Setelah nonton Tv yang acara musik dangdut, yaaa seperti biasa sih....Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerpen yang cerita menarik gitu, yaaa sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Sebuah rumah sakit jiwa yang dipenuhi dengan berbagai macam pasien. Cha Young-goon, seorang wanita muda yang bekerja di sebuah pabrik produksi radio dan meyakini dirinya sebagai cyborg, didaftarkan ke rumah sakit jiwa setelah memotong pergelangan tanggannya dan menghubungkannya dengan kabel listrik ke stopkontak di dinding dalam upaya untuk "mengisi ulang" dirinya sendiri, sebuah tindakan yang diperkirakan sebagai upaya bunuh diri. Khayalannya ditandai dengan menolak makan (ia malah menjilati baterai dan mencoba melakukan kejutan listrik untuk dirinya sendiri), berbicara hanya dengan mesin dan peralatan listrik dan selalu mendengarkan radio tabungnya pada malam hari tentang instruksi cara menjadi cyborg yang lebih baik. Ibu Young-goon yang apatis ditanya oleh kepala dokter rumah sakit jiwa yang mencari akar dari psikosis Young-goon. Meskipun ia mengaku tidak mengetahui khayalan putrinya (belakangan diketahui bahwa ia tahu tetapi terlalu sibuk untuk mencari bantuan), ibu Young-goon mengungkapkan bahwa nenek Young-goon sebelumnya telah masuk ke rumah sakit jiwa karena delusi menjadi tikus, trauma yang mengakibatkan Young-goon sendiri melakukan penyimpangan jauh dari kenyataan. Akibatnya, ia sering berkhayal untuk menemukan neneknya dan membalas dendam pada "pria berkulit putih" yang membawanya pergi.
Park Il-soon, seorang pasien pria muda, yang dirawat di rumah sakit karena perilaku antisosial dan kleoptomania (yang berasal dari skizofrenia, terpesona dengan Young-goon. Il-soon sangat "tidak simpati" dengan sesama pria, percaya bahwa ia dapat "mencuri" jiwa atau atribut orang lain, dan sering memakai topeng kelinci buatannya sendiri. Il-soon takut bahwa ia akhirnya akan "menyusut menjadi titik" dan terlihat selalu menyikat giginya ketika ia gugup atau kesal. Kebiasaannya yang diam-diam meniru sifat-sifat sesama pasien membuatnya sering menjadi sasaran cemoohan, tetapi Il-soon hanya meniru sifat-sifat itu dan mengembalikannya kepada pemiliknya setelah ia selesai.
Ketika Young-goon membujuk Il-soon untuk menyingkirkan "simpati"-nya agar Young-goon dapat membunuh semua pria, Young-goon berhalusinasi mengamuk serta membantai para dokter dan petugas rumah sakit. Ketika ia diberikan terapi kejut karena menolak makan, Young-goon percaya bahwa ia telah diisi ulang. Pada kenyataannya, kondisi fisiknya mulai memburuk dengan cepat dan para dokter mulai memberi makan secara paksa untuk membuat Young-goon tetap hidup. Il-soon, sekarang dipenuhi dengan simpati terhadap Young-goon, melakukan rencana yang rumit agar membuat Young-goon makan, meyakinkannya bahwa ia dapat memasang unit konversi makanan ke energi listrik di punggung Young-goon, menyebutnya "nasi megatron". Setelah memakan makanan pertamanya di rumah sakit dan menceritakan rahasianya kepada kepala dokter, Young-goon merenungkan makna mimpi berulang-ulang di mana neneknya menjelaskan kepadanya tujuan dari keberadaannya. Menafsirkan pesan dari bibir neneknya sebagai fakta bahwa Young-goon sebenarnya adalah "bom nuklir" yang memerlukan sambaran petir untuk meledakkan, Young-goon pergi ke arah badai yang mengerikan dengan Il-soon, bermaksud menggunakan antena radionya sebagai penangkal petir.
Di tengah badai, angin meniup tenda mereka, memaksa mereka untuk segera melindungi persediaan makanan mereka. Il-soon, mendengar keluhan Young-goon tentang botol wine terbuka dengan campuran hujan, menusuk botol itu dengan jari kelingkingnya. Tanpa sepengetahuan Young-goon, Il-soon sebenarnya menempatkan tutup botol yang hilang di atas penangkal petir darurat, melindungi Young-goon dari petir. Mirip dengan menggunakan "nasi megatron" untuk membuatnya makan, Il-soon melakukannya untuk melindunginya tanpa mematahkan semangat Young-goon. Duduk bersama saat matahari terbit, mereka berdua segera berpelukan di bawah pelangi.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Nyanyi ah dan main gitar!" kata Budi.
Budi mengambil gitar yang di taruh di samping kursi gitu, ya gitar di mainkan dengan baik dan bernyanyi dengan baik gitu.
Lirik lagu yang dinyanyikan Budi :
"Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia
Mengaku bertanah air satu, tanah air Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia
Menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Bangun pemudi-pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetap berusaha, jujur, dan kuat
Tak usah banyak bicara, t'rus kerja keras
Hati teguh dan lurus, pikir tetap jernih
Bertingkah laku halus, hai putra neg'ri
Bertingkah laku halus, hai putra neg'ri
Bangun pemudi-pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmulah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa"
***
Budi selesai menyanyi, ya gitar berhenti di mainkan dan gitar di taruh di samping kursi gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
"Eko belum datang kalau begitu sih, ya baca koran saja!" kata Budi.
Budi mengambil koran di bawah meja gitu. Koran di baca dengan baik sama Budi gitu. Yaaa berita di koran bagus-bagus ceritanya dari berita pemerintahan luar negeri dengan permasalahan ini dan itu, berita dalam negeri dengan permasalahan ini dan itu, yaaa atau pencapaian dari pemimpin dalam mengatur pemerintahan jadi pembangunan terlaksana dengan baik dengan tujuan ini dan itu, berita olahraga yang ceritanya penuh dengan kompetisi perjuangan manusia meraih juara gitu, dan sampai berita para artis luar negeri dan dalam negeri yang ceritanya ini dan itu gitu. Cukup lama Budi membaca koran gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan di depan rumah Budi. Yaaa Budi berhenti baca koran karena ada Eko, yaaa koran di taruh di bawah meja gitu. Eko duduk dengan baik, yaaa dekat Budi gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Hidup ini tetap sama aja!" kata Eko.
"Keadaan kita yang sederhana dan juga keadaan orang lain yang memahami kesederhanaan!" kata Budi.
"Keputusan dalam menjalankan hidup ini, ya memilih jalan sederhana saja!!!" kata Eko.
"Hidup di nikmati dengan baik saja!" kata Budi.
"Memang hidup di nikmati saja!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Ngomongin berita Tv tentang perjuangan manusia meraih sesuatu dalam kompetisi bentuk apa pun gitu? Yaaa manusia tetap sama ingin di puji jika berhasil meraih juara gitu," kata Budi.
"Usaha yang di jalankan keras demi jadi juara. Manusia memang ingin di puji atas keberhasilannya. Sederhana saja sih...tinggal di puji dengan seperti ini "Keren telah meraih juara yang diinginkan!"....," kata Eko.
"Okey juga pujian Eko pada manusia yang meraih juara karena usahanya yang keras gitu. Kalau aku pujiannya seperti ini "Hebat telah meraih juara. Aku bangga dengan manusia yang bekerja keras dengan usahanya meraih juara!"....," kata Budi.
"Yaaa okey juga pujian Budi...untuk manusia yang meraih juara!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sedangkan manusia yang gagal meraih juara di kompetisi apa pun gitu? Yaaa manusia yang baik mengerti tentang usaha yang di lakukan keras untuk meraih juara, ya jadi tetap di puji dengan baik dengan omongan "Aku bangga perjuangan keras mu untuk meraih juara gitu", ya tujuan memberikan semangat pada yang gagal meraih juara karena kemungkinan di lain waktu bisa meraih juara. Belajar dari kegagalan demi terus berjuang meraih juara," kata Eko.
"Bener sih omongan Eko, ya bagi manusia yang gagal meraih juara tetap di beri semangat untuk pantang menyerah demi meraih gelar juara yang diinginkan!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kalau begitu sih...main permainan kera sakti dan siluman saja Budi!" kata Eko.
"Okey....main permainan kera sakti dan siluman gitu!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja gitu. Eko dan Budi main permainan kera sakti dan siluman, yaaa dengan baik gitu.
"Manusia itu, ya tidak luput dari kesalahan kan Eko?" kata Budi.
"Memang manusia tidak luput dari kesalahan gitu," kata Eko.
"Berdasarkan berita di koran dan berita Tv gitu, yaaa tentang pemimpin yang memimpin di negeri ini, ya telah berusaha dengan baik untuk memimpin negeri. Pemimpin itu, ya sadar bahwa dirinya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan jadi pemimpin, yaaa pemimpin meminta maaf tulus pada rakyat gitu, yaaa karena waktunya telah mendekati tidak jadi pemimpin lagi gitu. Gimana pendapat Eko?" kata Budi.
"Pendapat aku. Pemimpin yang paham agama. Manusia tidak luput dari kesalahan. Pemimpin yang meminta maaf pada rakyatnya, yaaa waktu mendekati tidak jadi pemimpin lagi. Karena aku mengerti ilmu agama, yaaa jadi aku menerima permintaan maafnya, ya karena telah berusaha menjadi pemimpin yang baik gitu!" kata Eko.
"Aku juga mengerti ilmu agama karena belajar ilmu agama dengan baik. Yaaa aku sama dengan Eko, yaaa menerima permintaan maafnya pemimpin pada rakyatnya, yaaa karena telah berusaha dengan baik jadi pemimpin yang baik gitu. Karena aku dan Eko, ya rakyat kecil yang hanya lulusan SMA dan kerja jadi buruh di perusahaan demi hidup ini yang penuh kompetisi dengan tujuan ini dan itu, yaaa dan hidup ini penuh dengan perilaku manusia antara baik dan buruk," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
Budi dan Eko tetap asik bermain permainan kera sakti dan siluman gitu.