Malam yang gelap, yaaa ada bulan purnama bersinar dengan terang gitu. Setelah nonton Tv yang acaranya musik pop gitu....Budi seperti biasa sih, yaaa duduk santai di depan rumahnya sedang membaca cerpen yang cerita menarik, ya sambil menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu.
Isi cerita yang di baca Budi :
Sekitar pukul 00:30 pada tanggal 11 Oktober 2017, saat berjalan di tepi Sungai Tama, yaaa seorang pria memukul orang lain hingga tewas dan membakarnya.
Di Pusat Penahanan Yokohoma, Shigemori, seorang pengacara pembela kriminal, dan Kawashima, asistennya, bertemu Misumi, tersangka, yang didakwa melakukan perampokan dan pembunuhan. 30 tahun yang lalu, Misumi pertama kali didakwa melakukan perampokan dan pembunuhan tetapi hakim – ayah Shigemori – memutuskan untuk tidak menerima hukuman mati; Misumi baru-baru ini dirilis. Menurut pengacara sebelumnya, Settsue, yang baru saja menyerahkan kasus ini kepada Shigemori, Misumi sering mengubah ceritanya.
Misumi menyatakan bahwa orang yang dia bunuh adalah pemilik pabrik makanan di Kawasaki tempat dia baru saja dipecat dan dia melakukan pembunuhan itu untuk melunasi sejumlah hutangnya. Dia juga mengaku telah melakukan tindakan tersebut saat berada di bawah pengaruh, namun Settsue membantah bahwa terakhir kali, dia mengklaim bahwa dia telah mempertimbangkan tindakan tersebut selama beberapa waktu. Misumi menyatakan bahwa setelah membunuhnya, dia berlari kembali ke pabrik untuk mengambil bensin dan saat membakarnya, dia membakar tangannya sendiri.
Shigemori dan Kawashima memutuskan bahwa strategi hukum terbaik adalah mengurangi tuntutannya. Suatu hari, saat berjalan melewati TKP, mereka melihat sebuah salib di tanah akibat kebakaran dan seorang gadis remaja yang berjalan pincang, dan curiga dia ada hubungannya dengan kasus tersebut. Setelah melihat rekaman video pengawasan dan memeriksa dompetnya, mereka menentukan bahwa Misumi mengambil dompet tersebut setelah melakukan pembunuhan, jadi tuduhannya adalah pencurian dan pembunuhan, dan mereka membantah niatnya untuk mencuri. Shigemori mengunjungi keluarga korban dengan membawa surat yang ditulis oleh Misumi yang ditujukan kepada mereka; dia bertemu dengan putri remajanya - gadis pincang - dan istrinya, yang menolak memaafkan Misumi. Sementara itu, Kawashima mewawancarai para pekerja di pabrik dan mengetahui bahwa Misumi bertengkar dengan pemilik pabrik mengenai gajinya; Shigemori memutuskan bahwa meskipun dia tidak mengetahui faktanya, mereka sebaiknya membela Misumi dengan berargumentasi bahwa motifnya adalah dendam karena dipecat.
Ketiganya mengunjungi Misumi lagi, kali ini menunjukkan kepadanya sebuah majalah yang mungkin dia temui yang memuat artikel tentang seorang istri yang membayar seorang pria untuk membunuh suaminya demi asuransi. Menghubungkannya dengan 500.000 yen yang ditransfer ke rekening bank Misumi sesaat sebelum pembunuhan terjadi, pengacara beralasan bahwa Misumi disewa oleh istri pemilik untuk membunuh suaminya. Misumi setuju. Dia kemudian menyatakan istri pemilik menghubunginya dua minggu sebelum pembunuhan dan setelah pembunuhan, mengatakan kepadanya bahwa jika dia tidak melibatkannya, dia akan menjaganya. Pengacara melihat hal ini sebagai peluang untuk melemahkan kasus Misumi dengan melibatkan istri dalam konspirasi dan membantu serta bersekongkol.
Sepulang sekolah, Shigemori membuntuti Sakie, putri korban. Ayahnya memberitahunya bahwa Misumi membunuh demi uang dan tidak membuang waktu untuk mencari tahu, tapi Shigemori percaya bahwa motifnya berbeda dan melakukan perjalanan ke Rumoi, kampung halaman Misumi. Dalam perjalanan, dia membaca kartu pos Misumi yang ditujukan kepada ayahnya, di mana dia ingat bermain di salju bersama putrinya, Megumi; Shigemori membayangkan dirinya berada di sana bersama mereka.
Di Rumoi, Shigemori dan Kawashima mengunjungi pria yang menangkap Misumi atas perampokan dan pembunuhan pertamanya; dia mengklaim bahwa meskipun motif resminya adalah dendam, dia berspekulasi bahwa pengacaranya memaksanya untuk mengklaim hal itu untuk menghindari hukuman mati. Mereka pergi ke bar dan bertanya kepada seorang pria apakah Misumi telah mengirimkan uang kepada putrinya yang terasing, Megumi, atau mencoba menghubunginya, tetapi dia mengaku tidak tahu dan menyatakan bahwa Misumi ingin dia mati dan tidak akan bersaksi untuknya.
Kembali ke Yokohama, Shigemori menyusul Sakie dan memberitahunya bahwa Misumi mungkin menyukainya karena Megumi juga pincang. Dia mengunjungi istri korban dan menyiratkan bahwa dia mungkin telah melakukan hubungan seksual dengan Misumi, sehingga membuatnya marah. Sakie bertanya mengapa dia tidak mengakui bahwa pembayaran itu untuk kesalahan pelabelan makanan dan bukan pembunuhan; dia menjawab bahwa bisnis mereka akan runtuh. Sebelum sidang pertama, Shigemori meminta Misumi untuk menyangkal niat mencuri dompet tersebut. Misumi setuju tapi berbalik dan bertanya apakah dia benar-benar percaya pada cerita tentang pencurian dan asuransi jiwa, atau sekadar menganggapnya sebagai strategi hukum yang lebih baik.
Selama persidangan, istri korban bersaksi bahwa uang 500.000 yen itu ada hubungannya dengan bisnis, sehingga mengganggu rencana pembela. Saat sidang ditunda, Shigemori bertemu dengan Sakie, yang mengklaim bahwa korban - ayahnya sendiri - telah melakukan pelecehan seksual selama bertahun-tahun dan dia menyindir Misumi bahwa dia ingin dia mati. Dalam rangkaian mimpi, Shigemori melihat gadis itu dan Misumi di TKP pada saat pembunuhan.
Shigemori mengonfrontasi Misumi tentang pernyataan Sakie dan akhirnya, Misumi mengubah pernyataannya, mengklaim bahwa uang itu memang untuk operasi bisnis kotor dan dia tidak melakukan pembunuhan, Settsue memandangnya sebagai kebohongan dan meyakinkannya untuk mengaku bersalah untuk menghindari kematian. penalti. Dia juga menegaskan bahwa dia mengirimkan uang dari dompet ke Megumi dan membakar tangannya pada malam sebelumnya saat membuat api unggun. Dengan enggan, Shigemori setuju dengannya dan memutuskan untuk menyetujui pernyataan barunya.
Segera sebelum persidangan dilanjutkan, Shigemori berusaha meyakinkan Sakie untuk tidak bersaksi bahwa Misumi membunuh ayahnya untuk menyelamatkannya guna memberi Misumi kesempatan untuk menang. Selama persidangan, Sakie menyatakan bahwa dia tidak percaya Misumi membunuh ayahnya demi uang dan tidak menginginkan hukuman mati atas dirinya. Misumi mengklaim bahwa dia dipaksa oleh jaksa dan pengacaranya untuk mengklaim bahwa dia melakukan pembunuhan tersebut meskipun dia tidak pernah melakukannya. Sidang terpaksa ditunda namun segera dilanjutkan dengan penuntutan yang kini juga harus menunjukkan kesalahan Misumi. Pada akhirnya, hakim memenangkan penuntutan dan menjatuhkan hukuman mati pada Misumi. Setelah persidangan, Shigemori bertemu Sakie, yang mengatakan bahwa dia setuju dengan Misumi - bahwa tidak ada seorang pun di sana yang mengatakan kebenaran dan siapa yang memutuskan siapa yang harus menghakimi orang lain?
Shigemori mengunjungi Misumi lagi dan bertanya-tanya mengapa dia menyangkal melakukan kejahatan tersebut - mungkin untuk melindungi Sakie agar tidak mengungkapkan dirinya sebagai korban kekerasan seksual. Misumi tidak setuju atau tidak setuju, malah bertanya pada Shigemori apakah penafsiran itulah yang membuatnya menyetujui perubahan permohonannya, yaaa yang menurutnya adalah bagian dari perubahan tersebut. Misumi menyatakan bahwa dia tidak percaya bahwa dia seharusnya dilahirkan karena keberadaannya menyakiti orang-orang di sekitarnya, tetapi jika apa yang dikatakan Shigemori benar, itu berarti dia pun dapat membantu seseorang, tapi mungkin Shigemori hanya ingin percaya bahwa itu benar. Shigemori pergi dan, berdiri di persimpangan, menatap ke langit.
***
Budi selesai baca cerpen yang ceritanya bagus, ya buku di tutup dan buku di taruh di bawah meja gitu.
"Emmm," kata Budi.
Budi menikmati minum teh dan makan singkong goreng gitu. Eko datang ke rumah Budi, ya motor di parkirkan dengan baik di depan rumah Budi. Eko duduk dengan baik, ya dekat Budi gitu.
"Emmm," kata Eko.
"Hidup ini....tetap sama kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa hidup ini...memang sama!" kata Eko.
"Manusia tetap berdebat dengan baik tentang apakah Nabi Isa, yaaa Tuhan....atau bukan?" kata Budi.
"Berdebat tujuan mencari kebenaran kan Budi?" kata Eko.
"Iya sih.....perdebatan tujuan mencari kebenaran sih bedasarkan data-data dari kitab ajaran ini dan itu. Seperti perdebatan di acara Tv, yaaa mencari kebenaran gitu," kata Budi.
"Obrolan penuh dengan pro dan kontra," kata Eko.
"Realitanya jadinya pro dan kontrak...obrolan, yaaa perdebatan gitu," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Apakah mungkin ya?" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Cerita Hindu...tentang Karna dan Pandawa 5, yaaa anak-anak...Dewa kan Eko?" kata Budi.
"Yaaa memang sih...Karna dan Pandawa 5....ceritanya anak Dewa gitu!" kata Eko.
"Berarti bedasarkan cerita Hindu, yaaa jadi...bisa saja pendapat menjelaskan Nabi Isa, yaaa anak Tuhan dan pada akhirnya jadi Tuhan," kata Budi.
"Ya mungkin sih...pendapat itu terjadi berdasarkan dasar kesamaan gitu. Seperti cerita Yunani tentang Hercules adalah anaknya Dewa Zeus dan pada akhirnya Hercules...jadi Dewa...gitu," kata Eko.
"Berarti sama aja....seperti cerita Krisna adalah Dewa gitu," kata Budi.
"Masa lalu tetap masa lalu. Masa sekarang tetap masa sekarang," kata Eko.
"Dasar masa lalu, ya pada akhirnya masa sekarang jadi perdebatan antara benar atau tidaknya....Nabi Isa adalah Tuhan?" kata Budi.
"Urusan perdebatan itu, ya bisa selesai sih kalau Nabi Isa menyatakan dirinya dengan baik bahwa dirinya adalah utusan Tuhan, yaaa bukan Tuhan," kata Eko.
"Memang bener sih...omongan Eko sih. Untuk menyelesaikan perdebatan tentang Nabi Isa atau Yesus, ya Tuhan atau bukan? Yaaa pernyataan Nabi Isa sendiri yang menyatakan dirinya adalah utusan Tuhan, yaaa bukan Tuhan," kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Kayanya pernyataan Nabi Isa adalah utusan Tuhan di tulis di kitab ajaran," kata Budi.
"Bagi yang membaca dengan baik kitab ajaran sih, ya akan tahu sendiri jawabannya," kata Eko.
"Bener sih omongan Eko!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Eko.
"Memang sekedar bahan obrolan lulusan SMA!" kata Budi.
"Emmm," kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Yaaa kalau begitu sih....main permainan kera sakti dan siluman.....saja Budi!" kata Eko.
"Ya oke main permainan kera sakti dan siluman...!" kata Budi.
Budi mengambil permainan di bawah meja, ya permainan di taruh di atas meja. Eko dan Budi main permainan kera sakti dan siluman....dengan baik gitu.
"Aku mau cerita Budi!" kata Eko.
"Eko mau cerita, yaaa silakan Eko bercerita dengan baik gitu!" kata Budi
"Begini ceritanya!" kata Eko.
"Emmm," kata Budi.
"Jasmin berjuang mempertahankan hidup demi anaknya Eca Aura dengan menjadi pembersih WC di sebuah klub malam dangdut murahan di pinggiran kota bernama Merem Melek. Jasmin bersahabat dengan beberapa penyanyi dangdut itu. Mereka mengingatkan Jasmin agar jangan meninggalkan Eca Aura dengan Danias, pacar Jasmin. Saat malam hari, terjadi perkelahian di depan klub yang memancing polisi, sahabat Jasmin, Ayu mengajak Jasmin untuk turut kabur, membuat Jasmin pulang lebih awal. Ketika sampai di rumah, Jasmin melihat Danias melecehkan Eca Aura. Jasmin segera mengajak Eca Aura kabur ke jalanan. Beruntung Ayu bersedia menampung mereka bersama suaminya, Bang Andre. Ayu mengantar Eca Aura ke sekolah, tetapi Ayu malah membuat Eca Aura bolos dan berbelanja bersama di pasar. Kang Wendy, orang yang dikenal Ayu sebagai penyalur wanita desa untuk menjadi tenar di kota, bertemu dengannya dan Eca Aura. Kang Wendy bertandang ke rumah Ayu dan berkata bahwa lowongan yang tersedia, ada kepada Eca Aura untuknya bekerja di hotel bintang lima. Semua teman-temannya menyarankan Jasmin untuk menyetujuinya demi masa depan Eca Aura. Ternyata, Kang Wendy adalah anggota sindikat perdagangan perempuan yang menyalurkan wanita kampung yang masih polos ke Jakarta dan nanti dijual untuk dijadikan sesuatu oleh pembelinya. Ayu yang juga ingin cepat-cepat terkenal, membawa Eca Aura pada malam hari saat Jasmin tengah bekerja. Mereka bertemu Kang Wendy dan berangkat ke Jakarta. Bang Andre menjemput Jasmin untuk kembali ke rumah dan mengetahui Ayu dan Eca Aura menghilang. Ayu dan Eca Aura terpisah di Jakarta. Ayu mendengar pembicaraan mengenai itikad Wendy sebenarnya. Ayu pun kabur. Jasmin yang masih bersedih atas hilangnya Eca Aura, bertemu Ayu yang memberikan foto Eca Aura yang dinikahi seorang pria di luar negeri. Ada secercah harapan bagi Jasmin untuk menemukan anaknya karena Ayu bersedia menjadi saksi kalau mereka melapor ke polisi. Begitulah ceritanya!" kata Eko.