CAMPUR ADUK

Tuesday, November 16, 2021

KEGAGALAN DALAM CINTA

Eko dan Budi duduk di depan rumah Eko, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan. 

"Artis yang baru menikah, ya menunjukkan kebahagian hubungan, ya rumah tangga," kata Budi. 

"Kok jadi ngomongin artis?!" kata Eko. 

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. 

"Sekedar obrolan saja," kata Budi. 

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. 

"Ooooo sekedar obrolan saja," kata Eko. 

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja lah. 

"Ya ada cerita. Artis telah menjalankan rumah tangganya, eeee tahu-tahu terjadi masalah rumah tangganya. Artis itu bercerai deh," kata Budi. 

"Kalau di pikir dengan baik. Artis. Kan ingin menaikan namanya dari hal baik urusan rumah tangga sampai urusan rumah tangganya yang buruk. Ya kontrafersi ini dan itu," kata Eko. 

"Sebagai pandangan saja buat kita. Bahwa pernikahan itu di jalankan, ya tidak selamanya jalannya baik, ya ada buruknya," kata Budi. 

"Memang sih sebagai pandangan buat kita. Ya hubungan pernikahan tidak selamanya jalan baik, ya ada jalan buruk. Ya ujiannya berumah tangga. Bisa masalah ekonomi sampai perselingkuhan, ya seperti cerita sinetron atau film gitu. Ceritanya menarik di tonton gitu, ya penuh dengan intrik," kata Eko. 

"Kegagalan dalam cinta, ya putus hubungan antara suami dan istri, ya cerai gitu," kata Budi. 

"Cerai itu memang kegagalam dalam cinta," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Ada ceritanya sih," kata Budi. 

"Oooo ada cerita toh. Budi ceritakan dengan baik!" kata Eko. 

"Baiklah aku ceritakan dengan baik. Ceritanya seperti ini. Seorang cowok yang suka dengan cewek yang di sukainya, ya niat baiknya menikahi cewek pilihannya. Pernikahan pun berjalan dengan baik, ya hubungan rumah tangganya berjalan dengan baik. Sampai suatu ketika, ya cowok itu tidak bekerja karena usaha tempat ia bekerja, ya bangrut gitu. Cowok itu jadinya pengangguran deh. Cowok itu telah berusaha dengan baik, ya tetap susah mendapatkan pekerjaan. Istrinya menuntut ini dan itu, ya pada suaminya. Ya suaminya tidak bisa memenuhi permintaan istrinya. Suami itu, ya pusing dengan tuntutan dari istrinya yang ini dan itu. Maka suami itu, ya mencerai kan istrinya. Ya begitu lah ceritanya," kata Budi. 

"Ceritanya bagus," kata Eko. 

"Cerita yang baru aku cerita kan itu, ya kenyataan sih, ya aku ambil dari orang yang pernah menjalankan hubungan pernikahan gitu," kata Budi. 

"Dari kegagalan orang membangun rumah tangganya, ya jadi pelajaran buat kita. Harus bijaksana dalam bersikap dalam memutuskan untuk menikah dan menjalankannya pernikahan itu," kata Eko. 

"Belajar dari orang yang gagal, ya agar diri kita tidak gagal dalam membangun hubungan dengan cewek, ya sampai menikah gitu," kata Budi. 

"Harus pandai-pandai memilih cewek yang ngertiin keadaan kita kan Budi?!" kata Eko. 

"Memang sih harus pandai-pandai memilih cewek yang bisa mengerti keadaan kita," kata Budi menegaskan omongan Eko. 

"Maka itu aku memilih Purnama, ya cewek yang baik dari pemahaman agamanya dan juga sudah bekerja juga," kata Eko. 

"Pilihan Eko tepat lah memilih Purnama, ya cewek yang mengerti keadaan Eko lah. Sedangkan aku tetap berusaha mendapatkan cewek yang mengertiin keadaan aku lah," kata Budi. 

"Budi....main catur saja!" kata Eko. 

"Ok!!!" kata Budi. 

Eko sudah mengambil papan catur di bawah meja, ya di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menaruh bidak catur di atas papan catur. 

"Kegagalan dalam cinta, ya hubungan pernikahan, ya cerai gitu. Berarti salah sepenuhnya cowoknya kan Eko?!" kata Budi. 

"Ya memang salah sepenuhnya cowoknya karena kan pemimpin rumah tangga kan cowok, ya bukan cewek. Maka itu cowok harus bisa membimbing ceweknya, ya agar urusan rumah tangganya berjalan dengan baik. Ya harus paham agama lah dan juga bekerja lah, ya agar urusan rumah tangga berjalan dengan baik lah!" kata Eko. 

"Ya sudah lah lebih baik serius main catur!" kata Budi. 

"Ok!!!!" kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik. 

PERJODOHAN

Budi dan Eko duduk di depan rumah Budi, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan.

"Cerita sinetron dan film, ya urusan cinta. Selalu berkaitan dengan perjodohan," kata Budi. 

Mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah. 

"Perjodohan kan hal baik untuk menyatukan hubungan dua keluarga yang memiliki anak cewek dan anak cowok yang telah dewasa, ya bekerja juga sih.....dengan perkawinan," kata Eko. 

Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik lah bakwan goreng. 

"Memang baik sih," kata Budi. 

"Perjodohan, ya ada berhasil ada juga yang tidak," kata Eko. 

"Perjodohan berhasil, ya agap saja contohnya bisa di sinetron dan juga film saja. Sedang perjodohan gagal, ya ada sebuah cerita tentang perjodohan, ya kenyataan ceritanya sih. Ada sebuah cerita seorang pemuda. Ya pemuda itu di dekatin sama orang tua punya anak cewek, ya bapak-bapak gitu. Bapak itu mau menjodohkan anak ceweknya sama dengan pemuda itu. Ya pemuda itu menolaknya dengan berkata halus banget. Bapak itu pun kecewa di tolak sama pemuda itu. Sebenarnya ceweknya suka dengan pemuda itu. Ya pemudanya tidak suka dengan cewek itu. Begitu lah ceritanya," kata Budi. 

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. 

"Oooo cerita perjodohan yang gagal itu. Sampai bapak itu meninggal, ya gagal menikah kan anak ceweknya," kata Eko. 

Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi menaruh gelas berisi kopi, ya di meja lah. 

"Hidup tidak selamanya mulus sesuai dengan rencana, ya pasti ada kegagalan dalam rencana," kata Budi. 

Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah.

"Sama halnya urusan kerja. Ada yang kerja di perusahaan, ya ijazah SMA, ya jadi buruh. Ada yang gagal juga, ya tidak kerja di perusahaan," kata Eko. 

"Ya tetap saja harus berusaha sebaik mungkin agar kerja, ya mengubah nasif lah. Dari pengangguran jadi kerja. Tujuannya kerja kan untuk nolong orang tua yang telah berusaha keras menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA dengan cara hutang sana sini, ya nama juga orang miskin. Bisa di bilang sih balas budi anak ke orang tua," kata Budi. 

"Anak berhasil kerja, ya orang tua seneng bukan main. Maka itu lebih baik menyenangkan orang tua dengan harta yang kita yang di dapatkan dengan jalan kebaikan dari pada menyenangkan cewek, ya belum tentu ngertiin kita. Kecuali cewek itu didik sama orang tuanya dengan baik, ya dengan pemahaman ilmu agama yang baik," kata Eko. 

"Memang lebih baik menyenangkan orang tua. Aku ini anak berbaktikan Eko?!" kata Budi. 

"Sebagai teman yang baik dari kecil sampai dewasa, ya aku tahu Budi lah, ya anak yang berbakti pada orang tua. Rezeki Budi dari kerja kan di berikan kepada orang tua. Ya sama dengan aku lah," kata Eko menegaskan omongan Budi. 

"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi. 

"Ok. Main catur!" kata Eko. 

Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Eko menyusun budak catur di atas papan catur. 

"Kalau aku di jodohkan dengan cewek yang menyukai aku, ya aku terima dengan baik," kata Budi. 

"Gimana dengan keinginan Budi yang ingin mendapatkan cewek cantik dan kaya. Kalau di jodohkan orang tua, ya pastinya sederajat lah?!" kata Eko. 

"Seandainya saja Eko!" kata Budi. 

"Oooo seandainya. Aku kirain beneran," kata Eko. 

"Ya sudah tidak perlu di bahas lagi. Lebih baik serius main caturnya!" kata Budi. 

"Ok!" kata Eko. 

Eko dan Budi, ya main catur dengan baik lah. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK