CAMPUR ADUK

Saturday, January 15, 2022

OBROLAN PAGI

Minggu pagi, ya di rumah Budi. Ya Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil minum kopi dan makan gorengan lah.

"Dunia ini luas banget, ya kan Eko?!" kata Budi.

"Luas banget dunia ini," kata Eko.

"Cerita tentang covid-19, sampai vaksin ini dan itu, ya berita di Tv sampai kenyataan. Semua orang harus ikut dalam program kerja pemerintahan tujuannya kesehatan, ya berdasarkan data ini dan itu. Tetap ada kaitannya dengan ekonomi dan kemajuan infomasi dan teknologi, ya memudahkan kerja manusia," kata Budi.

"Memang ceritanya seperti itu," kata Eko.

"Ikut serta dalam program kerja pemerintahan ini dan itu, ya tujuannya keberhasilan program kerja yang di buat pemerintahan demi rakyat, ya kan Eko," kata Budi.

"Ya...memang sih omongan Budi bener," kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Berarti orang yang ingin di vaksin, ya ingin umur panjang, ya menikmati dunia ini lebih lama lagi, ya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya...begitulah," kata Eko.

"Itu berarti sudut baiknya mengikuti program pemerintahan, ya berkaitan dengan kesehatan. Bagaimana dengan sudut lain, ya  seperti ini ceritanya : ada seorang pemuda tidak ikut vaksin awal sampai seterusnya. Jadinya pemuda itu, ya tidak peduli tentang covid-19, ya sampai urusan masih kaitan ini dan itu sih. Pemuda itu tidak takut mati. Pemuda itu sudah cukup puas menikmati hidup ini. Kalau mati muda di terima dengan baik. Gimana Eko?!" kata Budi.

"Kalau keputusan pemuda itu seperti itu tidak masalah sih bagi kita. Tapi beda dengan orang-orang yang menjalankan tugas yang urusannya berkaitan kesehataan, ya ada rasa kecewa sih," kata Eko.

"Ada rasa kecewa pada orang-orang yang menjalankan tugasnya, ya urusan kesehatan," kata Budi.

"Sudahlah tidak perlu di bahas itu. Lebih baik main catur saja!" kata Eko. 

"Ok main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja lah papan catur. Budi dan Eko, ya menyusun dengan baik bidak catur di atas papan catur. 

"Aqiqah itu di adakan, ya berarti tujuannya rasa syukur pada kelahiran bayi kan Eko?!" kata Budi. 

"Ngomongin aqiqah, ya berarti ada kaitan dengan acara di Tv. Ya memang benar lah omongan Budi. Tujuan aqiqah diadakan, ya untuk rasa syukur pada kelahiran bayi," kata Eko. 

"Bayi laki-laki lahir, ya motong kambing dua ekor. Sedangkan bayi cewek yang lahir, di motong satu ekor kambing," kata Budi. 

"Itukan ketentuan dalam ajaran agama Islam," kata Eko. 

"Mengadakan acara aqiqah berarti mampu. Kalau tidak mampu seperti orang miskin, ya di gantikan potong ayam boleh kan Eko?!" kata Budi. 

"Aku kan bukan ustad kok nanya ke aku. Boleh apa enggak?!" kata Eko. 

"Kan tidak ustad. Ada cuma kita. Sekedar obrolan saja!" kata Budi. 

"Ok....sekedar obrolan saja. Sebenarnya seharusnya di sesuaikan ketentuan ajaran Islam. Kalau keadaan miskin, ya di gantiin potong ayam tidak masalah, yang penting niatnya rasa syukur kelahiran bayi," kata Eko. 

"Sedang acara aqiqah yang ini dan itu...penting apa enggak?!" kata Budi. 

"Acara aqiqah ini dan itu, ya tujuan siar ajaran agama Islam. Tidak perlu di bahas, ya karena ada perbedaan antara organisasi agama ini dan itu. Apalagi yang ngomong orang-orang tua," kata Eko. 

"Ok....tidak perlu di obrolin. Karena ribet urusan dengan orang tua. Yang muda mengalah karena sudah tahu ilmunya," kata Budi. 

Budi dan Eko, ya main catur dengan baik sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

PACAR BAYANG-BAYANG

Malam di kediaman rumah Budi. Ya Eko dan Budi duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan lah.

"Eko," kata Budi.

"Apa?" kata Eko.

"Aku ingin membicarakan sesuatu?!" kata Budi.

"Sesuatu? Jangan-jangan urusan cewek?!" kata Eko.

"Ya...begitu lah," kata Budi.

"Kalau membicarakan cewek aku lagi males ah!" kata Eko.

"Kok...males?!" kata Budi.

"Kalau di omongin, ya di kaitan sama Purnama......, ya kan Budi?!" kata Eko.

"Ya....maunya gitu sih," kata Budi.

"Kan...jadinya beneran kan!" kata Eko.

"Ok...ok.....tidak di kaitkan. Sebatas obrolan saja!" kata Budi.

"Obrolan saja. Ya kalau itu sih aku oke sih!" kata Eko.

"Kalau sudah oke. Aku mulai. Permainan seandainya Eko, ya kalau Eko punya cewek yang kerjaannya artis. Bagaimana Eko?!" kata Budi.

"Awal pertemuan atau sudah tengah-tengah cerita dalam menjalin hubungan dengan cewek?!" kata Eko.

"Tengah-tengah hubungan dengan cewek, ya otomatis udah jadian lah!" kata Budi.

"Ya....seneng aja sih, ya punya cewek yang kerjaannya artis. Jadi artis kan banyak yang mengagumi. Ya aku selalu mendukung karir keartisannya baik," kata Eko.

"Karir keartisannya di dukung dengan baik. Kalau kontrak kerjanya, ya cewek itu jadian sama artis cowok dengan tujuan ini dan itu. Ya Eko jadi pacarnya, ya di suruh jadi pacar bayang-bayang gitu," kata Budi.

"Cemburu iya. Dia bersama cowok lain. Semua gara-gara kontrak kerja. Yang di takutin, ya dia berpaling dari aku," kata Eko.

"Cewek itu merasa apa enggak ya? Karena dari sisi cowok sih....obrolannya!" kata Budi.

"Kalau aku membaca buku tentang cewek ini dan itu. Ya merasa sih cewek itu kalau dirinya bersama cowok lain, ya cewek itu gelisah sih, ya pacarnya rasa cemburunya ada yang kelihatan dan ada tidak, ya di lihat di pisikologisnya sih," kata Eko.

"Ooooo ada rasa gelisahnya toh. Bisa di bisa di bilang rasa bersalah?!" kata Budi.

"Ya...bisa di bilang gitu sih!" kata Eko menegaskan omongan Budi.

"Ujian cinta," kata Budi.

"Memang ujian cinta. Tapi makan hati banget," kata Eko.

"Ya...makan hati. Sakit deh!" kata Budi.

"Kalau permainan seandainya Budi punya cewek artis gimana?!" kata Eko.

"Jadi giliran aku toh?!" kata Budi.

"Ya!" kata Eko.

"Kalau aku sih. Memang mendukung karir keartisannya. Tapi jika cewek itu dapet kontrak kerja, ya hubungan dengan cowok, ya artis demi tujuan ini dan itu. Ya aku sebagai cowoknya menolaknya!" kata Budi.

"Kok di tolak. Ceweknya Budi, ya dapet uang banyak dari kotrak kerja gitu. Apa lagi zaman sekarang, ya uang itu penting demi memenuhi kebutuhan ini dan itu. Ya hidup mewah?!" kata Eko.

"Aku males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi.

"Males jadi pacar bayang-bayang karena rasa cemburu itu di tunjukkan dengan baik. Ya kemungkinan sih, ya dia berpaling dari Budi," kata Eko.

"Ya begitu lah. Ya aku sebenarnya sebagai cowok, ya harus bisa membahagiakan cewek itu," kata Budi. 

"Kalau permainan ini....seandainya Budi kaya, ya otomatis Budi bisa membahagiakan cewek itu. Kalau kenyataan, ya kacau urusannya," kata Eko. 

"Kalau permainan seandainya, ya bisa lah. Tapi jangan kenyataan. Kan masih berusaha jadi kaya," kata Budi. 

"Kalau permainan seandainya....jadi kenyataan. Aku sih mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerjanya gitu. Aku tidak ingin menjadi pacaran bayang-bayang," kata Eko. 

"Kalau permainan ini di mainkan kekenyataan, ya aku setuju dengan Eko. Mengiklaskan cewek itu dengan cowok yang kontrak kerja, ya hubungan cinta sih. Ya tegasnya. Males jadi pacar bayang-bayang!" kata Budi

"Ya...sudahlah permainan seandainya. Lebih baik. Main catur!" kata Eko. 

"Ok...main catur!" kata Budi. 

Budi mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja papan catur. Budi dan Eko menyusun dengan baik, ya bidak catur di atas papan catur. Keduanya main catur dengan baik, ya sambil menikmati minum kopi dan gorengan. Sekitar lima belas menit, ya Budi dan Eko main catur berhenti, ya karena Abdul dateng, ya telah memarkirkan dengan baik motornya di depan rumah Budi. Abdul duduk bersama Eko dan Budi. Jadi ketiganya memutuskan main kartu remi, ya sambil menikmati minum kopi dan makan gorengan lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK