CAMPUR ADUK

Thursday, October 6, 2022

BARBIE AND THE THREE MUSKETEERS

Eko duduk di teras depan rumahnya, ya sambil menikmati minum kopi dan juga makan gorengan. 

"Nyanyi ah!" kata Eko. 

Eko mengambil gitar yang di taruh di samping kursi, ya gitar di mainkan Eko dengan baik dan bernyanyi dengan baik lah. 

Lirik lagu yang dinyanyikan Budi dengan judul 'Kerinduan' :

"Di dalam hatiku menangisBila ku mengenang dirimu sayangKini jauh sudah harapan hatiYang selama ini ku rindu oh
Tiada belai kasih sayangmuTiada senyum yang manis lagiBerat masalah hatiku kiniTanpa dirimu di sisiku oh
Kini ku mengenang dirimuAku gelisah selaluJangan kau lupakan dirikuBerita ku harap darimu
Tiada belai kasih sayangmuTiada senyum yang manis lagiBerat masalah hatiku kiniTanpa dirimu di sisiku oh
Kini ku mengenang dirimuAku gelisah selaluJangan kau lupakan dirikuBerita ku harap darimu oh
Kini ku mengenang dirimuAku gelisah selaluJangan kau lupakan dirikuBerita ku harap darimu"

***
Eko selesai bernyanyi dan main gitarnya, ya gitar di taruh di samping kursi. Eko mengambil gelas berisi kopi di meja, ya di minum dengan baik kopi lah. Budi dateng ke rumah Eko, ya memarkirkan motornya dengan baik di depan rumah Eko. Ya Eko menaruh gelas berisi kopi di meja. Budi pun duduk dengan baik dekat Eko. 

"Nabi terakhir adalah Muhammad, ya kan Eko?" kata Budi. 

"Kok tumben nanya hal itu?!" kata Eko. 

"Ya karena aku nonton Tv, ya ada yang menjelaskan Nabi Muhammad, ya Nabi terakhir," kata Budi. 

"Menjelaskan Nabi Muhammad...Nabi terakhir kaya pelajaran masa sekolah saja," kata Eko. 

"Kalau di ingat dengan baik, ya kaya pelajaran sekolah sih. Aku kan belajar pelajaran ilmu agama dengan baik," kata Budi. 

"Sejarah Islam sampai sekarang kan Budi?" kata Eko. 

"Memang sejarah juga, ya sampai sekarang," kata Budi. 

"Berdasarkan pendidikan agama Islam. Nabi terakhir, ya Nabi Muhammad. Setelah itu, ya para sahabat Nabi, ya sampai pemimpin lah," kata Eko. 

"Di dalam sejarah. Umat Islam di uji dari internal sampai eksteral," kata Budi. 

"Hidup ini antara baik dan buruk," kata Eko. 

"Memang hidup ini antara baik dan buruk. Maka umat Islam terpecah jadi banyak, ya berbeda-beda setiap golongan Islam yang ini dan itu, ya heterogen gitu," kata Budi. 

"Heterogen. Tetap Islam kan Budi?" kata Eko. 

"Memang tetap Islam," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Jika terjadi perselisihan dalam golongan-golongan Islam. Pertanyaan ku, ya mana yang benar?" kata Budi. 

"Kalau masalah perselisihan sih. Mau golongan-golongan Islam. Atau agama lain. Itu sih mudah Budi. Tanyanya aja dengan Roh!" kata Eko. 

"Tanya sama Roh. Aku kan tidak bisa tanya sama Roh. Aku kan bukan manusia yang dapat melampaui batasan manusia, ya bisa mendengarkan Roh," kata Budi. 

"Aku juga sama Budi. Tidak bisa mendengarkan Roh. Jadi cara lain, yaitu : yakin pada aturan yang ada dan tidak mengubahnya. Sudah di anggap benar. Dan menjauhkan diri dari perselisihan antara golongan-golongan Islam dan agama lain. Main aman gitu!" kata Eko. 

"Main aman. Jalan baik. Tenang dan damai," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Hidup ini kan di nikmati dengan baik dengan cara baik gitu," kata Budi. 

"Omongan Budi benar lah!" kata Eko. 

"Hidup kita ini. Enak karena damai gitu. Kalau di sisi lain, ya berita di Tv tentang perang dan bencana, ya kasihan juga kehidupan manusia yang di uji kehidupan mereka itu," kata Budi. 

"Nama hidup ini. Pasti ada ujian. Dari hal kecil sampai hal besar. Kalau keadaan kita baik, ya banyak-banyak bersyukur dengan baik lah," kata Eko. 

"Bersyukur dengan baik. Alhamdulillah hirobbil alamin," kata Budi. 

"Amin!!!" kata Eko. 

"Amin juga!!!" kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

"Ya sekedar obrolan lulusan SMA!" kata Budi. 

"Ya memang sekedar obrolan lulusan SMA. Dunia lebih banyak lebih baik dari kita, ya obrolannya kaya acara Tv dan Radio," kata Eko. 

"Kalau begitu aku bercerita pake wayang, ya sekedar cerita!" kata Budi. 

"Aku jadi penonton yang baik!" kata Eko. 

Budi mengambil wayang di taruh di kursi, ya yang naruh wayang Eko lah. Budi memainkan wayang dengan baik, ya bercerita dengan baik gitu. Eko menonton pertunjukkan wayang Budi dengan baik lah. 

Isi cerita yang di ceritakan Budi :

Di Prancis era 1600-an, seorang gadis berusia tujuh belas tahun bernama Corinne, yang tinggal di sebuah peternakan bersama ibunya, bermimpi menjadi seorang Musketeer seperti ayahnya D'Artagnan. Anak kucingnya, Miette, bermimpi menjadi "mus-cat-eer".

Namun sayangnya ketika mereka sampai di Paris, hal-hal tidak berjalan seperti yang diharapkan Corinne. Dia diolok-olok oleh orang lain, terutama sepupu dan penasihat Pangeran, Phillippe. Anjingnya, Brutus, mencuri suratnya kepada Monsieur Treville dan melarikan diri ke kastil. Corinne mendapatkannya kembali, tetapi Brutus merusaknya. Setelah melakukan konservasi dengan Treville, dia mengatakan padanya bahwa dia belum siap. Tapi Brutus yang jahat mengejar Miette menuju kastil, membuat skenario yang lebih buruk dengan tiga pelayan istana. Corinne bertemu Madame de Bosse, yang mempekerjakannya sebagai pelayan istana lainnya. Setelah seharian bekerja keras, salah satu pelayan, Aramina, meyakinkan dua lainnya, Viveca dan Renee, untuk membiarkan Corinne dan Miette tinggal. Mereka berteman satu sama lain dan memaafkannya atas apa yang terjadi.

Keesokan harinya di tempat kerja, Corinne bertemu Pangeran Louis untuk pertama kalinya. Setelah berbicara dengan Phillippe tentang penemuan balon udara panasnya, sebuah lampu gantung jatuh dan hampir meremukkan Louis tetapi dia bergerak tepat pada waktunya. Corinne, Viveca, Aramina dan Renee memamerkan keterampilan musketeer mereka untuk mempertahankan diri dari pecahan lampu gantung. Corinne menemukan permata di sebelah tali lampu gantung yang tampaknya telah dipotong. Corinne memberi tahu teman-temannya tentang mimpinya menjadi musketeer dan tiga gadis dengan bersemangat mengungkapkan bahwa mereka juga memiliki mimpi yang sama.

Pembantu tua, Helen, sengaja mendengar percakapan mereka dan membawa mereka melalui jalan rahasia, di mana dia membawa mereka ke ruang pelatihan musketeer tua yang terlupakan dan setuju untuk melatih keempat gadis itu untuk menjadi musketeer sejati.

Suatu hari, ketika Corinne sedang membersihkan, dia melihat Louis tergantung dari balon udara panasnya dan menyelamatkan hidupnya. Dia berterima kasih padanya dan mereka langsung jatuh cinta. Saat berada di atas balon, dia melihat tali yang terpasang telah dipotong, seperti lampu gantung. Ketika Louis dengan bingung mengatakan perempuan tidak bisa menjadi penembak, Corinne pergi dengan marah dan memberi tahu teman-temannya apa yang terjadi. Helen memperingatkan mereka untuk tetap membuka mata dan telinga terhadap musuh, jika tidak, Pangeran Louis akan berada dalam bahaya besar. Miette menyelinap ke kastil, dengan bantuan kuda Corinne, Alexander, untuk bergabung dengan pelatihan bersama Corinne dan teman-temannya. Akhirnya, pelatihan mereka selesai.

Suatu malam, Corinne, Viveca, Aramina, dan Renee memutuskan untuk merayakan keterampilan musketeer mereka. Saat berjalan melalui jalan-jalan yang gelap dan sepi, mereka bertemu dengan pria yang dipimpin oleh seorang pria bernama Regent yang mengeluarkan pisau yang disadari Corrine cocok dengan permata yang dia temukan di sebelah tali lampu gantung. Mereka menemukan orang-orang Bupati menyelundupkan senjata ke dalam pesta topeng untuk membunuh Louis sehingga sepupunya yang jahat, Phillippe, akan menjadi raja baru.

Mereka mencoba memberi tahu Treville tetapi tidak ada yang percaya dan mereka dilarang masuk kastil. Mereka memakai penyamaran dan menyelinap ke dalam bola tanpa tertangkap. Pangeran memilih untuk berdansa dengan Corinne. Meskipun dia tidak mengenalinya dengan topengnya, dia merasa dia mengenalnya. Para antek menyerang ; mereka menangkap Treville dan penembak jitu lainnya, melawan gadis-gadis dan melemparkan Louis ke lorong-lorong di mana Phillipe mengejarnya ke atap.

Pada akhirnya, setelah melarikan diri dari para pria dan membebaskan Treville dan para penembak, Corinne menyelamatkan Louis tepat pada waktunya dan mereka menangkap Phillippe, Regent, Brutus, dan anak buah mereka. Corinne, Viveca, Aramina, dan Renee melepas topeng mereka dan Corinne dan Louis berdamai. Louis menamai mereka musketeer kerajaan pada hari penobatannya. Helen mengambil tempat Madame de Bosse dan Madame de Bosse dijadikan pelayan sebagai hukuman karena begitu jahat dan suka memerintah. Ibu Corinne bangga putrinya akhirnya menjadi musketeer. Louis menawarkan untuk mengajak Corinne naik balon lagi, tapi sebelum dia bisa mengatakan ya, Treville menerima kabar tentang rencana melawan raja. Corinne dan ketiga sahabatnya menaiki kuda mereka, berteriak, "Semua untuk satu, dan Satu untuk semua!" dan melambaikan tangan kepada Louis dan kerajaan saat mereka berkendara dengan gembira menuju matahari terbenam pada petualangan mereka berikutnya untuk menyelamatkan hari lain.

***

Ya Budi cukup lama bercerita pake wayang, ya akhirnya selesai juga. Wayang di taruh di kursi kosong sama Budi. Eko memuji pertunjukkan wayang Budi, ya begitu juga dengan ceritanya bagus gitu. 

"Kalau ngomongin urusan cinta. Rindu pada cewek yang di sukai terjadi dengan baik," kata Budi.

"Atau ceweknya rindu dengan cowok. Dekat rasa seperti apa? Jauh rasa seperti apa?" kata Eko.

"Rasanya cinta. Menyenangkan hati," kata Budi.

"Memang rasa senang. Bahagia," kata Eko.

"Yang di sayangkan. Hubungan cinta mengalami masalah sampai putus atau cerai," kata Budi.

"Ujian cinta. Yang bisa bertahan, ya tetap bersatu. Yang tidak bisa bertahan, ya putus atau cerai," kata Eko.

"Cinta dan cinta. Kisahnya ada yang baik dan buruk," kata Budi. 

"Emmmm," kata Eko. 

Eko dan Budi, ya memutuskan melanjutkan acara main catur dengan baik gitu. 

CAMPUR ADUK

MUMBAI XPRESS

Malam gelap bertabur bintang di langit. Setelah nonton Tv yang acara sepak bola. Budi duduk dengan santai di depan rumahnya sedang baca cerp...

CAMPUR ADUK