Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Jamilah' :
Gadis ayu anak Pak Lurah
Aduh, manisnya
***
Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik di halaman rumah Budi. Abdul duduk dengan baik sih. Budi selesai menyanyikan lagu dan main gitarnya.
"Abdul gimana dengan kerjaan mu, ya membangun usaha kelontongan gitu?!" kata Budi.
"Baiklah," kata Abdul.
"Baik toh," kata Budi.
"Eko tidak main kesini, ya Budi?!" kata Abdul.
"Eko ada urusan dengan Purnama. Ya biasalah urusan Eko dan Purnama, ya cinta," kata Budi.
"Eko masih ada urusan cinta dengan Purnama toh," kata Abdul.
"Ngopi nggak Abdul?!" kata Budi.
"Bolehlah," kata Abdul.
"Ok. Aku buatkan kopi," kata Budi.
Budi beranjak dari duduknya sih, ya masih mengang gitar sih.
"Budi pinjem gitarnya, ya biasa sih untuk menyanyi dan main gitar lah!" kata Abdul.
"Nie gitarnya!" kata Budi memberikan gitarnya ke Abdul.
Abdul mengambil gitar dari tangan Budi. Ya Budi masuk ke dalam rumah, ya langsung ke dapur untuk membuat kopi. Abdul memainkan gitar dan menyanyikan.
Lirik lagu yang di nyanyikan Abdul dengan judul 'Jamilah Jamidong" :
yah ya iyalah iya iyalah
daripada ya ya iya iyadong
namanya jamilah bukan jamidong
dia gadis sexy pujaan hati
alkisah jamilah gadis desa
turun ke kota mencari cinta
semua pria pun pada terpana
karena jamilah cantik jelita
siapa sangka tiba tibanya
jamilah kini menjadi diva
kecantikannya kini dipuja puja
setiap pemirsa di layar kaca
yah ya iyalah iya iyalah
daripada ya ya iya iyadong
namanya jamilah bukan jamidong
dia gadis sexy pujaan hati
alkisah jamilah diva kota
penampilannya aduh menggoda
lihat jamilah menari salsa
jantung berdetak ikut irama
kini sudah tiba saatnya
takdir jamilah jadi ternama
siapa sangka setelah sekian lama
pucuk dicinta ulam pun tiba
yah ya iyalah iya iyalah
daripada ya ya iya iyadong
namanya jamilah bukan jamidong
dia gadis sexy pujaan hati
yah ya iyalah iya iyalah
daripada ya ya iya iyadong
namanya jamilah bukan jamidong
dia gadis sexy pujaan hati
***
Budi yang selesai membuat kopi di dapur, ya membawa kopi ke depan rumah. Sampai depan rumah, ya Budi menaruh kopi di mejalah. Memang sih Abdul masih menyanyi lagu dan main gitar, ya Budi duduk dengan baik dan ikutan bernyanyi sih karena memang lagu yang di nyanyikan Abdul bagus dengan judul 'Jamilah Jamidong'. Sampai akhirnya Abdul dan Budi selesai bernyanyi, ya Abdul selesai main gitar.
"Ada Apa Dengan Jamilah ya?!" kata Budi.
"Ada Apa Dengan Jamilah? Seharusnya Ada Apa Dengan Cinta!" kata Abdul.
"Emangnya aku ada urusan dengan Cinta?!" kata Budi.
"Kali aja Budi ada urusan Cinta!" kata Abdul.
"Aku tidak ada urusan dengan Cinta!" kata Budi.
"Oooo tidak ada urusan dengan Cinta. Ya sudahlah," kata Abdul.
"Jamilah itu cewek cantik," kata Budi.
"Budi kenal dengan cewek bernama Jamilah. Padahal aku memang denger Budi, ya nyanyi lagu 'Jamilah' sih. Maka itu aku nyanyi lagu 'Jamilah Jamidong'. Ya sekedar menyanyi saja sih," kata Abdul.
"Memang sih aku kenal dengan cewek bernama Jamilah, ya Jamilah cewek cantik sih, ya banyak cowok yang menyukainya karena kecantikannya, ya termasuk aku sih," kata Budi.
"Cewek cantik lebih baik cewek manis kata orang, ya banyak di krubutin semut sih kalau manis apa lagi semutnya cowok. Pada akhirnya sama aja. Cewek cantik dan cewek manis, ya banyak cowok yang menyukainya," kata Abdul.
"Sayangnya aku gagal dekat dengan Jamilah, ya jadi sekedar teman saja. Jamilah memilih cowok yang di sukainya," kata Budi.
"Ya sabar ya Budi. Cewek masih banyak. Bukan Jamilah saja," kata Abdul.
Abdul mengambil gelas berisi kopi di meja dan di minum dengan baik.
"Aku paham omongan Abdul," kata Budi.
"Emmm," kata Abdul.
Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja.
"Padahal ada cerita tentang Jamilah, ya sama ceritanya dengan cerita sinetron gitu. Jamilah jadi istri kedua orang kaya gitu karena Jamilah merantau ke kota Jakarta," kata Abdul.
"Ooooo cerita itu. Jamilah sadar dengan pilihannya, ya memilih pulang ke kampung halamannya dengan keadaan dirinya hamil gitu. Di kampung, ya Jamilah melahirkan anaknya dengan baik. Menjalankan hidupnya dengan baik di kampung bersama anaknya," kata Budi.
"Sudah ah ngomongin Jamilahnya. Lebih baik main catur saja Budi!" kata Abdul.
"Ok. Main catur saja!" kata Budi.
Budi mengambil papan catur di bawah meja dan di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur di papan catur. Keduanya main catur dengan baik banget.