangan ikut campur," kata pacarnya Wulan.

Dono melepaskan genggaman yang kuat. Wulan pun bersembunyi di balik Dono. Pacar Wulan pun malu dan tidak bisa berkata-kata. Lalu pergilah pacar Wulan dengan membawa mobilnya dengan cepat. 

"Wulan...gak apa-apa?" tanya Dono.

"Jangan ikut campur urusan saya," kata Wulan yang ketus.

Dono pun terkejut pembicaraan Wulan.

"Saya hanya lewat dan ingin mencoba melerai dari pertengkaran kalian di jalan," kata Dono.

Tiba-tiba Wulan menangis. Lalu Dono mencoba ingin memeluk Wulan. Tapi karena teringat kata guru ngajinya " jangan coba memegang wanita yang bukan mukrimnya ....haram hukumnya." Dono pun hanya diam di tempat melihat Wulan yang menangis sambil berjongkok. Dono dengan sabar menunggu Wulan yang bersedih hatinya. Waktu pun berlalu cukup lama. Akhirnya isak tangis Wulan pun berhenti.

"Saya anter pulang," kata Dono.

"Iya...," jawab Wulan.

Dono pun mengantar Wulan pulang ke rumahnya. Dengan berjalan kaki mereka menuju pulang rumah. Ketika persimpangan gang. Dono langsung meminjam motor dengan Kasino. Dengan baiknya Kasino meminjamkan motor bututnya. Dengan segeralah Dono membonceng Wulan. Motor pun di bawa dengan hati-hati sampai rumah Wulan. Selang berapa saat sampai di rumah Wulan.

"Wulan kalau begitu saya pamit dulu...," kata Dono.

Wulan hanya diam. Langsung masuk ke dalam rumah. Dono pun membalik arah motornya dan melaju dengan tenang menuju tempat Indro berjualan. Sesampai di tempat Indro dengan segera Dono memarkirkan motornya.  Setelah itu Dono duduk bersama Indro.

"Indro...gimana jualan mu hari ini?" tanya Dono.

"Lumayan ...lah Dono....," jawab Indro.

"Ngomong-ngomong saya...pesan nasi goreng.....nih. Saya  lapar," kata Dono.

"Beres...Dono....," jawab Indro.

Dengan cepat Indro memasak nasi goreng kesukaan Dono. Dengan santai Dono membuka Hpnya untuk menonton acara di Youtube. 

"Dono nasi gorengnya pedes gak?," tanya Indro.

"Pedes...Indro, oh...ya...telornya campur sama nasi goreng. Maksudnya nasi goreng orak-arik," kata Dono.

"Oh...ya..beres Dono...," jawab Indro.

Dono terus menonton Youtube acara musik. Selang berapa lama nasi goreng pun jadi. Indro langsung menyajikannya di piring di tambah kerupuk, kacang goreng dan acar. 

"Dono...silakan di makan nasi goreng pesanan kamu," kata Indro.

"Iya...," jawab Dono.

Dono langsung mematikan tontonannya dan memasukkan Hp di saku celananya. Dengan lahap Dono menyantap makan malamnya. 

"Emmmm...enak," kata Dono.

"Iya......kan enak. Tetap saja jualan hari........terlihat sepi," kata Indro.

"Sabar Indro.....nama juga usaha," kata Dono.

"Tetap saja banyak saingan ya....Dono," kata Indro.

"Iya...lah Indro. Karena semua orang berusaha untuk mencari hidup. Saya lihat di keliling sini banyak penjual nasi goreng," kata Dono.

"Pesaing... yang sehat," kata Indro.

Dono pun selesai makan nasi gorengnya. Lalu segera mengambil gelas di meja dan air putih yang di tuangkan oleh Indro dari tekok. 

"Terima kasih," kata Dono.

"Iya," jawab Indro.

Dengan pelan-pelan Dono meminum air di gelas sampai habis.

"Alhamdulilah," kata Dono.

Dono menaruh gelas di meja. Indro langsung mengambilnya gelas dan piring kotor. Dengan segera di cuci sampai bersih. Piring dan gelas di taruh di tempat semula.

"Ngomong-ngomong...gimana jualan kamu?," tanya Indro yang duduk bersama Dono.

"Lumayan.........," jawab Dono.

"Indro...cinta itu apa sih?," tanya Dono yang lagi bingung.

"Cinta........adalah hanya ungkapan perasaan saja," jawab Indro.

"Jadi cinta...itu ribet ya," kata Dono.

"Ya....ribet..gak gak ribet.........semuanya alasanya paling utama bukan cintanya. Tapi kesiapan orang menjalankan cintanya. Hidup bukan urusan cinta saja atau perasaan saja. Tapi tanggung jawab penuh dengan komitmen dalam menjalankan hubungan. Siap gak siap harus siap. Kuat gak kuat harus kuat menjalankan semua ujiannya. Maka butuh nilai dari kesabaran dan ikhlas," penjelasan Indro.

"Oh begitu. Saya ingin mencoba mendapatkan cewek yang sudah punya pacarnya, gimana pendapatmu Indro?," tanya Dono.

"Janganlah...Dono....ribet urusannya. Kita tidak tahu cewek itu jujur atau bohong dalam menjalankan hubungannya. Kerapuhannya dasar utama dari iba. Kebanyakan Pria jatuh karena sebuah iba atau nama lainnya adalah ingin menolong atau melindungi. Karena kodrat wanita makluk yang lemah. Tetap saja jangan terjebak dengan keadaan itu.  Apalagi ketika cewek putus dari cowoknya. Ceweknya menyalahkan cowoknya dan cowoknya menyalahkan ceweknya karena hal paling utama  bentuk dari kesetiaan. Tetap saja penuh kebohongan pacaran itu. Janji muluk tidak sesuai dengan keadaan. Ego masing-masing," kata Indro lebih kompleks.

"Kalau...begitu..sih bener. Wulan dan pacarnya..konflik kebodohan mereka," kata Dono.

"Jadi dari tadi kamu memikirkan Wulan dan pacarnya?," tanya Indro.

"Iya..., karena saya melihat Wulan dan pacar bertengkar di jalan," kata Dono.

"Dono........pertengkaran antara dua pasangan itu... di jalan terlalu sering. Karena mereka selalu berpikir pendek. Awalnya manis dengan dasar dan tujuan cewek cepet nikah, tapi sebaliknya cowok mempermainkan perasaannya. Karena kerapuhan cewek. Pada akhirnya keduanya pun salah mengambil keputusan. Cinta adalah kehancuran," kata Indro.

"Ya......bener....., Cinta yang baik ..........adalah sederajat Ilmu dan Harta," kata Dono.

"Ya...iya..lah Dono. Lebih enak menjalankannya. Tidak ada kesenjangan sosial. Saling membangun untuk kelahiran anak," kata Indro.

"Anak........jawaban paling penting.......sebagai cowok yang baik saya ...sadar. Niat saya mau mendekati Wulan saya lupakan," kata Dono.

"Begitu.........kamu...Dono...yang asli. Jangan kaya Nazar atau artis lainnya.......plin-plan dalam mengambil keputusan. Kaya anak kecil tidak punya wibawa atau tangungjawab," kata Indro.

"Kalau itu saya...tahulah...kan cuma...mainan. Kalau beneran mereka sendiri yang terjebak mainan mereka. Pada akhirnya bodoh di piara,"kata Dono.

"Awalnya bohong jadi jujur," kata Indro.

"Ya....udah... Saya mau pamit pulang. Mau istirahat. Besok saya masih kerja..lagi," kata Dono.

"Ya.....," saut Indro.

Dono pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan membayar pesanan nasi goreng. Indro pun mengambil uang dari Dono.  Segeralah Dono pergi  dengan motor butut sampai pulang ke rumah.

PIKIRAN YANG POSITIF

Pagi yang cerah di pinggiran jalan perkotaan. Dono sedang berkeliling jualan somai yang di ambil dari Kasino. Tak sengaja melihat Indro lagi asik nonton vidio di Hpnya di bawah pohon seri. Lalu Dono pun menghampiri teman terbaiknya dengan memarkirkan gerobak somainya. Langsung duduk bersama Indro di bawah rindangnya pohon seri.

"Indro kamu asik nonton apa sih?" tanya Dono.

"Perlombaan menyanyi," kata Indro.

"Perlombaan burung berkicau setiap malam," kata Dono.

"Dono...jangan menggunakan kiasan sih dalam pembicaraan," kata Indro.

"Itu kan lumrah.............bener. Karena memang kenyataannya kan burung berkicau atau burung ngoceh," kata Dono.

"Ya....bener...tapi ini nilainya seni dan uang......," kata Indro.

"Loh apa bedanya.....dengan orang jualan burung.......... Kan sama aja dinilai dari suara burung dan nilai jenis burungnya,"  kata Dono.

"Ya...bener............ Tapi bedanya...itu sair lagu atau puisi yang di arasemen musik," kata Indro.

"Ya.....itu sih saya....tahu puisi.........yang bersair dan menghanyutkan pendengarnya.....," kata Dono.

"Tapi tidak semua puisi bisa di jadikan sair lagu," kata Indro.

"Sebenarnya......bisa..tergantung mampu atau tidak menggabungkan sair puisi dengan musik,"  kata Dono.

"Kalau saya pikir panjang...bener sih........ Jadi masalahnya....hanya nilai jual saja. Yang lebih tepatnya.......menghasilkan uang. Kaya pengamen jalanan. Musiknya kemana? lagu kemana? pada hasilnya orang yang mendengarkan memberikan uang," kata Indro.

"Itulah ....yang saya maksud...... seperti burung berkicau........dengan nilai bakat lahir harus di asah menjadi nilai jual tinggi," kata Dono.

"Hebat kamu...Dono mampu menilai...sesuatu dengan perumpamaan Bahasa Indonesia," kata Indro.

"Dono..gitu.....loe," katanya dengan percaya diri.

Dono pun berajak dari duduknya dan mengolenin somai yang di jualnya. Lalu di berikan kepada Indro.

"Dono...saya..gak pesen..... somai jualan kamu?" tanya Indro.

"Kamu memang gak pesen cuma saya laper  belum sarapan jadi sekalian kamu menemani saya makan," kata Dono.

"Terima kasih Dono...yang baik..hati," kata Indro.

"Ya...sama-sama," jawab Dono.

Dono dan Indro asik makan somai di bawah pohon seri. Tiba-tiba dateng seorang gadis cantik ke hadapan Dono dan Indro.

"Bang............beli...somainya," kata Wulan.

"Wulan....mau..beli somai Abang Dono....?" tanya Dono.

"Ya...iya....lah," kata Wulan.

"Dono...lembut...sama orang .....kamu sukai...," kata Indro dengan suara kecil.

"Diam...ah...urusan...saya....jualan tidak ada gunanya dengan cinta," kata Dono dengan suara kecil.

"Ehhhhh...kok malah ngobrol.....cepetan...dilayanin masalahnya saya ada urusan," kata Wulan.

"Iya...iya...," saut Dono.

Dono pun beranjak dari duduknya lalu segera mengolenin somai pesan Wulan. Indro diam seribu bahasa agar tidak menggangu urusan Dono dan Wulan. Somai sudah di bungkus dengan rapih, lalu di bayar oleh Wulan.

"Terima kasih ya....Abang Dono penjual somai," kata Wulan yang lembut sedikit ketus.

"Iya...sama-sama," kata Dono.

Wulan pun pergi dengan membawa sekresek somai langsung masuk ke dalam mobil yang di parkirkan di seberang jalan. Wulan pun membawa mobilnya dengan penuh ke hati-hatian. Dono pun diam dan membisu dengan ulah Wulan. Lalu Indro menepuk pundak Dono.

"Woy bengong...........abis ketemu dengan demenan.........jadi seneng," kata Indro.

"Bukan itu masalahnya Indro.......... Kenapa Wulan membeli somai di sini?. Pada hal saya sudah sering lewat rumahnya kalau berjualan," kata Dono.

"Itu sih cuma perasaan kamu saja. Yang aslinya lumrah....Dono," kata Indro.

"Tetap saja....kalau saya pikir ganjil.........," kata Dono.

"Ganjil dari...tingkah laku dan omongannya....," kata Indro.

"Ya...itu masksudnya..," kata Dono.

"Ya...jelas....saja. Cewek itu lagi singel, walau punya pacar pun belum tentu jadi suami istri. Impian semua cewek cepet menikah agar tidak di cap perawan tua. Mau gak mau.....menjual pesona kecantikannya...yang wah ...weh...woh......," kata penjelasan Indro.

"Bener juga........ Kalau saya pikir.....saya sih masih ada peluang mendapatkan hati Wulan. Tergantung saya mampu atau tidaknya memberikan kesetiaan  dan kenyamanan dalam menjalankan hubungan," kata Dono.

"Itu...kamu mengerti............," kata Indro.

"Ngomong-ngomong kamu masih main Yotube?" tanya Dono.

"Gak...Dono......ngabisin uang," kata Indro.

"Kok.......ngabisin uang....... Bukan Yutobe bisa menghasilkan uang?" tanya Dono.

"Kalau hanya..untuk seneng-senang sih...iya... Kalau mau menghasilkan uang dari Yotube berpikir dua kali. Karena buat chanel TV," kata penjelasan Indro.

"Ya...bener sih........ Tapi saya...main juga...tetap saja sampai sekarang penontonnya sedikit. Kalau di tonton sendiri  sampai sebanyak apapun? sistem perhitungan penontonnya meningkat. Tapi itu juga kalau di masukan untuk mendapatkan uang di tolak sama Yotube. Karena alasannya memanipulasi tontonan dengan sekala waktu pendek," kata Dono yang  runyem.

"Ya..jelas....saja di tolak.......itu sih ...sama aja permainan anak kecil," kata Indro.

"Iya...namanya.....suka dengan hasil kerja kita.....ya....lebih baik di tonton sendirikan......," kata Dono.

"Dono...........yang namanya urusan uang pasti ada tata aturan yang di buat aman. Karena Yotube membuat kebijakan perusaannya bukan untuk di bangun satu hari. Tapi berkelanjutan. Karena semakin banyak yang minat pada Youtube. Semakin nilai saham perusahaan tinggi. Jadi keuntungan Youtube meningkat. Karena itu...dengan nilai kerja sama yang baik  saling menguntungkan  " uang" adalah salah satu pemicu atau daya tarik orang untuk menggunakan segala fasilitas Youtube," kata penjelasan Indro yang ribet.

"Jadi............gara-gara uang....Youtube............orang lebih banyak meluangkan waktunya," kata Dono.

"Ya...iya...lah.......apa bedanya dengan Blog dan Aplikasi. Sama-sama di giurkan dengan nilai daya tarik uang. Apalagi kaya...kita ini penganguran terselubung.....paling banyak kalau di cari di data statistik pertumbuhan ekonomi," kata Indro yang ribet sekali.

"Wah...kalau kata kamu kita ini penganguran terselubung lebih baik saya...jualan somai aja........," kata Dono.

"Iya...juga....ya.....lebih baik saya jualan aja dari pada....ngangur. Nonton video Youtube......ngabisin kuota....... Sama aja ngabisin uang. Pengeluaran banyak...eh..penghasilannya cekak," kata Indro.

"Kan...bener...lebih baik kamu... Indro jualan nasi goreng... Nanti malam saya beli nasi goreng kamu...... Karena jualan saya...sore baru habis," kata Dono.

"Bener juga...saya jualan nasi goreng keliling... Bisa ngambil sama Mang Diman," kata Indro.

Dono membereskan piring somai, lalu beranjak pergi untuk keliling berjualan somai. Indro langsung pergi ke rumah Mang Diman untuk bekerja sama berjualan nasi goreng.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK