CAMPUR ADUK

Sunday, October 3, 2021

CERITA MISTERI

Eko duduk di depan rumahnya sedang baca koran, ya sambil minum kopi dan gorengan. 

"Kebiasaan aku baca koran ini. Apa aku bawa sampai nikah, ya sarungan?!" celoteh Eko.

Eko terus membaca korannya dengan baik. Budi sampai di rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di halaman depan rumah Eko. Ya Budi duduk dengan baik dan melihat gorengan di piring di meja.

"Gorengan," kata Budi.

Budi mengambil tahu goreng dengan cabe rawit, ya di makan dengan baik. Eko, ya menghentikan baca korannya, ya koran di taruh di meja. Ya Eko beranjak dari tempat duduknya, ya ke dalam rumah langsung ke dapur membuat kopi. Budi, ya terus menikmati makan tahu goreng sama cabe rawitlah. Kopi telah jadi buat Eko, ya di bawa ke depan rumah. Sampai di depan rumah, ya Eko menaruh kopi di mejalah dan Eko duduk dengan baik.

"Kopinya Budi!" kata Eko.

"Iya," kata Budi.

Budi mengambil gelas berisi kopi di meja dan di minum dengan baik.

"Giman kerjaan Budi?!" kata Eko.

Budi menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Baiklah Eko," kata Budi.

"Ooooo baik toh. Sama dengan ku," kata Eko.

"Eko. Aku ada cerita misteri," kata Budi.

"Tumben cerita misteri. Biasanya urusan Budi kan urusan cinta, ya mencari cewek cantik yang mau di ajak nikah sama Budi," kata Eko.

"Hal urusan cewek di sampingin dulu Eko. Cerita misteri dulu!" kata Budi.

"Ok. Ceritakan cerita misteri itu!" kata Eko.

"Ada seorang pemuda yang dapat mendengarkan suara gaib. Pemuda itu mendatangi Ustad, ya minta di bacain doa pengusir ganguan dari hal yang gaib-gaib. Ustad itu membacakan ayat-ayat Al Qur'an dengan baik. Pemuda itu tetap tenang saja. Biasanya kan kalau orang kerasukan jin atau setan sekalipun di bacakan ayat-ayat Al Qur'an, pastinya kesakitan jin atau setan dan orang yang di rasukin, ya merasakan kesakitan. Ustad menyerah karena tidak bisa mengusir yang menggangu pemuda itu. Pemuda itu pun meminta ahli-ahli agama lainnya, ya di bacakan kitab ajaran agama untuk mengusir gangguan dari hal yang gaib. Tetap hasilnya sama. Pemuda itu tetap tenang saja. Pemuda itu meminta bantuan sama dukun yang ilmu hitam dan putih. Pada akhirnya, ya hasilnya tetap sama. Dukun tidak mampu mengusir ganguan pada pemuda itu. Jadi pemuda itu menerima jalan kehidupannya, ya mendengarkan suara gaib itu terus menerus dari pagi sampai malam, ya dari malam sampai pagi. Begitu terus setiap harinya," cerita Budi dengan baik.

"Semua ahli ilmu agama dan juga ilmu yang lain, ya dukun tidak bisa membantu pemuda itu dari ganguan mendengarkan suara gaib," kata Eko.

"Ya begitulah," kata Budi.

"Aku lulusan SMA, ya mana tahu ilmu gaib," kata Eko.

"Aku juga sama. Lulusan SMA, ya aku mana tahu dengan ilmu gaib," kata Budi.

"Suara gaib itu makluk apa sampai semua ahli ilmu agama kalah?!" kata Eko.

"Lanjutan ceritanya, ya makluk itu roh sih, ya bisa di bilang malaikat yang membimbing pemuda itu," kata Budi.

"Ya pantes semua ahli agama sampai ahli perdukunan tidak bisa mengalahkan malaikat. Malaikat kan memahami semua ilmu," kata Eko.

"Bagus enggak cerita misterinya?!" kata Budi.

"Ya bagus saja sih...ceritanya cerita misteri kehidupan!" kata Eko.

"Kehidupan ini kan ada hal-hal yang tidak di duga-duga di lingkungan masyarakat, ya antara benar atau tidak cerita misteri," kata Budi.

"Sama halnya cerita misteri yang di tayangkan di Tv," kata Eko.

"Jadi tetap misterinya kehidupan ini kan Eko?!" kata Budi.

"Iyalah tetap misterinya kehidupan ini. Mungkin dari sekian banyak manusia di muka bumi ini, ya pastinya ada orang yang dapat mendengarkan suara gaib," kata Eko.

"Kelebihan manusianya, ya bisa di bilang karomah kan...Eko?!" kata Budi.

"Iya!" kata Eko.

"Kalau begitu main catur apa main remi?!" kata Budi.

"Main catur saja!" kata Eko.

Eko mengambil papan catur di bawah meja dan papan catur di taruh di atas meja. Eko dan Budi, ya menyusun dengan baik bidak catur. Keduanya main catur dengan baik.

MUTIARA HITAM

Budi duduk dengan santai di depan rumah sedang main gitar dan juga bernyanyilah, ya sambi minum kopi. Lagu yang dinyanyikan Budi masih ada kaitannya dengan Papua sih.

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Tanah Papua' :

Tanah Papua tanah yang kaya
Surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
Adalah harta harapan
Tanah papua tanah leluhur
Di sana aku lahir
Bersama angin, bersama daun
Aku di besarkan
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku Papua
Tanah Papua tanah leluhur
Di sana aku lahir
Bersama angin, bersama daun
Aku di besarkan
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku Papua
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Hitam kulit keriting rambut, aku Papua
Biar nanti langit terbelah, aku aku Papua
Aku Papua, aku Papua
Aku Papua
Hitam kulitku, aku Papua
Keritin rambutku, aku Papua
Aku Papua, aku aku
Aku Papua, aku Papua

***

Abdul sampai di rumah Budi, ya memarkirkan motornya dengan baik sih di halaman rumah Budi. Abdul duduk dengan baik. Budi, ya selesai bernyanyi dan main gitarnya.

"Budi. Nyanyi lagu apa?!" kata Abdul

"Lagu berjudul 'Tanah Papua'..." kata Budi.

"Kan Budi bukan orang Papua?!" kata Abdul.

"Emang aku bukan orang Papua. Tapi aku sekedar bernyanyi saja. Karena kan Papua lagi mengadakan PON, ya acara Tv temanya olahraga. Ya menghormati dan menghargai semua orang yang berjuang di bidang olahraga di Papua gitu dengan nonton Tv saja kan sudah cukup," kata Budi.

"Ooooo....menghargai dan menghormati...orang-orang yang berlaga di bidang olahraga, ya bisa dibilang sih bintang dan artisnya olahraga," kata Abdul.

Abdul melihat sebuah lebaran koran di meja dan di ambil Abdul sih.

"Ini foto cantik banget," kata Abdul.

"Kan itu itu gambar di koran, bisa di bilang foto sih. Fotonya orang Papua," kata Budi.

"Mutiara Hitam dari Papua," kata Abdul.

"Kok jadinya Mutiara Hitam, ya Abdul?!" kata Budi.

"Mutiara biasanya warna apa?!" kata Abdul.

"Ya biasanya. Kayanya putih sih," kata Budi.

"Yang gak biasakan warna hitam?!" kata Abdul.

"Memang sih yang enggak biasa warna hitam. Mutiara warna hitam dianggap langkah lah," kata Budi.

"Orang Papua, ya warna kulitnya hitam kan?!" kata Abdul.

"Kan kenyataannya begitu. Orang Papua warna kulitnya hitam. Di lirik lagu yang aku nyanyikan juga menjelaskan dengan baik siapa orang Papua itu," kata Budi.

"Jadi penghargaannya, ya bisa kita julukin dengan Mutiara Hitam dari Papua dan juga harganya mahal," kata Abdul.

"Mutiara Hitam dari Papua," kata Budi.

"Kan sekedar obrolah pemuda yang hanya lulusan SMA saja," kata Abdul.

Abdul menaruh lebaran koran di meja.

"Nama juga obrolan pemuda lulusan SMA saja. Beda dengan lulusan Universitaslah," kata Budi.

"Obrolan ada baik dan buruknya kan Budi?!" kata Abdul.

"Memang sih. Obrolan ada baik dan buruknya. Nama juga obrolan!" kata Budi menegaskan omongan Abdul.

"Aku pinjem gitarnya Budi!" kata Abdul.

Budi menyerahkan gitar pada Abdul sambil berkata "Niee!"

Abdul mengambil gitar dari tangan Budi. Ya Budi masuk ke dalam rumah langsung ke dapur untuk membuat kopi. Abdul memainkan gitar dan bernyanyi. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Abdul dengan judul 'Apuse' :

Apuse kokon dao

Yarabe soren doreri

Wuf lenso bani nema beki pase

Apuse kokon dao

Yarabe soren doreri

Wuf lenso bani nema beki pase

Arafa Bye aswara war

Arafa Bye aswara war

Apuse kokon dao

Yarabe soren doreri

Wuf lenso bani nema beki pase

Arafa Bye aswara war

Arafa Bye aswara war

Apuse kokon dao

Yarabe soren doreri

Wuf lenso bani nema beki pase

Arafa Bye aswara war

Arafa Bye aswara war

***

Budi selesai membuat kopi, ya kopi di bawa ke depan rumah. Di depan rumah, ya Budi menaruh gelas kopi di mejalah. Abdul selesai menyanyi dan main gitarnya. Budi duduk dengan baiklah.

"Abdul. Lagu yang baru dinyanyikan lagu anak," kata Budi.

"Aku hafalnya lagu anak-anak dan juga masih kaitan dengan Papua kan Budi?!" kata Abdul.

Abdul menaruh gitar di samping kursi dan mengambil gelas berisi kopi di meja dan di minum dengan baik.

"Iya sih masih ada kaitannya dengan Papua, ya Mutiara Hitam sih. Kalau begitu, ya olahraga yuk Abdul!" kata Budi.

Abdul menaruh gelas berisi kopi di meja.

"Olahraga apa?!" kata Abdul.

"Catur!!!" kata Budi.

"Ya memang sih catur masuk dalam cabang olahraga. Aku kirain olahraga lain gitu?!" kata Abdul.

"Maksudnya Bulutangkis atau Futsal?!" kata Budi.

"Senam untuk kesehatan jantung!" kata Abdul.

"Ya sudahlahlah. Catur!!!" kata Budi.

"Ok. Catur!!!" kata Abdul.

Budi mengambil papan catur di bawah meja dan papan catur di taruh di atas meja. Budi dan Abdul menyusun dengan baik bidak catur. Keduanya main catur dengan baik.

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK