CAMPUR ADUK

Friday, August 17, 2018

BOXING

Seorang pemuda bernama John dateng ke sebuah bengkel langganannya.  Sang pemilik bengkel bernama Huster sedang yang sibuk membenarkan motor di benkelnya, lalu konsentrasinya terpecah karena John datang. Huster menghentikan pekerjaannya sejenak dan bergerak mengambil minum ringan di dalam kulkas dua buah kaleng. John langsung duduk di  sebuah sofa lusuh. 

"Apa gerangan kamu berkunjung ke sini John?" tanya Huster sambil melempar minuman kaleng.

Dengan tanggap John menangkap minuman kaleng, lalu di bukanya minuman ringan tersebut.

"Biasa.....saya butuh uang. Kamu bisa mengatur pertandingan tinju untuk saya," kata John sambil minum-minuman ringan.

Huster pun langsung duduk bersama John. 

"Tapi..kamu tahukan resikonya.....pertandingan tinju ilegal," kata Huster sambil minum -minuman ringannya.

"Saya..tahu itu," kata John.

"Masalah pembagian hasil kerja sama?," tanya Huster.

"Ah..atur saja...seperti biasa," kata John.

"Ok......nolong teman lama," kata Huster.

Huster beranjak dari duduknya dan membuang kaleng minuman ringan di tong sampah begitu juga John. Lalu Huster membereskan semua pekerjaannya dengan rapih di bantu John. Bengkel di tutup oleh Huster dan John. Ke duanya pergi dari bengkel menggunakan motor kros John. Selang waktu sampailah di sebuah bar minuman. 

John memarkirkan motornya dengan baik. Huster turun dari tempat duduk di motor John bergerak menuju sebuah lorong sedangkan John mengikuti dari belakang. Huster pun masuk ke dalam pintu belakang bersama John. Menurunin tangga ke lantai bawah.

Huster bertemu dengan teman baiknya bernama Ateng yang sedang santai di ruangan tertutup sambil melihat pertandingan tinju dari monitor.

"Ateng apa kabar?" sapa Huster sambil bersalaman.

"Baik....Huster..sudah lama tidak berjumpa. Lagi sibuk apa sekarang?. Oh iya silakan duduk!" kata Ateng.

Huster pun langsung duduk bersama dengan Ateng dan duduk di samping Huster.

"Biasa....Ateng...bisnis benkel. Oh...ya saya sedikit masalah. Bisa kamu mengatur pertandingan John...malam ini," kata Huster.

"Bisa.....aja. Kebetulan saya butuh orang memeriahkan acara di tempat saya. Banyak orang yang datang untuk bertaruh," kata Huster.

"Dengarkan ...John...pertandingan mu sudah di atur. Tapi seperti biasanya. Bertahan di ronde pertama untuk menyakinkan penonton. Baru ronde ke dua mulai membalas seperti gertakan," ujar Huster sambil mengingatkan cara kerja pertandingan.

"Ok..beres. Bertahan dan menyerang," saut John.

Ateng kembali asik menonton pertandingan tinju yang di aturnya. Huster dan John pergi ke sebuah ruang ganti. Dengan segera John berganti kostum untuk bertanding tinju. Setelah siap semuanya Huster membawa John ke arena tinju dan bertanding dengan seorang petinju bayaran dan sangat hebat bernama Roky dan pelatihnya Mustafa. 

John tidak gentar melawan Roky yang tubuhnya lebih besar darinya. Sorak-sorai pecinta tinju liar dan sekaligus ajang judi. John sudah siap resiko dengan pertandingan ilegal di tempatnya Ateng. Wasit pun mempertemukan 2 petinju. Lalu di mulailah pertandingan tinju di iringi bel di bunyikan. Roky yang bersemangat ingin menjatuhkan John dengan meninju bertubi-tubi. Sedangkan John bertahan dengan menutup mukanya dengan ke dua sikunya secara terus menerus serangan  Roky langsung. Akhirnya bel pun berbunyi tanda ronde pertama selesai.

Roky kembali ke tempat istirahatnya sebentar di sisi ring dan pelatihnya Mustafa memberikan arahan kepadanya. John pun duduk di sisi ring dan Huster memberikan arahan. Lalu wasit memanggil ke dua petinju. Lalu bel di bunyikan tanda ronde ke dua di mulai. Roky langsung menyerang dengan serangan cepat. John yang mulai panas mulai menghindari serangan dari Roky. Ketika ada celah sedikit John melancarkan serangan tinjuannya. Karena Roky terus-menerus menyerang sampai lupa kalau pertahannya lemah. Saat itu lah serangan John masuk mengarah muka Roky. 

Roky mendapatkan serangan kuat John langsung kelieng. Tapi tiba-tiba Huster dapat pesat dari anak buah Ateng. John pun melihatnya Huster bicara dengan anak buah Ateng. Mau gak mau Huster memberi arahan pada John. Untuk kalah di ronde 2 dengan kode tangan yang tahu hanya John dan Huster. John pun mengerti lalu dengan berpura-pura John bertanding dengan Roky. 

Kesadaran Roky pun kembali. Lalu menyerang John yang lengah. Dengan tinjuan yang kuat sekali sampai John jatuh di ring tinju. Wasit mulai menghitungnya. Tapi John tidak bangun dari jatuhnya. Ketika hitungan 10 berakhir. Roky menang mengalahkan John dengan 2 ronde.

Roky dan Mustafa bergembira dengan kemenangannya. Sedangkan Huster membawa John ke ruangan ganti. Ekting John pun meyakinkan semua orang. Lalu Ateng pun dateng di ruang ganti di mana ada John dan Huster. Di keluarkan lah uang di dalam amplop kuning ke pada Huster. Sedangkan John sibuk berganti pakaian.

Huster pun senang dengan bayaran yang di terima dari Ateng.  Lalu Ateng keluar dari ruang ganti. Huster dan John keluar dari ruang ganti. Sampai Di parkiran motor. Huster yang membawa motornya John sampai pulang ke rumah. Selang berapa saat sampai di benkel Huster. Lalu Huster menyerahkan uangnya ke John. Seperti biasa John membagi hasil kerjanya ke Huster.  Dengan senang hati Huster menerima uang dari John.

Lalu John pun berpamitan dengan Huster. Motor kros pun di bawa oleh John dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju tempat yang terbaik. Lalu uang hasil kerja John bertinju untuk menolong orang yang di sayanginya mengalami ke celakaan di tabrak mobil. Dokter sekuat tenaga menyelamatkan orang yang di cintai John. Gadis yang masih terbaring di ruang ACU bernama Lisa. Gadis cantik yang membuat John sadar dari keburukannya menjadi anak jalanan metropolitan.

ANAK LANGIT

Saat sibuk membereskan semua pekerjaannya di rumah Boni mendapatkan kabar dari sebuah pesan singkat lewat sms bahwa teman-temanya di culik. Boni pun sebenarnya ragu-ragu dengan pesan singkat lewat sms. Lalu dengan inisiatif Boni mencari tahu dengan mengunakan jaringannya. Ternyata benar teman-temannya Boni di sekap di gedung tua oleh Artur dan kawan-kawan. Boni sebenarnya tidak mau ikut campur dengan sindikat narkotika di dalam jaringan ke polisian. Tapi karena berkenaan dengan nyawa teman-temannya di culik. Boni bergegas untuk pergi menuju gedung tua dengan mengunakan motor. Sampai di gedung tua Boni memarkirkan motornya. Dengan perlahan Boni masuk ke dalam gedung tua dan bertemu dengan Artur seorang preman. 

"Dateng juga kamu Boni. Padahal kamu tahu ini jebakan," kata Artur.

"Ia..saya..sudah tahu. Dimana teman-teman saya yang kamu culik?," tanya Boni.

"Lihat saja sendiri di sebelah kanan kamu," jawab Artur.

Keluarlah segerombolan preman dari sebelah kanan Boni dengan membawa 2 orang sandera. 

"Lepaskan mereka," teriak Boni.

"Becanda kamu," saut Artur.

Lalu ke dua sandera berteriak-teriak sangat keras meminta pertolongan pada Boni. Sontak Boni ingin menolong 2 temannya. Tapi langkah Boni terhalangi oleh preman bernama Sam  yang bertubuh besar dan gendut.

"Jangan macam-macam...kamu Boni," kata Sam.

"Eeeee," gramnya Boni menahan ke kesalannya. 

Tiba-tiba Boni langsung di serang oleh preman bernama Tony dari belakang dengan sebuah tongkat mengenai punggung. Boni tidak sempat untuk melakukan perlawanan karena pandangan terfokus oleh Sam yang hendak menghajarnya. Seketika Boni pun mengalami pusing dan akhirnya jatuh ke lantai dan pingsan.

"Kakak.," teriak teman-teman Boni.

Sam dan Tony mengikat tangan Boni dengan tali dan membawa ke sebuah ruangan kosong. Lalu Sam membawa air seember dan di siram ke Boni. Perlahan-lahan Boni sadar dan melihat Sam sudah di depan matanya.

"Bangun juga kamu Boni," kata Sam.

Sam pun melepaskankan tali pinggang dari celananya.

"Saya...akan menghancurkan kamu Boni," kata Sam yang bersiap untuk mencambuk Boni.

Boni pun berusaha untuk membela diri. Tapi keadaanlah yang akhirnya Boni hanya  bisa menahan diri dari cambukan Sam yang sangat kuat. Dengan menahan sakit Boni sampai kulitnya terkelupas dan darah pun keluar. Sam memuaskan dirinya menghajar Boni. Setelah itu Boni di bawa ke ruangan lain di satukan dengan teman-temannya. Boni tetap sadar dan menahan rasa sakitnya sambil melihat keadaan teman-temannya baik-baik saja.

Lalu temannya Boni bernama Bagong berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya dengan menggunakan sebuah logam yang tajam. Dengan susah payah Bagong akhirnya berhasil melepaskan tali yang mengikatnya. Lalu segera melepaskan ikatan tali pada Boni dan temannya  bernama Petruk.

"Ayo kita keluar dari sini!" kata Boni.

"Bagaimana caranya?" tanya Bagong.

"Iya...bagaimana caranya? banyak preman di sini," saut Petruk.

"Ketika mereka dateng saya akan bertarung dengan mereka satu persatu setelah itu kalian berdua kabur. Apa kalian berdua mengerti?" kata Boni memberikan arahan ke dua temannya.

"Iya," jawab Bagong dan Petruk.

Boni dan teman-temannya bersiap. Terdengarlah langkah kaki dan pintu terbuka. Terlihat sosok Sam di hadapan Boni. Padahal Boni bersembunyi di belakang pintu sedangkan teman-temannya berpura-pura terikat dan tidak berdaya di lantai. Boni langsung  memukul dengan kuat Sam bagian lehernya  dari belakang dengan tinjuan. 

Sontak Sam merasa sakit dan berbalik arah. Lalu Boni melancarkan tinjuan ke arah muka Sam berkali-kali sampai terjatuh di lantai. Petruk dan Bagung bergerak keluar dari ruangan dengan berlari mencari jalan keluar. Boni pun mengikuti teman-teman-temannya dari belakang. Tapi ke tiganya salah perhitungan. Jalan yang di lewati bukan jalan ke luar malah jalan buntu tapi terlihat langit-langit yang terbuka oleh mata Bagong.

"Gimana sekarang?" kata Petruk.

"Saya juga Bingung," saut Boni.

Sedangkan Bagong dengan inisiatifnya mengambil pipa besi yang tertempel di dinding. Dengan susah payah Bagong berhasil menarik pipa sampai terlepas.

"Untuk apa pipa ini?" tanya Petruk.

"Untuk melarikan diri," kata Bagong.

"Bagaimana caranya?" tanya Petruk.

"Lihat sendiri," jawab Bagong.

"Semoga berhasil!" dukungan Boni.

Bagong mulai mengarahkan pipa ke salah satu dinding lalu bersiap berlari dengan cepat dan menciptakan tolakan. Bagong terbang ke langit melewati dinding yang tinggi. Bagong jatuh ke sebuah kotak kayu sampai tangan kanan terluka akibat beling. Bagong pun mencabut beling yang menancap di lengan kanannya. Darah pun keluar banyak sekali. Bagong pun berusaha menahan sakitnya.

"Teman-teman..tunggu saya untuk mencari pertolongan," kata Bagong sambil berjalan sempoyongan.

 Sedangkan Boni dan Petruk terjebak oleh Tony dan kawan-kawan.

"Dimana teman kamu satu lagi?," tanya Tony.

"Sudah pergi dengan  terbang ke langit seperti burung," jawab Boni.

"Cari....temannya si brengsek ini yang melarikan diri!" perintah Tony ke teman-temannya.

"iya," jawab semua preman.

Boni dan Petruk tidak bisa melarikan diri dan pasrah di tangan Tony dan teman-temannya dan kembali di masukkan ke dalam ruangan penyekapan. Bagong pun berusaha mencari pertolongan. Tapi para warga sekitar tidak mengrubis sama sekali dengan keadaan Bagong yang bersimbah darah. Bagong pun memberanikan diri ingin meminjam telpon ke sebuah Ibu-Ibu yang sedang asik menelpon di jalan. Ketika melihat Bagong dengan penuh luka ketakutan sekali Ibu-Ibu yang sedang asik menelpon dan pergi dari tempatnya berdiri. Hpnya pun terjatuh. Bagong dengan cekatan menangkap Hp Ibu-Ibu yang ketakutan. Lalu Bagong menggunakan Hp tersebut menelpon temannya Richat.

"Halo," kata Bagong.

Kontak pun terjadi. Temannya Bagong pun menaggapi dengan cepat.

"Siapa ini?," tanya Richat.

"Tolong kami," kata Bagong.

"Bagong....kamu di mana?," tanya Richat.

Tiba-tiba Bagong pun kehilangan ke sadaran dan pingsan di jalan tortoar.  Padahal komunikasi sedang berlangsung. Richat pu langsung mengambil kesimpulan sendiri dan bergerak dengan beberapa teman-temannya. Sedang Ibu-Ibu yang Hp yang di pakai Bagong  membawa 2 orang polisi. Terlihat oleh 2 orang polisi seorang pemuda yang terluka parah di jalan tortoar. Dengan salah satu Polisi segera menelpon unit bantuan untuk menyelamatkan pemuda yang terluka parah. Dengan waktu yang cepat datang juga mobil ambulan dan di bawalah Bagong ke rumah sakit.

Richat pun berusaha mencari informasi dengan lewat jaringannya. Akhirnya Richat mendapat lokasi Boni dan kawan-kawan. Dengan segera Richat membawa teman-temannya untuk membebaskan Boni dan teman-temannya ke sebuah gedung tua. Selang berapa saat sampai di gedung tua. Richat dan teman-temannya yang gahar langsung menyerang semua preman dengan sebuah tongkat besi.

Pertarungan sangat sengit antara 2 gang. Richat terus saja mengamuk sampai semua preman kalah dan kocar kacir. Sampai-sampai Richat menghajar Artur yang yang menghianati Boni. Sampai di ruangan penyekapan Richat membebaskan Boni dan Petruk yang terikat. 

"Terima kasih..Richat," kata Boni.

"Terima kasih..Kakak Richat," saut Petruk.

"Iya...sama-sama," jawab Richat.

"Oh..gimana dengan Sam dalang dari pencurian ini?" tanya Boni.

"Kabur......kalah dalam pertarungan  dengan saya," kata Richat.

"Saya..harus mencari dia...," kata Boni.

Boni pun bergerak cepat mencari Sam. Sedangkan Richat membawa Petruk ke rumah sakit untuk di obati. Dengan keadaan terluka Boni mencari Sam. Sampai di rumahnya Sam. Boni melihat Sam sudah meninggal dunia dengan luka tembakan. Lalu Boni berusaha untuk pergi dari rumah Sam tapi ternyata polisi datang dan menuduh Boni pelakunya.

Boni berusaha membela diri dengan menerangkan ke pada polisi. Tapi polisi tidak mau menerima penjelasan Boni di TKP. Boni di bawa ke polisi untuk di intrograsi. Tapi di benak Boni tahu siapa dalang berikutnya yang menjebaknya. Prediksi Boni pun akhirnya benar sekali. Seorang anggota polisi ada di tempat kejadian. Yang membunuh Sam adalah teman kerjanya di ke polisian bernama Joko.

Boni terjebak oleh sistem kerja polisi. Saat di intrograsi Joko pun ada dan memalsukan semua data untuk supaya Boni jatuh ke dalam penjara. Walau pun Boni berusaha tetap membela dirinya. Karena siasat di dalam kepolisianlah Boni mendekam di penjara dengan tuduhan membunuh anggota polisi yang bernama Sam. 

"Pantaslah kalau gedung kepolisian di serang bom oleh beberapa pihak yang tidak suka. Kalau di dalam sistemnya ada penjahat berbalut seragam polisi," kata hati Boni.

Boni pasrah dengan keadaan dirinya  di dalam penjara yang sunyi dan senyap.

ISA DAN ISA

Sebuah taman kota  di pinggiran kota besar. Ada seorang anak kecil duduk dan menangis terseduh-seduh karena kakinya terluka karena terjatuh saat bermain di bak pasir. Tak satu pun orang mengrubis anak kecil menangis. Sesosok pemuda berjubah putih datang menghampiri anak kecil tersebut. 

"Jangan menangis anak kecil. Om akan mengobati kaki mu yang terluka," katanya.

Anak kecil diam saja dan isak tangisnya berhenti.

Pemuda tersebut menyentuh kaki anak kecil yang terluka dengan telapak tangannya dan berdoa. Sekejab luka anak kecil tersebut pun menghilang.

"Nah.....kamu sudah sembuh sekarang ya nak," kata pemuda.

"Terima...kasih...Om..telah menyembuhkan luka di kaki saya. Tapi kenapa cepat sembuh ya?," kata anak kecil.

"Muzijat......semua atas izin Alloh SWT," kata pemuda.

"Muzijat..toh. Saya tidak mengerti. Tapi Terima kasih..lagi atas pertolongannya ya ...Om," kata anak kecil.

"Anak pintar. Iya sama-sama," kata pemuda sambil mengelus-ngelus rambutnya.

"Saya pintarlah...Ibu saya selalu memuji begitu," saut anak kecil.

Pemuda mendengar omongan anak kecil pun senang sekali.

"Anak baik...didik Ibunya dengan baik," kata anak kecil.

"Iya....lah saya anak yang baik ibu selalu bilang kepada saya harus menghormati orang lebih tua," saut anak kecil.

Pemuda merasa senang sekali dengan omongan anak kecil tersebut. Lalu Pemuda mengangkat tangan kanannya ke atas langit dan berdoa. Keajaiban pun terjadi. Sebuah es krim coklat di tangan kanan pemuda dan berikan kepada anak kecil  sambil berkata "Hadiah untuk anak yang pintar dan berakhlak baik."

Anak kecil langsung menyambut es krim yang berikan pemuda putih dengan tangan kanannya sambil berkata "Terima kasih ya...Om."

"Iya..sama-sama," jawab pemuda.

Anak kecil langsung memakan es krimnya. Lalu pemuda pun bertanya kepada anak kecil tersebut "Nak ..nama mu siapa?." sontak anak kecil pun menjawab dengan baik "Isa."

Pemuda pun sedikit terkejut dan berkata "Nama kamu sama dengan nama saya..... Isa juga."

"Om.....juga namanya Isa. Wah Ibu saya gimana ngasih nama saya kok pasaran banyak orang yang make. Pada hal Ibu bilang nama Isa diambil di saat saya lahir. Ketika Ibu menjalankan kewajiban sebagai muslim yang baik yaitu sholat isya," kata anak kecil.

Pemuda pun menahan tawanya dan menunjukkan senyum yang indah lalu berkata "Anak yang lucu." Sontak anak kecil yang bernama Isa berkata "Iya saya lucu...banyak orang yang gemes dengan kelucuan saya...sampai mencupit pipi saya sampai merah."

Isa mendengarkan dengan ocehan anak kecil tersebut bahagia.

"Bener-bener anak yang polos. Banggalah orang tua kamu dengan kepintaran kamu," kata pemuda bernama Isa.

Tiba-tiba terdengar suara Ibu-Ibu yang memanggil nama Isa berkali-kali. Sontak si Isa kecil menjawab "Iya..Ibu sebentar." bergerak si anak kecil mendatangi Ibunya. Sedang pemuda bernama Isa pun menghilang. 

"Ibu...Ibu....," kata anak kecil.

"Anak kesayangan Ibu. Sudah di bilangin mainnya jangan jauh-jauh. Ibu susah mencari kamu," kata Ibu.

"Maaf Ibu....kalau Ibu khawatir.....Isa mainnya jauh-jauh," katanya.

"Iya....Ibu maafkan. Tapi ngomong-ngomong dari mana es krim yang kamu makan?," kata Ibu.

"Dari....Om yang baik hatinya ngobatin kaki saya yang terluka," kata Isa yang polos.

"Apa kamu terluka....mana-mana Ibu periksa?," kata Ibu yang khawatir.

Dengan seksama sang Ibu memeriksa kaki anaknya. 

"Gak ada bekas lukanya nak...," kata Ibunya.

"Kata Om yang ngobatin itu Muzijat," ujar Isa yang polos.

"Muzijat...kaya......seperti kisah para nabi saja. Ah mana mungkin. Nama orang yang mengobati kamu siapa namanya?," kata Ibu.

"Om...tadi nama Isa," kata Isa yang lugu.

"Isa...namanya sama dengan nama anak saya...," kata Ibu.

"Iya...kan...nama saya pasaran banyak yang make," kata Isa yang lugu banget.

"Udah..yuk pulang!" kata Ibu.

"Iya...Ibu," jawab Isa dengan polos.

Ibu dan anak pun pulang ke rumah  dengan perasaan yang penuh bahagia.

PURNAMA

Pagi yang cerah sekali. Hengki bangun dari tidurnya dan segera berbenah-benah diri sampai berpenampilan ganteng sekali. Henki keluar dari apartemen menuju mobilnya yang di parkiran dan membawanya sampai ke tempat kerjanya di sebuah stasiun radio swasta yang bernama Prambos. Henki langsung masuk ke dalam ruangan siaran. Timnya Hengki pun sudah mengatur semua dengan baik. 

Henki mulai siaran paginya  dengan baik. Semua tim di yang membantu Henki puas sekali karena jumlah pendengar radio terus naik. Hengki pun di panggil bertemu dengan bosnya bernama Kasino di dalam ruangannya. Dengan perasaan dik-duk Henki mengetuk pintu ruangan bos Kasino.

"Permisi bos," kata Henki.

"Ya..silakan Henki duduk," saut bos Kasino.

"Iya..," jawab Henki.

Hengki langsung duduk di sofa. Lalu sekertaris bos Kasino masuk dan memberikan sebuah file dalam map. Setelah itu seketaris bos Kasino yang cantik bernama Mira keluar dari ruangan. Bos Kasino pun membaca file dengan baik langsung bergerak duduk bersama Henki.

"Bagus...kerja kamu berhasil menaikan reting siaran radio ini," pujian bos Kasino.

"Terima kasih bos. Tetapi tidak sepenuhnya saya yang menaikan reting siaran. Ada tim yang membantu saya sudah seperti keluarga. Kalau bukan karena mereka semua saya tidak akan berhasil seperti ini," kata Henki dengan rendah hati.

"Benar...juga. Mereka telah bekerja sama dengan kamu untuk mengumpulkan data dan menganalisa agar siaran kamu di minati masyarakat. Apa lagi citra kamu di mata mereka baik dan juga di mata masyarakat," kata bos Kasino.

"Kalau itu sih penilaian setiap individu dan kelompok. Cuma saya sendiri bisa bawa diri aja. Maksudnya pembawaan saya," kata Hengki.

"Lugu dan santun. Tidak di buat-buat," kata bos Kasino.

"Ya..itu..maksudnya," kata Hengki.

Tiba-tiba ada telpon yang berdering. Bos Kasino pun mengangkatnya. Ternyata Hengki pun mendapat telpon juga. Dengan permisi keluar dari ruangan bos Kasino. Lalu Henki menjawab telpon. Tak di sangka dan tidak di duga Hengki ketiban rezeki. Hengki mendapatkan tawaran iklan dan film.  Sangking gembiranya Hengki berteriak "Haaaa." Semua orang terkejut begitu dengan bos Kasino dan bertanya kepada Henki "Ada..apa?." Hengki yang malu dengan ulahnya yang ke kanak-kanakan sambil menunduk dan berkata "Maaf saya tidak sengaja dan menggangu aktivitas kalian semua." Semua orang pun mengerti dengan perkataan maaf dari Hengki dan kembali kerja lagi begitu dengan bos Kasino melanjutkan pembicaraan lewat telpon urusan bisnis.

Hengki pun bergegas pulang ke rumah untuk beristirahat. Sampai di rumah Hengki kalau ada kencan dengan pacarnya bernama Sinta. Lalu dengan cepat menyulap ruang apartemen secantik mungkin untuk acara makan malam. Hengki dengan sabar menunggu di dalam apartemennya. Bel pun berbunyi. Hengki beranjak dari duduknya dan mematikan Tv langsung menuju pintu dan tidak lupa mebawa sebuket bunga mawar putih. Dengan perlahan pintu pun di buka dan menyerahkan buket mawar putih. 

"Terima kasih," kata gandis cantik bernama Lesti menerima buket bunga mawar putih.

"Haaaa. Kamu siapa?," tanya Hengki.

"Saya.....anak Bapak.....," kata Lesti dengan lugu sekali.

"Haaaaa. Mana mungkin....... Jangan-jangan kamu salah orang," kata Hengki.

"Saya tidak salah kok. Saya punya buktinya," kata Lesti memberikan file dalam sebuah map berwarna biru.

Hengki langsung membaca dengan seksama file yang di berikan Lesti. 

"Ternyata benar..kamu anak saya, " kata Hengki sok berat.

"Sekarang Ibu telah meninggal dunia. Jadi saya sebatang kara mencari Bapak. Ibu menitip pesan sebelum meninggal. Ibu merasa bersalah meninggalkan Bapak di usia pernikahan seumur jagung," kata Lesti.

"Nanti aja..ya ceritanya masuk ke dalam. Bapak ada tamu," kata Hengki.

"Iya..," jawab Lesti.

Lesti pun masuk ke dalam apartemen dengan membawa semua barang-barangnya. Tiba-tiba bel berbunyi lagi. Hengki makin panik. Lalu Lesti di bawa masuk ke dalam kamar tidur oleh Hengki. 

"Tapi....Bapak....saya sakit perut mau ke kamar kecil," kata Lesti.

"Nanti aja. Tahan dulu. Diam di kamar ini!" perintah Hengki.

Pintu kamar di tutup Hengki. Lalu Hengki menuju ruang tamu dan membuka pintu.

"Lama..menunggu ya sayang," kata Hengki.

"Ya..lumayan deh," kata Sinta.

Sinta langsung masuk ke dalam apartemen dan menuju ruang makan. Tapi tiba-tiba Lesti terlihat oleh Sinta.

"Siapa dia?" tanya Sinta dengan marah sekali.

"Dia....dia.....," kata Hengki dengan penuh ketakutan sekali.

Sinta yang terlanjur marah sekali.

"Jangan-jangan selingkuhan kamu. Kita putus...," kata Sinta sambil menampar Hengki dengan kuat sekali.

Sinta langsung keluar dari apartemen Hengki  dengan penuh kecewa. Hengki menahan rasa sakit akibat tamparan Sinta. Sedangkan Lesti malah makan dengan santai. Hengki pun pusing sekali dengan ke datangan anaknya dari kampung. Duduklah Hengki makan bersama dengan Lesti.

"Bapak tidak apa-apa?" tanya Lesti.

"Enggak.....," jawab Hengki dengan kesal sekali.

"Kalau gitu makan dong. Sayang ini makan dan minuman yang di siapin Bapak untuk kencan," kata Lesti dengan lugu.

"Saya makan," kata Hengki.

Hengki dan Lesti makan malam dengan tenang sekali. Selesai makan Lesti membereskan semuanya sampai bersih dan rapih. Sedangkan Hengki  duduk di belakon sambil memandangin langit yang bertabur bintang di terangi oleh bulan purnama yang indah. Hengki terbawa suasana teringat dengan kisah cintanya dengan Ibunya Lesti bernama Tiara.

Lesti melihat Bapak Hengki yang meratap. Dengan membawa makan kecil dan minum di taruh di meja. Lalu Lesti menegur Bapaknya.

"Lagi..rindu sama Ibu ya?" tanya Lesti.

"Iya....Bapak rindu dengan Ibu..mu," jawab Henki sambil duduk sofa.

"Ibu juga..sering memikirkan Bapak sama seperti ini sambil memandangi bulan purnama yang indah," kata Lesti.

"Bapak tahu..Ibumu masih mencintai Bapak. Tapi karena keputusan Ibumu untuk berpisah. Pernikahan kami di usia muda setelah lulus SMA. Masa itu kami berdua masih labil sekali. Bapak banyak mimpi yang harus di perjuangkan. Sedangkan Ibu hanya ingin ke sederhanaan saja. Karena egoisan Bapaklah akhirnya kami bertengkar. Ibumu tidak tahan dengan pertengkaran tiap hari. Akhirnya seperti ini. Kamu yang harus menderita," kata Hengki.

"Ahhhh..gak usah di pikirin Bapak. Ibu sudah banyak cerita. Sedangkan saya didik Ibu dengan baik," kata Lesti.

Keasikan Bapak dan anak ngobrol sampai waktu tidur. Keesokan harinya Lesti menjadi anak yang berbakti menyiapkan makan pagi untuk Bapaknya. Hengki seperti biasa menyiapkan penampilannya yang ganteng dan rapih sekali. Lalu sarapan bersama anaknya.

"Enak.....masakan kamu Lesti," puji Hengki.

"Terima kasih Bapak. Tapi semua ini Ibu yang mengajarkan saya untuk pandai memasak," kata Lesti.

"Ibumu..pandai mendidik kamu," kata Hengki.

Setelah perut Hengki kenyang langsung menuju kantornya untuk siaran radio. Semua teman-temannya telah menungu Hengki. Mulailah siaran radio dengan penuh kecerian sampai selesai. Lalu Hengki melanjutkan sekejulnya untuk suting iklan sampai larut malam. Di apartemen Lesti  santai nonton Tv menunggu Bapaknya pulang. Dengan sabar menunggu akhirnya Bapaknya pulang dan membawakan baju-baju yang bermerek untuk Lesti. Dengan senang sekali Lesti menerima baju yang di belikan Bapaknya.

."Terima kasih..Bapak," kata Lesti.

"Sama-sama," kata Hengki.

Hengki langsung berbenah-benah diri. Sedangkan Lesti mencobain semua baju baru yang di belikan Bapaknya di kamar. Setelah Hengki selesai berbenah diri dan sambil nonton film horor. Lesti keluar dari kamarnya.

"Bapak pakaianya banyak gak pas dengan Lesti," katanya.

"Maksudnya kebesaran," kata Hengki.

"Iya...begitulah...," kata Lesti.

"Ya...udah...kamu beli sendiri aja deh," kata Hengki sambil mengeluarkan kartu ATMnya dan di berikan ke pada Lesti anak semata wayangnya.

"Terima kasih Bapak," kata Lesti sambil mengambil kartu ATM.

"Iya..sama-sama," kata Hengki.

Ke esokan  paginya Hengki mengajak Lesti berbelanja ke mal. Dengan sembunyi-sembunyi Hengki menjaga anaknya dari belakang. Sedangkan Lesti jojong belanja pakaian yang bagus dan sepatu yang bagus. Hengki sebenarnya takut ketahuan oleh wartawan nanti jadi objek pemberitaan yang bukan-bukan. Setelah berbelanja di mal Lesti di bawa oleh Bapaknya ke sebuah kafe langganannya. Selang berapa saat sampai di sebuah kafe teman Hengki yang bernama Bob.

Hengki menceritakan semuanya sama Bob di dalam kantornya sambil makan dan minum. Bob memaklumin keadaan Hengki yang sebenarnya. Lalu Lesti mencoba bernyayi di kafe Bob. Hengki dan Bob pun terkejut sekali dengan suara Lesti yang merdu sekali.

"Bener-bener anak kamu Hengki," kata Bob.

"Iya..memang anak saya," saut Hengki.

"Sudah cantik. Berbakat lagi jadi bintang. Boleh gak saya kencan dengan anak mu," kata Bob.

"Muka gila loe," kata Hengki.

"Saya ..cuma becanda," kata Bob.

"Sama saya juga," kata Hengki.

"Gimana kalau Lesti di bekerja dengan saya. Untuk menyanyi di kafe saya," saran Bob.

"Gak..usah...terima kasih banyak," kata Hengki.

"Lihat dengan baik banyak pengunjung  suka dengan penampilan Lesti," kata Bob.

"Emmmm...gak lah," kata Hengki menolak tawaran Bob.

Hengki langsung membayar semua makan dan minumnya sama Bob. Lalu pulanglah Hengki dan Lesti dengan mobil sampai ke apartemen. Di sisi lain seorang pemuda bernama Riski melihat penampilan Lesti menyayi di kafe yang di rekam lewat Hp dan di sebarkan lewat jaringan Youtube. Riski bergerak mencari keberadaan Lesti. Dengan berusaha sekeras mungkin akhirnya Riski bertemu dengan Lesti di sebuah toko buku di sebuah mal. Lesti dan Riski saling berpandangan mata. Kemudian Riski mengajak Lesti untuk makan di sebuah kafe sambil banyak bercerita. Pada saat itu Hengki sedang asik kencan dengan cewek bernama Mila. Tak sengaja Hengki melihat Lesti sedang kencan bersama pemuda.

"Mau..main-main dengan anak saya," kata kesal Hengki.

Lesti dan Riski menyelesaikan  makannya dan pergi dari kafe. Sedangkan Hengki pun menyelesaikan kencannya bersama Mila. Riski mengantar Lesti pulang ke apartemen. Saat berpisah Lesti mencium pipi Riski. Hengki mendatengin anaknya yang lagi kasmaran menunggu di depan lif.

"Siapa tadi bersama kamu?" tanya Hengki.

"Temen SMA...," jawab Lesti dengan malu-malu.

"Oh...pacar," kata Hengki.

"Bapak.......temen kok," saut Lesti.

"Pacaran juga gak apa-apa," kata Hengki.

"Oh..gimana kencan Bapak?" tanya Lesti.

"Ya.....berjalan lancar sih. Kayanya..kamu dapet Ibu baru," kata Hengki.

"Tapi...orang di sukai Bapak....umurnya gak jauh sama dengan Lesti," katanya.  

"Biarin aja....Bapak mu masih muda dan ganteng," pedenya Hengki.

"Biasa....aja Bapak," saut Lesti.

Saat obrolan Bapak dan anak asik di depan lif. Riski menyaksikan dengan seksama ulah Lesti dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng dari jauh. Riski pun kesal sekali. Lalu Lesti dan Hengki masuk ke lif.  

"Jadi Lesti mengkhianatin saya," kata Riski yang geram sekali.

Riski pun pulang ke rumahnya. Hengki dan Lesti sampai di apartemen langsung beristirahat dengan tenang.

ORANG KETIGA

Langit yang cerah di tepi pantai. Doni sedang asik menikmati liburannya  sambil duduk di bawah pohon rindang. Tak lupa Doni  membawa alat teropong. Dengan seksama Doni melihat pemandangan indah lewat teropong.

"Seksi..seksi..,"celoteh Doni.

Lagi asik meneropong pemandangan indah Doni tidak sadar melihat sesosok wanita cantik berpakaian bikini. Lalu Doni menaruh teropongnya ke samping tempat duduknya. Lalu wanita cantik mendekati Doni lebih dekat.

"Asik..ya..melihat pemandangan indah," kata wanita cantik sambil menampar pipinya Doni.

"Parrrrrrrr," suara tamparan di pipinya Doni.

Doni memegang pipinya yang merah.

"Aduh...sakit," kata Doni.

Wanita yang menampar Doni langsung pergi begitu saja. Doni pun jadi bingung dengan ulah wanita yang menampar pipinya. 

"Apa saya lagi sial ya. Banyak wanita yang di lihat pake teropong tidak marah. Eh....gara-gara lewat  sini langsung di tampar. Sakit lagi," kata Doni.

Doni beranjak dari duduknya dan membawa alat teropong pergi untuk pulang melupakan liburan yang di pantai sungguh menyakitkan. Doni berjalan ke parkiran mobilnya dan tidak sengaja menabrak seseorang sampai peropongnya jatuh. Doni pun memaklumi ke tidak sengajaannya begitu orang yang di tabraknya. Saat alat teropong di pungut di tanah berpasir posisi Doni menunduk tidak sengaja seorang wanita cantik berdiri di depan Doni. Terlihat di dalam roknya ada tato mawar di paha sebelah kiri dan celana dalam pink.

Doni pun tidak sengaja celetuk dan berkata "Pink." Wanita cantik melihat ulah Doni yang mesum.

"Kamu melihat di dalam rok saya....," kata wanita cantik sambil melancarkan tanparan ke arah pipi Doni.

"Parrrrr," suara tamparan keras.

Wanita cantik langsung pergi begitu saja. Doni pun bingung sekali dengan wanita yang menampar dirinya.

"Salah saya apa? pada hal saya mau mengambil teropong yang jatuh. Lagi-lagi pipi saya di tampar. Mau nikmati liburan malah sial di tampar," kata Doni.

Doni pun penasaran siapa yang menamparnya? lalu menggunakan teropong melihat wanita yang menamparnya dari ke jauhan. Terlihat jelas oleh Doni sosok wanita yang menamparnya.

"Lagi..lagi..cewek yang di ke temui di pantai yang menampar saya. Kalau di lihat espresinya kaya ada masalah. Biasanya wanita jadi sensitif dengan sekitarnya gara-gara ada masalah dengan pacarnya," kata Doni.

Doni terus memperhatikan wanita yang menamparnya dari jauh lewat teropongnya. Tiba-tiba wanita cantik mendekati seorang cowok yang sedang santai bersama seorang cewek yang cantik banget.

"Loh....kaya sinetron orang ketiga atau lebih tepatnya cinta segitiga," celoteh Doni sambil mengawasi lewat teropongnya.

Doni mengakhiri pengintainya terhadap wanita yang menamparnya dan masuk mobil. Doni pun membawa mobil dengan perasaan kesal sekali sampai di rumah. Selang berapa saat sampai di rumah Doni langsung membereskan pekerjaannya yang di tunda karena liburan. Dengan fokusnya mengerjakan pekerjaannya akhirnya Doni berhasil menuntaskan semuanya.

"Waktunya istirahat," kata Doni.

Doni langsung meninggalkan pekerjaannya yang telah selesai di taruh di atas meja. Doni pergi ke dapur untuk membuat kopi panas. Setelah jadi membuat kopi panas di cankir yang cantik Doni membawanya ke teras rumah sambil santai. Lalu sebuah mobil mewah masuk ke dalam halaman rumah di depan rumahnya Doni. Dengan seksama Doni menyaksikannya dengan sambil minum kopi di teras rumah. Keluarlah sesosok wanita cantik dari dalam mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Doni pun terkejut melihat wanita tersebut.

Karena penasaran dengan wanita yang di lihatnya di rumah depannya. Lalu Doni mengambil sebuah teropong yang di taruh di atas meja. Dengan cepat Doni mengambil teropongnya dan mulai melakukan pengintaian dari depan pintu. Dengan seksama Doni melihat wanita yang bertamu di depan rumah sambil berbincang-bincang di teras depan Lila anaknya Pak Bowo.

"Sial...itu cewek yang menampar saya 2 kali..hari ini," kata Doni. 

Doni yang kesal sekali lalu berbenah diri. Dengan membawa mobilnya Doni mencari tempat untuk refresing. Sampailah pada tempat yang cukup asik di sebuah kafe langganannya Doni. Langsung memarkirkan mobilnya dengan baik Doni. Keluarlah dari mobil Doni masuk ke dalam kafe. Doni bertemu dengan Boy yang duduk dengan  santai sambil minum danmendengarkan band musik kesukaannya. 

"Woy..teman udah lama ke gak ke sini?," tanya Boy.

"Biasa..saya lagi sibuk dengan kerjaan," jawab Doni.

"Oh..begitu... Ya udah kita lupakan pekerjaan. Kita nikmati kebersamaan kita di kafe ini dengan alunan musik yang merdu sekali. Kesukaan saya.........," kata Boy.

"Ok..beres," saut Doni.

Boy dan Doni menikmati kebersamaannya dengan asik banget. Doni mengunakan Hpnya menfoto moment yang bagus di sekitarnya. Lagi-lagi tidak sengaja ada orang yang menyengol tangannya sampai Hpnya jatuh. Ketika Doni mau mengambi Hpnya terjatuh eh malah ke tendang beberapa orang dan sampai ke injak. Tapi dengan memaklumi keadaan kafe yang ramai Doni mulai menenangkan dirinya. Doni mengambil Hpnya di lantai.

"Syukur Hp saya gak rusak," kata Dono dalam posisi jongkok. 

Ada wanita cantik di depan Doni. 

"Mulus banget paha putih ini," kata hati Doni.

Ketika Doni mau bangun dan melihat wanita cantik di depannya.

"Dasar laki-laki brengsek...mesum," kata wanita cantik dan menampar pipi Doni.

"Parrrrr..," suara tamparan.

Wanita cantik meninggalkan Doni begitu saja. Lalu Doni kembali duduk bersama temannya Boy sambil menahan sakit karena di tampar.

"Kenapa pipi mu merah Doni ada cap tangannya?," tanya Boy.

"Biasa saya lagi sial...di tampar cewek gak jelas," kata Doni yang kesal.

"Ya...udah nikmati aja.......makan dan minuman di kafe ini saya traktir," kata Boy.

"Iya.......Boy," saut Doni.

Doni menikmati acara di kafe sambil makan dan minum. Tetap saja Doni melihat wanita yang menamparnya duduk bersama cowok yang lagi mersa dengan ceweknya. Doni pun melihatnya pun geleng-geleng kepala. Sampai berceloteh "Dasar cewek aneh." Sontak tak sengaja Boy mendengar celotehan Doni.

"Apa yang omongin Doni?," tanya Boy.

"Enggak. Lihat cewek yang duduk di sana. Terlihat kacau sekali, tapi cowoknya yang di dekati lagi bermesraan dengan cewek lain," kata Doni.

"Maksud mu Lia toh!. Sebenarnya Lia itu mengejar Bram. Tapi Lia punya rifal dalam mendapatkan hatinya Bram yaitu Yuli. Singkat cerita Yuli mendapatkan Bram. Tapi masalahnya Yuli adalah temannya Lia. Otomatis.....kisah cinta segitiga ini  berlangsung seperti itu. Alasan utama sih cepet kawin.....," kata Boy.

"Bener....bener...wanita yang kuat menghadapi persaingan cinta yang gila," kata Doni.

"Ya..begitu...lah cinta membutakan segalanya. Yang benar itu adalah hawa nafsunya....alias sex yang paling utama," kata Boy.

"Jadi gak pake..otak..dong," kata Doni.

"Bisa...jadi.....," kata Boy.

Doni pun kembali menikmati makan dan minumnya. Sedangkan Boy terus saja mendengarkan alunan musik yang bagus dari band kesukaannya. Tiba-tiba Doni ke belet pipis. Lalu beranjak Doni dari tempat duduk ke toilet. Saat pipis di kamar kecil Doni mendengar sedikit kegaduhan di luar. Doni pun menyelesaikan pipisnya keluar dari kamar kecil. Terlihat Lia bercakap dengan Bram. Tapi ternyata Bram mulai bersiasat untuk bercumbu dengan Lia. Tapi Lia pun berontak menolaknya. Doni yang mengintip dari balik pintu kamar kecil sedikit gram sekali. Bram terus melancarkan niat mau menggagahi Lia. 

Tetap Lia pun masih berontak dan ingin menampar Bram. Tapi tangan Lia di tangkap oleh Bram dan pegang sangat kuat. Lia pun mau berteriak. Doni langsung keluar dari kamar kecil dan mendatangi Bram. Tinjuan Doni yang kuat ke arah muka Bram. Lalu Bram melepaskan pegangannya ke Lia.

"Siapa kamu ini?," tanya Bram sambil ingin membales serangan Doni.

Doni langsung menjawab dengan lantang "Saya tunangan Lia." Sontak Lia dan Bram terkejut. Lalu Doni pun mendorong Bram sampai jatuh ke lantai. Dengan seribu bahasa Lia pun diam. Doni langsung memegang tangannya Lia. Dengan Segera Lia dan Doni pergi dari toilet meninggalkan Bram begitu saja.  Lalu Yuli dateng menghampiri Bram yang terluka di mulutnya akibat tonjokan yang kuat dari Doni. Sampai di luar kafe Doni lagi-lagi di tampar oleh Lia.

"Kenapa kamu menampar saya.....?," tanya Doni.

"Itu..untuk..orang yang mesum...," kata Lia.

"Tapi...kan saya tidak...melakukan perbuatan senono," pembelaan Doni.

Lia langsung menciup pipi Doni yang merah karena tamparan. Doni pun terkejut dengan ulah Lia.

"Ciuman ini untuk apa?," tanya Doni.

"Ciuman itu untuk..orang yang menolong saya  dan berani mengambil tindakan mengaku bahwa saya tunangan kamu," kata Lia.

"Itu kan cuma eksen saja," kata Doni.

"Saya sudah tahu," saut Lia.

Lia pun pergi meninggalkan Doni. Tetapi Doni pun berpikir panjang sambil melihat Lia pergi begitu saja. Doni pun mengambilkan kesimpulan di dalam dirinya dan mengejar Lia sambil berteriak "Tunggu dulu." Lia mendengar panggilan Doni dan diam di tempat.

"Saya..mau bicara. Memang sedikit lancang. Tapi mungkin ini yang terbaik buat kita berdua," kata Doni.

"Maksudnya?" tanya Lia.

"Mau..kah...menikah dengan saya. Memang terlalu cepat berbicara tentang kepastian dalam hubungan. Yang namanya menjalankan hubungan harus di mulai dengan berteman dulu agar bisa mengenal lawan jenisnya," kata Doni yang sedikit ribet.

"Saya menerima kamu jadi suami saya. Jadi kita mulai dari sekarang aja pertemanan kita," kata Lia.

"Yesssssss," teriak Doni sambil menari mengelilingi Lia.

Lia pun tertawa melihat ulah Doni yang kaya anak kecil. Lalu Doni kembali berbicara lagi dengan Lia. 

"Satu pinta saya jangan ringan tangan lagi..ya Lia," kata Doni.

Lia pun mengangkat tangan kanannya dan mau menampar Doni. Tapi ternyata Lia menahan tamparannya di pipi Doni. Sedangkan Doni sudah sedikit ketakutan dengan tindakan Lia yang mau menampar Doni. Lia akhirnya memutuskan mengelus pipinya Doni dan berkata "Saya berjanji tidak menampar kamu lagi. Tapi kalau mesum lagi saya akan menampar pipi kamu."

Doni pun mengerti dengan ucapan Lia dan menjawab "Bereslah itu." Doni dan Lia resmi jadiannya. Selang beberapa saat Doni dan Lia pun menikah dan acaranya pun di adakan di kafe. Boy sebagai teman Doni yang baik hati pun di undang di acara pernikahannya  dan  di suruh bernyayi bersama band ke sukaannya. Boy pun senang sekali sampai jingkrak kegirangan di acara pernikahan Doni dan Lia. Sedangkan Bram dan Yuli pun di undang oleh Lia untuk menunjukkan kepastian dalam hubungan anak manusia.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK