Saat sibuk membereskan semua pekerjaannya di rumah Boni mendapatkan kabar dari sebuah pesan singkat lewat sms bahwa teman-temanya di culik. Boni pun sebenarnya ragu-ragu dengan pesan singkat lewat sms. Lalu dengan inisiatif Boni mencari tahu dengan mengunakan jaringannya. Ternyata benar teman-temannya Boni di sekap di gedung tua oleh Artur dan kawan-kawan. Boni sebenarnya tidak mau ikut campur dengan sindikat narkotika di dalam jaringan ke polisian. Tapi karena berkenaan dengan nyawa teman-temannya di culik. Boni bergegas untuk pergi menuju gedung tua dengan mengunakan motor. Sampai di gedung tua Boni memarkirkan motornya. Dengan perlahan Boni masuk ke dalam gedung tua dan bertemu dengan Artur seorang preman.
"Dateng juga kamu Boni. Padahal kamu tahu ini jebakan," kata Artur.
"Ia..saya..sudah tahu. Dimana teman-teman saya yang kamu culik?," tanya Boni.
"Lihat saja sendiri di sebelah kanan kamu," jawab Artur.
Keluarlah segerombolan preman dari sebelah kanan Boni dengan membawa 2 orang sandera.
"Lepaskan mereka," teriak Boni.
"Becanda kamu," saut Artur.
Lalu ke dua sandera berteriak-teriak sangat keras meminta pertolongan pada Boni. Sontak Boni ingin menolong 2 temannya. Tapi langkah Boni terhalangi oleh preman bernama Sam yang bertubuh besar dan gendut.
"Jangan macam-macam...kamu Boni," kata Sam.
"Eeeee," gramnya Boni menahan ke kesalannya.
Tiba-tiba Boni langsung di serang oleh preman bernama Tony dari belakang dengan sebuah tongkat mengenai punggung. Boni tidak sempat untuk melakukan perlawanan karena pandangan terfokus oleh Sam yang hendak menghajarnya. Seketika Boni pun mengalami pusing dan akhirnya jatuh ke lantai dan pingsan.
"Kakak.," teriak teman-teman Boni.
Sam dan Tony mengikat tangan Boni dengan tali dan membawa ke sebuah ruangan kosong. Lalu Sam membawa air seember dan di siram ke Boni. Perlahan-lahan Boni sadar dan melihat Sam sudah di depan matanya.
"Bangun juga kamu Boni," kata Sam.
Sam pun melepaskankan tali pinggang dari celananya.
"Saya...akan menghancurkan kamu Boni," kata Sam yang bersiap untuk mencambuk Boni.
Boni pun berusaha untuk membela diri. Tapi keadaanlah yang akhirnya Boni hanya bisa menahan diri dari cambukan Sam yang sangat kuat. Dengan menahan sakit Boni sampai kulitnya terkelupas dan darah pun keluar. Sam memuaskan dirinya menghajar Boni. Setelah itu Boni di bawa ke ruangan lain di satukan dengan teman-temannya. Boni tetap sadar dan menahan rasa sakitnya sambil melihat keadaan teman-temannya baik-baik saja.
Lalu temannya Boni bernama Bagong berusaha melepaskan tali yang mengikat tangannya dengan menggunakan sebuah logam yang tajam. Dengan susah payah Bagong akhirnya berhasil melepaskan tali yang mengikatnya. Lalu segera melepaskan ikatan tali pada Boni dan temannya bernama Petruk.
"Ayo kita keluar dari sini!" kata Boni.
"Bagaimana caranya?" tanya Bagong.
"Iya...bagaimana caranya? banyak preman di sini," saut Petruk.
"Ketika mereka dateng saya akan bertarung dengan mereka satu persatu setelah itu kalian berdua kabur. Apa kalian berdua mengerti?" kata Boni memberikan arahan ke dua temannya.
"Iya," jawab Bagong dan Petruk.
Boni dan teman-temannya bersiap. Terdengarlah langkah kaki dan pintu terbuka. Terlihat sosok Sam di hadapan Boni. Padahal Boni bersembunyi di belakang pintu sedangkan teman-temannya berpura-pura terikat dan tidak berdaya di lantai. Boni langsung memukul dengan kuat Sam bagian lehernya dari belakang dengan tinjuan.
Sontak Sam merasa sakit dan berbalik arah. Lalu Boni melancarkan tinjuan ke arah muka Sam berkali-kali sampai terjatuh di lantai. Petruk dan Bagung bergerak keluar dari ruangan dengan berlari mencari jalan keluar. Boni pun mengikuti teman-teman-temannya dari belakang. Tapi ke tiganya salah perhitungan. Jalan yang di lewati bukan jalan ke luar malah jalan buntu tapi terlihat langit-langit yang terbuka oleh mata Bagong.
"Gimana sekarang?" kata Petruk.
"Saya juga Bingung," saut Boni.
Sedangkan Bagong dengan inisiatifnya mengambil pipa besi yang tertempel di dinding. Dengan susah payah Bagong berhasil menarik pipa sampai terlepas.
"Untuk apa pipa ini?" tanya Petruk.
"Untuk melarikan diri," kata Bagong.
"Bagaimana caranya?" tanya Petruk.
"Lihat sendiri," jawab Bagong.
"Semoga berhasil!" dukungan Boni.
Bagong mulai mengarahkan pipa ke salah satu dinding lalu bersiap berlari dengan cepat dan menciptakan tolakan. Bagong terbang ke langit melewati dinding yang tinggi. Bagong jatuh ke sebuah kotak kayu sampai tangan kanan terluka akibat beling. Bagong pun mencabut beling yang menancap di lengan kanannya. Darah pun keluar banyak sekali. Bagong pun berusaha menahan sakitnya.
"Teman-teman..tunggu saya untuk mencari pertolongan," kata Bagong sambil berjalan sempoyongan.
Sedangkan Boni dan Petruk terjebak oleh Tony dan kawan-kawan.
"Dimana teman kamu satu lagi?," tanya Tony.
"Sudah pergi dengan terbang ke langit seperti burung," jawab Boni.
"Cari....temannya si brengsek ini yang melarikan diri!" perintah Tony ke teman-temannya.
"iya," jawab semua preman.
Boni dan Petruk tidak bisa melarikan diri dan pasrah di tangan Tony dan teman-temannya dan kembali di masukkan ke dalam ruangan penyekapan. Bagong pun berusaha mencari pertolongan. Tapi para warga sekitar tidak mengrubis sama sekali dengan keadaan Bagong yang bersimbah darah. Bagong pun memberanikan diri ingin meminjam telpon ke sebuah Ibu-Ibu yang sedang asik menelpon di jalan. Ketika melihat Bagong dengan penuh luka ketakutan sekali Ibu-Ibu yang sedang asik menelpon dan pergi dari tempatnya berdiri. Hpnya pun terjatuh. Bagong dengan cekatan menangkap Hp Ibu-Ibu yang ketakutan. Lalu Bagong menggunakan Hp tersebut menelpon temannya Richat.
"Halo," kata Bagong.
Kontak pun terjadi. Temannya Bagong pun menaggapi dengan cepat.
"Siapa ini?," tanya Richat.
"Tolong kami," kata Bagong.
"Bagong....kamu di mana?," tanya Richat.
Tiba-tiba Bagong pun kehilangan ke sadaran dan pingsan di jalan tortoar. Padahal komunikasi sedang berlangsung. Richat pu langsung mengambil kesimpulan sendiri dan bergerak dengan beberapa teman-temannya. Sedang Ibu-Ibu yang Hp yang di pakai Bagong membawa 2 orang polisi. Terlihat oleh 2 orang polisi seorang pemuda yang terluka parah di jalan tortoar. Dengan salah satu Polisi segera menelpon unit bantuan untuk menyelamatkan pemuda yang terluka parah. Dengan waktu yang cepat datang juga mobil ambulan dan di bawalah Bagong ke rumah sakit.
Richat pun berusaha mencari informasi dengan lewat jaringannya. Akhirnya Richat mendapat lokasi Boni dan kawan-kawan. Dengan segera Richat membawa teman-temannya untuk membebaskan Boni dan teman-temannya ke sebuah gedung tua. Selang berapa saat sampai di gedung tua. Richat dan teman-temannya yang gahar langsung menyerang semua preman dengan sebuah tongkat besi.
Pertarungan sangat sengit antara 2 gang. Richat terus saja mengamuk sampai semua preman kalah dan kocar kacir. Sampai-sampai Richat menghajar Artur yang yang menghianati Boni. Sampai di ruangan penyekapan Richat membebaskan Boni dan Petruk yang terikat.
"Terima kasih..Richat," kata Boni.
"Terima kasih..Kakak Richat," saut Petruk.
"Iya...sama-sama," jawab Richat.
"Oh..gimana dengan Sam dalang dari pencurian ini?" tanya Boni.
"Kabur......kalah dalam pertarungan dengan saya," kata Richat.
"Saya..harus mencari dia...," kata Boni.
Boni pun bergerak cepat mencari Sam. Sedangkan Richat membawa Petruk ke rumah sakit untuk di obati. Dengan keadaan terluka Boni mencari Sam. Sampai di rumahnya Sam. Boni melihat Sam sudah meninggal dunia dengan luka tembakan. Lalu Boni berusaha untuk pergi dari rumah Sam tapi ternyata polisi datang dan menuduh Boni pelakunya.
Boni berusaha membela diri dengan menerangkan ke pada polisi. Tapi polisi tidak mau menerima penjelasan Boni di TKP. Boni di bawa ke polisi untuk di intrograsi. Tapi di benak Boni tahu siapa dalang berikutnya yang menjebaknya. Prediksi Boni pun akhirnya benar sekali. Seorang anggota polisi ada di tempat kejadian. Yang membunuh Sam adalah teman kerjanya di ke polisian bernama Joko.
Boni terjebak oleh sistem kerja polisi. Saat di intrograsi Joko pun ada dan memalsukan semua data untuk supaya Boni jatuh ke dalam penjara. Walau pun Boni berusaha tetap membela dirinya. Karena siasat di dalam kepolisianlah Boni mendekam di penjara dengan tuduhan membunuh anggota polisi yang bernama Sam.
"Pantaslah kalau gedung kepolisian di serang bom oleh beberapa pihak yang tidak suka. Kalau di dalam sistemnya ada penjahat berbalut seragam polisi," kata hati Boni.
Boni pasrah dengan keadaan dirinya di dalam penjara yang sunyi dan senyap.
No comments:
Post a Comment