"Pasar di Indonesia ini di pengaruhi suku, bangsa dan agama, ya kan Eko," kata Budi.
"Ya begitulah realita kehidupan di Indonesia. Harus rukun, ya toleransi terjaga dengan baik," kata Eko.
"Ya tetap saja ada perkara-perkara ini dan itu, ya sampai kriminalitas di sana-sini, ya lebih jelasnya sih berita di Tv sih," kata Budi.
"Nama juga manusia. Ada manusia baik dan ada manusia buruk," kata Eko.
"Ooooo iya Eko. Aku ingin tanggapan mu tentang sesuatu sih!" kata Budi.
"Apa itu?!" kata Eko.
"Tentang vidio yang aku tonton yang membahas tentang 'Tuhan Bukan Orang Arab'...," kata Budi.
"Pasti vidio di Youtobe, ya kan Budi?!" kata Eko.
"Iya sih," kata Budi.
"Sebenarnya sih. Tidak perlu ngomongin itu. Tidak penting di bahas!" kata Eko.
"Kok tidak perlu di bahas?!" kata Budi.
"Ya karena kita kan hanya lulusan SMA!" kata Eko.
"Kita ini memang hanya lulusan SMA, ya masih kurang ilmu ini dan itu sih. Tapi tetap belajar dari keadaan ini dan itu, ya tujuannya jadi lebih maju pola pemikirannya dengan baik. Ya agar bisa sebanding dengan orang-orang yang pemahamannya keilmuannya jauh di atas kita," kata Budi.
"Omongan Budi benar lah. Terus belajar dari keadaan ini dan itu, ya demi ini dan itu. Pintar!" kata Eko.
"Jadi gimana dengan tema yang bahas di vidio tentang 'Tuhan Bukan Orang Arab'..." kata Budi.
"Kan yang sebenarnya kan. Yang di bahas di vidio Youtobe tentang tema yang dibahaskan 'Tuhan Bukan Orang Arab', ya yang membahas itu ahli di bidangnya. Seenak cangkemnya ngoceh ini dan itu yang penting orang-orang ngerti maksud dan tujuan tema yang di bahas," kata Eko.
"Seenak ocehan orang yang membahas. Maksud dan Tujuannya di pahami sama orang-orang. Memang iya sih aku mengerti apa yang di bahas di vidio itu!" kata Budi.
"Kalau sudah mengerti tidak perlu di bahas lagi!" kata Eko.
"Tapi?!" kata Budi.
"Kok ada tapi lagi?!" kata Eko.
"Ya hanya saja orang yang membahas tentang tema 'Tuhan Bukan Orang Arab', ya orang itu tidak punya ilmu melebihi batasan sebagai manusia biasa. Ya cuma manusia biasa yang belajar dari kecil sampai dewasa, ya memahami ilmu yang di pelajari dengan baik, ya berdasarkan ilmu yang di tekuni. Pada akhirnya jadi orang yang punya status sosial di masyarakat sih, ya di hormati berdasarkan status itu," kata Budi.
"Ustad...sampai para pejabat di pemerintahan," kata Eko.
"Emmmm," kata Budi.
"Maunya Budi. Seharusnya orang itu seperti pemuda yang dapat mendengarkan suara-suara Roh, ya kan Budi?!" kata Eko.
"Iya sih. Mau ku sih. Orang itu, ya bisa seperti pemuda yang dapat mendengarkan suara-suara Roh sih. Ternyata, ya hanya manusia biasa saja, tak mampu melampaui batasan sebagai manusia," kata Budi.
"Gimana mau jadi orang terpilih. Jika tidak bisa melampaui batasan sebagai manusia," kata Eko.
"Sudah ah. Lebih main catur saja Eko!" kata Budi.
"Ok...main catur saja!" kata Eko.
Eko mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas mejalah papan catur. Eko dan menyusun bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum teh dan juga makan cimol.