"Cerita sinetron dan film, ya urusan cinta. Selalu berkaitan dengan perjodohan," kata Budi.
Mengambil tahu goreng di piring, ya di makan dengan baik tahu goreng lah.
"Perjodohan kan hal baik untuk menyatukan hubungan dua keluarga yang memiliki anak cewek dan anak cowok yang telah dewasa, ya bekerja juga sih.....dengan perkawinan," kata Eko.
Eko mengambil bakwan goreng di piring, ya di makan dengan baik lah bakwan goreng.
"Memang baik sih," kata Budi.
"Perjodohan, ya ada berhasil ada juga yang tidak," kata Eko.
"Perjodohan berhasil, ya agap saja contohnya bisa di sinetron dan juga film saja. Sedang perjodohan gagal, ya ada sebuah cerita tentang perjodohan, ya kenyataan ceritanya sih. Ada sebuah cerita seorang pemuda. Ya pemuda itu di dekatin sama orang tua punya anak cewek, ya bapak-bapak gitu. Bapak itu mau menjodohkan anak ceweknya sama dengan pemuda itu. Ya pemuda itu menolaknya dengan berkata halus banget. Bapak itu pun kecewa di tolak sama pemuda itu. Sebenarnya ceweknya suka dengan pemuda itu. Ya pemudanya tidak suka dengan cewek itu. Begitu lah ceritanya," kata Budi.
Budi mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah.
"Oooo cerita perjodohan yang gagal itu. Sampai bapak itu meninggal, ya gagal menikah kan anak ceweknya," kata Eko.
Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi menaruh gelas berisi kopi, ya di meja lah.
"Hidup tidak selamanya mulus sesuai dengan rencana, ya pasti ada kegagalan dalam rencana," kata Budi.
Eko menaruh gelas berisi kopi di meja lah.
"Sama halnya urusan kerja. Ada yang kerja di perusahaan, ya ijazah SMA, ya jadi buruh. Ada yang gagal juga, ya tidak kerja di perusahaan," kata Eko.
"Ya tetap saja harus berusaha sebaik mungkin agar kerja, ya mengubah nasif lah. Dari pengangguran jadi kerja. Tujuannya kerja kan untuk nolong orang tua yang telah berusaha keras menyekolahkan anaknya sampai lulus SMA dengan cara hutang sana sini, ya nama juga orang miskin. Bisa di bilang sih balas budi anak ke orang tua," kata Budi.
"Anak berhasil kerja, ya orang tua seneng bukan main. Maka itu lebih baik menyenangkan orang tua dengan harta yang kita yang di dapatkan dengan jalan kebaikan dari pada menyenangkan cewek, ya belum tentu ngertiin kita. Kecuali cewek itu didik sama orang tuanya dengan baik, ya dengan pemahaman ilmu agama yang baik," kata Eko.
"Memang lebih baik menyenangkan orang tua. Aku ini anak berbaktikan Eko?!" kata Budi.
"Sebagai teman yang baik dari kecil sampai dewasa, ya aku tahu Budi lah, ya anak yang berbakti pada orang tua. Rezeki Budi dari kerja kan di berikan kepada orang tua. Ya sama dengan aku lah," kata Eko menegaskan omongan Budi.
"Kalau begitu lebih baik main catur saja!" kata Budi.
"Ok. Main catur!" kata Eko.
Budi telah mengambil papan catur di bawah meja, ya papan catur di taruh atas meja. Budi dan Eko menyusun budak catur di atas papan catur.
"Kalau aku di jodohkan dengan cewek yang menyukai aku, ya aku terima dengan baik," kata Budi.
"Gimana dengan keinginan Budi yang ingin mendapatkan cewek cantik dan kaya. Kalau di jodohkan orang tua, ya pastinya sederajat lah?!" kata Eko.
"Seandainya saja Eko!" kata Budi.
"Oooo seandainya. Aku kirain beneran," kata Eko.
"Ya sudah tidak perlu di bahas lagi. Lebih baik serius main caturnya!" kata Budi.
"Ok!" kata Eko.
Eko dan Budi, ya main catur dengan baik lah.
No comments:
Post a Comment