CAMPUR ADUK

Friday, December 28, 2018

BIDADARI LESTI

Turun dari langit  seorang Bidadari  bernama Lesti menuju bumi untuk mengubah jalan hidup untuk bisa hidup seperti manusia biasa. Sampai di permukaan tanah Lesti menunjukkan sayapnya yang cantik, lalu dengan kekuatan magisnya di hilangkan sayapnya agar bisa berbaur dengan penduduk setempat.

Lesti melangkah menuju pasar yang ramai. Terlihat pandangannya sebenarnya keberadaan hidup manusia yang hidup dengan penuh dengan aneka hiruk pikuk dengan jalan nasifnya masing-masing. Seorang pemuda yang gagah dengan rambut berwarna pirang berlari dengan sangat cepat tak sengaja menabrak Lesti.

Dengan energi perlindungan Lesti malah si pemuda terpental dan langsung duduk di jalanan berbatu.

"Aduh," kata Pemuda.

"Maaf..saya tidak sengaja," kata Lesti dengan penuh kelembutan.

Lalu Pemuda terpukau oleh kecantikan Lesti dan berkata "Saya yang salah."

Segerombol orang-orang dateng dengan membawa pentungan dan berteriak keras "Hey pencuri."

Pemuda mempertahankan diri dan bertarung dengan segerombolan yang menyerangnya. Pertarungan sengit terjadi di hadapan Lesti. Karena  tidak seimbang pemuda kalah di pukulin oleh orang-orang sampai babak belur. 

Salah satu yang menggebukin pemuda tersebut langsung mencari benda yang di curi. Ternyata mereka salah menuduh orang yang tidak bersalah. Di balik dinding pemuda yang berjubah hitam yang pencuri asli langsung berlari menuju gang. Orang-orang langsung mengejar pencuri sebenarnya.

Salah satu dari orang menggebukin pemuda tidak bersalah mengucapkan kata "Minta maaf."

Lalu segera pergi meninggalkan pemuda yang sudah babak belur. Lesti yang simpatik memberikan pertolongan dengan menyembuhkan pemuda tersebut dengan kekuatan magisnya.

Pemuda pun sembuh total dan berterima kasih pada Lesti.

"Siapa nama mu?" tanya Lesti.

"Saya.....Alang," jawabnya.

Lesti meninggalkan Alang begitu saja. Tapi Alang pun memohon kepada Lesti di berikan kekuatan untuk melindungi dirinya dari hidup yang keras di kota Gordova.

"Baik.....saya akan memberikan kekuatan saya tapi ingat pake kekuatan ini dengan baik dan kamu saya jadikan pelayan saya untuk melindungi saya," kata Lesti.

"Iya saya terima," kata Alang.

Lesti dengan kekuatan magisnya memberikan kemampuan bertarung dan sebuah senjata kujang pada Alang. Setelah itu Lesti diajak ke rumah Alang yang jauh dari pemukiman. Di sebuah rumah tua yang tak layak lagi. Lesti tinggal bersama Alang. Sebagai pelayan yang setia Alang selalu melindungi Lesti.

Karena Alang ada kerjaan Lesti di tinggal sendirian di rumah. Alang pun bergerak menuju sebuah hutan  belantara dan masuk ke dalam goa dengan penuh hati-hati. Sampai terlihat seekor monster banteng yang di hadapan Alang. Dengan kekuatan tinjuan yang sangat kuat oleh monster ke hadapan Alang.

Dengan sigap Alang menghindari serangan monster. Dan balik membalas dengan sebuah senjata kujang menebas bagian lengan monster banteng. Terputuslah tangan monster banteng dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. Langsung dengan cepan Alang tidak memberikan kesempatan pada musuhnya untuk membalas dan menebas leher monster banteng sampai terputus dan jatuh ke tanah kepalanya dan tubuhnya juga.

"Akhirnya monster ini dapat saya kalahkan. Saya bisa dapet uang banyak dari monster ini," celoteh Alang.

Alang langsung membungkus kepala monster banteng dengan kain di bawa menuju perkampungan terdekat. Sampai di rumah kepala desa Alang menyerahkan kepala monster yang telah menghancurkan desa. Alang pun mendapatkan bayaran yang cukup tinggi. Rasa senang di dalam diri Alang.

Lalu Alang pun pulang ke rumah, tapi sebelumnya membeli makan pasar. Tak lupa Alang menyisihkan uangnya di berikan pada pengemis buta teman baik Alang. Dengan berjalan berjingkrak-jingkrak Alang menuju rumah sampai di rumah Alang tercengang dengan kemampuan Lesti. Menyiapkan makan malam yang mewah untuk Alang.

Lesti dan Alang pun makan bersama satu meja dengan pemandangan bulan purnama yang indah pada malam itu. Tiba-tiba sekelebat bayangan menuju rumah tua tempat tinggal Alang. 

Lesti bangun dari duduknya. 

"Ada apa gerangan Tuan Putri gusar?" tanya Alang.

"Ada musuh yang akan menyerang kita," kata Lesti.

"Saya akan menghadapinya," kata Alang dengan berani.

Bayangan menunjukkan dirinya turun dari langit menghancurkan atap rumah dan berdiri di atas meja.

"Akhirnya...bertahun-tahun menunggu saya bisa mendapatkan kekuatan kamu. Hay Bidadari Penjaga Gerbang Langit," kata si bayangan.

"Siapa kamu ini sebenarnya?" tanya Alang dengan lantang.

"Fakir.......raja para penjahat," katanya dengan sombong.

"Saya akan melindungi Tuan Putri saya dengan sekuat tenaga saya," kata Alang.

"Dasar anak keroco."

Fakir marah dan mengeluarkan pedangnya dan menyerang ke arah Lesti. Dengan sigap Alang menangkisnya dengan kujangnya. Benturan kekuatan pun terjadi. Tapi Alang terpental dengan sebuah tendangan ke arah perutnya.

"Brengsek," kata Alang yang kesal.

Alang bergerak cepat menyerang Fakir. Ternyata Fakir bisa mengimbangi setiap serangan Alang dan pada akhirnya Alang di tendang ke bagian mukanya sampai terpental dan menambrak kesebuah kayu tua.

"Aaahhhh," terika Alang menahan sakitnya.

Fakir menyerah ke arah Lesti. Dengan kekuatan penuh Lesti menunjukkan wujud aslinya yaitu Bidadari Penjaga Gerbang Langit.

Kekuatan magis Lesti menahan serangan si Fakir. Sekuat tenaga Fakir berusaha lepas dari kekuatan magis Lesti. Karena Lesti sedikit marah langsung di lemparnya Fakir ke langit. 

"Satu saat saya akan membalasnya," teriak Fakir.

Fakir terjatuh pata sebuah ujung kayu yang runcing dan akhirnya mati. Lesti pun menghilangkan sayapnya dan bergerak menyembuhkan Alang yang setengah sadar. Dengan sekejab Alang pun sembuh.

"Terima kasih Tuan Putri," kata Alang.

Lesti melanjutkan makan malamnya bersama Alang setelah membersihkan semua yang hancur akibat pertarungan. Suasana menjadi lebih tenang lagi. Alang dan Lesti menikmati malam yang indah dengan damai.


Karya: No

RARA PILIHAN IBU SAYA

Dono duduk santai di Tv sambil mengetik untuk menyelesaikan urusan pekerjaannya. Ibu selalu senang nonton acara dangdut yang di adakan Indosiar. Lalu Dono bertanya pada Ibunya "Ibu siapa yang menang dalam pertandingan D'ACADEMY ASIA 4?"

"Belum tahu sih siapa yang menang?" jawab Dono.

"Oh......, tapi yang paling Ibu dukung menang siapa?" tanya lagi Dono.

"Rara.....sih." kata Ibu langsung bangun dari duduknya setelah melihat iklan white coffie dan ngurusin kucing kesayangan yang meminta makan.

"Ibu dukung Rara......orang Ibu.....orang Palembang," kata Dono.

Ibu pun duduk nyantai sambil menonton Tv. Dono yang sedikit jenuh pindah keruang tamu. Dengan pikiran yang cemerlang Dono menyelesaikan semua dokumen dengan baik. Setelah itu Dono mulai mencoba mengetik membuat cerpen. Ternyata Dono pikirannya butek baget gara-gara terlalu banyak data di kepalanya.

Sampai-sampai Dono berteriak "Pusing."

"Wusssss.....udah malem....," kata Ibu menyuruh Dono diam.

"Iya...Ibu......Dono...lagi butek di dalam kepala," kata Dono.

Ibu pun bergerak mendekati anak tersayangnya. 

"Kenapa tidak menulis cerita kehidupan sehari-hari aja!" saran Ibunya.

"Cerita kehidupan sehari-hari. Padahal kita baru pulang dari ngaji. Ya...isinya sih cuman baca Al Quran." kata Dono.

"Kalau gak tulis saja Rara aja penyanyi dangdut kesukaan Ibu," Saran Ibu lagi.

"Rara apa Selfi?" tanya Dono.

"Rara........penyanyi suaranya tinggi melengking," kata Ibu yang selalu mengamati perkembangan acara dangdut.

"Gimana ...dengan Selfi........?" tanya Dono yang ingin tahu.

"Selfi.....suaranya.....lembut....," jawab Ibu sambil memperhatikan Tv.

"Iya...Saya tulis Rara........"

Ibu kembali duduk di ruang tengah menonton acara kesukaanya. Sedangkan Dono pun  segera menulis cerita tentang Rara  di mulai dari mengejar karirnya di dunia dangdut dengan mengikuti acara Liga Dangdut sampai di rokemendasikan untuk bertanding di D'ACADEMY ASIA 4.  Terus isi benak Dono dengan ide-ide yang kreatif  sampai menjadi satu cerita yang apik dan menarik.

Tiba-tiba Dono terkejut mendengar omongan Ibunya yang cukup keras "Dono.......Rara...sekarang duet bareng dengan Rosa penyanyi Pop."

"Bagus gak Ibu......," kata Dono dengan suara agak keras.

"Bagus....lah," jawab Ibu.

"Oh...begitu."

Dono meneruskan tulisannya dengan baik dan akhirnya selesai. Tak lupa Dono save
agar tidak hilang. Lagi-lagi Ibu tertawa dengan tingkah kekonyolan para artis. Dono pun bergerak menuju ruang tengah.

"Ternyata Soimah lagi........ngocol....," celoteh Dono.

Dono kembali ke ruang tamu dan langsung mematikan leptopnya dan di bawa  ke dalam kamar di taruh di meja belajar. Dono pun kembali ke ruang tengah duduk bersama dengan Ibu tersayang menonton Tv.  Ketika acara dangdut ada iklan Dono langsung menggantinya chanel lain.

"Kenapa di ganti!" kata Ibu yang sedikit marah.

"Iya...gak jadi di ganti....kok," kata Dono yang ketakutan.

Dono mengembalikan chanel ke acara dangdut kesukaan ibunya. 

"Tuh.....Zam Ryzam yang sedang nyanyi dengan Rosa penyanyi Indonesia yang cantik banget setiap penampilan....apalagi....lagu-lagunya banyak yang hit.....di kalangan anak muda," kata Dono.

"Rosa.....memang suaranya bagus...banget," kata Ibu.

Ibu pun terlarut dengan acara Tv. Dono pun ikut saja dari pada di marahin. Dono tiba-tiba Hpnya berbunyi. Dengan segera Dono mengambil Hpnya di kamar untuk di periksa.

"Eeeee...ternyata......ada kerjaan tambahan.  Sms dari Indro dan Kasino minta kumpul di rumah Kasino."

Dono langsung menulisnya dengan cepat di Hpnya "Iya segera.......meluncur."

Setelah itu Dono memasukkan Hpnya pada saku celana dan segera bergerak menuju motor kesayangannya. Tak lupa pamitan dengan Ibunya. Dan Tak lupa Ibunya berpesan "Hati-hati di jalan."

"Iya.....," jawab Dono.

Dono pun berangkat dengan perasaan tenang membawa motor kesayangannya. Tiba-tiba Ibu mendatangi Dono yang hampir pergi. 

"Dono...sudah menulis ceritanya tentang Rara?" tanya Ibu.

"Yaaaaa....sudah ....lah......Ibu di simpan di dalam leptop ....ceritanya," jawab Dono.

"Oh...iya. Beli in...ibu.... sate...jangan lupa sama lontongnya!" perintah Ibu.

"Iya....Dono..beli....in. Setelah selesai urusannya dengan Kasino dan Indro," kata Dono.

Ibu pun masuk ke dalam rumah. Dono mulai menghidupkan motornya dan langsung di jalankan dengan baik menuju rumah Kasino.


Karya: No

SEKENARIO SEMUANYA DEMI HIDUP

Dono baru pulang dari tempat Kasino. Ibu masih duduk asik menonton Tv acara dandut. Lalu makan pesan Ibunya yaitu sate pake lontong bawa Dono dalam plastik langsung di pindahkan ke dalam piring. Dan Dono mengantarkan pada Ibunya yang sedang santai nonton acara Tv.

"Terimakasih anak ku sayang atas makan yang Ibu pesan," kata Ibunya.

"Iya...Ibu," jawab Dono.

Ibu asik makan sate. Dono pun mulai bertanya pada Ibunya "Siapa yang menang dalam pertandingan D'ACADEMY ASIA 4......ya Ibu?"

"Selfi...jadi bukan Rara...," kata Ibunya.

"Jadi kecewa dong Ibu.......?" tanya Dono kembali.

"Sedikit, tapi kan gak masalah. Ibarat judi aja. Toh yang rugi bukan Ibu. Cuma punya harapan saja siapa tahu Rara menang saja. Ternyata Selfi," kata Ibu.

"Wah...kalau begitu saya kecewa juga. Ternyata benar-benar telah di sekenario rapih oleh mereka semua. Maka terlihat akting semuanya dari beberapa lakon ceritanya di acara dangdut agar menarik. Tiba-tiba ini dan tiba-tiba itu. Untung saja saya tidak masukkan tulisan saya tentang Rara ke dalam Blognya Kasino yang sudah di terima Adsens dan ada Iklannya," kata Dono.

"Jadi tulisan tentang Rara sudah selesai?" tanya Ibu.

"Iya...sih. Maunya penulis membuktikan sesuatu sih. Tujuan memakai nama Rara ada urusan pribadi di masa lampau yang membuka hatinya untuk penulis. Akhirnya di tolak penulis berdasarkan kenyataan hidup. Kalau di dunia maya.........ini lah akhirnya penulis sadar. Bahwa pilihannya tepat menolak Rara," kata Dono.

"Jadi siapa yang di pilih penulis?" tanya Ibu.

"Gak ada.....pasrah pada garis nasif Illahi," kata Dono.

"Jadi.....jalan hidup apa adanya," kata Ibunya.

"Untungnya saya tidak mengirimkan tulisan saya ke Kasino untuk di masukkan ke Blognya di yang ada Iklannya. Wehhhhhhhhh....tambah deh gedeknya kalah deh Raranya. Realita kenyataan hidup penulis Rara tidak jadi kekasih hati si penulis.  Dunia maya di ambil lewat Tv acara dangdut kalah jadi juara D'ACADEMY ASIA 4 yang menang Selfi. Kaya permainan bola. Udah di dukung dengan mati-matian eeeee kalah," kata Dono.

"Itu lah hidup. Apa yang kita harapkan tinggi belum jadi kenyataan. Masih dalam buaiyan manusia," kata Ibu.

"Benar juga kata Ibu. Terbuai...oleh permainan dari orang-orang di dunia Tv demi makan. Alias sekenario yang rapih dari pagi sampai malam," kata Dono.

"Apa bedanya dengan tulisan kamu yang menjadi tokoh utama di buat penulis.....Dono?" tanya Ibu.

"Sama..aja," jawab Dono.

"Dunia televisi adalah panggung sandiwara bagi setiap manusia yang memerankan lakon apapun. Jadi jangan terbuai dengan tontonan. Hanya sekedar hiburan. Untung saja tulisan kamu Dono tidak di kirimkan ke Kasino yang ada Iklannya," kata Ibu.

"Bener-bener selamat," kata Dono.

"Dono ambilin Ibu air putih....seret nih tenggorokan Ibu!" perintah Ibunya.

"Iya...Ibu...."

Dono beranjak dari duduknya dan mengambil air putih di dalam kulkas. Lalu di tuang di gelas baru di bawa ke Ibunya. Sang Ibu langsung menyabutnya dengan baik dan segera meminum air putih.

"Lega....nya," kata Ibu.

Dono langsung membereskan piring bekas makan Ibunya berserta gelas ke dapur. Sang Ibu beranjak dari duduknya langsung ke kamar mandi untuk sikat gigi. Sedang Dono mencuci piring dan gelas setelah itu di taruh di rak perabotan. Ibu pun masuk ke dalam kamar untuk tidur karena hari sudah larut malam. Dono kembali nonton Tv  dan mencari chanel yang bagus. Akhirnya Dono menemukan chanel yang bagus. Dono menonton acara kartun Tom dan Jerry untuk menghilangkan kepenatan pikirannya dan menghilangkan kecewaaannya. 

"Ibarat judi yan pertandingan menyanyi....di Tv," celoteh Dono.

Dono asik menonton acara kartun. Sampai punya ide untuk menulis. Bergerak Dono ke kamar untuk mengambil leptopnya. Mulailah Dono menulis cerita yang ia inginkan yaitu kemenangan Selfi. Tapi ternyata Dono tidak jadi menulisnya mengganti judul yaitu Perubahan Dalam Hidup. Dono terus menulis sampai menjadi satu tulisan yang menarik terangkai rapih menjadi satu karangan. Baru di kirimkan ke Blog Kasino lewat Email. Dengan senang hati Kasino menerima tulisan Dono untuk menaikan reting tulisannya.

Dono langsung mematikan leptopnya setelah usai mengetik dan melanjutkan nonton kartu Power Ranger. Dono terbuai dengan acara tersebut dan terkenang masa kecilnya.

"Lebih baik nonton Power Ranger.... Saya lebih terlihat kebohongannya tapi jujur kalau di tonton. Semuanya cuma sekenario untuk memuaskan penontonnya. Tidak bisa di ubah lagi," celoteh Dono.

Dono terus menonton Power Ranger sampai akhirnya cerita dan akhirnya mematikan Tv karena mengantuk. Masuklah Dono ke kamar dan tak lupa membawa leptopnya langsung di taruh di meja belajar. Dono pun rebaan di kasur. Sekejab Dono langsung tertidur terlelap.


Karya: No

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK