Siang hari cerah Dono duduk di sebuah kafe kopi di pinggir jalan. Sambil menikmati secangkit kopi Dono menonton pertandingan sepak bola di Hp kesayangannya. Datang Kasino langsung menepuk pundak Dono dari belakang.
"Woy serius amat Dono...?" tanya Kasino.
Sontak Dono pun terkejut sekali, lalu menoleh kebelakang.
"Oh kamu Kasino," saut Dono.
Kasino langsung duduk di sebelah Dono.
"Ngomong-ngomong kamu sendirian Dono....biasanya kencan sama Wulan?" tanya Kasino.
"Ah..jangan Wulan.........," kata Dono cembetut.
"Kenapa Dono........jangan putus...sama Wulan ya?," tanya Kasino.
"Eee.....," saut Dono.
Lalu pelayan kafe kopi dateng menghampiri Kasino dan Dono.
"Pesan apa mas?" tanya pelayan kafe.
"Seperti biasanya....Bonbon..," kata Kasino.
"Kopi manis dan soto babat," kata Bonbon.
"Sip...itu, cepetan ya...saya laper," kata Kasino.
"Ok...beres Mas Kasino," kata Bonbon.
Pelayan kafe kopi masuk ke dalam.
"Dono beneran di putusin?" tanya Kasino.
"Hampir di putusin Wulan...gara-gara saya ketahuan selingkuh sama Dewi," kata Dono.
"Wah.....pantes...manyun di sini. Beneran selingkuh sama Dewi ternyata. Dasar cowok gak setia," kata Kasino sedikit kesel.
"Kasino...kenapa nyolot sih ngomongnya?" tanya Dono.
"Dono........., Wulan cantik dan baik. Susah loe dapetin gadis seperti dia. Eh main api dibelakangnya. Apalagi dengan Dewi. Janda centil...itu. Suaminya yang pernah hidup bersamanya pun bingung menghadapi ke liaran dia," kata Kasino.
"Maksudnya .......Saipul..........," saut Dono.
"Ia........Saipul. Jadi gimana dengan pernyatan Wulan dengan hubungan kalian?" tanya Kasino.
"Wulan.......marah selama satu bulan ini. Saya sudah berkali-kali minta maaf...gak di maafin. Padahal sudah di bujuk dengan banyak hadiah. Tetep aja........di tolak," kata Dono.
"Dono.......sekali sudah mengoyak hati wanita karena perselingkuhan. Wanita tersebut akan jengkel kepada kamu Dono. Karena kamu di cap penghianat. Karena kamu menghilangkan kepercayaan. Wulan berusaha setia ...eh kamunya yang ga kuat dengan ujian.....dari wanita..yang lain," kata Kasino.
"Saya...menyesal sekali......., tapi ya..udahlah...saya terus berusaha minta maaf. Agar dapet kepercayaan lagi. Walau saya tahu untuk mendapat maaf dari Wulan mustahil," kata Dono.
"Ya...jelas.... Dono........ sakit hatinya gak ada obatnya," saut Kasino.
Pelayan kafe kopi pun dateng membawa pesan Kasino dan di taruh di meja.
"Silakan Mas Kasino," kata Bonbon.
"Iya...terima kasih....Bonbon.....dengan pelayan yang baik dan rapih," kata pujian dari Kasino.
"Sama-sama Mas," saut Bonbon.
Pelayan kafe kopi masuk ke dalam. Kasino segera menikmati soto yang enak.
"Kasino....saya boleh nanya gak!?" kata Dono.
"Nanya apa?" saut Kasino.
"Mana yang bener diantara para pemimpin agama dimuka bumi sekarang ini?" kata Dono.
"Oh..itu..jawabannya...gak ada jawabannya. Karena semua pemimpin agama menunjukkan kebenaran dari kebenaran masing-masing. Sampai-sampai karena fanatik menciptakan perang. Pada akhirnya kehancuran di mana-mana. Pada hal itu cuma keegoisan manusia di dasarkan pemahaman atau keyakinan mereka belajar agama saja," kata Kasino.
"Oh...begitu ya, saya jadi bingung. Bagaimana dengan kebenaran para pemimpin kita saat ini yang menjabat di Indonesia untuk mensejahterahkan bangsa?" tanya Dono.
"Oh itu......... Kalau itu sih jawabannya. Sesuai saja dengan Pancasila dan UUD 1945. Lalu kebijakan yang mereka ambil dan di laksanakan harus selaras dan bersinambungan. Istilah kata jangan melanggar peraturan atau menyalahgunakan fasilitas negara demi kepentingan individu atau kelompok. Yang tujuannya pencitraan saja. Pada akhirnya yang terlihat ada ego dan kesombongan dari pemimpin. Yang penting menunduk malu.............pada dasarnya. Para pemimpin yang memimpin negeri ini adalah rakyat jelatah. Mereka di percaya untuk membangun negeri bukan menghancurkannya demi ego. Yang lebih tepatnya memperkaya diri sendiri dan kaumnya," kata Kasino.
"Kaya.....sih belum..kelop...Kasino," saut Dono.
"Ya...itu cuma pandangan saya berdasarkan luasnya saja. Kalau di persempit jawaban dari kebenaran para pemimpin kita saat ini yang menjabat di Indonesia untuk mensejahterahkan bangsa....................belum lah..masih..banyak yang harus di perbaiki.......karena pada awalnya banyak melanggar peraturan di Era Soeharto samai Era Joko Widodo,"kata Kasino.
"Kalau...begitu...sih....susah....untuk jadi bagus," kata Dono.
"Ya..iya..lah. Pemimpin itu jadi contoh dan panutan untuk anak bangsa. Kalau pemimpin pinter ya...otomatis rakyatnya pinter. Kalau pemimpinnya bodoh.....ya...rakyatnya bodoh juga," kata Kasino.
"Kalau itu saya setuju. Kalau Pemimpinnya memberi contoh melanggar peraturan....ya...anak buahnya melanggar peraturan," kata Dono menambahkan.
"Ya...itulah....jawabannya............getahnya itulah. Aib malu yang dibuat oleh para pemimpin yang tidak berpikir dua kali. Yang meruntuhkan tatanan pemerintahan dengan ke egoan atau kesombongan. Apalagikan di publikasikan di seluruh media...... Tambah kacaunya," kata Kasino.
"Kalau begitu saya mau ke rumah Wulan aja deh.....membujuk Wulan memaafkan saya karena kehilafan saya," kata Dono.
"Ya....udah...semoga sukses Dono," saut Kasino.
Dono langsung meninggalkan Kasino lagi asik makan.
"Loh...Dono......bayar dulu....minuman kamu ini," teriak Kasino.
"Kasino...tolong...bayarin dulu.....................," teriak Dono.
"Iya...udah.......sana...urus Wulan......... Gara-gara cewek........lupa bayar kopi," gerutu Kasino.
"Terima kasih Kasino," teriak Dono.
"Ya.....," saut Kasino.
Dono bergegas pergi ke rumah Wulan. Sedangkan Kasino asik menikmati makan dan minumnya di kafe kopi pinggir jalan.