Ya malam gelap bertabur bintang di langit. Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong rebus.
Isi cerita yang di baca Budi :
Pada Malam Natal yang bersalju, Marie dan saudara laki-lakinya Fritz sendirian di rumah bersama Paman Drosselmeyer. Orang tua Marie dan Fritz sedang pergi malam itu dan Marie kecewa karena harus menghabiskan malam Natal tanpa mereka. Dia kemudian berharap agar Natal pergi selamanya. Sekelompok kacang antropomorfik, Kolonel, Mac, Sparkle, Stash, dan Gramps, mendengar penderitaannya, tetapi menjadi lega di tempat Paman Drosselmeyer memberi keponakan dan keponakannya hadiah Natal: meriam untuk Fritz dan boneka pemecah kacang untuk Marie.
Orang-orang gila percaya bahwa boneka itu mungkin pangeran mereka dan melanjutkan untuk memberi tahu Little Pea, si bungsu, kisah tentang bagaimana hubungan pangeran pemecah kacang dengan seorang putri yang dikutuk oleh ratu tikus telah mengubahnya menjadi sosok kayu, mengungkapkan bahwa hanya cinta sejati yang akan mematahkan mantranya. Fritz mengambil pemecah kacang dari Marie. Pengejaran menaiki tangga pohon Natal terjadi, mengakibatkan boneka itu jatuh dengan keras ke lantai. Kesal dengan betapa "sakitnya" pemecah kacangnya, Marie mengusir Fritz. Dia memaafkan kakaknya nanti secara pribadi, memberi tahu pemecah kacangnya bahwa dari semua hadiahnya, dia paling mencintainya. Setelah mencium boneka di bibir, Marie menjadi lelah dan tertidur.
Kacang juga tertidur, tidak menyadari menjadi sasaran putra ratu tikus, Reginald. Dia berencana untuk mencuri bintang Natal di atas pohon dan mengambil alih Kerajaan Natal. Dengan pasukan tikusnya, dia mencoba menangkap kacang. Kacang melawan tentara mainan, yang terbukti tidak cocok dengan tikus. Mac menggelar kudeta dengan pasukan buah dan sayurannya sendiri. Makanan akhirnya habis karena berkelahi; Kakek ditangkap oleh tiga ekor tikus. Marie, terbangun oleh pertempuran, melihat bonekanya hidup dan melawan Reginald. Marie campur tangan; Reginald tergila-gila padanya, tetapi dia menyingkirkan tikus itu dari kakinya menggunakan bintang Natal. Namun, saat makanan merayakan kemenangan mereka, Marie secara ajaib diturunkan ke ketinggian pangeran pemecah kacang oleh Paman Drosselmeyer.
Makanan memberi tahu Marie bahwa tanpa bintang Natal, Natal akan "hilang selamanya". Untungnya, Marie masih memiliki bintangnya. Mereka menuju ke kerajaan Sugar Plum Fairy untuk mencari bantuan dalam mendapatkan kembali bintang di pohon. Saat rombongan mencapai kastil peri, Reginald muncul dan menangkap Marie. Dipenjara di pengecoran keju istana Reginald, Marie menyesali kegagalannya menyelamatkan Natal dan membayangkan dirinya menari lambat dengan sang pangeran di kapel dengan musik emosional. Dia kemudian dipanggil oleh Reginald, yang menawarkan untuk menikahinya. Dia menolak, tetapi akhirnya bersimpati dengan raja tikus setelah mengetahui bahwa tidak ada yang memberinya hadiah Natal tunggal.
Pangeran dan makanan tiba di istana Reginald, bersikeras menyelamatkan Marie dan yang lainnya yang ditangkap oleh pasukan Reginald. Makanan enggan pada awalnya, tapi setuju untuk menyelinap ke istana setelah melihat keberanian sang pangeran. Reginald dan sersan nya menampilkan nomor dansa. Pangeran bertemu kembali dengan Marie. Kekacauan terjadi ketika Reginald sengaja mendengar kacang bermata hitam menertawakannya karena tidak memenangkan hati Marie; mengejar sepeda motor terbang yang terbuat dari kerupuk dan zaitun mengikuti. Di tengah pengejaran, istana Reginald mulai runtuh. Setelah makanan diselamatkan, Reginald jatuh ke sungai keju karena kendaraannya kehabisan bahan bakar. Marie, yang telah menjadi lunak untuk raja, menyelamatkannya dan kehilangan bintang dalam prosesnya. Reginald mengakui bahwa itu adalah "hal baik pertama yang pernah dilakukan seseorang kepada [dia]" sebelum memberikan bintang kepada Marie.
Kelompok itu tiba di kastil Peri Sugar Plum, di mana dia mengungkapkan bahwa bintang Natal dapat mengabulkan keinginan apa pun termasuk kekuatan untuk membawa pulang orang tua Marie. Setelah membuat permintaannya, Marie dengan lembut melemparkan bintang ke langit-langit dan layar memudar menjadi putih. Marie bangun untuk menemukan orang tuanya menyapanya bersama dengan Paman Drosselmeyer dan seorang tamu yang menyerupai sang pangeran. Cerita berakhir dengan Marie dan pangeran berbagi ciuman sementara Mac dan kacang memberikan mistletoe.
***
Budi selesai baca cerpen yang cerita menarik, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong rebus. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi.
"Budi main permainan ular tangga!" kata Eko.
"Ya oke main permainan ular tangga!" kata Budi.
Budi mengambil permainan ular tangga di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan ular tangga dengan baik gitu.
"Ngomongin pejabat pemerintahan, ya berdasarkan berita di Tv," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Pejabat pemerintahan di lantik dengan sumpah pake kitab ajaran agama yang di yakini gitu. Jika pejabat tersebut melanggar aturan, ya harusnya di tuntut berdasarkan sumpahnya pada kitab ajaran agama, ya kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa seharus di tuntut berdasarkan sumpahnya pada kitab ajaran agama," kata Eko.
"Tuntutan hukumannya pasti berat banget," kata Budi.
"Pasti berat hukuman berdasarkan sumpah pada kitab ajaran agama," kata Eko.
"Kenyataannya kan jika pejabat pemerintahan, ya terkena masalah urusan pemerintahan. Yaaa tidak di tuntut berdasarkan sumpahnya pada kitab ajaran agama," kata Budi.
"Realita tetap realita," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kita ini penonton yang baik. Yaaa jadi ikutin saja permainan cerita yang terjadi jika pejabat pemerintahan terkena masalah, ya sampai urusan hukum ini dan itu," kata Eko.
"Penonton yang baik," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko masih asik main permainan ular tangga.
"Hidup ini. Masih susah bagi orang miskin yang hidup di negeri ini, ya berdasarkan kelahirannya dari keluarga miskin," kata Budi.
"Susahnya orang miskin, ya numpang tinggal di tanah orang, ya rumahnya rata-rata orang miskin bisa di bilang gubuk derita. Yaaa kalau agak mampu, ya ngontrak gitu," kata Eko.
"Berdasarkan berita di Tv, ya tentang orang-orang yang minta tinggal di daerah Aceh, ya pengungsi Rohingya. Kita sih iba saja sih tentang orang-orang Rohingya," kata Budi.
"Aku sependapat dengan Budi. Iba dengan keadaan orang-orang Rohingya," kata Eko.
"Orang-orang Rohingya tidak tahu tentang kenyataannya, ya tentang orang-orang miskin yang tinggal di negeri ini, ya susah. Orang-orang miskin berjuang keras keluar dari kemiskinan dan bersaing dengan orang kaya yang baik dan buruk perilakunya. Orang miskin orang miskin tetap kalah pada keadaan. Bersabar dengan baik bertahun-tahun demi anak, ya siapa tahu, ya anak yang dapat mengubah nasif orang tua?" kata Budi.
"Cerita hidup orang-orang miskin yang hidup di negeri ini. Tetap bersabar dengan baik, ya orang tua demi anak. Siapa tahu, ya anak bisa mengubah keadaan, ya mengangkat derajat orang tua keluar dari kemiskinan?" kata Eko.
"Harapan hidup orang-orang miskin," kata Budi.
"Harapan," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
Eko dan Budi tetap asik main permainan ular tangga dengan baik gitu.