Malam yang gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acaranya olah raga voli gitu, yaaa seperti biasa sih...Budi duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Rumah Sakit Jiwa Sir Richard dikelola oleh Dokter Jogichand Khurana yang tegas dan berwibawa, bersama dengan dua dokter utama lainnya, Sunil dan Tanvi Khurana, yang merupakan putri Khurana. Tanvi telah merawat seorang pasien perempuan yang memakai nomor 36; proses perawatannya selalu penuh perhatian dan lembut, menentang cara Khurana yang tidak manusiawi dalam menangani pasien yang sakit mental. Saat ia dipulangkan, Tanvi tidak mendapatkan pengakuan atas usahanya, yang membuatnya hancur dan sejak saat itu, ia menjadi sakit hati dan bersumpah untuk tidak pernah mendekati pasien mana pun, terutama pasien nomor 36.
Seorang pemuda, Anand Rai Singh Ania, dibawa ke sanatorium mental atas perintah pengadilan. Kakak laki-lakinya meminta para dokter untuk segera menerimanya. Namun, mereka bersikeras untuk mengevaluasi kondisi mentalnya sebelum mengambil keputusan apa pun. Setelah ditanyai beberapa pertanyaan, Anand Rai Singhania tidak menunjukkan tanda-tanda kegilaan, dan para dokter menyimpulkan bahwa tidak ada yang salah dengannya. Tepat saat itu, Anand melihat seekor lalat di atas meja. Dia mencoba menangkapnya tetapi lalat itu menghindarinya. Sementara saudara laki-laki Anand bersikeras dengan para dokter, Anand tiba-tiba menjadi sangat kasar, mengambil tongkat dan menggunakannya untuk memukul semua tempat yang dihinggapi lalat itu. Hal ini meyakinkan para dokter bahwa dia memang gila, dan mereka akhirnya menerimanya.
Anand mencoba berteman dengan pasien lain di sanatorium. Sunil menjalin hubungan yang penuh perhatian dengan Anand, karena terungkap bahwa Sunil diangkat menjadi dokter oleh ayah Anand. Anand membuat keributan hampir setiap hari dan bersikap kekanak-kanakan yang membuat Tanvi kesal dan ia menuntut agar Anand dikeluarkan dari rumah sakit jiwa.
Anand, tetapi dia menolak untuk mengalah. Hal ini membuat Anand meledak dalam kemarahan yang hebat terhadap Khurana, yang mengakibatkan Khurana melakukan lobotomi terhadapnya. Karena tidak melihat jalan keluar, Sunil dan Tanvi tiba di rumah sakit jiwa untuk menyelundupkan Anand keluar sehingga dia dan Tanvi dapat melarikan diri bersama, tetapi sudah terlambat ketika Sunil mengetahui tentang lobotomi Anand. Menyadari bahwa ia lebih baik mati, Sunil dengan sedih membunuh temannya yang cacat neurologis dengan mencekiknya dengan bantal. Setelah Sunil mengaku kepada Khurana tentang tindakan eutanasia , Tanvi menjadi gila karena syok atas kematian Anand. Ia dirawat sebagai pasien di rumah sakit jiwa yang sama dan di nomor yang sama dengan Anand, yaitu nomor 36. Dr. Khurana terbukti merasa bersalah karena kehilangan putrinya sendiri karena seorang pasien di rumah sakit jiwa yang sama.
***
"Ya Eca Aura dan Danias saling mencintai gitu. Nama cewek, ya Eca Aura ingin cepat menikah karena desakan orang tua Eca Aura yang ingin nimang cucu gitu. Danias sebenarnya masih ingin pacaran lama gitu, ya nikah lebih baik di tunda karena Danias masih ingin menikmati hidup dari pada nikah gitu. Kalau nikah, ya Danias di tuntun ini dan itu sama istri dengan baik gitu. Eca Aura mendesak Danias untuk menikah gitu. Jadinya Danias sepakat nikah sama Eca Aura gitu. Jasmin, ya sahabat Eca Aura gitu. Ya Eca Aura menggelar pernikahannya di Bali gitu. Namun acara itu jadi berantakan akibat ulah Azzam teman Danias gitu. Ya Azzam tahu bahwa Danias belum siap menikah sama Eca Aura gitu. Jadi Azzam yang membuat Danias, ya sang mempelai pria, gagal hadir di acara pernikahannya sendiri. Eca Aura kecewa dengan pernikahannya gagal gitu. Jasmin pun bertekad menyatukan kembali hubungan cinta Danias dan Eca Aura. Sementara Azzam bertekad membubarkan hubungan Danias dan Eca Aura gitu. Perseteruan Jasmin dan Azzam membuat keduanya terjebak dalam berbagai kekonyolan dan aksi sabotase, ya yang puncaknya malah membuat mereka terdampar berdua di sebuah daerah asing dan terpencil. Saat mereka sedang berdua saja itulah benih-benih cinta mulai tumbuh, ya terlebih saat keduanya menghabiskan malam di sebuah perahu nelayan di pinggir pantai karena mereka tak kunjung menemukan penginapan atau angkutan yang bisa membawa mereka pulang. Sayangnya saat benih cinta mulai tumbuh di hati Azzam dan Jasmin, ya sebelumnya Jaamin telah menyetujui permintaan Ayahnya Jasmin, ya Andre untuk menikahi Jasmin dengan Damar gitu. Ya Damar anaknya Surya. Ya Surya temannya Andre dari masa kuliah sampai sekarang gitu. Namun ternyata Azzam belum mau menyerah begitu saja. Azzam berusaha mendapat kesempatan berbicara empat mata dengan ayahnya Jasmin untuk meminta restunya agar diperbolehkan menjadi pendamping hidup Jasmin. Namun rupanya rencana Azzam itu tidak berjalan mudah. Azzam di tolak Andre, ya Ayah Jasmin. Ya jadi Azzam pergi gitu. Jasmin berharap bersama Azzam, ya keadaan juga Jasmin harus menikah dengan Damar gitu. Perkiraan Azzam, ya Jasmin menikah sama Damar. Ketika Jasmin bertemu dengan Azzam, ya Jasmin tidak jadi menikah sama Damar. Andre sebagai Ayah yang baik, ya tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Jasmin untuk harus menikah sama Damar gitu. Demi Jasmin, ya kebahagiaan Jasmin, ya jadi Andre membatalkan pernikahan Jasmin sama Damar gitu. Azzam senang Jasmin tidak jadi menikah sama Damar gitu. Ya Azzam dan Jasmin menjalin kisah cinta yang baik dan ada rencana menikah gitu. Sedangkan Danias dan Eca Aura jadi menikahlah karena Jasmin dan Azzam gitu. Begitulah ceritanya!" kata Budi.
Budi selesai bercerita, ya boneka tangan di taruh di meja gitu.