Malam hari. Setelah nonton Tv yang acaranya menarik dan bagus tentang seni dan kebudayaan suku Kamoro dari Papua di chenel TVRI gitu. Seperti biasa sih Budi duduk santai di depan rumahnya sambil menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu.
"Baca cerpen saja!" kata Budi.
Budi mengambil buku di bawah meja, ya buku di buka dengan baik dan cerpen di baca dengan baik gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Yasha Mazur adalah pesulap panggung Yahudi, tukang selingkuh, penipu, dan mistikus pada pergantian abad ke-20. Ambisinya adalah untuk mengetahui cara terbang. Dia melakukan tur di wilayah barat Kekaisaran Rusia lama. Yasha menikah dengan Esther, tetapi dia jarang di rumah di Lublin, dan mereka belum dapat memiliki anak. Gundiknya termasuk Zeftel dan Magda, yang melakukan tur dan tampil bersamanya. Cinta terbesar dalam hidup Yasha adalah janda bangsawan tetapi miskin Emilia dan putri Emilia Halina yang dia anggap sebagai putrinya sendiri. Halina sakit dan membutuhkan perawatan medis, dan Emilia tahu Yasha tidak akan pernah mampu menyediakannya; jadi dia harus tetap bebas untuk menikahi seseorang yang dapat membayar perawatan medis yang dibutuhkan putrinya.
Terobosan besar Yasha sudah di depan mata. Ia meyakinkan manajer/impresarionya Wolsky bahwa ia bisa terbang. Wolsky mengatur pemesanan di teater Alhambra yang bergengsi di Warsawa. Yasha mengantisipasi kesuksesan, tetapi Zeftel mengumumkan bahwa ia akan beremigrasi ke Amerika – ke "Buenos Aires" – di mana seorang pria telah menjanjikannya pekerjaan. Yasha tahu bahwa Buenos Aires ada di Argentina, bukan Amerika. Ia juga tahu bahwa pria yang akan membawanya ke sana adalah seorang germo, yang menjualnya sebagai budak seks. Untuk menyelamatkan Zeftel, Yasha melakukan pertunjukan sulap dan trik kartu khusus untuk germo tersebut dan memberinya uang.
Keesokan paginya, Yasha mengetahui bahwa Zeftel telah berbohong kepadanya, setelah ia mencoba dan gagal membobol rumah Count Zaruski untuk mencuri uang yang dibutuhkan Emilia guna membawa Halina ke Italia untuk berobat, dan agar Emilia mau menikah dengannya, bukan Count. Upayanya membobol rumah itu gagal karena ia melihat pemandangan kekerasan yang mengganggu. Yasha rapuh secara emosional, mengetahui bahwa ia telah kehilangan Emilia dan Halina, serta kariernya. Ia kembali ke kamarnya dan menemukan bahwa Magda bunuh diri.
Benar-benar hancur, Yasha kembali ke rumah Esther. Visi mistiknya tentang kematian menjadi kenyataan, ia mengurung diri di gubuk bata dengan hanya sebuah jendela, yang melaluinya ia menerima makanan dan berkomunikasi dengan orang-orang sebagai orang suci, menyebarkan kebijaksanaan dan berkat. Wolsky tiba, setelah membaca di koran Warsawa tentang orang suci Lublin yang tinggal di kuburan. Ia membawa Emilia bersamanya, yang meminta maaf kepada Yasha dan memintanya untuk berdoa bagi Emilia. Emilia sekarang menjadi Countess Zaruski, dan Halina setidaknya berada di sanatorium di Italia untuk menjalani perawatan.
Pengunjung lain dari jauh juga datang. Dia adalah seorang janda, bercadar tebal dalam duka mendalam, yang juga telah mendengar tentang orang suci di gubuk bata yang menghabiskan hari-harinya dalam doa dan mempelajari Taurat . Dia datang untuk meminta nasihatnya tentang apa yang harus dilakukan: berduka atas kehilangan putrinya yang bunuh diri karena cinta pada seorang pria, dia tidak bisa memaafkan pria itu. Tiba-tiba dia menarik kembali cadarnya dan mengungkapkan bahwa dia adalah Elzbieta, datang bersama Bolek dan beberapa teman untuk membalas kematian Magda dengan membunuh Yasha. Sebuah pendobrak dibawa dan menyerang gubuk bata berulang kali sampai dindingnya runtuh dan gubuk itu terbuka. Elzbieta dan Bolek siap membunuh pria yang mereka salahkan atas bunuh diri Magda. Yasha tidak ada di dalam bata. Dia tidak terlihat di mana pun. Semua jatuh tercengang oleh keajaiban yang nyata, dan kemudian mereka melihat sekawanan angsa di langit, dan satu angsa khususnya, mengejarnya.
***
Budi selesai membaca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
“Emmm,” kata Budi.
Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor Eko di parkirkan di depan rumah Budi. Ya Eko duduk dengan baik sih dekat Budi. Memang sih Eko melihat dengan baik di meja ada kliping.
“Kliping,” kata Eko.
“Emmm,” kata Budi.
Eko mengambil kliping di meja gitu.
“Budi buat kliping lagi, ya kan Budi?” kata Eko.
“Ya aku memang membuat kliping lagi sih. Biasa sih…nilai kreatifitas aku dan nilai belajar aku,” kata Budi.
“Aku buka saja kliping!” kata Eko.
“Emmm,” kata Budi.
Eko membuka kliping dengan baik sih, ya di lihat dan di baca dengan baik sih…artikel-artikel koran di kliping gitu. Budi menunggu Eko selesai membaca artikel-artikel koran di kliping, ya Budi menikmati minum kopi dan makan singkong goreng gitu. Ceritanya di buat dengan baik sih…Eko cukup lama sih membaca artikel-artikel koran di kliping gitu, ya pada akhirnya selesai gitu.
“Kliping yang di buat Budi bagus!” kata Eko.
“Terima kasih Eko…pujiannya!” kata Budi.
“Budi buat kliping…kumpulan…artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik sih…bank-bank yang ada di Batam,” kata Eko.
“Ya memang sih…Eko…aku membuat kliping dengan baik sih…kumpulan artikel-artikel koran yang menceritakan dengan baik sih…tentang bank-bank yang ada di Batam…karena berurusan dengan ekonomi,” kata Budi.
“Memang sih bank-bank berkaitan dengan ekonomi,” kata Eko.
“Orang-orang yang kerja dengan baik di bank-bank, ya mendapatkan uang dan uang di gunakan dengan baik sih….untuk ini dan itu,” kata Budi.
“Orang-orang yang kerja memang berharap mendapat uang, ya uang di gunakan dengan baik untuk ini dan itu,” kata Eko.
“Emmm,” kata Budi.
“Roda ekonomi di gerakkan dengan baik,” kata Eko.
“Memang roda ekonomi di gerakkan dengan baik,” kata Budi.
“Kompetisi tetap terjadi,” kata Eko.
“Persaingan memang terjadi dengan baik sih….urusan bank-bank,” kata Budi.
“Hasil…sih rezeki masing-masing,” kata Eko.
“Omongan Eko benar sekali!” kata Budi.
“Emmm,” kata Eko.
“Emmm,” kata Budi.
Eko menutup kliping dan kliping di taruh di meja dengan baik.
"Budi mau cerita apa tidak?" kata Eko.
"Aku mau cerita Eko!" kata Budi.
"Silakan Budi bercerita dengan baik!" kata Eko.
"Begini ceritanya!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Cerita yang bagus," kata Eko.
"Sekedar cerita saja!" kata Budi.
"Kisah cinta," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Kisah persahabatan yang baik tokoh Valen dan tokoh Robi," kata Eko.
"Yaaa begitulah ceritanya!!!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.